Saturday, July 29, 2017

√ Laporan Pendahuluan Low Back Pain (Lbp), Download Dalam Bentuk Doc Dan Pdf

Masih wacana laporan pendahuluan, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan low back pain yang dalam bahasa Indonesia berarti nyeri punggung serpihan bawah.

menyerupai biasa file laporan pendahuluan LBP ini pun kami bagikan dalam bentuk dua versi file yaitu doc dan pdf.

untuk mend0wnl0ad LP LBP silahkan klik link dibawah ini :
untuk melihat isi file laporan pendahuluan LBP yang kami bagikan silahkan lihat dibawah ini :


Laporan Pendahuluan low back pain (LBP)


Definisi

Nyeri yaitu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akhir dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial.

Definisi keperawatan wacana nyeri yaitu apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya, yang ada kapanpun orang tersebut mengatakannya.

Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri yaitu bahwa semua nyeri yaitu nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh lantaran itu, keberadaan nyeri yaitu menurut hanya pada laporan pasien.

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah yaitu suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1.

Low Back Pain (LBP) yaitu suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering kalau ada trauma secara tiba-tiba dan sanggup menjadi kronik pada persoalan kehidupan menyerupai fisik, mental, social dan ekonomi.


Etiologi

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari banyak sekali persoalan muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, persoalan diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai).

Penyebab lainnya mencakup obesitas, gangguan ginjal, persoalan pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan persoalan psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akhir gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akhir keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas


Patofisiologi

Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif sanggup dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain.

Reseptor nyeri (nosiseptor) yaitu ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat bersahabat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimulasi serabut ini menjadikan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan menjadikan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan bekerjasama dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang sanggup meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri mencakup histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P.

Prostaglandin dimana zat tersebut yang sanggup meningkatkan imbas yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri yaitu endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.

Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan kawasan memproses sensori, dimana semoga nyeri sanggup diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akhir input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi lantaran adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.

Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis sanggup dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, banyak sekali ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap sanggup memberikanperlindungan yang maksimal terhadap sum-sum tulang belakang.

Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada dikala berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah digunakan akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, persoalan postur, persoalan struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang sanggup berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi sanggup menjadikan pementingan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang menjadikan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.

Fathway LBP



Manifestasi Klinis

Pasien biasanya engeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung kronis dan kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan penjalarannya sepanjang serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat ketidaknyamanan yang dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang menjadikan nyeri memperlihatkan iritasi serabut saraf.

Pemeriksaan fisik sanggup menemukan adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan deformitas yang diakibatkan oleh spasme akan menghilang.

Kadang-kadang dasar organic nyeri punggung tak sanggup ditemukan. Kecemasan dan stress sanggup membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung bawah bisa merupakan anifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita menyidik pasien dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali kekerabatan keluarga, variable lingkungan dan situasi kerja.


Pemeriksaan Diagnostik

Prosedur diagnostik perlu dilakukan pada pasien yang mendertita nyeri punggung bawah. Sinar X- vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi, osteoartritis atau sc0l1osis. Computed Tomografi (CT) berkhasiat untuk mengetahui penyakit yang mendasari, menyerupai adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan persoalan diskus intervertebralis. USG sanggup membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis. MRI memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang.


Pemeriksaan Penunjang
  • Sinar X vertebra ; mungkin memperlihatkan adanya fraktur,dislokasi,infeksi,osteoartritis atau sc0l1osis.
  • Computed tomografhy ( CT ) : berkhasiat untuk mengetahui penyakit yangmendasari menyerupai adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan persoalan diskus intervertebralis.
  • Ultrasonography : sanggup membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
  • Magneting resonance imaging ( MRI ) : memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang.
  • Meilogram dan discogram : untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi atau protrusi diskus.
  • Venogram efidural : Digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural
  • Elektromiogram (EMG) : digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf tulang belakang ( Radikulopati ).

Penatalaksanaan

Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 ahad dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 hingga 3 hari. Posisi pasien dibentuk sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang sanggup mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal. Bagian kepala kawasan tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk lututnya atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari lantaran akan memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan “konservatif aktif” dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 hingga 13 kg beban traksi. Traksi memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.

Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa mencakup pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres lembab dan panas, bak bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi bak bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan persoalan kardiovaskuler lantaran ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang sanggup meningkatkan ketidaknyamanan akhir pembengkakan pada stadium akut.

Obat-obatan mungkin diharapkan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik digunakan untuk memutus bulat nyeri, relaksan otot dan penenang digunakan untuk menciptakan relaks pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga sanggup mengurangi nyeri. Obat antiinflamasi, menyerupai aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), berkhasiat untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek sanggup mengurangi respons inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akhir gangguan iskemia.


Konsep Asuhan Keperawatan LBP

Pengkajian

Pasien nyeri pungung dibimbing untuk menjelaskan ketidaknyamanannya (missal lokasi, berat, durasi, sifat, penjalaran dan kelemahan tungkai yang berhubungan). Penjelasan mengenai bagaimana nyeri timbul dengan tindakan tertentu atau dengan aktifitas dimana otot yang lemah digunakan secara berlebihan dan bagaimana pasien mengatasinya. Informasi mengenai pekerjaan dan aktifitas rekreasi sanggup membantu mengidentifikasi area untuk pendidikan kesehatan.

Selama wawancara ini, perawat sanggup melaksanakan observasi terhadap postur pasien, kelainan posisi dan cara jalan. Pada investigasi fisik, dikaji lengkungan tulang belakang, Krista iliakan dan kesimetrisan bahu. Otot paraspinal dipalpasi dan dicatat adanya spasme dan nyeri tekan. Pasien dikaji adanya obesitas lantaran dapay menimbulkan nyeri punggung bawah.


Diagnosa Keperawatan
  • Nyeri b.d persoalan muskuloskeletal
  • Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan
  • Kurang pengetahuan b.d teknik mekanika tubuh melindungi punggung
  • Perubahan kinerja tugas b.d gangguan mobilitas dan nyeri kronik
  • Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh b. d obesitas

Intervensi dan Implementasi

1.Meredakan nyeri

Untuk mengurangi nyeri perawat sanggup menganjurkan tirah baring dan pengubahan posisi yang ditentukan untuk memperbaiki fleksi lumbal. Pasien diajari untuk mengontrol dan menyesuaikan nyeri yang dilakukan melalui pernafasan diafragma dan relaksasi sanggup membantu mengurangi tegangan otot yang berperan pada nyeri punggung bawah. Mengalihkan perhatian pasien dari nyeri dengan aktifitas lain missal membaca buku, menonton TV maupun dengan imajinasi (membayangkan hal-hal yang menyenangkan dengan memusatkan perhatian pada hal tersebut).

Masase jaringan lunak dengan lembut sangat berkhasiat untuk mengurangi spasme otot, memperbaiki peredaran darah dan mengurangi pembendungan serta mengurangi nyeri. Bila diberikan obat perawat harus mengkaji respon pasien pada setiap obat.

2.Memperbaiki mobilitas fisik

Mobilitas fisik dipantau melalui pengkajian kontinu. Perawat mengkaji bagaimana pasien bergerak dan berdiri. Begitu nyeri punggung berkurang, aktifitas perawatan diri boleh dilakukan dengan regangan yang minimal pada struktur yang cedera. Perubahan posisi harus dilakukan perlahan dan dibatu bila perlu. Gerakan memutar dan melenggok perlu dihindari. Pasien didorong untuk berganti-ganti aktifiats berbaring, duduk dan berjalan-jalan dalam waktu lama. Perawat perlu mendorong pasien mematuhi aktivitas latihan sesuai yang ditetapkan, latihan yang salah justru tidak efektif.

3.Meningkatkan mekanika tubuh yang sempurna

Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar.

4.Pendidikan kesehatan

Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar

5.Memperbaiki kinerja tugas

Tanggung jawab yang bekerjasama dengan tugas mungkin telah berubah semenjak terjadinya nyeri punggung bawah. Begitu nyeri sembuh, pasien sanggup kembali ke tanggung jawab kiprahnya lagi. Namun bila aktifitas ini kuat terhadap terjadinya nyeri pungung bawah lagi, mungkin sulit untuk kembali ke tanggung jawab semula tersebut tanpa menanggung resiko terjadinya nyeri pungggung bawah kronik dengan abnormalitas dan depresi yang diakibatkan.

6.Mengubah nutrisi dan penurunan berat tubuh

Penurunan BB melalui penyesuaian cara makan sanggup mencegah kekambuhan nyeri punggung, dengan melalui planning nutrisi yang rasional yang mencakup perubahan kebaisaaan makan untuk mempertahankan BB yang diinginkan.


Evaluasi

1.Mengalami peredaan nyeri
  • Istirahat dengan nyaman
  • Mengubah posisi dengan nyaman
  • Menghindari ketergantungan obat

2.Menunjukkan kembalinya mobilitas fisik
  • Kembali ke aktifitas secara bertahap
  • Menghindari posisi yang menimbulkan yang menimbulkan ketidaknyamanan otot
  • Merencanakan istirahat baring sepanjang hari

3.Menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung
  • Perbaikan postur
  • Mengganti posisi sendiri untuk meminimalkan stress punggung
  • Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik
  • Berpartisipasi dalam aktivitas latihan

4.Kembali ke tanggung jawab yang bekerjasama dengan tugas
  • Menggunakan teknik menghadapi persoalan untuk beradaptasi dengan situasi stress
  • Memperlihatkan berkurangnya ketergantungan kepada orang lain untuk perawatan diri
  • Kembali ke pekerjaan bila nyeri punggung telah sembuh
  • Kembali ke gaya hidup yang produktif penuh

5.Mencapai BB yang diinginkan
  • Mengidentifikasi perlunya penurunan BB
  • Berpartisipasi dalam pengembangan planning penurunan BB
  • Setia dengan aktivitas penurunan BB

Daftar Pustaka :
  • Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
  • Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
  • Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000
  • Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com