Saturday, July 15, 2017

Sejarah Dan Pembuktian Teori Big Bang

Sejarah mencatat ada banyak sekali macam teori mengenai asal permintaan  Sejarah dan Pembuktian Teori Big Bang


Sejarah mencatat ada banyak sekali macam teori mengenai asal permintaan sistem tata surya dan alam semesta. Masing-masing teori mempunyai kelebihan dan kelemahan dari segi informasi. Namun, para jago astronom menyatakan bahwa teori Big Bang yaitu teori yang paling populer dan paling masuk nalar untuk diterima mengenai pembentukan tata surya. Tentunya sudah melalu proses penelitian dengan bukti-bukti yang masuk nalar dan ilmiah sehingga diyakini bila teori big bang yaitu teori yang benar hingga ketika ini.


Jika menurut dari asal kata, “Big Bang” secara harfiah mempunyai arti Ledakan Dasyat atau ledakan yang amat besar. Di dalam teori ini menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan yang sangat besar yang terjadi sekitar 13,7 milyar tahun lalu. Pada ketika terjadi ledakan, material yang dilontarkan sangat besar jumlahnya dan menyebar keseluruh alam semesta. Material tersebut terdiri atas partikel menyerupai neutron, proton dan elektron yang terbentuk dalam waktu 10-4 detik, dan 3 menit untuk membentuk inti yang sangat kecil. Pada ketika terjadinya ledakan, diperkirakan suhu mencapai 70 kali suhu matahari. Butuh waktu sekitar 500.000 tahun mendinginkan suhu elektron dan inti hingga cukup untuk membentuk atam. Pada balasannya material-material tersebut bersatu membentuk planet, satelit, bubuk kosmik, asteroid, meteor dan partikel-partikel lainnya.


Sejarah Teori Big Bang


Pada tahun 1912, dilakukan pengukuran pada nebula spiral untuk pertama kalinya dengan memakai dampak Doppler oleh Vesto Slipher. Nebula spiral yaitu nama lain dari galaksi spriral (yang berganti). Dari pengukuran inilah mulai banyak muncul para jago yang melaksanakan penelitian wacana alam semesta.


Selang sepuluh tahun, seorang kosmologis dan matematikawan dari Rusia yang berjulukan Alexander Frienman menyampaikan bahwa alam semesta ini akan terus mengembang dan berlawanan dengan model alam semesta statis yang dinyatakan oleh Einstein. Tahun 1924, Edwin Hubble melaksanakan penelitian lebih lanjut pada model nebula. Secara independen Georges Lemaitre menurunkan persamaan milik Frienman dan menyampaikan bahwa resensi nebula dalam persamaan itu disebabkan oleh alam semesta yang terus berkembang.


Teori big bang dikemukakan pertama kali oleh Abbe Georges Lemaitre, yaitu seorang kosmolog yang berasal dari Belgia sekitar tahun 1927. Menurut Georges, alam semesta ini awalnya berasal dari sebuah gumpalan superatom yang berbentuk bola api yang berukuran sangat kecil. Gumpalan bola api ini mempunyai massa jenis yang luar biasa tinggi dan mempunyai suhu sekitar kurang lebih 1 triliyun derajat celcius.


Sesaat sebelum terjadi ledakan, gumpalan bola api ini bertambah menjadi 1,75 cm. Semakin usang ukurannya bertambah dengan sangat cepat dan sempurna pada detik 0 atau waktu mulainya ruang waktu, gumpalan bola tersebut meledak dan memuntahkan isinya di alam semesta. Ledakan tersebut terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.


Saat terjadi ledakan besar tersebut (big bang), menghasilkan energi dalam jumlah yang sangat besar di alam semesta yang nantinya membentuk seluruh bahan pembangun di alam semesta. Tidak hanya itu, atom hidrogen yang ikut terlempar keluar lambat laun berkumpul untuk membentuk bubuk dan awan hidrogen atau biasa disebut nebula.


Nebula tersebut makin usang semakin memadat dan mempunyai suhu jutaan derajat celcius. Nebula atau awan hidrogen inilah yang menjadi awal mula pembentuk bintang-bintang. Bintang-bintang tersebut nantinya berkumpul untuk membentuk kelompok yang kemudian disebut sebagai galaksi, diantaranya ada Galaksi Bima Sakti, Galaksi Andromeda, Galaksi Triangulum. Dari galaksi inilah kawasan lahirnya milyaran tata surya dan salah satunya yang kita tinggali ketika ini.


Hingga ketika ini, kekuatan dari big bang masih terus terasa. Hal ini sanggup dibuktikan dari kondisi alam semesta yang terus meluas. Beberapa galaksi bergerak semakin menjauh satu dengan yang lainnya. Gerakan tersebut akan terus terjadi hingga batas maksimalnya. Jika sudah mencapai batas, benda alam semesta akan berhenti menjauh dan melaksanakan gerakan tertarik lagi oleh gravitasi universal untuk kembali ke titik permulaan ledakan.


Membuktikan Kebenaran Teori Big Bang


George Gamov melaksanakan pengembangan perhitungan yang buat oleh Georges Lemaitre pada tahun 1948, menyatakan sebuah teori gres yang sesuai dengan teori big bang. Menurut George, bila alam semesta terjadi jawaban adanya ledakan besar, seharusnya terdapat sisa radiasi yang berasal dari ledakan besar tersebut. Ditambah dengan sisa radiasi yang tersebar di seluruh alam semesta mempunyai perbandingan yang sama. Pada tahun 1950, Ralph Alpher dan Robert Herman juga menyatakan hal yang sama dengan Gamov bahwa seharusnya terjadi radiasi.


Pada tahun 1965, dua orang peneliti Arno Penzias dan Robert Wilson membuktikan dan menemukan gelombang radiasi tersebut di alam semesta. Radiasi tersebut dikenal dengan “radiasi dasar gelombang mikrokosmik” dan mempunyai perbedaan dengan radiasi yang biasanya berasal dari luar angkasa. Radiasi yang dimaksud tersebar secara merata di seluruh alam semesta dan tidak mempunyai sumber.


Penjelasan lengkapnya berawal dari terjadinya alam semesta. Alam semesta berada pada kondisi keseimbangan termal. Keseimbangan ini menciptakan foton dipancarkan dan diserap secara berkesinambungan. Hasilnya yaitu tercipta radiasi spectrum benda hitam. Setelah terjadi ledakan, temperatur alam semesta menjadi menurun dan foton menjadi tidak sanggup dihancurkan maupun diciptakan. Oleh lantaran itu, foton tersebut terus dipantulkan dari elektron-elektron bebas. Akibatnya, pada masa awal pembentukan alam semesta, alam semesta akan terlihat buram oleh cahaya.


Bukti lain mengenai teori big bang yaitu dengan dilakukannya pengamatan pada galaksi yang menandakan bahwa terdapat objek yang bergeser dan mengeluarkan warna merah, pada ketika pergeseran berlangsung akan terlihat merata secara isotropis. Dan hal ini terjadi pada semua objek yang terpantau di seluruh arah. Pergeseran ini disebut juga dengan pergeseran merah hubble. Singkatnya aturan hubble mempunyai dua penjelasan:



  • Pertama posisi kita ketika ini berada pada sentra pengembangan dari galaksi (galaksi ini tidak sesuai dengan prinsip kopernikus)

  • Yang kedua alam semesta mengembang secara merata ke segala arah


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada banyak sekali macam teori wacana pembentukan alam semesta. Semoga klarifikasi mengenai teori big bang ini sanggup menjawab rasa keingintahuan kalian. Semoga bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com