Thursday, August 10, 2017

√ Apakah Imunisasi Itu??


TINJAUAN PUSTAKA
IMMUNISASI
Pengertian
Immunisasi adalah suatu perjuangan memperlihatkan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
Vaksin adalah kuman atau racun yang dimasukan ke dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen
Bila ada antigen yang masuk ke dalam  tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya dengan menciptakan zat anti berupa anti body dan zat anti terhadap kuman yang disebut anti toksin
Reaksi tubuh terhadap antigen berlangsung lamban dan lemah sehingga anti body yang terbentuk hanya sedikit, untuk memperbanyak  maka dilakukan immunisasi ulang.
Immunisasi terbagi menjadi :
1.        Immunisasi dasar
Adalah proteksi kekebalan I,II,III pada bayi
2.       Immunisasi ulang
Adalah proteksi kekebalan sehabis immunisasi dasar (SD kelas I dan IV)
Tujuan immunisasi :
1.       Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2.       Menghindari kecacatan
3.       Mencegah suatu penyakit tertentu
Dua jenis kekebakan yang bekerja dalam tubuh bayi/anak
1.       Kekebalan aktif
Adalah kekebalan yang dibentuk sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap sesuatu penyakit tertentu dimana prosesnya lampat tetapi sanggup bertahan lama.
Kekebalan aktif bibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a.       Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak menciptakan kekebalan sendiri sehabis mengalami/smbuh dari suatu penyakit
Contoh : campak
Setelah sembuh tidak akan terjangkit campak lagi lantaran tubuhnyatelah menciptakan zat penolak terhadap penyakit tertentu
b.      Kekebalan aktif buatan
Yaitu kekeb alan yan g dibentuk tubuh sehabis mendapat vaksin (immunisasi)
Contoh : anak diberi BCG, DPT dan Polio
2.       Kekebalan pasif
Adalah tubuh anak tidak menciptakan zat anti body  sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar sehabis memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat terjadi dengan 2 cara :
a.       Kekebalan pasif alamiah
Adalah kekebalan yang diperoleh bayi semenjak lahir dari ibu. Kekebalan ini tidak berlangsung usang (kurang lebih hanya sekitar 5 bulan sehabis bayi lahir)
Contoh : Difteri, morbili dan tetanus
b.      Kekebalan pasif buatan, kekebalan ini diperoleh sehabis mendapat suntikan zat penolak
Contoh : ATS (anti tetanus serum)
Vaksin
Jenis vaksi yang digunakan di Indonesia ada 2 macam yaitu :
1.       Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan
a.       Virus campak dalam vaksin campak
b.      Virus polio dalam jenis sabin  pada vaksin polio
c.       Kuman TBC dalam vaksin TBC
2.       Vaksin dari kuman yang dimatikan
a.       Bakteri pertunis dalam DPT
b.      Virus polio jenis SALK dalam vaksin polio
c.       Racun kum an menyerupai toxsoid (TT), diptheria toxsoid dalam DPT
d.      Vaksin yang dibentuk dari protein menyerupai hevatitis B
Persyaratan proteksi vaksin
1.       Pada bayi atau anak yang sehat
2.       Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya
3.       Pemberian immunisasi dengan teknik yang tepat
4.       Mengetahui kegiatan immunisasi dengan melihat umur dan jenis immunisasi yang telah diterima
5.       Meneliti jenis vaksin yang akn diberikan
6.       Memperhatikan takaran yang akn diberikan
Cara mengambil vaksin dan penyuntikannya :
1.       Bagian tengah tutup botolm metal dibuka sehingga kelihatan karetnya
2.       Tutup karet esinfeksi dengan desinfektan
3.       Ambil jarum yang steril dengan spuit untuk menghisap vaksin dalam spuit
4.       Kulit yang akan disuntik didesinfektan, kemudian dibereskan dengan kapas air hangat/alkohol gres dilakukan penyuntikan
5.       Setiap penyuntikan digunakan jarum yang baru
Reaksi yang mungkin terjadi sehabis immunisasi
1.       Reaksi lokal
Pada tempat penyuntikan terjadi pembengkakan kadang kala disertai demam, agak sakit. Pada keadaan menyerupai ini ibu tak usah panik alasannya yaitu panas akan sembuh dan berarti kekebalan sudah dimiliki oleh anak
2.       Reaksi umum
Dapat terjadi kejang-kejang, shock. Pada keadaan menyerupai ini ibu harus konsultasi ke dr
Ada 6 macam penyakit yang sanggup dicegah sesuai dengan kegiatan immunisasi yaitu : TBC, Diftheri, tetanus, campak dan pertusis.
Macam-macam vaksin yaitu :
1.       Vaksin BCG (basillus calmette guerin)
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat alasannya yaitu terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan sanggup terjadi walaupan sudah dilakukan immunisasi BCG
a.       Tujuan proteksi vaksin BCG
Untuk menciptakan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC, vaksin BCG mengandung kuman bacillus coknette guerin yang dibentuk dari bibit penyakit/kuman hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin ini dilarutkan dengan NaCl 0,9%/aquabidest  sebanyak 4cc, sehabis larut digunakan dalam waktu 3 jam
b.      Jadwal proteksi vaksin BCG
§  Bayi 0-11 bulan sebaiknya diberikan pada umur 0-2 bulan dengan dosisi 0,05cc 
§  Vaksinasi ulang pada umur 5 tahun
Immunisasi yang diberikan pada usia 2 bulan harus dilakukan tes mentouk dulu. Bila tidak perlu diberikan berarti anak sudah terjangkit TBC. Kekebalan yang diperoleh anak tidak menolak 100%, tetapi mungkin akan menderita TBC ringan, terhindar dari TBC tulang dan TBC selaput otak. Reaksi akan timbul selama 2 ahad yaitu pembengkakan kecil, kemerahan pada tempat penyuntikan menjadi nanah kurang lebih 10mm garis tengahnya, akan sembuh sendiri meninggalkan jaringan pant dengan garis tengah 3-7mm
c.       Kontra indikasi proteksi vaksin BCG
o   Anak yang menderita penyakit kulit/infeksi di tempat penyuntikan
o   Anak yang mantouk (telah terjangkin TBC)
d.      Persiapan alat untuk proteksi BCG
v  Ampul BCG
v  NaCL 0,9% (pelarut) atau aquabidest
v  Gerjadi ampul
v  Spuit 1cc
v  Kapas
v  Alkohol
v  Bengkok
v  Perlak dan alas
v  Baki dan alas
v  Bak instrumen
e.      Cara proteksi immunisasi BCG
Sebelumnya ibu harus diberi tahu tujuan dari proteksi suntikan dan reaksi yang akan timbul
1)      Cara mempersiapkan vaksin BCG
a)      Membuka ampul
Sebelum vaksin dibuka diketuk-ketuk dahulu biar semua vaksin serum ke dasar ampul, kemudian ampul digergaji dengan cara :
o   Peganglah ampul antara ibu jari dengan jari tengah
o   Jari telunjuk menekan ujung leher ampul
o   Disinfektan leher ampul
o   Ambilah gergaji ampul dan gergaji lehernya hingga ampul terlepas secara melingkar
o   Bersihkan leher ampul dengan kapas yang telah dibasahi dengan air hangat/alkohol dengan tujuan untuk menghilangkan serbuk gelas masuk ke dalam vaksin
o   Kemudian larutkan vaksin
b)      Cara melarutkan vaksin
Isap aquabides 4cc dan kemudian dimasukan kedalam ampul vaksin BCG tunggu hingga serbuk larut, kemudian goyang-goyang hingga vaksin ini larut secra merata
c)       Mengatur posisi bayi
·         Bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutup lengan kanan atas dibuka
·         Tempat penyuntikan 1/3 kepingan lengan kanan atas (inertio meculus deltoieus)
·         Isi spuit dengan vaksin BCG 0,05cc
d)      Cara mengisi spuit
v  Sediakan spuit dengan jarum 1cc
v  Ambil vaksin dengan spuit
v  Buang udara yang ada di dalam spuit
2)      Cara penyuntikan BCG
a)      Desinfektan lokasi yang akan dilakukan penyuntikan
b)      Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kita berada dibawah lengan anak
c)       Lingkarkan jari-jari andan dan kulit lengan atas mereganf
d)      Pegang spuit dengan ajun dengan lobang jarum menghadap ke atas
e)      Letakan jarum dan spuit hampir sejajar dengan lengan anak
f)       Masukan ujung jarum kedalam kulit, sehingga hanya kepingan atas jarum saja yang masuk ke dalam kulit
g)      Jangan menekan jarum terlalu usang dan jangan meregangkan ujung jarum terlalu menekik
h)      Masukan vaksin , sehabis vaksin abis jarumnya dicabut
i)        Bila vaksinasi BCG sempurna maka akan timbul benjolan di kulit yang mendatar dengan kulit kelihatan pucat dan pori-pori jelas

f. Hal yang harus diberhatikan untuk vaksin BCG
1)Pelarut yang akan digunakan harus pada suhu 0-8 derajat celsius
2)      Suntikan di dalam kulit (intra cutan)
3)      Jarum digubakan satu kali pakai
4)      Sisa vaksin yang sudah dilarutkan, tidak sanggup digunakan lagi

2.       Vaksin DPT (diftheri, pertusis, tetanus)
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit disentri, pertusis dan tetanus.
a.       Tujuan
Pemberian vaksin ini yaitu untuk memberi kekebalan aktif secara bersamaan (simultan) terhadap penyakit diftheri, pertusis, dan tetanus.
b.      Vaksin pertusis terbuat dari kuman bordettela pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan vaksin diftheri, pertusis, dan tetanus.
Vaksin tetanus dikenal 2 macam yaitu :
1)      Vaksin yang digunakan immunisasi aktif yaitu toxcoid tetanus
Kuman tetanus yang telah dilemahkan ada 3 macam yaitu :
v  Kemasan unggal (TT)
v  Kemasan dengan vaksin difteri (DT)
v  Kemasan dengan vaksin difteri, tetanus dan pertusis (DPT)
2)      Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk immunisasi pasif yaitu anti tetanus serum (ATS)
             c.       Jadwal proteksi vaksin  DPT
1)      Pada bayi umur 2-11 bulan sebanyak 3x suntikan, dengan selang 4 ahad secara intra nuscular (IM) atau subcutan
2)      Immunisasi ulang lainnya diberikan sehabis umur 1,5 -2 tahun
3)      Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun  (kelas 1 SD)
4)      Diulang lagi pada umur 10 tahun (menjelang selesai SD kelas IV). Anak yang telah mendapat DPT waktu bayi diberi DT 1 x 0,5cc (IM). Anak yang tidak sanggup DPT waktu bayi /ragu-ragu diberi DT 2x0,5cc dengan jarak 4 ahad (IM).
            d.      Reaksi dari proteksi immunisasi ini yaitu :
Ø  Demam ringan
Ø  Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari
Ø  Kadang-kadang reaksi yang lebih berat demam tinggi dan kejang disebabkan oleh unsur perpusinya.
            e.      Kontra indikasi proteksi DPT
1)      Anak sedang sakit parah
2)      Riwayat kejang bila demam
3)      Panas tinggi hingga 38 derajat celcius
4)      Penyakit gangguan kekebalan (difisiensi immunologi)
           f.        Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu
§  Vaksin dipteri 80-95%
§  Vaksin pertusis 50-60%
§  Vaksin tetanus 90-95%
           g.       Persiapan proteksi vaksi DPT
1)      Menyiapkan vaksin DPT :
·         Sebelum membuka vaksin lihatlah terlebih dahulu labelnya
·         Kocok terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan bercampur
2)      Cara mengisi spuit
v  Buka tutup metal dengan memakai gergaji ampul
v  Usaplah karet epilog flakon dengan kapas alkohol
v  Ambil spuit 3cc dan masukan udara 0,5cc
v  Kemudian masukan udara ke dalam plakon dan isaplah vaksin sebanyak 0,5cc kedalam spuit
v  Cabut jarum dari flakon, keluarkan udara ke dalam spuit
3)      Mengatur posisi bayi
o   Bayi dipangku oleh ibu
o   Tangan kiri ibu memangku bayi, menyangga kepala, pundak dan memegang ssisi luar tangan kiri bayi
o   Tangan bayi melingkar ke tubuh ibu
o   Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
4)      Cara penyuntikan DPT
§  Tempat yang paling baik untuk suntikan yaitu di kepingan paha sebelah luar
§  Letakan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
§  Peganglah otot pada diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari
§  Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol
§  Tusukan jarum tegak lurus ke dalam otot, aspirasi spuit jikalau yakin jarum tidak mengenai pembuluh darah
§  Masukan vaksin
§  Cabut jarum
5)      Hal-hal yang perlu diperhatikan
ü  Pemberian 3x dengan takaran 0,5cc, interval 4 ahad secara IM
ü  Vaksin yang digunakan jangan hingga beku
ü  Sisa vaksin yang sudah dibuka harus dibuang
ü  Vaksin disimpan pada suku 4-8 derajat celcius.
3.       Immunisasi hepatitis B
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini yaitu HbsAg dalam bentuk cair. Frekwensi proteksi immunisasi hepatitis sebanyak 3x dan penguatnya sanggup diberikan pada usia 6 tahun. Immunisasi hepatitis ini diberikan melalui itramuskuler. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat mempengaruhi angka kesakitan dan ajal balita
4.       Vaksin polio
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang sanggup mengakibatkan kelumpuhan pada anak.
a.       Tujuan proteksi vaksin polio
Adalah untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
Jenis vaksin polio yaitu :
1)      Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dilemahkan (vaksin salk) yang cara pemberiannya dengan cara suntikan
2)      Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan (virus sabin) cara pemberiannya melalui oral/mulut dalam bentuk cairan (pill)
           b.      Jadwal proteksi vaksin polio
1)      Pada bayi umur 2-22 bulan diberi sebanyak 3x proteksi takaran 2 tetes dengan interval 4 minggu
2)      Pemberian ulangan pada umur 1,5-2 tahun
3)      Menjelang umur 5 tahun
4)      Pada umur 10 tahun
           c.       Cara proteksi vaksin polio
                 Vaksin polio diberikan gotong royong dengan vaksin DPT. Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio 45-100%
          d.      Kontra indikasi proteksi yaitu :
1)      Diare berat
2)      Anak sakit parah
3)      Defisiensi kekebalan
          e.      Efek samping proteksi vaksin polio
1)      Hampir tidak ada
2)      Berak-berak ringan
          f.        Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proteksi vaksin polio
1)      Penyimpanan vaksin polio
o   Bukalah tutup metal dan karet
o   Pasanglah pipet tetes plastik pada plakon
o   Paksin polio siap untuk diberikan
2)      Mengatur posisi bayi dan cara proteksi vaksin
o   Suruh ibu untuk merentangkan bayinya di atas pangkuan dan memegangnya erat-erat
o   Mulut anak dibuka dengan memakai 2 jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga verbal terbuka
o   Teteskan vaksin polio pribadi dari pipet kedalam verbal anak sebanyak 2 tetes
o   Dosis 2 tetes sebanyak 3x proteksi selang 4 minggu
o   Buanglah sisa vaksin yang sudah dipakai
o   Vaksin harus disimpan di bawah 0 derajat cercius
o   Waktu penetesan vaksin ke mulut, ujung pipet tidak menyentuh mulut
o   Vaksin berbentuk sirup berwarna orange jernih, jikalau warna berubah merah jambu atau keruh vaksin harus dibuang
5.       Vaksin campak
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak lantaran termasuk penyakit menular
a.       Tujuan : untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang sudah dilemahkan.
b.      Jadwal pemberian
1)      Umur 0-11 bulan (1x pemberian) takaran 0,5cc subcutan
2)      Bila pembeian campak (9 bulan harus diulangi lahi umur 15 bulan)
3)      Kekebalan yang diperoleh 96-99%
           c.       Reaksi yang timbul
1)      Demam ringan
2)      Sedikit bercak merah pada pipi, di bawah indera pendengaran pada hari ke 7 dan 8 sehabis penyuntikan
3)       Pembengkakapada tempat penyuntikan
4)      Kejang-kejang ringan pada hari ke 10-12 sehabis penyuntikan tidak berbahaya
          d.      Kontraindikasi
1)      Anak sakit parah
2)      Menderita penyakut TBC tanpa pengobatan
3)      Defisiensi gizi yang berat
4)      Defisiensi kekebalan
5)      Demam hingga 38 derajat celcius
6)      Anak yang memiliki riwayat kejang diberikan dengan pengawasan dokter
           e.      Cara melarutkan vaksin
1)      Cek label plakon vaksin beberapa cc yang dibutuhkan
2)      Ambil spuit 5cc dan oplos vaksin dengan aquabidest
3)      Kocok vaksin hingga benar-benar tercampur
           f.        Mengatur posisi bayi
1)      Dudukan bayi dipangkuan ibunya
2)      Lengan kanan bayi dilipatkan di ketiak ibunya
3)      Ibu menompang kepala bayi
4)      Tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi
          g.       Mengisi spuit
1)      Ambil spuit 1cc
2)      Bersihkan plakon dengan kapas alkohol
3)      Ambil vaksin 0,5cc
4)      Buang udara dalam spuit
          h.      Cara menyuntikan vaksin
1)      Tempat yang akan disuntikan yaitu 1/3 kepingan lengan atas
2)      Desinfektan area yang akan disuntik
3)      Jepit lengan yang akan disuntik dengan jari-jari tangan kiri
4)      Tusukkan spuit dengan sudut 30 derajat pada lengan, aspirasi kemudian obat dimasukan
5)      Jika vaksin udah abis cabut spuit
6.       Immunisasi MMR (measles, mumps, rubella)
Merupakan immunisasi yang digunakan dalam memperlihatkan kekebalan terhadap penyakit campak (meales), gondong, parotis epidemika (mumps), dan campak jerman (rubella), Dalam immunisasi MMR anti gen yang digunakan yaitu virus campak stain edmoson yang dilemahkan, virus rubela stain RA 27/3 dan virus gondong.Virus ini tidak dianjurkan untuk bayi usia 1 tahun lantaran khawatir terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada. Khusus pada tempat edemik sebaiknya diberikan immunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan booster (ulang) sanggup dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
7.       Immunisasi typhus abdominalis
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit typhus abdominalis. Dalam persediaan khususnya Indonesia tedapat 3 jenis vaksin typhus abdominalis, diantara kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dan antigen capsular Vi poliysaccharida (typhim Vi, pasteur meriux). Vaksin kuman yang dimatikan sanggup diberikan untuk bayi 6-12 bulan yaitu 0,1cc. 1-2 tahun 0,2cc dan 2-12 tahun yaitu 0,5cc. Pada immunisasi awal sanggup diberikan sebanyak 2x dengan iterval 4 ahad kemudian penguat sehabis 1 tahun kemudian. Vaksin kuman yang dilemahkan sanggup diberikan dalam bentuk capsul enteric coated sebelum makan pada hari ke 1, 2 dan 5 untuk anak diatas usia 6 tahun. Antigen kapsular diberikan untuk usia di atas 2 tahun dan sanggup diulang setiap 3 tahun.
8.       Immunisasi HiB (haemophilus  tetanus influenzae tipe b)
Merupakan immunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini yaitu bentuk polisakarida murni (PRP : purified capsular polysacharide) kuman H.influenzae tipe b. Antigen dalam vaksin tersebut sanggup dikonjugasi dengan protein-protein lain menyerupai toksoid tetanus (PRP-T), toksoid difteri (PRP-D atau PRPCR50)atau dengan kuman menongkokus (PRP-OMPC). Pada proteksi immunisasi awal dengan PRP-T dilakukan 3 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian boosternya sanggup diberikan pada usia 18 bulan
9.       Immunisasi varicella
Merupakan immunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit cacar air (varicella). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter stain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella sanggup diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di tempat tropis dan bila diatas 13 tahun sanggup diberikan 2x suntikan dengan intravena 4-8 minggu
10.   Immunisasi  hepatitis A
Merupakan immunisasi yang mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian immunissai ini sanggup diberikan untuk usia diatas 2 tahun. Immunisasi awal memakai vaksin Havrix (berisi virus hepatitis A strain HM175 yang dinonaktifkan) dengan 2 suntikan dan interval 4 minggu, booser pada 6 bulan setelahnya Jika memakai vaksin MSD sanggup dilakukan 3x suntikan pada usia 6-12 bulan.
11.   Vaksin TFT (tetanus formal toxsoid  atau tetanus toxsoid/TT)
a.       Tujuan : untuk memperlihatkan kekebalan pada penyakit tetanus neonatunan (tetanus pada bayi)
b.      Jadwal proteksi vaksin
1)      Pada ibu hamil dan umur 3-8 bulan sebanyak 2x takaran 0,5cc subcutan pada kepingan lengan atas, interval 4 minggu
2)      Diulangi pada kehamilan berikutnya dengan jarak lebih dari 3 tahun
3)      TT diberikan pada perempuan subur (calon pengantin) 1 bulan sebelum menikah 1x, 1 bulan sehabis menikah 1x takaran 0,5cc subcutan sama penyuntikannya menyerupai ibu hamil
       c.       Sasaran immunisasi TT
1)      Bayi umur 0-14 bulan untuk immunisasi dasar
2)      Anak umur 5-7 tahun (kelas 1 SD) untuk immunisasi ulang
3)      Wanita hamil renta kehamilan antara 3-8 bulan
4)      Calon pengantin sebelum nikah dan 1 bulan sehabis nikah
       d.      Tempat penerangan dan pelayanan immunisasi
1)      Posyandu
2)      Puskesmas
3)      Rumas sakit
4)      Praktek bidan/dokter swasta
        e.      Persyaratan vaksin TT
1)      Jangan memakai vaksin yang sudah kadaruarsa
2)      Vaksin harus dipergunakan paling usang 3 jam dari ketika dilarutkan, kalo lebih harus dibuang
3)      Vaksin yang berada dala spuit harus digunakan dalam jangka waktu 15 menit
4)      Vakin harus dilindungi dari sinar matahari atau sumber panas dan cahaya lain
        f.        Cara-cara penyimpanan vaksin dalam lemari es
1)      Freezer harus sanggup digunakan untuk menyimpan vaksin polio dan campak dan menciptakan es sebanyak-banyaknya
2)      Rak pertama dibawah freezer untuk menyimpan vaksin BCG, rak dibawahnya untuk menyimpan vaksin DPT,DT dan TT
3)      Antara 2 dua tempat vaksin dengan tempat lainnya harus ada jaraknya
4)      Penempatan vaksin : diambil dari kanan dan yang gres dimasukan dari arah kiri
5)      Jangan menyimpan vaksin di pintu lemari es
6)      Jangan membuka lemari es lebih dari 3x
7)      Catat suhu lemari es 2x sehari


Sumber http://macrofag.blogspot.com