Cost Effectiveness Analysis
Henry M. Levine and Patrick J. McEwan (2nd Edition)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembiayaan Pendidikan
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
Dengan Dosen :
Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, M.Pd
Dr. Abu Bakar, M.Pd
Disusun Oleh :
Ahmad Irfan – NIM. 1605127
Henry Yuliana Prasetya – NIM. 1603306
Lala Tansah – NIM. 1603302
Yulan Tiarni Legistia – NIM. 1602799
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Hampir seluruh proses pendidikan tidak sanggup terlepas dari kiprah pembiayaan. Secara umum, biaya yang dibutuhkan dalam pendidikan yakni berkaitan dengan pembiayaan untuk memfasilitasi kegiatan belajar, proses manajemen, penyediaan sarana fisik serta honor pendidik dan tenaga kependidikan.
Tujuan dari buku ini yakni untuk menyampaikan pemahaman mengenai efektivitas biaya dalam pendidikan. Jumlah halaman pada buku ini yakni 380 halaman. Buku ini berisi 9 bab, yakni pada kepingan 1 mengulas mengenai pengantar analisis biaya, yakni mengenai aneka macam macam analisis efektivitas biaya, manfaat biaya, kegunaan biaya, dan kelayakan biaya. Bab 2 membentuk kerangka kerja analitis, pada kepingan ini diuraikan bagaimana membentuk kerangka kerja analitis yang dimulai dari mengidentifikasi masalah, menemukan alternatifnya, mengetahui penggunanya, dan analisis yang digunakan. Bab 3 konsep dan pengukuran biaya, yakni menguraikan konsep biaya dan metode materi serta mengidentifikasi bahan.
Bab 4 menempatkan nilai pada bahan, yakni mengulas mengenai tujuan dan prinsip penilaian biaya dan juga metode untuk menilai bahan. Bab 5 membahas analisis biaya yang meliputi menggunakan neraca lajur, biaya lebih dari beberapa tahun, akuntansi ketidakpastian, analisis biaya distribusi dan estimasi biaya. Bab 6 definisi analisis efektivitas biaya yang meliputi definisi cost effectiveness analysis, dasar CEA, metode menyusun efektivitas, eksperimen, dan menggabungkan biaya dan efektivitas
Bab 7 dasar konseptual analisis efektifitas biaya, menjelaskan mengenai konseptual CBA, metode CBA, metode Net Benefit, Metode IRR, Metode BCR. Bab 8 analisis biaya kegunaan, menjelaskan mengenai analisis biaya kegunaan, teori multiatribut, metode dalam menaksir fungsi utilitas single atribut, metode menaksir bobot kepentingan dan kepingan 9 penggunaan analisis biaya membahas mengenai macam-macam aplikasi dalam analisis biaya dan panduan dalam menggunakan analisis biaya.
BAB II
INTISARI BUKU COST EFFECTIVENESS ANALYSIS
A. Pengantar Buku
1. Judul : Cost Effectiveness Analysis Second Edition
2. Pengarang : Henry M.Levin dan Patrick J. McEwan
3. Tahun Terbit : 2001
4. Penerbit : Sage Publications, Inc
5. Kota Terbit : United Sates of America
6. Chapter/Bab : BAB I - IX
BAB I : Pengantar untuk Analisis Biaya
BAB II : Membentuk Kerangka Kerja Analitis
BAB III : Konsep dan Pengukuran Biaya
BAB IV : Menempatkan Nilai Pada Bahan
BAB V : Analisis Biaya
BAB VI : Definisi Cost Effectiveness Analysis
BAB VII : Dasar Konseptual Cost Benefit Analysis
BAB VIII : Analisis Biaya Kegunaan
BAB IX : Penggunaan Evaluasi Biaya
B. ISI BUKU
BAB I - Pengantar untuk Analisis Biaya
Analisis biaya banyak digunakan dalam aneka macam bidang menyerupai kesehatan, perbankan, dan pendidikan. Analisis biaya dalam penilaian pendidikan mengacu pada penggunaan seperangkat upaya teknik untuk mengevaluasi dan pembuatan keputusan, termasuk efektivitas biaya, manfaat biaya, keperluan biaya, dan kelayakan biaya. Sasaran/tujuan umum buku Analisis Efektivitas Biaya yakni sebagai berikut:
1) untuk menyampaikan pemahaman akan apa yang dimaksud dengan analisis efektivitas biaya beserta variannya;
2) untuk menyampaikan pemahaman mengenai duduk kasus dasar dalam membangun dan menerapkan analisis biaya dalam pendidikan;
3) untuk menyampaikan pemahaman mengenai identifikasi dan pengukuran biaya;
4) untuk menyampaikan pemahaman mengenai identifikasi dan pengukuran pengaruh, manfaat, dan kegunaan;
5) untuk menyampaikan pemahaman ihwal bagaimana biasanya menggabungkan dan menafsirkan informasi mengenai biaya, pengaruh, manfaat, dan kegunaan; dan
6) untuk menyampaikan pemahaman ihwal bagaimana menggunakan hasil studi efektivitas biaya dalam pembuatan keputusan.
Dalam pendidikan, pembiayaan (anggaran) pendidikan ini sangat penting dan dibutuhkan lantaran menyampaikan kemudahan dalam pengelolaan pendidikan. Pembiayaan pendidikan baik yang bersumber dari pemerintah dan masyarakat serta orang bau tanah peserta didik perlu penilaian dan perhitungan guna mengefisienkan pengelolaannya sehingga keuntungan dari pendidikan tersebut sanggup maksimal.
v Analisis Efektivitas Biaya
Analisis efektivitas biaya (CE; Cost-effectiveness) merupakan salah satu penilaian ekonomi alternatif untuk membandingkan antar biaya dan manfaat (effect), biaya pada nilai mata uang sedangkan effect pada nilai fisik dari jadwal tertentu. Contoh Analisis Efektivitas Biaya untuk Investasi SD di timur maritim Brasil:
1. Negara-negara yang membentuk timur maritim Brasil yakni salah satu tempat termiskin di dunia
2. Situasi sekolah dasar mereka pada awal tahun 1980 sanggup dikatakan suram. Banyak anak bahkan tidak mengikuti sekolah dasar dan secara fungsional buta huruf
3. Anak-anak yang mengikuti sekolahpun dihadapkan dengan sekolah-sekolah yang tidak diberi banyak sumber daya dasar, termasuk infrastruktur, materi kelas menyerupai buku pelajaran, dan guru terlatih.
4. Dalam lingkungan di mana prestasi siswa rendah dan kelangkaan sumber daya, menentukan efektivitas biaya investasi sekolah menjadi sangat penting.
Dari keempat poin diatas, maka yang jadi pertanyaan bagaimana mungkin dana yang tersedia untuk sistem sekolah dihabiskan untuk memaksimalkan prestasi akademik siswa? (ukuran efektivitasnya) Langkah pertama yakni menggambarkan aneka macam kemungkinan intervensi pendidikan secara jelas. Kolom pertama dalam tabel 1.1 beberapa daftar, dikelompokkan ke dalam kategori. Kategori pertama, infrastruktur, daftar investasi mereka: penyediaan air minum, penyediaan aneka macam peralatan sekolah (termasuk meja dan rak buku), dan penyediaan fasilitas sekolah pelengkap (termasuk kantor dan kamar mandi). Sebuah intervensi keempat, hardware, yakni kombinasi dari tiga sebelumnya. Kategori kedua, input material, termasuk dua intervensi; penyediaan buku teks siswa dan penyediaan materi penulisan. Software yakni kombinasi dari kedua hal tersebut. Kategori terakhir, guru, termasuk dua jadwal training guru dalam jabatan terpisah yang tersedia pada dikala itu, baik 4 atau 3 tahun pelengkap pendidikan formal, dan peningkatan honor guru.
Langkah berikutnya yakni untuk menentukan biaya yang dihasilkan dari penerapan unit pelengkap setiap intervensi. Biaya pelengkap disajikan dalam kolom 2. Untuk menurunkan biaya-biaya tersebut, penulis menggunakan metode 'bahan' yang dijelaskan dalam kepingan 3 hingga 5 dari buku ini. Sarana masing-masing intervensi, menyerupai materi dan waktu personil, yang terdaftar secara mendalam, dan biaya per siswa per tahun diturunkan untuk masing-masing bahan. Para penulis juga tidak lupa annualize biaya input yang tahan lama, menyerupai infrastruktur, yang berlangsung selama lebih dari satu tahun (metode untuk menghitung biaya tahunan disajikan dalam kepingan 4). Dengan demikian, biaya tahunan pelengkap per siswa untuk menyediakan paket dasar fasilitas sekolah diperkirakan sekitar $ 8,80 (ingat bahwa biaya di tempat yang sangat miskin ini jauh lebih rendah daripada di negara maju). Perhatikan bahwa investasi hardware, menyerupai yang sudah diduga, cenderung lebih mahal daripada investasi software.
Langkah berikutnya yakni untuk memperkirakan efektivitas setiap intervensi. Ukuran keefektifan yang digunakan yakni tes prestasi bahasa Portugis di kalangan siswa kelas kedua pada tahun 1983. Untuk memperkirakan efektivitas, menggunakan metode non eksperimental, yaitu teknik statistik yang disebut analisis regresi ganda. Sebuah citra umum dari metode eksperimental dan non eksperimental untuk mendirikan efektivitas akan diberikan dalam kepingan 6. Menurut hasil dalam kolom 3, misalnya, penyediaan training “logo II” untuk guru mengakibatkan nilai rata-rata Portugis kelas kedua meningkat 3.59 poin. Beberapa intervensi tidak memperlihatkan imbas nyata atau bahkan imbas negatif pada prestasi; ini ditandai dengan “-“.
Langkah terakhir yakni untuk menggabungkan data mengenai biaya dan efektivitasnya dengan menghitung rasio efektivitas biaya. Rasio ini memperlihatkan biaya yang diharapkan untuk mencapai peningkatan 1 poin dalam prestasi. Secara jelas, seharusnya sangat tertarik melaksanakan investasi di intervensi yang memperlihatkan biaya terendah per unit efek. Pemeriksaan sederhana dari rasio di kolom 4 memperlihatkan bahwa materi masukan mempunyai salah satu jatah efektivitas biaya yang terendah. Dengan menyediakan lebih banyak buku pelajaran, misalnya, para pembuat kebijakan sanggup mencapai 1 titik efektivitas dengan biaya $ 0,20 per siswa. Sebaliknya, intervensi lain memperlihatkan rasio efektivitas biaya yang jauh lebih tinggi. Peningkatan honor guru biaya $ 6.50 per unit efek, sedangkan investasi dalam paket umum hardware biaya $ 1,79 per imbas satuan.
Tabel 1.1
Invention | Cost per student per year | Effect on portuguese score (points) | Cost/effectiveness ratio (cost per unit of effectiveness) |
Infrastructure Water School furniture School facilities ‘hardware’ | $ 1.81 $ 5.45 $ 8.80 $ 16.06 | 3.51 - 7.23 8.97 | $ 0.52 - $ 1.22 $ 1.79 |
Material inuts Texbook usage Writing material ‘software’ | $ 1.65 $ 1.76 $ 3.41 | 6.40 4.70 4.86 | $ 0.26 $ 0.37 $ 0.70 |
Teachers Curso de qualificacao Logos II 4 years primary school 3 years secondary School Increasing teacher Salary | $ 2.50 $ 1.84 $ 2.21 $ 5.55 $ 0.39 | - 3.59 3.18 2.38 0.06 | - $ 0.51 $ 0.70 $ 2.33 $ 6.50 |
v Analisis Manfaat Biaya
Analisis manfaat biaya (CB; cost-benefits) mengacu pada penilaian alternatif sesuai dengan biaya dan keuntungan mereka ketika masing-masing diukur dalam istilah moneter (nilai mata uang dari suatu proyek investasi). Karena setiap alternatif dinilai dari segi biaya moneter.
Dalam menentukan dari antara beberapa alternatif, seseorang akan menentukan salah satu yang mempunyai rasio manfaat-biaya tertinggi (atau, sebaliknya, rasio terendah biaya manfaat). Contoh Analisis Manfaat Biaya Pencegahan Putus Sekolah di California:
a. Kesenjangan upah antara putus sekolah dan lulusan melebar luas selama tahun 1980-an
b. menunjukkan bahwa manfaat bagi pencegahan DO, yang diukur dengan upah pelengkap mereka sepanjang hidup, mungkin luas.
c. Program atau reformasi yang mendorong siswa untuk tetap bersekolah juga mahal.
d. Pada awal 1980-an, negara kepingan California melembagakan jadwal pencegahan putus sekolah di semenanjung San Francisco.
e. Sejumlah 'jazirah akademi' diciptakan untuk berfungsi sebagai sekolah kecil di sekolah-sekolah menengah umum yang ada
f. Mahasiswa perguruan di kelas 10 hingga 12 mengambil kelas tolong-menolong yang dikoordinir oleh guru akademi. Setiap akademi, dengan persetujuan pengusaha lokal, menyampaikan training kejuruan di tempat kerja tunggal menyerupai industri kesehatan atau komputer.
Evaluasi pertama memperkirakan biaya pelengkap dari setiap akademi, di luar apa yang telah dihabiskan untuk pendidikan sekolah tinggi tradisional. Kolom 2 pada tabel 1.2 menyampaikan total biaya untuk 3 tahun (kelas 10 hingga 12) jadwal yang diberikan kepada kelompok siswa masuk dalam 1985-1986 / beberapa kategori materi biaya dipertimbangkan: pegawai menyerupai kami guru, pembantu, dan administrator; fasilitas dan peralatan; dan biaya waktu yang disumbangkan oleh pengusaha lokal. Biaya perguruan cenderung lebih tinggi lantaran ukuran kelas yang relatif lebih kecil dan masa persiapan ekstra yang diberikan kepada beberapa guru. Perhatikan bahwa pengusaha lokal tidak pribadi dibayar dikala mereka menyumbang untuk konseling. Meskipun demikian, waktu yang dihabiskan untuk kegiatan ini bisa saja ditujukan untuk kegiatan yang bermanfaat lainnya, dan itu merupakan biaya dari sudut pandang masyarakat.
Evaluator kemudian memperkirakan manfaat yang dihasilkan dengan menurunkan jumlah anak putus sekolah yang tinggi. Untuk melakukannya, penulis mempekerjakan desain kuasi-eksperimental. Sebelum memulai program, kelompok pembanding dari siswa yang menghadiri sekolah tinggi tradisional dipilih untuk masing-masing akademi. Perawatan diambil untuk memastikan bahwa siswa pada kelompok pembanding kurang lebih mempunyai karakteristik yang sama menyerupai mahasiswa akademi. Setelah 3 tahun, jumlah anak putus perguruan bekerjsama memang dibandingkan dengan jumlah yang akan terjadi kalau mereka telah putus pada tingkat yang sama sebagai sebuah kelompok perguruan perbandingan. Di sebagian besar sekolah, bukti menyarankan bahwa perguruan mencegah putus sekolah (ditunjukkan dengan angka positif o ‘menyelamatkan putus sekolah’). Dalam beberapa sekolah, bagaimanapun, angka putus sekolah lebih tinggi di sekolah perguruan (ditunjukkan dengan angka negatif). Untuk menguangkan manfaat ini, penulis menghitung perbedaan pendapatan seumur hidup antara lulusan sekolah tinggi (SMA) dan putus sekolah tinggi (SMA). Perkiraan mereka dari $ 86,000 yakni nilai sekarang, dipotong untuk mencerminkan perbedaan waktu dari manfaat yang diterima (diskusi lengkap pendiskontoan diberikan kepingan 5). Dikalikan dengan jumlah siswa putus sekolah yang diselamatkan, penulis menghitung jumlah manfaat masing-masing perguruan (sekali lagi, manfaat bermetamorfosis biaya dalam beberapa masalah lantaran beberapa perguruan benar-benar meningkatkan jumlah anak putus sekolah).
Langkah terakhir yakni untuk mengurangi biaya dari manfaat. Kolom keuntungan higienis memperlihatkan bahwa jadwal ini berharga di perguruan C, E, F, G dan K (yaitu, manfaat yang lebih besar daripada biaya). Dalam perguruan A, H, dan J, bagaimanapun, biaya lebih besar daripada manfaatnya. Dengan mempertimbangkan semua delapan akademi, manfaat secara keseluruhan jadwal melebihi biaya. Cara lain untuk membandingkan manfaat dan biaya yakni untuk menghitung rasio manfaat-biaya. Rasio yang lebih besar dari 1 memperlihatkan bahwa manfaat lebih besar daripada biaya (perhatikan bahwa kami tidak memedulikan penghitungan rasio untuk dua perguruan yang tidak menghasilkan manfaat apapun). Meskipun hasil diatas menguntungkan, hasil simpulan sangat dipengaruhi oleh perguruan tunggal (C).
Tabel. 1.2
Academy | Cost | Do Saved | Benefit per DO Saved | Benefits | Net benefits | Benefits-cost ratio |
A | $ 89,24 | -3.4 | × $ 86,000 | =-$ 292,400 | -$ 381,824 | - |
C | $ 174,600 | 21.5 | × $ 86,000 | = $ 1,849,000 | $ 1,674,400 | 10.59 |
E | $ 106,998 | 1.8 | × $ 86,000 | = $ 154,800 | $ 47,802 | 1.45 |
F | $ 35,280 | 2.0 | × $ 86,000 | = $ 172,000 | $ 136,720 | 4.88 |
G | $ 382,830 | 5.8 | × $ 86,000 | = $ 498,800 | $ 115,970 | 1.30 |
H | $ 57,534 | -2.0 | × $ 86,000 | = - 172,000 | -$ 229,534 | - |
J | $ 136,572 | 0.2 | × $ 86,000 | = $ 17,200 | -$ 119,372 | 0.13 |
K | $ 218,226 | 3.4 | × $ 86,000 | = $ 292,400 | $ 74,174 | 1.34 |
Total | $ 1,201,464 | 29.3 | × $ 86,000 | = $ 2,519,800 | $ 1,318,336 | 2.10 |
v Analisis Kegunaan Biaya
Analisis Kegunaan Biaya (CU; cost-utility) mengacu pada penilaian alternatif sesuai dengan perbandingan biaya dan utilitas atau nilai.“Kegunaan” yakni istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk mengekspresikan kepuasan yang diperoleh individu dari pengeluaran satu atau lebih. Tidak menyerupai analisis CE yang bertumpu pada ukuran tunggal efektivitas (misalnya, skor tes, jumlah pengalihan anak putus sekolah), analisis CU menggunakan informasi ihwal preferensi individu untuk mengekspresikan kepuasan mereka secara keseluruhan dengan ukuran satu atau beberapa ukuran efektivitas.
a) Contoh Analisis Kegunaan Biaya Program Bacaan Alternatif :
Asumsikan bahwa dewan sekolah memutuskan bahwa membaca merupakan prioritas tinggi untuk tahun depan. Administrasi sekolah diminta untuk menentukan kurikulum gres untuk meningkatkan pengajaran membaca. Kurikulum yang berbeda dicari oleh manajemen dari kedua penerbit komersial dan sumber-sumber lain. Untuk setiap alternatif, pemerintah meminta informasi ihwal sifat kurikulum, strategi, dan bukti dari keberhasilan tersebut. Setelah itu pemerintah sanggup menemukan beberapa yang berkualitas tinggi, penilaian eksperimental yang dilakukan pada masing-masing lima kurikulum. Evaluasi ini memperkirakan keuntungan persentil dari rata-rata siswa pada empat ukuran efektivitas: kecepatan membaca, pemahaman bacaan, pengetahuan kata, dan kepuasan siswa dengan membaca. Hasilnya disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.3
Alternative | Cost Per Student | Measure of Effectiveness | Overall Utility (weight sum) | Cost/Utility Ratio | |||
Speed | Comperhension | World Knowledge | Student Satisfication | ||||
A | $ 168 | 8 | 6 | 6 | 7 | 6.7 | $ 25.26 |
B | $ 253 | 5 | 4 | 6 | 3 | 4.5 | $ 34.00 |
C | $ 210 | 6 | 9 | 7 | 7 | 7.6 | $ 27.81 |
D | $ 195 | 4 | 9 | 9 | 5 | 7.2 | $ 27.27 |
E | $ 279 | 9 | 6 | 4 | 6 | 6.4 | $ 43.94 |
Importance weight | 0.25 | 0.40 | 0.20 | 0.15 | |
Salah satu kemungkinan akan mengambil rata-rata dari semua ukuran efektivitas untuk setiap alternatif. Jadi, misalnya, rata-rata untuk alternatif akan menjadi (8 + 6 + 6 + 7) : 4 = 6.75 ini secara implisit menyampaikan bobot yang sama untuk setiap ukuran, memperlihatkan bahwa masing-masing menyampaikan bantuan sama terhadap keseluruhan kepuasan yang dihasilkan oleh alternatif. Namun, ini mungkin tidak mencerminkan struktur preferensi administrator, guru, atau orang bau tanah yang sebenarnya. Ada kemungkinan bahwa pemahaman bacaan dihargai lebih tinggi daripada kepuasan siswa dan, oleh lantaran itu, hal ini harus mendapatkan berat proporsional lebih besar.
Dengan demikian, dalam konsultasi dengan sekelompok kecil para orang bau tanah dan personil sekolah, manajemen memperoleh satu set dari empat bobot kegunaan (menggunakan beberapa metode sederhana yang dijelaskan dalam kepingan 8). Ini sering disebut “kepentingan bobot”, lantaran mencerminkan bantuan relatif masing-masing dari ukuran efektifitas untuk keseluruhan kegunaan. Dalam masalah ini, berat pemahaman membaca yakni 0.40, yang memperlihatkan bahwa itu yakni dua kali lebih penting sebagai pengetahuan kata, dengan berat 0,20 (lihat baris terakhir dari tabel).
Sebuah pengukuran kegunaan gres dibangun untuk setiap alternatif. Setelah bobot masing-masing ukuran efektivitas oleh pentingnya berat sesuai, alhasil dijumlahkan. Untuk alternatif A, utilitas keseluruhan yakni 6.7, yang diberikan oleh rumus berikut:
Kolom terakhir dari tabel memperlihatkan rasio biaya-kegunaan yang diperoleh dengan membagi biaya per siswa dengan skor kegunaan yang sesuai. Rasio CU terendah menyiratkan biaya termurah untuk memperoleh suatu tingkat kegunaan, dan rasio CU tertinggi menyiratkan biaya tertinggi. Pada dasarnya, alternatif A sepertinya menjadi alternatif yang paling disukai yang dibuktikan dengan rasio CU terendah, dan alternatif E sepertinya menjadi alternative yang paling disukai lantaran biaya relatif sangat tinggi untuk skor kegunaannya. Alternatif C dan D tampak hampir sama dalam daya tarik CU. Sebelum menentukan alternatif, pemerintah harus melembutkan hasil ini dengan diskusi ihwal makna mereka pada eksplorasi faktor (seperti kemudahan implementasi) yang mungkin belum dimasukkan dalam analisis. Artinya, temuan CU harus memasukkan diskusi mencolok, tapi pilihan tidak harus secara mekanis didasarkan pada peringkat CU tanpa mempertimbangkan faktor-faktor terkait lainnya. Jika pilihan dibentuk yang bertentangan dengan rekomendasi CU, alasan untuk tidak mendapatkan prioritas CU seharusnya jelas.
v Analisis Biaya-Kelayakan
Analisis biaya-kelayakan (CF; cost-feasibility) mengacu pada metode yang hanya memperkirakan biaya alternatif dalam rangka untuk memastikan apakah sanggup atau tidak sanggup dipertimbangkan. Artinya, kalau biaya alternatif lain melebihi anggaran dan sumber daya lain yang tersedia, tidak ada gunanya melaksanakan analisis lebih lanjut.
Tabel. 1.4
Maximum Class Size | Total Operational Costs, 1998-99 (in million of dollars) | Per-Pupil Operational Costs, 1998-99 |
20 | $ 2,127 | $ 149 |
18 | $ 5,049 | $ 448 |
15 | $ 11,047 | $ 981 |
Seperti yang ditunjukkan tabel 1.4, total biaya operasional dengan menurunkan ukuran kelas ke 20 pada tahun pertama jadwal akan menghasilkan sekitar $ 2,1 miliar, biaya per murid $ 149. Menurunkan ukuran kelas ke 15 akan menghasilkan total yang jauh lebih tinggi dan biaya operasional per-murid $ 11,0 miliar dan $ 981, masing-masing. Alternatif pertama (20) jauh lebih murah daripada yang lain lantaran banyak negara, menyerupai California, telah mengurangi ukuran kelas hingga 20 di tingkat sekolah dasar awal. Alternatif terakhir (15) ini jauh lebih mahal lantaran tidak ada negara kepingan di AS yang mengurangi rata-rata ukuran kelas di kelas 1 hingga 3 hingga 15 siswa.
BAB II -Membentuk Kerangka Kerja Analitis
a. Mengidentifikasi Masalah
1. Identifikasi duduk kasus harus dimulai dengan asal-usul spesifik dari masalah. Misalnya asal-usulnya bisa jadi bahwa kelompok-kelompok bawah umur tertentu tidak berguru membaca pada tingkat yang sesuai.
2. Dalam masalah ini, orang mungkin ingin memastikan alasan bahwa mereka tidak berguru membaca pada tingkat itu. Salah satu kemungkinan yakni bahwa mereka perlu perhatian khusus lantaran kesulitan belajar.
3. Lainnya yakni bahwa mereka telah memasuki sekolah dengan kekurangan membaca yang tidak diakomodasi oleh tingkat awal dan langkah pengajaran. Lainnya yakni bahwa kurikulum dan metode pengajarannya tidak pantas. Masing-masing penyebab ini akan membutuhkan respon yang berbeda.
4. Hal ini sanggup dimulai dengan pertanyaan umum dalam defisit belajar, menekan anggaran, tingkat drop-out tinggi di antara kelompok-kelompok tertentu, duduk kasus vandalisme sekolah, dan sebagainya. Setelah duduk kasus umum diidentifikasi, bagaimanapun, harus diupayakan secara lebih rinci untuk memastikan penyebab kemungkinan masalah.
5. Misalnya sikap siswa yang disebabkan oleh hukum yang tidak pantas dan penegakan selektif merupakan duduk kasus yang berbeda dari sikap siswa yang merupakan hasil dari konflik rasial, jadwal sekolah yang kacau, atau kekurangan pembelajaran serius dalam populasi tertentu.
6. Hal ini penting untuk menyelidiki aneka macam kemungkinan penyebab dengan membahas apa yang sepertinya terjadi dengan orang-orang yang mempunyai kontak dengan fenomena tersebut. Hanya sehabis pemeriksaan yang teliti dan sensitif seseorang bisa mengidentifikasi duduk kasus dalam sedemikian rupa sehingga aneka macam tanggapan alternatif sanggup disimpan untuk analisis.
b. Apa Alternatifnya ?
Alternatif untuk mengatasi duduk kasus tertentu yakni intervensi potensial mereka yang mungkin menanggapi duduk kasus dan memperbaiki situasi yang sedang ditangani. Hal ini penting untuk menanyakan apakah alternatif yang bersangkutan telah ditempatkan dalam jadwal untuk dipertimbangkan. Jelas, kelas alternatif yang patut dipertimbangkan yakni mereka yang paling responsif terhadap masalah. Analisis biaya ini didasarkan pada pandangan bahwa pengambil keputusan mempunyai pilihan. Tujuannya yakni untuk menciptakan pilihan terbaik dari alternatif yang bersaing. Analisis efektivitas biaya dan bentuk lain dari penilaian biaya dilakukan untuk menentukan di antara aneka macam alternatif.
Jika tidak ada alternatif, tidak ada gunanya melaksanakan analisis. Artinya, tidak peduli seberapa kompeten evaluasi, itu hanya akan kekurangan kegunaan kalau seseorang tidak sanggup melaksanakan apa-apa dengan apa yang dipelajari.
c. Siapa khalayak itu ?
Termasuk satu atau lebih kelompok pemangku kepentingan, yaitu individu atau institusi yang berkepentingan dengan hasil dari proses evaluasi. Hal ini membantu untuk memikirkan khalayak primer dan khalayak sekunder, “utama” umumnya pengambil keputusan (dan klien yang beliau wakili) yang telah meminta analisis. “Sekunder” terdiri dari orang-orang dan kelompok-kelompok yang juga akan memanfaatkan analisis.
d. Apakah jenis analisis yang digunakan?
Ketika seseorang telah memantapkan masalahnya, alternatif yang harus dipertimbangkan dalam menangani hal itu, dan khalayak perlu untuk menentukan jenis kerangka kerja analitis yang akan digunakan. Maka sanggup mengidentifikasi empat pendekatan tersebut yang menggunakan analisis biaya, yaitu Efektivitas Biaya (CE), Manfaat Biaya (CB), Kegunaan Biaya (CU), dan Kelayakan Biaya(CF). Empat kriteria dalam mempertimbangkan analitik yang tepat yaitu:
1. Sifat kiprah analitik, sifat dari kiprah analitik mengacu pada karakteristik masalah, alternatif, dan apakah jenis tertentu dari analisis yang sedang dipertimbangkan itu tepat. Yang penting untuk dipertimbangkan dalam konteks ini yakni kenyataan bahwa beberapa mode analisis biaya pantas untuk duduk kasus tertentu, sementara yang lain sesuai tapi sulit untuk diterapkan tanpa sumber daya yang substansial.
2. Penerimaan khalayak, khalayak mungkin sangat atau kurang bersedia mendapatkan beberapa jenis analisis yang tetap menghasilkan kesimpulan yang sama. Misalnya analisis CB kurang cocok untuk beberapa khalayak lantaran memerlukan penempatan nilai moneter pada beberapa jenis hasil. Di bidang kesehatan, CE dan analisis CU seringkali digunakan, bahkan dalam situasi di mana CB juga bisa diterapkan secara berdayaguna.
3. Kendala waktu, setiap pendekatan yang membutuhkan waktu investasi yang cukup untuk merancang penelitian, mengumpulkan data, dan menganalisa data tersebut harus dikontraskan dengan waktu yang tersedia sebelum keputusan dibuat. Misalnya kalau seseorang ingin mengevaluasi efektivitas biaya jadwal pembelajaran yang berbeda untuk mengajar membaca untuk anak kelas kedua, mungkin diharapkan waktu satu tahun hanya untuk memperoleh hasil nilai tes dari pretest ke posttest. Ketika seseorang menambahkan dengan waktu yang dibutuhkan dari desain penelitian, menganalisis data, dan laporan tersebut, seseorang mungkin menghadapi komitmen total waktu 2 tahun. Jelas, kalau keputusan harus dibentuk dalam 6 minggu, pendekatan semacam ini tidak dalam bidang pertimbangan: dan, tanpa data nyata ihwal efek intervensi, jenis studi efektivitas biaya tidak mungkin.
4. Keahlian yang tersedia,keahlian yang tersedia untuk melaksanakan sebuah penelitian yakni faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode analisis dan desain penelitian. Analisis CE sering sanggup dilakukan dengan mengambil desain penilaian normal dan mengintegrasikannya dengan komponen biaya.
e. Apakah Analisis Biaya dibutuhkan?
Sejauh ini, telah diasumsikan bahwa dalam kebanyakan masalah analisis biaya harus dilakukan kalau waktu yang memadai atau sumber daya lainnya kurang atau kalau jenis efektivitas biaya data tidak akan mengubah keputusan, mungkin tidak ada masalah yang berpengaruh untuk melaksanakan analisis biaya. Namun, bahkan ketika semua prasyarat untuk menerapkan dan menggunakan analisis biaya yang hadir, yakni penting bahwa penilaian tersebut layak dilakukan semenjak awal.
Singkatnya, sebelum menentukan teknik analisis tertentu, penting untuk melalui serangkaian mekanisme yang mungkin diringkas oleh lembar Periksa berikut:
1. Identifikasi Formal dan pemahaman masalah
2. Pertimbangan dan pemilihan alternatif yang akan dievaluasi
3. Pengakuan adanya kebutuhan mereka
4. Pemilihan mode analisis yang sesuai
5. Pertimbangan kelayakan dalam melaksanakan evaluasi
6. Menilai apakah penilaian cenderung bermanfaat.
BAB III - Konsep dan Pengukuran Biaya
a. Menjelaskan Konsep Biaya
Semua biaya merupakan pengorbanan kesempatan yang telah dikorbankan. Ini yakni gagasan dari biaya peluang yang terletak di dasar biaya dari analisis biaya dalam evaluasi. Biaya yakni pengeluaran dana yang bisa digunakan untuk barang dan jasa lainnya, pengorbanan atau biaya sanggup dinyatakan dalam hal pengeluaran.
b. Memadainya Anggaran untuk Analisis Biaya
Pertama, anggaran sering tidak meliputi informasi biaya pada semua materi yang digunakan, lantaran sumber daya bantuan menyerupai relawan, menyumbangkan peralatan dan jasa, dan input lain ‘tidak dibayar’ tidak termasuk dalam anggaran.
Kedua, ketika sumber daya telah dibayar atau termasuk dalam anggaran beberapa forum lain, mereka tidak akan dilihat. Misalnya sebuah bangunan yang disediakan untuk sekolah kabupaten oleh beberapa satuan pemerintahan atau salah satu yang sepenuhnya dibayar tidak akan ditemukan dalam anggaran sekolah kabupaten.
Ketiga, praktik anggaran standar sanggup mengganggu biaya materi sebenarnya. Anggaran publik yang umum dan laporan pengeluaran biaya rehabilitasi besar hanya untuk tahun di mana biaya tersebut terjadi. Dengan demikian, ketika atap atau pemanasan sistem sekolah diganti, beban tersebut ditemukan dalam anggaran untuk tahun di mana perbaikan itu dibuat.
Keempat, biaya intervensi apa pun sering tertanam dalam sebuah pernyataan anggaran atau pengeluaran yang meliputi unit operasi yang jauh lebih besar.
c. Metode Bahan
Metode materi merupakan pendekatan pribadi untuk memperkirakan biaya. Didesain secara khusus untuk membantu evaluator dan biaya yang sanggup dipastikan, bisa memperkirakan total biaya intervensi, biaya per unit efektivitas, manfaat, atau utilitas serta memastikan berapa beban biaya yang didistribusikan di antara sponsor, forum pendanaan, donatur, dan klien.
d. Mengidentifikasi Bahan
Bahan pelengkap yang diharapkan untuk intervensi yang sedang dievaluasi yaitu:
1. Pengenalan terhadap intervensi
2. Spesifikasi materi
3. Personil (SDM)
4. Fasilitas
5. Peralatan dan bahan
6. Input lain
7. Diperlukannya input klien
8. Pertimbangan umum dalam materi daftar
Sumber Informasi Bahan, biasanya pengenalan ini sanggup diperoleh dengan setidaknya tiga cara;
1. melalui review dokumen program,
2. melalui diskusi dengan individu yang terlibat dalam intervensi, dan
3. melalui pengamatan pribadi dari intervensi.
BAB IV - Menempatkan Nilai pada Bahan
a. Tujuan dan Prinsip-Prinsip Penilaian Biaya
Biaya yakni nilai apa yang harus kita berikan dengan menggunakan bahan-bahan dengan cara ini daripada menggunakan alternatif terbaik. Sesuai ukuran moneter dari biaya mewakili nilai moneter dari semua materi bila digunakan dalam penggunaan alternatif. Pada pada dasarnya nilai yang harus kita buat untuk menggunakan semua materi untuk intervensi dengan menyediakan (dalam dolar) dari nilai materi dalam penggunaan lainnya. Metode yang paling umum untuk menempatkan nilai moneter pada materi yaitu;
1. harga pasar; berdasarkan teori ekonomi, ketika pasar untuk barang atau jasa tertentu bersaing sempurna, harga keseimbangan yang ditetapkan oleh pasar akan mewakili nilai yang baik (Dorfman, 1967).
2. harga bayangan; Dalam masalah ini harga pasar yang ada mungkin merupakan refleksi biaya akurat untuk mendapatkan unit materi tambahan, dan penyesuaian harus dibentuk untuk menyampaikan ukuran biaya yang lebih tepat.
b. Metode untuk Menilai Bahan-Bahan
Harga pasar ada di mana pun barang atau jasa sanggup ditawarkan untuk dijual dan membelinya secara terbuka oleh pembeli dan penjual pada waktu tertentu, seseorang sanggup membeli barang-barang dan layanan pada harga tersebut. Dengan demikian, kalau seseorang sanggup memperoleh guru berkualitas yang diberikan pada harga tertentu (gaji ditambah tunjangan sampingan) di pasar terbuka, seseorang sanggup menggunakan harga untuk mengevaluasi biaya guru dengan karakteristik tersebut. Hal yang sama berlaku dari segala sesuatu yang dibeli di pasar fasilitas, peralatan, material, materi pembantu, dan personil lainnya. Dalam semua masalah ini, seseorang mencari harga pasar untuk memperoleh barang dan jasa.
1. Personil, ketika posisi personil sanggup diajukan dengan menarik orang-orang dengan pendidikan, pengalaman, dan karakteristik lain yang tepat di honor dan tunjangan yang berlaku.
2. Fasilitas, dalam hal fasilitas ada dua kemungkinan, pertama yakni bahwa intervensi akan memanfaatkan sewaan atau menyewa ruang sehingga nilai pasarnya ini terlihat dari pengeluarannya. Dalam situasi itu, biaya tahunannya yakni pengeluaran untuk fasilitas tersebut.
Singkatnya, metode penentuan nilai tahunan dari fasilitas yang dimiliki yakni untuk mengambil langkah berikut :
1. Menentukan nilai penggantian fasilitas
2. Menentukan waktu fasilitas
3. Membagi nilai penggantian dengan jumlah tahun hidup untuk mendapatkan biaya penyusutan untuk setiap tahun penggunaan.
4. Mengalikan porsi yang tidak menyusut oleh laju bunga yang sesuai untuk mendapatkan biaya kesempatan untuk mempunyai sumber daya yang diinvestasikan di kepingan fasilitas yang tidak menyusut.
5. Menambahkan biaya tahunan yang menyusut dan bunga tahunan yang hilang pada investasi yang tersisa untuk mendapatkan biaya tahunan.
6. Peralatan, biaya tahunan dari semua peralatan yang disewa cukup menyerupai dengan yang untuk memperkirakan biaya fasilitas
7. Persediaan, biaya persediaan seringkali sulit untuk diperkirakan dengan menggunakan metode materi lantaran terlalu sulit untuk memutuskan komposisi dan harga mereka secara rinci. Misalnya perlengkapan kantor sanggup terdiri atas kertas, pena, pensil, kartrid toner, klip kertas, kalender, dan sebagainya.
8. Masukan klien yang diperlukan, metode untuk menentukan biaya input klien akan tergantung pada jenis masukan dalam pertimbangan. Di sini, kita mengacu hanya untuk bahan-bahan yang harus disediakan oleh klien, menyerupai transportasi.
9. Ringkasan biaya penilaian bahan, perhitungan faktor yang diharapkan mengambil setiap kategori dan menggunakan metode yang tepat untuk memastikan nilai biaya mereka.
BAB V - Analisis Biaya
a. Menggunakan Neraca Lajur
Analisis biaya merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Hal ini merupakan proses yang diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri dengan mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi tersebut. Analisis sanggup digambarkan dengan cara bagaimana kertas kerja (neraca lajur) digunakan sebagai alat bantu dalam menyiapkan laporan keuangan. Penganalisis seringkali menggunakan neraca lajur atau kertas kerja (working paper) untuk mengumpulkan dan mengikhtisarkan data yang diharapkan dalam menyiapkan aneka macam analisis dan laporan neraca lajur (worksheet) yakni kertas kerja yang bisa digunakan penganalisis untuk mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk penyusunan laporan keuangan.
Dalam penggunaan neraca lajur yang bersifat tahunan terdapat 5 kolom, dimana kolom pertama mengenai biaya bahan, pada kolom biaya materi dirinci materi apa saja yang digunakan dalam suatu pendidikan, terdiri dari banyak kepingan dan setiap kepingan terdapat sub bagiannya masing-masing. Pada kolom kedua merupakan kolom biaya keseluruhan dari setiap materi yang ada pada kolom pertama. Kolom ketiga mengenai biaya untuk sekolah lokal pada distrik, pengisiannya sama dengan kolom kedua yakni jumlah biaya tertentu ditempatkan pada baris yang sesuai di kolom pertama. Kolom keempat mengenai biaya pemerintahan, kolom kelima mengenai biaya untuk universitas swasta, kolom kelima mengenai biaya untuk siswa dan orang bau tanah pengisian kolom pun sama dengan kolom sebelumnya. Dari masing-masing kolom tersebut dijumlahkan atau total biaya bahan. Dari total biaya materi per kolom tersebut diadaptasi apakah ada pengurangan penggunaan komisi atau menggunaan subsidi tunai lainnya atau tidak. Setaleh dari total biaya materi +/- penggunaan komisi dan subsidi tunai lainnya = biaya higienis (net cost).
b. Biaya Lebih Dari Beberapa Tahun
Telah ditekankan bahwa setiap analisis biaya harus didasarkan pada periode waktu. Yaitu, fokus dengan apa itu biaya - manfaat, efek, atau utilitas- intervensi untuk jangka waktu tertentu. Karena jadwal pendidikan biasanya direncanakan secara tahunan, periode tahun sering digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan biaya. Memang ditekankan mekanisme penghitungan tahunan dari biaya fasilitas dan peralatan. Dalam banyak kasus, bagaimanapun, jadwal pendidikan terjadi selama 2 tahun atau lebih. Saat biaya diperpanjang lebih dari 2 tahun atau lebih, analisis harus mempertimbangkan dua hal: inflasi dan diskon.
c. Menyesuaikan biaya untuk inflasi
Untuk setiap tahun dari proyek tahunan, mungkin untuk melaksanakan analisis materi dan untuk memperkirakan biaya masing-masing bahan. Namun, analisis ini tidak akan mencerminkan fakta, bahwa biaya mungkin lebih tinggi di tahun-tahun mendatang lantaran inflasi harga. Untuk memperhitungkan inflasi, biaya dari setiap tahun harus diadaptasi dengan tingkat harga satu tahun. Pilihan tahun ini yakni sewenang-wenang, meskipun sekali dipilih yakni harus digunakan secara konsisten. Ketika biaya tidak diadaptasi dengan inflasi, mereka dikatakan atau dinyatakan dalam "nominal" atau istilah "saat ini". Setelah penyesuaian dilakukan, mereka dikatakan dinyatakan dalam hal "nyata".
d. Diskon biaya
Dapat dilakukan untuk menyesuaikan biaya untuk nilai waktu, mekanisme yang disebut sebagai "diskon". Ide dasarnya yakni bahwa biaya yang terjadi di masa sekarang. Makara kita perlu untuk diskon biaya masa depan untuk benar membandingkan mereka dengan biaya yang hadir. Sayangnya, pendiskontoan sering gundah dengan menyesuaikan dengan inflasi, meskipun keduanya sama sekali berbeda. Bahkan tanpa adanya inflasi, masih ada kebutuhan untuk diskon biaya untuk distribusi mereka di lain waktu.
Untuk menghitung nilai kini menggunakan suku bunga (atau “tingkat diskonto”) untuk diskon biaya di masa tiba relatif terhadap masa dikala ini. Formula untuk mengestimasi nilai kini berdasarkan biaya pengeluaran masa depan yakni :
PV = nilai sekarang
C = biaya
r = tingkat diskonto
t = tahun dimana biaya pengeluaran akan dibuat
Secara lebih umum, nilai kini dari aneka macam waktu pengeluaran sanggup dihitung dengan menggunakan formula berikut :
∑ = Jumlah total
n = jumlah tahun
e. Akuntansi ketidakpastian
Pada tahap ini, metode keseluruhan untuk memperkirakan biaya dan mendistribusikan biaya untuk konstituen yang berbeda atau pemangku kepentingan telah disajikan. Sekarang perlu untuk membahas warta tertentu yang muncul dalam estimasi biaya dan pemanfaatan. Isu pertama yakni yang memperkirakan biaya di bawah ketidakpastian. Meskipun kami menyampaikan sejumlah teknik untuk memperkirakan biaya, ada dua situasi ketika analisis khusus dijamin untuk memperhitungkan ketidakpastian. Kasus pertama yakni bahwa di mana hanya ada standar yang sanggup dipercaya yang menjadi dasar asumsi biaya. Yang kedua yakni satu di mana ada aneka macam estimasi biaya untuk materi tertentu.
f. Bila tidak ada informasi biaya siap tersedia
Dalam masalah pertama, intervensi mungkin memerlukan masukan yang tidak ada informasi biaya. Misalnya, proyek mungkin memerlukan persiapan manual untuk menginstruksikan para guru. Apa akan ada biaya pengguna? cara terbaik untuk mengatasi jenis duduk kasus yakni mencoba untuk membagi manual dirinya menjadi sub materi untuk memproduksinya. Dengan demikian, akan mungkin untuk fokus pada proses dan bahan-bahan dalam pembuatan manual, dan biaya dari masing-masing materi ini sanggup diperkirakan dengan presisi lebih besar dari kiprah yang lebih ajaib memperkirakan biaya keseluruhan manual.
Contoh yang lebih sulit yakni bahwa memperkirakan biaya materi yang tidak tersedia pada dikala intervensi yang direncanakan. Sebuah proyek yang menggunakan teknologi masa depan akan menghadapi jenis masalah. Misalnya, meskipun biaya perangkat keras komputer mungkin tidak menjadikan duduk kasus bagi estimasi biaya, distrik sekolah mungkin perlu untuk mengembangkan perangkat lunak instruksional sendiri. Pembangunan tersebut tidak selalu sanggup diprediksi dalam hal waktu dan sumber daya lainnya yang akan dibutuhkan untuk merancang dan menciptakan operasional. Dalam hal ini yakni yang terbaik untuk memperoleh beberapa opini independen dari para jago pada biaya kemungkinan. Tentu saja, ini sanggup mengakibatkan masalah kedua, di mana ada aneka macam asumsi biaya yang berbeda.
g. Metodologi Biaya Distribusi
Ada tiga metode pokok untuk menganalisa biaya distribusi, yaitu :
1. Menurut sifat biaya atau obyek pengeluaran.
2. Menurut fungsi-fungsi atau operasi-operasi fungsional yang dilaksanakan.
3. Menurut sifat pengaplikasian perjuangan distribusi.
Pengarahan dan pengendalian yang efektif dari perjuangan penjualan biasanya, memerlukan semua jenis analisa ini, semoga terhadap manajer sanggup disediakan informasi yang perlu.
h. Analisis Biaya Distribusi
Biaya distribusi dianalisa untuk tiga tujuan utama, yaitu : penetapan harga pokok, pengendalian biaya, dan perencanaan dan pengarahan perjuangan distribusi. Mungkin yang paling tidak penting dari ketiga ini yakni penetapan harga pokok. Namun biaya-biaya harus dipastikan untuk menentukan harga jual, merumuskan kebijaksanaa distribusi, dan menyiapkan aneka macam laporan operasi. Akan tetapi, tujuan yang terpenting yakni untuk menyediakan kepada para eksekutif pemasaran informasi yang diharapkan dalam perencanaan, pengarahan, dan pengendalian perjuangan distribusi. Rencana-rencana penjualan harus dikembangkan berdasarkan jadwal atau proyek-proyek yang kelihatan akan menyampaikan keuntungan yang wajar. Usaha penjualan harus diarahkan ke jalan masuk yang paling menguntungkan dan keridak-efisienan dieliminasikan. Suatu analisa biaya distribusi tidak akan menyampaikan semua balasan terhadap semua duduk kasus manajer penjualan, tetapi sanggup memainkan peranan yang terpenting dalam pengambilan keputusan.
i. Estimasi Biaya
Pentingnya manajemen untuk memahami bagaimana hubungan antara biaya dengan faktor-faktor yang memicu perubahan biaya. Estimasi biaya membantu penganalisis untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada level acara yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran. Estimasi biaya yakni proses menaksir hubungan antara biaya-biaya dan pengarah biaya yang menyebabkannya. Beberapa biaya-biaya secara pribadi dihubungkan dengan suatu acara dan sanggup diperkirakan didasarkan pada acara itu. Biaya-Biaya lain secara tidak pribadi dihubungkan dengan suatu acara dan tidakmudah untuk diramalkan alasannya yakni tidak langsung. Ini yakni satu tantangan bagi penganalisis yang harus mengerti ihwal penaksiran biaya-biaya. Tantangan lainnya ada alasannya yakni pembelanjaan dan biaya-biaya tidak selalu terjadi pada waktu yang sama. Tujuan utama penilaian biaya yakni mengatur biaya-biaya, pembuatan keputusan, dan untuk merencanakan dan memutuskan standar.
BAB VI - Definisi Cost Effectiveness Analysis (CEA)
Menurut Henry M. Levin, analisis efektifitas biaya yakni penilaian yang mempertimbangkan aspek biaya dan konsekuensi dari sebuah alternatif pemecahan masalah. Ini yakni sebuah alat bantu pembuat keputusan yang dirancang semoga pembuat keputusan mengetahui dengan niscaya alternatif pemecahan mana yang paling efisien.
a. Dasar Cost-Effectiveness Analysis
1. Analisis manfaat biaya kegiatan (proyek)
2. Dikatakan layak bila ratio manfaat terhadap biaya > 1 yakni B/C > 1, = Manfaat/Cost
3. Dulu digunakan sebagai alat Evaluasi
4. Sekarang menjadi alat Perencanaan
5. Harus dibandingkan dengan jadwal lain
b. Metode Menyusun Efektivitas
Ketika ukuran intervensi efektivitas ditetapkan, kiprah berikutnya yakni untuk menentukan apakah ada keterangan tertentu, kita perlu memastikan apakah ada hubungan sebab-akibat antara setiap alternatif dan ukuran efektivitas.
1. Hambatan untuk membangun kausalitas
Kita mungkin merasa cukup gampang untuk membangun hubungan antara alternatif dan ukuran efektivitas. Yaitu, peningkatan jumlah alternatif mungkin positif (atau negatif) yang terkait dengan mengukur. Sayangnya, hal ini tidak perlu sama dengan menyampaikan bahwa alternatif mengakibatkan perubahan ini. Untuk menciptakan pernyataan alasannya yakni akhir yang kuat, kita harus cukup mengesampingkan semua klarifikasi lain untuk hubungan yang diamati ini.
2. Tidak ada kesamaan (atau Seleksi Bias)
Desain penilaian sering mendapatkan asumsi efektivitas dengan membandingkan hasil dari dua kelompok : satu yang berpartisipasi dalam alternatif dan salah satu yang tidak. Untuk kausal atribut perbedaan dalam hasil untuk alternatif, kita harus yakin bahwa kedua kelompok yang setara dari awal, perbedaan tunggal mereka menjadi diferensial paparan alternatif. Jika dua kelompok yang tidak setara, maka itu menjadi sangat sulit untuk menguraikan imbas dari alternatif dari yang sudah ada sebelumnya perbedaan kelompok.
3. Gesekan
Evaluasi biasanya mulai dengan lengkap perlakuan individu dan kelompok kontrol mereka. Namun, sering terjadi yakni bahwa anggota kelompok baik putus, fenomena disebut sebagai gesekan. Dengan demikian, bahkan kalau kelompok yang sama di awal, komposisi kelompok perubahan yang disebabkan oleh tabrakan sanggup menciptakan mereka tidak sama.
4. Sejarah
Untuk menciptakan pernyataan alasannya yakni akhir yang kuat, desain penilaian harus sanggup meyakinkan da menyingkirkan efek eksternal sejarah.
5. Pematangan
Hambatan yang terkait dengan validitas berasal dari pertumbuhan alami yang dialami oleh subjek penelitian. Kami sulit ditekan untuk atribut keseluruhan dari peningkatan keseluruhan dalam skor tes untuk pematangan, sejarah, atau intervensi luar.
6. Pengujian
Fitur umum dari penilaian yakni penerapan hadiah dan posttest. Maksud menggunakan dua tes yakni untuk membandingkan pertumbuhan prestasi (atau ukuran lain efektivitas) yang terjadi pada periode sementara.
7. Instrumentasi
Jika sebelum dan sehabis desain menggunakan langkah-langkah yang sedikit berbeda dari efektivitas, maka itu yakni tunduk pada bahaya instrumentasi. Mungkin pretest, sementara serupa dalam konten dengan post test, yakni kesulitan yang sedikit lebih tinggi. Dalam hal ini, kita sanggup dibiarkan dengan kesan yang salah bahwa alternatif mengakibatkan penurunan nilai tes.
8. Regresi untuk mean (rata-rata)
Dalam beberapa kasus, individu yang dipilih untuk berpartisipasi dalam treatment dikarenakan skor mereka tinggi atau rendah pada penilaian tertentu. Namun dalam pengamatan selanjutnya, ada kemungkinan bahwa individu akan mendapatkan skor lebih bersahabat dengan rata-rata.
c. Percobaan, Percobaan Kuasi, dan Evaluasi Korelasional
Ada tiga kategori umum dari desain evaluasi: eksperimental, kuasi eksperimen, dan korelasional. Setiap metode meliputi aneka macam variasi yang sanggup melibatkan banyak kecanggihan teknis yang berada di luar cakupan buku ini.
Ø Pendekatan Apakah yang Terbaik?
Percobaan acak menyampaikan batasan sangat mempunyai kegunaan melawan bahaya terhadap validitas internal menyerupai kelompok ketidak samaan. Dalam hal ini, metode yang disukai untuk memperkirakan hubungan kausal antara alternatif pendidikan khusus dan ukuran efektivitas. Yang mengatakan, kita harus berusaha untuk bersikap kritis tapi tidak meremehkan bukti non experimental. Jelas bahwa penilaian korelasional yang menciptakan klaim kausal yang kuat, dengan sedikit ratifikasi potensi bahaya terhadap validitas, harus diambil dengan sedikit demi sedikit. Sayangnya, studi ini terlalu umum di bidang pendidikan. Di sisi lain, studi korelasional yang pro data untuk bukti keberadaan mereka, harus diberikan perhatian yang lebih besar.
Ø Apakah Meta Analisis?
Dalam beberapa dekade terakhir, para peneliti dalam ilmu sosial telah menggunakan teknik analisis meta yang digunakan untuk hingga pada asumsi efektivitas. Seringkali, ada banyak-mungkin ratusan-studi individu yang mengeksplorasi hubungan kausal antara alternatif pendidikan tertentu dan hasil menyerupai prestasi. Hasil dari studi individu sanggup bervariasi. Sulit untuk mengambil kesimpulan yang berarti dari badan secara keseluruhan temuan tanpa menggunakan teknik analisis tambahan.
Ø Cost-Effectiveness Analysis
1. Teknik yang digunakan untuk menilai alternatif jadwal mana yang paling tepat dan murah dalam menghasilkan output tertentu.
2. Cara/metode: membandingkan “output yg berhasil” (objective) dari masing-masing alternatif jadwal dengan biaya (cost) dari alternatif jadwal tersebut.
3. Penekanan ada pada objective (keberhasilan tujuan program) dan dengan biaya yang termurah.
4. Alat bantu dikala perencanaan dan evaluasi.
5. Pilih alternatif jadwal yang paling murah dan efektif à ratio cost dan objective yang terkecil.
d. Menggabungkan biaya dan efektivitas
Perkiraan biaya dan efektivitas diperoleh, mereka harus dikombinasikan dengan rasio untuk setiap alternatif. Rasio kemudian sanggup diperintahkan untuk mengidentifikasi alternatif yang menyampaikan tingkat tertentu efektivitas untuk biaya setidaknya, atau efektivitas tertinggi dengan biaya tertentu. Meskipun jelas, beberapa studi mengabaikan untuk mengejar langkah terakhir ini, sehingga sulit untuk benar menginterpretasikan hasil.
f. Biaya Rasio Efektivitas
Untuk menghitung rasio efektivitas biaya (CER): biaya alternatif yang diberikan (C) dibagi dengan efektivitas (E):
g. Efektivitas Biaya dan Manfaat Biaya
Biaya (C), manfaat (B), Efektivitas (E) :
h. Efektivitas Biaya Rasio
Dalam masalah ini, rasio efektivitas biaya diperoleh dengan membagi efektivitas setiap alternatif dengan biaya:
BAB VII- Dasar Konseptual Cost-Benefit Analysis
Dalam pendidikan, pembiayaan (anggaran) pendidikan sangat penting dan dibutuhkan lantaran menyampaikan kemudahan dalam pengelolaan pendidikan. Pembiayaan pendidikan baik yang bersumber dari pemerintah dan masyarakat serta orang bau tanah peserta didik perlu penilaian dan perhitungan guna mengefisienkan pengelolaannya sehingga keuntungan dari pendidikan tersebut sanggup maksimal. Mengevaluasi sumber pembiayaan pendidikan dilakukan dengan cara analisis cost dan benefit (biaya dan manfaat). Analisis cost dan benefit ini digunakan untuk menganalisis investasi pendidikan, hal ini dimaksudkan menyampaikan informasi dan keputusan terhadap aneka macam pilihan alokasi sumber biaya pendidikan yang terbatas tetapi diharapkan menyampaikan keuntungan maksimal, keuntungan ini sanggup berupa keuntungan nilai ekonomi (financial), keterampilan, pengalaman, kesempatan kerja serta keuntungan dalam sosial masyarakat.
Lembaga pendidikan yakni semua unsur yang menyelenggarakan adanya pendidikan; orang tua, penyelenggara forum termasuk guru, dan peserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan, orang bau tanah berperan dalam hal investasi financial dan non financial. Investasi financial diwujudkan dalam bentuk iuran orang bau tanah murid dalam aneka macam macam bentuk. Investasi financial diwujudkan antara lain dalam pendidikan dan pekerjaan. Lembaga dalam kemampuannya menyelenggarakan kependidikan sanggup diukur dari daya tampung sekolah/universitasnya dan dari kemampuan mengantarkan alumni mendapatkan tingkat honor atau upah tertentu. Akhirnya kiprah peserta didik dalam ikut menyelenggarakan kependidikan sanggup diukur dari seberapa besar peserta didik dan orang tuanya harus menanggung pembebanan forum yang pada gilirannya dipergunakan untuk aneka macam macam pos pembiayaan forum tersebut.
Biaya dalam pendidikan meliputi dua klasifikasi, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya pribadi terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksananaan pengajaran dan kegiatan berguru siswa berupa pembelian alat-alat pengajaran, sarana, belajar, biaya transportasi, honor guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak pribadi berupa keuntungan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran pendidikan ini (disekolah) terbagi atas anggaran penerimaan (biaya masuk) dan anggaran pengeluaran (biaya keluar). Anggaran penerimaan atau biaya masuk yakni bentuk pendapatan yang masuk ke satuan pendidikan secara teratur diperoleh dari aneka macam sumber penerimaan baik melalui orang bau tanah siswa, donator dari komponen masyarakat maupun pemerintah sebagai penyalur utama.
a. Metoda CBA Cost Benefits Analisis
Pada dasarnya untuk menganalisis efisiensi suatu proyek langkah-langkah yang harus diambil yakni :
1. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan
2. Menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang
3. Menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam nilai uang sekarang.
Metode-metode untuk menganalisis manfaat dan biaya suatu proyek yaitu:
1) Metode Net Benefits
Metode ini menghitung selisih antara nilai kini inventasi dengan nilai kini penerimaan-penerimaan kas higienis di massa yang akan datang. Untuk menghitung nilai kini tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. NB merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor.
2) Metode Internal Rate of Return (IRR)
Dengan metode ini tingkat diskonto dicari sehingga menghasilkan nilai kini suatu proyek sama dengan nol. Rumus yang digunakan yakni : Proyek yang mempunyai nilai IRR yang tinggi yang menerima prioritas. Walaupun demikian pertimbangan untuk melaksanakan proyek tidak cukup hanya dengan IRR-nya saja, tetapi secara umum tingkat pengembaliannya (rate of return) harus lebih besar dari biaya oportunitas penggunaan dana. Makara suatu proyek akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian (IRR) dan tingkat diskonto (i). Tingkat diskonto disebut juga sebagai external rate of return, merupakan biaya pertolongan modal yang harus diperhitungkan dengan tingkat pengembalian investasi. Investor akan melaksanakan semua proyek yang mempunyai IRR > i dan tidak melaksanakan investasi pada proyek yang hargaIRR < i.
3) Metode perbandingan manfaat biaya (BCR = benefit-cost ratio).
Dengan kriteria ini maka proyek yang dilaksanakan yakni proyek yang mempunyai angka perbandingan lebih besar dari satu. Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan apabila BCR > 1. Metode BCR akan menyampaikan hasil yang konsisten dengan metode NPB, apabila BCR > 1 berarti pula NPB > 0. Metode BCR mempunyai kelemahan dalam hal membandingkan dua buah proyek lantaran tidak ada pedoman yang terang mengenai hal yang masuk sebagai perhitungan biayaatau manfaat. Manfaat selalu sanggup dianggap sebagai biaya yang negatif dan sebaliknya. Oleh lantaran itu BCR sanggup selalu dibentuk lebih tinggi dengan memasukkan biaya sebagai manfaat negatif. Oleh lantaran itu BCR sanggup dimanipulasi oleh orang yang mengevaluasi semoga nilai BCR lebih tinggi dari yang sebenarnya.
b. Tahapan Menghitung CBA
1. Identifikasi unsur benefit dan cost.
2. Beri nilai setiap unsur benefit dan cost sesuai dengan besarnya nilai nominal.
3. Hitung nilai kini (present value) dari benefit dan cost.
4. Hitung ratio benefit – cost nya.
5. Bandingkan ratio B/C dari masing-masing program.
6. Pilih ratio yang terbesar ratio B/C nyaà paling menguntungkan.
CBA dilengkapi dengan pendekatan diskonto untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan tiba berdasarkan nilai kini dan tingkat diskonto tertentu. Hal ini disebabkan oleh biaya dan manfaat yang cenderung terakumulasi. Dalam realitas deskriptif, tingkat preferensi waktu dan taksiran biaya modal sangat bervariasi akhir ketidaksempurnaan pasar-pasar modal. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan publik (sebagai konsumen) lebih menyukai kondisi. Implementasi CBA dalam pembuatan rekomendasi di sektor publik mempunyai ciri ciri antara lain berusaha untuk mengukur semua biaya dan manfaat untuk masyarakat yang dihasilkan dari jadwal publik. Analisis biaya manfaat secara tradisional merepresentasikan rasionalitas ekonomi lantaran kriteria sebagian besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global.
BAB VIII - Analisis Biaya Kegunaan
Analisis Cost-Utility merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan suatu program serta menggambarkan kepuasan dengan membandingkan antara cost (biaya) dan utility (kepuasan). Setelah utilitas dan biaya dari setiap alternatif diperoleh, maka jadwal yang dipilih yaitu yang menyediakan utilitas pada biaya terendah. Pada kepingan ini akan meninjau beberapa pendekatan yang paling gampang untuk digunakan. Pertama, kita akan menyampaikan citra umum ihwal teori utilitas multiattribut, yang merupakan kerangka awal untuk memulai pembahasan mengenai analisis cost-utlity.
1. Teori utilitas multiatribut
Teori utilitas multi atribut menyediakan teknik yang ditetapkan untuk mencapai dua kiprah yaitu : mengukur utilitas yang berasal dari satu atribut dan mengkombinasikan utilitas dari setiap atribut untuk hingga pada ukuran keseluruhan utilitas. Alat yang digunakan untuk menerapkan kiprah diatas yakni fungsi utilitas multi attribut.
a. Fungsi Utilitas Multiattribut.
Untuk menentukan fungsi utilitas multiatribut, kita perlu memperkirakan serangkaian fungsi ulitiltas single-attribute: U1(x1), U2(x2), U3(x3), sampai U m(xm). U1(x1) digunakan untuk menyatakan utilitas pada atribut pertama,dan U2(X2) untuk atribut kedua, dan seterusnya. Adapun rumus untuk keseluruhan utilitas adalah:
Untuk menghitung utilitas dari 3 atribut yakni sebagai berikut:
U(x1,x2,x3)= w1U1 (x1) + w2U2(x2) + w3U3(x3)
Keterangan:
U(x1,x2,x3) = utilitas untuk atribut ke 1,2, dan 3
w = importance weight (w1+w2+w3 =1)
x = atribut
b. Langkah selanjutnya dalam analisis
Sebelum keseluruhan skor utilitas diperoleh, ada dua langkah yang yang harus diperhatikan. Pertama, kita perlu mengkonversi setiap atribut menjadi skala utilitas umum yang mengekspresikan kekuatan dalam pilihan untuk atribut. Kedua, kita perlu memutuskan bobot yang mencerminkan kepentingan dari setiap atribut dalam keseluruhan utilitas.
2. Metode dalam Menaksir Fungsi Utilitas Single-Atribut
Ada 3 pendekatan yang sanggup digunakan dalam menaksir utilitas single-atribut yaitu proportional scoring (penilaian sebanding), the direct method (metode langsung), dan the variable probability method (metode probabilitas variabel). Metode ini menggunakan data yang diambil dari table berikut ini:
a. Proportional Scoring (penilaian sebanding)
Metode Proportional Scoring mudah digunakan dengan menggunakan kurva linear sebagai berikut:
Selain dengan kurva linear, utiitas juga bisa dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
b. The Direct Method (metode langsung)
Berbeda dengan Proportional Scoring, dalam menentukan utilitas dilakukan oleh individu yang berhak dalam menentukan utilitas tersebut. Dalam menerapkan metode ini, kita diminta untuk mengidentifikasi nilai terendah dan nilai tertinggi dari data yang didapat. Kemudian responden diminta secara pribadi untuk menaksir utilitas dengan menentukan nilai tengah terlebih dahulu.
c. The Variable Probability Method (metode probabilitas variabel)
The Variable Probability Method meminta kepada para pemangku kepentingan untuk menilai dari aneka macam pilihan yang diberikan oleh suatu atribut. Metode ini menggunakan “decision tree”. Metode ini menggambarkan untuk menentukan dari dua pilihan. Pertama menentukan nilai tertinggi (p) dengan probabilitas 0,99 dan nilai terendah (1-p) dengan probabilitas 0,01. Kemudian menentukan nilai tengah. The Variable Probability Method dapat dilihat melalui rujukan “decision tree” berikut ini:
3. Metode menaksir “Importance Weight” (bobot kepentingan)
Setelah menentukan fungsi utilitas untuk single-atribute, selanjutnya diminta untuk menentukan “Importance Weight” dari setiap atribut. Ada 2 pendekatan yang digunakan dalam menentukan “Importance Weight” yaitu the direct method (metode langsung), dan the variable probability method (metode probabilitas variabel).
a. The Direct Method (metode langsung)
Banyak cara yang digunakan dalam metode langsung. Salah satunya memberi nilai pada attribut dengan nilai kalau ketiga nilai attribut tersebut dijumlahkan maka akan menghasilkan nilai 100 kemudian membaginya dengan 100. Contoh atribut A=50, Atribut B=30, atribut C=20, kemudian ketiga atribut tersebut dibagi 100
Cara kedua yaitu memberi nilai pada setiap attribut dengan skala 1-100, kemudian dibagi dengan jumlah dari ketiga atribut tersebut. Contoh atribut A=100, Atribut B=80, atribut C=60, kemudian dibagi dengan 240 (100+80+60).
b. The variable probability method (metode probabilitas variabel)
Sama halnya dengan menaksir utilitas pada single-atribut, dalam menentukan “Importance Weight” dengan menggunakan the variable probability method juga menggunakan “decision tree”. Yang sanggup digambarkan dengan rujukan sebagai berikut:
4. Utilitas untuk siapa?
Ada tiga kelompok yang harus dipertimbangkan dalam menilai pilihan alternatif:
a. Keseluruhan populasi yang ada dalam komunitas
b. Populasi yang secara pribadi menerima efek/dampak menyerupai keluarga dari siswa yang terdaftar
c. Kelompok kecil menyerupai guru, administrator, atau anggota dewan sekolah
5. Kombinasi antara costs (biaya) dan Utility (utilitas)
Setelah menaksir utilitas dari setiap alternatif, hal terpenting yang dilakukan selanjutnya yaitu menkombinasikan antara biaya dan utilitas. Rasio dari cost-utility sanggup dihitung menggunakan rumus berikut ini:
Keterangan :
CUR = Cost Utility Ratios
C = Cost
R = Ratio
Rasio dari cost-utility dari setiap alternatif di urutkan dari yang terendah hingga yang tertinggi. Rasio terendah menggambarkan utilitas dengan biaya terendah. Rasio dari cost-utility sanggup dilihat pada tabel berikut ini:
independent district alternative | intermediate alternatives | cooperative alternative | |
average cost-perstudent | $28,056 | $14,496 | $13,413 |
overall utility | 63.9 | 70.4 | 65.2 |
cost-utility ratio | $439 | $206 | $206 |
BAB IX - Penggunaan Evaluasi Biaya
Bab ini akan menjelaskan bagaimana analisis biaya digunakan, atau seharusnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu juga menyampaikan saran kepada pengambil keputusan bagaimana menciptakan rancangan dan implementasi kajian mereka.
1. Macam-macam Aplikasi dalam Analisis Biaya
Analisis biaya banyak digunakan dalam aneka macam bidang menyerupai kesehatan, perbankan, dan pendidikan. Pada bidang kesehatan, analisis biaya digunakan untuk mengambil keputusan. Analisis biaya (CU) ini digunakan juga untuk membandingkan biaya terhadap perawatan kesehatan menggunakan QALY (quality-adjusted life-year). Pada bidang perbankan, Bank Dunia (World Bank) menggunakan analisis biaya untuk menentukan alternnatif dalam investasi, serta menentuka prioritas dalam investasi. Analisis CE juga bias digunakan untuk memutuskan obat-obat mana yang harus diganti oleh instansi publik. Selain itu, analisis biaya juga digunakan di dunia pendidikan. Pada bidang pendidikan, analisis biaya digunakan oleh pengambil keputusan atas alternatif-alternatif jadwal semoga tidak terjadi keraguan.
2. Panduan dalam Menggunakan Analisis Biaya
Ada tiga panduan dalam menggunakan analisis biaya yaitu:
a. Kualitas Analisis
Kualitas analisis dilihat dari penggunaan dari CE,CB dan CU yang tepat, speseifik, serta teliti.
b. Generalisasi Analisis
Analisis biaya digeneralisasi ke pengaturan yang lain dan sesuatu yang gres yang mencerminkan kesamaan populasi, lingkungan, dan pelaksanaan (kegiatan)
c. Menggabungkan Informasi dari Luar
Informasi luar digunakan untuk memperkaya informasi pengambilan keputusan terhadap analisis biaya.
3. “Ceklis” Dalam Mengevaluasi Kajian Biaya
Pada kepingan ini, pembaca akan menemukan kriteria dalam mengevaluasi kualitas dari cost-effectiveness dalam pendidikan. Adapun kriteria dalam mengevaluasi kajian biaya (CE,CB, atau CU) yakni sebagai berikut:
a. Menetapkan Kerangka Keputusan
2) Apakah kajian menegaskan sebuah masalah?
3) Apakah kajian menggambarkan alternatif yang harus dipertimbangkan? Apakah alternatif berkaitan dengan penyebab dari suatu masalah? Apakah ini satu-satunya alternatif yang relevan, atau masih ada yang harus dipertimbangkan? Apa teknik analisis yang digunakan untuk menentukan diantara alternatif? (CE,CU, atau CB)
b. Mengevaluasi Biaya
1) Apakah bahan-bahan untuk setiap alternatif telah ditetapkan dengan hati-hati (misalnya, anggota dan fasilitas). Apakah semua materi termasuk dalam penetapan biaya, atau apakah itu hanya meliputi bahan-bahan yang dibayar oleh sponsor?
2) Apakah metode yang digunakan untuk memutuskan biaya bahan-bahan sudah tepat?
3) Jika relevan, apakah ada analisis distribusi beban biaya antara konstituen (misalnya sponsor, pemerintah, dan klien)?
4) Apakah analisis biaya dibedakan untuk aneka macam tingkat alternatif?
5) Apakah konsep biaya yang sesuai digunakan dalam perbandingan?
6) Jika perlu, adakah biaya yang dikeluarkan beberapa tahun? Jika perlu, adakah biaya diskon untuk mendistribusikannya?
c. Mengevaluasi efek, utilitas, atau manfaat
1) Apakah ukuran efektivitas yang tepat? Apakah itu mengabaikan hasil penting dari alternatif yang harus dipertimbangkan? Jika ada beberapa hasil,bagaimana mereka di perhitungkan? Dalam analisis CB, apakah semua manfaat penting dimasukkan dalam analisis?
2) Apakah desain evaluasi eksperimental, kuasi-eksperimental, atau korelasional yang memadai untuk memastikan bahwa asumsi efektivitas (atau manfaat) yang berlaku secara internal?
3) Jika manfaat tidak berasal darieksperimen, kuasi-eksperimen, atau studi korelasi, adakah metodologi alternatif yang jelas?
4) Dalam analisis biaya-utilitas, apakah metodologi tersebut sudah terang tergambarkan?
5) Apakah ada suatu analisis yang handal dari imbas distribusi alternatif dikelompok yang berbeda?
6) Apabila diperlukan,apakah efek, utilitas, atau manfaat diskon untuk distribusi mereka atas waktu?
d. Membandingkan biaya dan analisis
1) Apakah informasi mengenai biaya dan imbas yang digunakan untuk menghitung rasio efektivitas biaya? Apakah hasil ini digunakan dengan benar untuk setiap alternatif? Apakah tampak bahwa kesalahan atau kelalaian dalam asumsi biaya dan hasil mungkin cukup untuk mengubah peringkat alternatif ini? Dalam masalah studi CB, apakah biaya dan manfaat digunakan untuk menghitung rasio biaya-manfaat, nilai higienis (net), atau tingkat pengembalian internal? Dalam masalah studi CU, apakah rasio biaya-utilitas dihitung dan diinterpretasikan?
2) Apakah Perbedaan dalam asumsi antara alternatif yang cukup besar akan meyakinkan anda dalam menggunakan mereka sebagai dasar untuk pengambilan keputusan? Apakah penulis menyajikan hasil dari analisis sensitivitas? Bagaimana hasil sehubungan dengan asumsi yang berbeda ihwal persyaratan bahan, nilai bahan, pilihan tarif diskon, perkiraan efektivitas, dan bobot dimensi yang berbeda efektivitas?
e. Menerapkan Hasil
Bagaimana hasil kalau digeneralisasikan ke dalam konteks pengambilan keputusan? Apakah mereka digeneralisasikan dengan konteks keputusan lainnya? Misalnya, mereka bisa diterapkan untuk alternatif untuk populasi dan lingkungan yang sama dalam pengaturan lainnya? Apakah mungkin untuk melaksanakan penyesuaian asumsi biaya yang akan memungkinkan generalisasi menyerupai itu?
4. Kegunaan “League Tables”
League Tables digunakan untuk membandingkan aneka macam hasil analisis dari cost-effectiveness dan cost-utility. Namun League Tables ini jarang digunakan dalam bidang pendidikan, lantaran kurangnya kajian mengenai cost-effectiveness.
Adapun rujukan League Tables sanggup dilihat dalam tabel dibawah ini:
Intervention | Cost per student | Effect on Achievement | Cost/effectiveness Ratio |
Textbooks | |||
Brazil | $1.65 | 0.34 | $4.85 |
Nicaragua | $1.75 | 0.36 | $4.86 |
Philippines | $0.27 | 0.40 | $0.68 |
Thailand | $0.25 | 0.06 | $4.17 |
| | | |
Radio Education | |||
Kenya | $0.40 | 0.53 | $0.75 |
Nicaragua | $1.80 | 0.55 | $3.27 |
Thailand (northeast) | $0.44 | 0.58 | $0.76 |
| | | |
Teacher education | |||
Brazil (4 years primary) | $2.21 | 0.21 | $10.52 |
Brazil (logos II) | $1.84 | 0.09 | $20.44 |
Brazil (3 years secondary) | $5.55 | 0.16 | $34.69 |
Thailand (additional semester postsecondary) | $0.09 | 0.005 | $16.67 |
Technical-vocation secondary | |||
Colombia (INEM) | $98.00 | 0.39 | $251.28 |
Colombia (technical-vocation) | $376.00 | 0.33 | $1,139.39 |
Tanzania (commercial) | $272.00 | 0.50 | $544.00 |
Tanzania (technical) | $561.00 | - | - |
Tanzania (agricultural) | $375.00 | - | - |
Cross-age peer tutoring | |||
United states | $212.00 | 0.75 | $290.41 |
| | | |
Cooperative learning | |||
Israel | $85.00 | 1.40 | $60.71 |
5. Desain dan Implementasi
Seseorang yang tidak mempunyai latar belakang dalam bidang ekonomi juga bisa mendesain dan mengimplemetasikan analisis biaya. Namun mereka yang tidak mempunyai latar belakang ekonomi harus memperhatikan keahlian apa yang diharapkan dalam analisis biaya yang didapat dari pengalaman yang relevan sebagai jago ekonomi. Selain itu bekerja dengan para jago juga bias membantu mereka yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan untuk menerapkan analisis biaya
6. Memasukkan Analisis Biaya kedalam Desain Evaluasi
Langkah simpulan yaitu memasukkan analisis biaya kedalam desain evaluasi, daripada mengandalkan data biaya sebagai materi renungan. Setelah memutuskan kajian CB, CU, atau CE yang sesuai, pengumpulan data mengenai biaya juga sama pentingnya. Ini dilakukan semoga bahan-bahan yang dimasukkan dalam alternatif sanggup dihitung secara utuh dalam evaluasi.
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Buku
Buku cost effectiveness analysis edisi kedua ini membahas mengenai metode dan aplikasi dalam analisis biaya. Tujuan dari buku Analisis Efektivitas Biaya yakni sebagai berikut:
1. untuk menyampaikan pemahaman akan apa yang dimaksud dengan analisis efektivitas biaya beserta variannya;
2. untuk menyampaikan pemahaman mengenai duduk kasus dasar dalam membangun dan menerapkan analisis biaya dalam pendidikan;
3. untuk menyampaikan pemahaman mengenai identifikasi dan pengukuran biaya;
4. untuk menyampaikan pemahaman mengenai identifikasi dan pengukuran pengaruh, manfaat, dan kegunaan;
5. untuk menyampaikan pemahaman ihwal bagaimana biasanya menggabungkan dan menafsirkan informasi mengenai biaya, pengaruh, manfaat, dan kegunaan; dan
6. untuk menyampaikan pemahaman ihwal bagaimana menggunakan hasil studi efektivitas biaya dalam pembuatan keputusan.
Dari aneka macam tujuan diatas, terang bahwa buku ini diharapkan bisa untuk menyampaikan pemahaman mengenai analisis efektifitas biaya. Mempelajari dan memahami analisa efektifitas biaya itu sangat penting. Walaupun demikian, buku ini juga membahas berbagai pendekatan analisis biaya dalam penilaian dan pembuatan keputusan yakni ada 4 macam, pertama cost effectiveness analysis, cost benefit analysis, cost utility analysis, cost feasibility analysis. Dalam buku ini juga membahas 3 analisa biaya yang lainnya lantaran analisa biaya yang lainnya juga berkaitan dengan analisa efektifitas biaya. Analisa biaya sanggup digunakan dalam perencanaan pendidikan.
Analisa Efektifitas Biaya (CEA) merupakan langkah awal yang mempunyai kegunaan untuk membandingkan program-program berbeda yang berfokus pada hasil yang sama. Atau CEA juga digunakan untuk mengukur rasio biaya suatu jadwal terhadap dampak pada suatu program. CEA ini sangat bermanfaat bagi para pengambil suatu kebijakan, lantaran CEA ini mempunyai kegunaan kalau ada satu variabel pengukur hasil yang ingin dilihat dampaknya (dampak terbaik dengan biaya terendah), ingin memahami bagaimana cost effectiveness suatu jadwal bervariasi tergantung pada bermacam-macam faktor kontekstual dan implementasi, dan juga kita bisa meyakinkan pembuat kebijakan bahwa suatu jadwal yang tidak terpikir (non-obvious) merupakan suatu gagasan yang baik.
Dalam dunia pendidikan CEA sanggup digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk membandingkan jadwal kalau ingin memfokuskan pada satu hasil yang ingin dikaji, misalkan ingin mengkaji mengenai kehadiran di sekolah. Dengan fokus hasil yang ingin dicapai, sanggup dilihat aneka macam macam jadwal yang sanggup mendukung pada hasil terbaik. Program-program yang ada sanggup dikaji apakah sesuai apa tidak kalau diterapkan berserta analisa efektifitas biaya nya. Setelah dikaji dari aneka macam jadwal maka harus diambil suatu keputusan jadwal mana yang harus digunakan.
Selanjutnya yakni cost benefit analysis yang mengacu pada penilaian alternatif sesuai dengan biaya dan keuntungan mereka ketika masing-masing diukur dalam istilah moneter (nilai mata uang dari suatu proyek investasi). Karena setiap alternatif dinilai dari segi biaya moneter.
Dalam menentukan dari antara beberapa alternatif, seseorang akan menentukan salah satu yang mempunyai rasio manfaat-biaya tertinggi (atau, sebaliknya, rasio terendah biaya manfaat). Analisis biaya-manfaat tidaklah memperlihatkan solusi otomatis terhadap problem-problem dalam pengalokasian sumberdaya. Kalkulasi numerik rates of return (tingkat pengembalian investasi yang sudah ditanam) mungkin bisa membantu perencana pendidikan. Namun yakni lebih penting untuk mengusahakan beberapa perbandingan sistematis antara biaya-biaya dan manfaat-manfaat dari suatu proyek, serta keseimbangan antara keduanya. Analisa biaya manfaat ini tidak dijadikan satu-satunya alat penentu bagi keputusan investasi di bidang pendidikan. Analisis biaya-manfaat hanya ditampilkan sebagai salah satu teknik yang berguna, yang bersandingan dengan teknik-teknik lain.
Cost utility analysis atau analisa biaya kegunaan mengacu pada penilaian alternatif sesuai dengan perbandingan biaya dan utilitas atau nilai.“Kegunaan” yakni istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk mengekspresikan kepuasan yang diperoleh individu dari pengeluaran satu atau lebih. Tidak menyerupai analisis CE yang bertumpu pada ukuran tunggal efektivitas (misalnya, skor tes, jumlah pengalihan anak putus sekolah), analisis CU menggunakan informasi ihwal preferensi individu untuk mengekspresikan kepuasan mereka secara keseluruhan dengan ukuran satu atau beberapa ukuran efektivitas. Dalam analisa biaya kegunaan sanggup dilakukan pengujian terhadap aneka macam alternatif yang ada, dari aneka macam alternatif tersebut dicari rasio CU yang terendah atau dengan hasil yang maksimal. Adanya pemilihan dari aneka macam macam alternatif yang telah dikaji dengan menggunakan analisa kegunaan harus dikompromikan dengan pembuat kebijakan. Apakah analisa kegunaan sanggup dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, kalau pembuat keputusan tidak menciptakan keputusan berdasarkan analisa kegunaan harus dijelaskan apa yang menjadi dasar kenapa tidak digunakan analisa tersebut dalam pengambilan kebijakan.
Analisa biaya-kelayakan mengacu pada metode yang hanya memperkirakan biaya alternatif dalam rangka untuk memastikan apakah sanggup atau tidak sanggup dipertimbangkan. Artinya, kalau biaya alternatif lain melebihi anggaran dan sumber daya lain yang tersedia, tidak ada gunanya melaksanakan analisis lebih lanjut. Analisi lebih lanjut sanggup dilihat atau dihitung dengan aneka macam macam analisa menyerupai yang telah disebutkan diatas.
Dalam buku ini juga mengajarkan aneka macam macam formula yang sanggup digunakan untuk menghitung yang berkaitan dengan analisa biaya, contohnya menyerupai menghitung net value, present value berdasarkan biaya pengeluaran di masa depan, dan aneka macam biaya dengan digabungkan dengan efektifitas. Selain itu juga buku ini menyampaikan langkah bagaimana cara menyusun efektifitas suatu program.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca dan bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit, namun aneka macam macam istilah yang tidak bisa ditafsirkan secara per kata ada, sehingga pembaca harus berguru juga dalam memahami apa yang ada dalam buku ini. Selain itu dalam menyampaikan rujukan menyerupai tabel, penulis menjelaskan terlebih dahulu tabel itu menyerupai apa dan kegunaan dari masing-masing kolomnya. Hal itu menyulitkan ketika tabel gres disajikan sehabis selesai diterangkan maksud dari tabel, sehingga pembaca diajak menerawang dan mencoba berpikir. Terlepas dari kesulitan tersebut, terang sekali bahwa penulis buku ini sangat peduli dan berusaha semoga pembaca tidak menjadi pembaca yang dimudahkan, tetapi juga dilatih untuk berpikir dalam memahami klarifikasi yang disampaikan dalam buku ini.
B. Contoh Analisis Cost Effectiveness dalam Pendidikan
Analisis cost effectiveness (analisis efektivitas biaya) pada prinsipnya yakni membandingkan output yang dihasilkan dari aneka macam kombinasi input, sehingga bisa diperkirakan kombinasi biaya terendah yang menghasilkan output yang diharapkan. Atau bisa pula mengidentifikasi output yang terbaik dari suatu biaya yang besarannya sudah ditentukan. Kesemuanya mengacu pada prinsip efektifitas.
Analisis cost effectiveness yakni suatu bentuk analisis ekonomi yang membandingkan biaya dengan hasil (efek) dari dua atau lebih tindakan. Analisis cost effectiveness berbeda dari analisis cost-benefit (biaya-manfaat) yang menyampaikan nilai moneter untuk ukuran dari efek. Analisis cost effectiveness sering digunakan dalam bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, dimana tidak memungkinkan untuk menggunakan nilai uang untuk mengukur imbas kesehatan dan pendidikan.
Berikut sebuah rujukan sederhana perhitungan dan analisis cost effectiveness untuk menyampaikan citra mengenai budi dan alur pikir metode analisis ini.
Program Pelatihan Peningkatan Mutu Kepala Sekolah Indonesia
Dalam masalah diatas, maka perlu dijabarkan terlebih dahulu apa output yang diharapkan, yaitu adanya peningkatan mutu seluruh kepala sekolah di Indonesia pada tingkat TK, SD, SMP, Sekolah Menengan Atas dan SMK. Peningkatan mutu yang dimaksud secara ideal yakni adanya peningkatan tingkat kompetensi para kepala sekolah yang bisa diukur dari:
§ Hasil uji kompetensi sehabis jadwal peningkatan mutu dilakukan.
§ Hasil training berupa planning kerja untuk peningkatan kualitas sekolah.
Perhitungan mengenai hasil tersebut tentu saja tidak bisa dilakukan secara tepat dikala jadwal belum dijalankan. Yang sanggup dilakukan yakni pendekatan estimasi ataupun proyeksi kemungkinan di masa depan. Dalam masalah ini akan digunakan pendekatan estimasi hasil berdasar asumsi historis (pengalaman pelaksanaan jadwal di masa lalu).
Kombinasi input yang bisa diajukan antara lain adalah:
1. Pelatihan in-class (tatap muka langsung)
2. Pelatihan in-class, in-field assignment dan diakhiri in-class (sandwich)
3. Pelatihan jarak jauh (memakai e-learning berbasis internet).
Masih banyak kemungkinan kombinasi lain, namun dalam masalah ini hanya digunakan alternatif sederhana tersebut sebagai latihan analisis cost effectiveness.
| Alternatif 1 | Alternatif 2 | Alternatif 3 |
Metode | In-Class Training | Kombinasi In-Class Training , In-Field Assignment, In-Class Training | Pelatihan Jarak Jauh (Distance Learning) |
Durasi | 6 hari (40 jam efektif) | § In-Class 2 x 4 hari (total 56 jam efektif) § In-Field Assignment (1 bulan kalender) | 60 hari kalender |
Evaluasi | Tes tertulis & presentasi planning program | § Tes tertulis & presentasi planning program § Presentasi hasil pelaksanaan jadwal (dalam pertemuan terakhir) | § Tes tertulis (online) & makalah planning kerja § Laporan tertulis hasil pelaksanaan jadwal di lapangan |
Lokasi | Ruang training Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten | § Ruang training Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten (In- Class pertama dan terakhir) § Tempat kerja masing-masing (In- Field Assignment) | Tempat kerja masing- masing (melalui kelas online di internet) |
Pelatih | Certifed Trainer dari masing-masing Provinsi | Certifed Trainer dari masing-masing Provinsi | Certifed Trainer dari Pusat |
Pembagian kelas | § Total 265 ribu @ 40 peserta per kls § Total 6.635 kelas | § Total 265 ribu @ 40 peserta per kls § Total 6.635 kelas | Tidak terbatas |
| Alternatif 1 | Alternatif 2 | Alternatif 3 |
Persiapan (desain program, pengembangan, activity planning) | Rp 5 milyar | Rp 5 milyar | Rp 5 milyar |
Pembangunan infrastruktur ICT | - | - | Rp 15 milyar |
Pelatihan ToT (Training of Trainers) | 497 kab/kot x 5 trainer x Rp 5 juta = Rp 12,4 milyar | 497 kab/kot x 5 trainer x Rp 5 juta = Rp 12,4 milyar | 200 trainer x Rp 5 juta = Rp 1 milyar |
Operasional pelaksanaan | 265 ribu peserta x Rp 1,5 juta = Rp 397,5 milyar | 265 ribu peserta x Rp 2 juta = Rp 530 milyar | 265 ribu peserta x Rp 300 ribu = Rp 79,5 milyar |
Transportasi peserta | 265 ribu peserta x Rp 1 juta = Rp 265 milyar | 265 ribu peserta x Rp 2 juta = Rp 530 milyar | - |
Materi belajar | 265 ribu peserta x Rp 100 ribu = Rp 26,5 milyar | 265 ribu peserta x Rp 100 ribu = Rp 26,5 milyar | Rp 1 milyar (digital) |
Total | Rp 706 milyar | Rp 1,113 triliun | Rp 101,5 milyar |
Keterangan: Rincian bersifat kasar, besaran biaya tidak riil lantaran berupa asumsi.
| Alternatif 1 | Alternatif 2 | Alternatif 3 |
Kuantitas (jumlah peserta) | Perkiraan 80% lantaran aneka macam hambatan teknis di lapangan. | Perkiraan 60% yang bisa mengikuti jadwal secara lengkap 2 sesi. | Perkiraan 80% lantaran hambatan ketersediaan infrastruktur teknis. |
Kualitas | Peningkatan kompetensi moderat, teori baik namun praktek kurang. | Peningkatan kompetensi terbaik, lengkap dari sisi teori dan praktek. | Peningkatan kompetensi moderat, lengkap teori dan praktek (sambil melaksanakan pembelajaran di tempat kerja) plus praktek ICT untuk pembelajaran. |
Kategori | Baik | Baik | Baik Sekali |
Analisis Cost Effectiveness:
| Alternatif 1 | Alternatif 2 | Alternatif 3 |
Biaya | Sedang | Mahal | Murah |
Output | Baik | Baik | Baik Sekali |
Rasio | Sedang/Baik | Mahal/Baik | Murah/Baik Sekali |
Kesimpulan | Peringkat 2 | Peringkat 3 | Peringkat 1 |
Berdasar penilaian sederhana terhadap Program Pelatihan Peningkatan Mutu Kepala Sekolah Indonesia menggunakan prinsip cost effectiveness, maka didapatkan bahwa alternatif 3 yaitu Pelatihan Jarak Jauh (Distance Learning) yakni alternatif terbaik lantaran bisa menghasilkan rasio output terbaik dengan biaya terendah.
C. Contoh Penggunaan CBA dalam pengambilan keputusan
Seorang direktur penjualan sedang memutuskan apakah akan menambah komputer atau tidak (perusahaannya hanya mempunyai beberapa komputer dan pekerjanya tidak paham dengan komputer). Direktur tsb sadar bhw penambahan komputer akan sanggup meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelangan dan meningkatkan jumlah pelanggan serta akan sanggup mengurangi jumlah pekerja. Selama ini keuntungan perusahaan beliau yakni Rp 5 juta/bln.
Analisa derektur penjualan tsb adalah:
Biaya (dlm 1 bulan) | Keuntungan (dlm 1 tahun) | |||
Peralatan komputer yg | | Pengurangan jumlah pekerja | Rp 10 | |
baru: | Rp 50 | (estimasi) | juta | |
· 10 jaringan computer | Juta | | | |
· 3 printer | Rp 5 juta | | | |
· Koneksi dengan | Rp 5 juta | | | |
Internet | | | | |
Biaya Training: · Biaya training utk 8 orang | Rp 5 juta | Peningkatan efisiensi perjuangan (estimasi) | Rp 20 juta | |
Biaya-Biaya Lain: | | Peningkatan pelanggan | Rp 35 | |
· Waktu yg hilang | Rp 5 juta | (estimasi) | juta | |
Peningkatan pelayanan (estimasi) | Rp 35 juta | |||
selama masa training | | |||
(estimasi) | | |||
Total | Rp 70 Juta | Total | Rp 100 juta |
Waktu Pelunasan: Rp 70 juta/Rp 100 juta= 0.7 dlm setahun= sekitar 9 bln.
Pada bulan ke 10 dst perusahaan tsb akan menerima keuntungan Rp 100 juta/12 bulan=8 juta
D. Analisis Jurnal Internasional
Cost-effectiveness analysis of education and health interventions in developing countries
Patrick J. McEwan
Journal of Development Effectiveness - Vol. 4, No. 2, June 2012, 189–213
CEA yakni alat yang mempunyai kegunaan tapi kurang dimanfaatkan untuk menginformasikan keputusan alokasi sumber daya untuk rentang intervensi pendidikan dan kesehatan yang membuatkan langkah-langkah umum efektivitas. Bahkan kalau analis menciptakan keputusan untuk melaksanakan CBA penuh, masih mungkin untuk melaksanakan sebuah CEA kalau ada asumsi yang kredibel biaya pelengkap dan imbas untuk setidaknya dua intervensi. Untungnya, biaya penyelenggaraan perbandingan CEA cenderung jatuh sebagai kuantitas dan kualitas penilaian dampak terbit di negara-negara berkembang. Tidak semua dari penilaian tersebut melaporkan biaya tambahan, dan beberapa yang memperlakukannya sebagai latihan back-of-the-amplop. Mungkin tantangan terbesar bergerak maju yakni untuk secara sistematis metode untuk menghitung dan membandingkan biaya tambahan, dalam banyak cara yang sama bahwa evaluator dampak telah dilakukan untuk pengukuran efektivitas. Akhirnya, ditekankan bahwa penilaian dampak dan menyertai CBA atau CEA yakni bukan satu-satunya materi untuk keputusan kebijakan. Di antara faktor-faktor lain, keputusan kebijakan harus menimbang keberlanjutan keuangan dari kebijakan dan hambatan politik untuk yang efektif
implementasi dan skala-up. Jurnal ini beropini bahwa analisis biaya yang baik yakni sangat diperlukan, meskipun kondisi cukup untuk keputusan yang masuk budi ihwal alokasi sumber daya di bidang kesehatan dan pendidikan.
implementasi dan skala-up. Jurnal ini beropini bahwa analisis biaya yang baik yakni sangat diperlukan, meskipun kondisi cukup untuk keputusan yang masuk budi ihwal alokasi sumber daya di bidang kesehatan dan pendidikan.
E. Analisi Jurnal Nasional
Pembiayaan Pendidikan : Landasan Teori dan Studi Empiris
Nanang Fattah
JURNAL Pendidikan Dasar
Nomor: 9 - April 2008
Konsep produksi di bidang pendidikan bekerjsama tidak berbeda dengan konsep produksi di perusahaan manufaktur. Hanya berbeda dari a set of inputs(seperti waktu siswa dan pengajar, buku, jasa dari capital asset menyerupai bangunan sekolah) ada a set of outputs (seperti kemampuan kognitif, sosialisasi, ilmu baru). Transformasi input menjadi output ini terang bukan tanpa biaya, baik dari sisi pengeluaran dalam bentuk uang (monetary exspenditures) maupun kesempatan yang dikorbankan semoga transformasi ini terjadi padahal sanggup digunakan untuk alternatif penggunaan yang lain (opportunity cost:seperti pendapatan yang seharusnya diperoleh bila siswa tidak melanjutkan pendidikan tinggi dan biaya modal dari durable assets).
Perubahan hubungan antara input dan output dalam pendidikan sanggup dianalisa dengan menggunakan beberapa teknik yang berbeda, yaitu:
1. Teknik pengukuran produtivitas atau analisa efektivitas biaya
Efektif tidaknya dilihat dengan mengukur biaya input (gaji guru, pengeluaran untuk pembelian buku-material-peralatan, penggunaan bangunan atau peralatan) dengan output (pencapaian objektif menyerupai jumlah lulusan, hasil ujian, atau ppendapatan masa depan yang diharapkan). Tujuan yang diharapkan sanggup berupa jumlah lulusan, hasil ujian, atau pendapatan masa depan yang diharapkan. Terdapat dua cara dalam mengaplikasikan jenis analisa ini:
· Membandingkan biaya yang dikeluarkan dua institusi pendidikan yang menggunakan metode yang berbeda, rujukan yakni pengajaran jarak jauh dengan pengajaran konvesional di kelas, kalau alhasil sama, maka dicari metode mana yang menggunakan biaya paling sedikit.
· Jika alhasil bervariasi, maka dilihat tingkat output tertinggi dengan biaya yang sama.
2. Analisis biaya manfaat (cost benefit analysis)
Mengukur biaya dan manfaat dalam hitungan ekonomi atau keuangan, hal ini diekspresikan dalam bentuk konsep rasio antara present value dari biaya dengan present valuedari manfaat di masa depan yang diharapkan (digunakan istilah rate of return on the investment). Tujuan dari setiap analisis cost-benefitini yakni untuk membandingkan opportunity costdari suatu project dengan benefit yang diharapkan, diukur dengan pelengkap pendapatan yang akan terjadi di masa depan sebagai hasil dari suatu investasi.
Penghitungan ini bisa mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi baik sebagai individu maupun untuk masyarakat. Kalkulasi private rate of return terhadap investasi pendidikan membuktikan sejauh mana manfaatnya bagi individu bersangkutan atau untuk keluarganya dengan berinvestasi dalam pendidikan. Sedangkan social rate of returnmenyediakan yardstick dalam mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi sosial. Keduanya melihat biaya pendidikan sebagai suatu investasi sosial.
Keduanya melihat biaya pendidikan sebagai suatu opportunity cost. “Private cost of education“ terdiri dari pengeluaran untuk biaya sekolah, buku, peralatan, travel, dan pendapatan yang seharusnya didapat bila tidak kuliah. Benefit ekonomi pendidikan diukur dari pendapatan pelengkap sepanjang hidup seorang pekerja yang terdidik. Pendapatan orang dengan tingkat pendidikan yang berbeda sanggup dilihat dari usia kemampuan, latar belakang sosial. Walaupun sulit mengukur benefit pribadi atau tidak pribadi dari pendidikan, setidak-tidaknya sanggup diukur dengan rate of return to education, menggunakan discounted cash flow techniquesdengan mengukur present value baik dari biaya yang dikeluarkan dan benefit yang akan diterima. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa:
Rate of return dari seluruh bentuk pendidikan bernilai positif di hampir seluruh negara, dan rate of return dari pendidikan dasar menengah lebih tinggi dari pada pendidikan tinggi. Secara konsisten, private rate of return lebih tinggi dari pada social rate of return, mengindikasikan bahwa pendidikan lebih menguntungkan sebagai betuk investasi untuk individu, daripada untuk masyarakat secara keseluruhan.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku ini berbicara mengenai analisa biaya khususnya analisa efektifitas biaya. Walapun buku ini membahas mengenai analisa efektifitas biaya, juga dicantumkan aneka macam analisa biaya yang lainnya. Hal itu dikarenakan bahwa dalam suatu analisa biaya itu tidak berfokus pada salah satu analisa biaya tertentu melainkan saling terkait dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Dalam dunia pendidikan analisa biaya ini sangat bermanfaat bagi pengambil kebijakan dalam kaitannya perencanaan pendidikan.
Penulis dalam buku ini mengajak kita berpikir kritis dalam memahami apa yang disampaikan, lantaran dalam penyampaian menyerupai dalam menyampaikan rujukan tabel, penulis mencantumkan tabel sehabis pembahasan selesai. Sehingga penulis mengajak pembaca untuk mengikuti alur dan menerawang apa yang sedang dibahas. Selain itu buku ini sangat lengkap lantaran dibahas aneka macam macam analisa biaya dan juga disertai formula penghitungan serta metode dalam menyususn efektifitas biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Henry M.Levin. Patrick J. McEwan. 2001. Cost Effectiveness Analysis Second Edition . United Sates of America. Sage Publications, Inc
Patrick J. McEwan. Cost-effectiveness analysis of education and health interventions in developing countries. Journal of Development Effectiveness - Vol. 4, No. 2, June 2012, 189–213
Nanang Fattah. Pembiayaan Pendidikan : Landasan Teori dan Studi Empiris. Jurnal Pendidikan Dasar. Nomor: 9 - April 2008