Friday, August 11, 2017

√ Investasi Reksadana Untuk Pemula: Ini Tipsnya

Apa yang perlu dicermati ketika pemula ingin investasi di Reksadana? Ini sejumlah kiatnya. Yang paling penting, Anda harus tahu untuk Tujuan apa berinvestasi di Reksadana. Reksadana itu hanya instrumen untuk mencapai tujuan.


Tulisan ini potongan dari Panduan Investasi Reksadana.


Banyak yang kirim email ke saya atau menulis di comment blog menanyakan cara memulai investasi Reksadana untuk pemula. Mayoritas yaitu investor pemula yang belum pernah punya pengalaman bersentuhan dengan Reksadana. Selama ini menempatkan simpanannya di instrumen super aman, deposito atau tabungan.


Menurut sejumlah riset, kurang dari 10% masyarakat mempunyai investasi di Reksadana.


Apa reaksi mereka?


Reaksi  investor pemula macam-macam. Ada yang begitu antusias, ingin buru-buru mulai, ketika tahu tingginya laba Reksadana (dibandingkan deposito, apalagi tabungan).


Namun, tidak sedikit pula, yang banyak bertanya, tapi tidak juga berani mulai. Khawatir akan akibatnya dan secara tidak realistis ingin akibatnya sepadan dengan tabungan. Mungkin sebab tak kenal maka tak sayang.


Memang selayaknya sebelum membeli produk, apapun itu, kita berguru dulu aksara produk tersebut dengan baik. Tahu kelebihan dan kekurangannya. Dinilai apakah kira-kira cocok dengan kebutuhan kita.


Apalagi bicara soal produk keuangan menyerupai Reksadana.


Pertama, tentu saja ini menyangkut uang, yang kita tahu sensitif. Bisa untuk pendidikan anak – anak, bisa pula untuk dana hari tua, yang kalau salah pilih, implikasinya serius.


Kedua, instrumen keuangan belum dipahami oleh banyak masyarakat. Financial literacy secara umum dikuasai masyarakat di Indonesia masih rendah, sehingga kalau tidak paham bisa salah ambil produk.


Karena itu, lewat goresan pena ini, saya ingin membuatkan tips bagaimana para pemula berguru investasi. Apa saja yang sebaiknya dipahami sebelum menanamkan uang di Reksadana.


Supaya, teman-teman pemula yang super antusias tadi, bisa paham bahwa ada lho akibatnya (yang kadang tidak kecil), dibalik gemerlap laba Reksadana yang menjulang tinggi itu. Sebaliknya, sahabat – sahabat yang takut bisa mulai paham bahwa risiko investasi itu tidak selesai dunia, bisa diminimalisir asalkan dikelola dengan baik.


Kenapa Reksadana


Reksadana merupakan cara investasi yang menarik bagi banyak pemula. Itu yang saya dengar, baca dan perhatikan di banyak sekali media, termasuk di blog ini.


Kenapa?


Pertama, laba Reksadana diatas  rata – rata instrumen investasi tradisional, menyerupai deposito dan tabungan. Dan tingkat laba ini cukup konsisten dalam rentang waktu beberapa tahun.


Dalam kondisi tingginya kenaikkan biaya hidup, tercermin dari angka inflasi, masyarakat butuh instrumen dengan return tinggi. Perlu investasi yang bisa mengejar laju inflasi. Reksadana menunjukkan itu.


Berikut ini yaitu rata – rata return per tahun Reksadana Saham dalam 5 tahun terakhir (per Des 2013) yang saya ambil dari Reksadana Terbaik pilihan Majalah Investor. Hasilnya, rata – rata mengatakan return diatas 20% per tahun.


pa yang perlu dicermati ketika pemula ingin investasi di Reksadana √ Investasi Reksadana untuk Pemula: Ini Tipsnya

Itu artinya apa? Menabung Rp 500 ribu sebulan di Reksadana Saham selama 15 tahun dengan return 25% setahun, akan menghasilkan Rp 957 juta di selesai tahun ke 15.


Kedua, masyarakat banyak yang butuh investasi tapi kesulitan kalau harus menyisihkan uang dalam jumlah besar. Keuntungan properti menarik tapi butuh jumlah investasi yang besar. Di Reksadana, investor bisa mulai cukup dengan Rp 100 ribu per bulan. Ya betul Rp 100 ribu. Bagaimana caranya, nanti kita lihat sama – sama.


Dengan jumlah investasi yang ‘minimalis’ ini, semua orang bisa ikut serta. Dan lagi, sebab kecil, para pemula berani mencoba. Risikonya dianggap tidak besar untuk belajar. “Anggap 100 ribu itu, ongkos berguru mas”, kata sahabat yang antusias ingin mencoba sehabis tahu kecilnya jumlah minimum investasi.


Ketiga, likuiditas investasi seringkali jadi tantangan. Berapa usang investasi bisa dicairkan ketika dibutuhkan. Properti bagus, tapi butuh bulanan atau bahkan tahunan untuk terjual. Reksadana? Tiga hari semenjak ditransaksikan, uang pencairan sudah masuk rekening investor. Cukup cepat. Hanya kalah dengan menarik ATM di tabungan.


1. Tujuan Keuangan


Dalam banyak sekali kesempatan berkomunikasi dengan pembaca blog, saya sering bertanya, “bapak atau ibu ingin berinvestasi untuk tujuan apa?” Jawaban klasik, “enggak tahu mas. Yang penting nabung aja. Lihat nanti dech.”


Disini masalahnya. Banyak yang capek-capek berinvestasi, berkorban tidak dugem untuk bisa menabung, tanpa tahu tujuannya untuk apa. Menganggap, bisa menyisihkan uang tiap bulan secara rutin, sudah merupakan prestasi. Tidak perlu lagi menentukan tujuannya.


Padahal, tujuan investasi sangat penting dalam perencanaan keuangan. Itu core-nya, kata guru saya. Perencana keuangan favorit saya, Ligwina Hananto, pernah punya ungkapan ‘Tujuan Lo Apa’.


Kenapa penting?


Pertama, jadi tahu harus menyisihkan berapa tiap bulan. Perlu target, perlu tujuan yang spesifik, yang bisa dipakai menghitung balik, berapa yang perlu disisihkan setiap bulan. Jadi, bisa menilai apakah uang yang ditabung itu, cukup atau tidak. Kalau tidak punya benchmark-nya, kita tidak menyadari bahwa bahwasanya uang yang kita investasikan itu jauh dari cukup.


Kedua, tidak salah ambil instrumen keuangan. Ada banyak pilihan, mulai dari pasar uang, obligasi, SUN, hingga Saham, mana yang mau dipilih. Paling sering kita dengar, ambil yang manfaatnya paling tinggi. Apa itu pilihan tepat?


Kenyatannya, laba tertinggi akan jadi risiko tertinggi kalau membutuhkannya dalam jangka waktu pendek. Misalkan, butuh uang 3 bulan lagi untuk sekolah si adik, pilih Reksadana saham sebab return-nya terlihat paling ciamik. Itu sama saja bunuh diri sebab akibatnya menjadi sangat tinggi.


Selayaknya dengan rentang pendek menyerupai itu, penempatan harus di instrumen paling aman, meskipun manfaatnya rendah. Makanya, biar tidak salah, perlu paham tujuannya untuk apa dulu. Kalau tidak tahu, untuk apa dan kapan, salah pilih instrumen menyerupai ini, sangat mungkin terjadi.


Jadi sebelum beli Reksadana, renungkan dan putuskan dulu tujuannya untuk apa, berapa dan kapan dibutuhkan. Contoh bagaimana menyusun tujuan keuangan baca disini.


2. Pahami Risk-Return 


Apa ciri investasi bodong? simpel, iming – iming laba fantasis dengan risiko rendah. Yang terjadi sebaliknya. Keuntungan rendah, risiko sangat tinggi, ujungnya kerugian atau malah kebangkrutan.


Ada aturan investasi, high risk high return, low risk low return. Hukum ini berlaku di semua instrumen termasuk Reksadana.


Oleh sebab itu, ketika mulai berinvestasi, kita dituntut tidak hanya siap menikmati keuntungan, tetapi juga siap kalah, siap menanggung kerugian. Ini yaitu investasi. Tidak ada kepastian laba atau kepastian kerugian. Dua kemungkinan tersebut bisa sama – sama terjadi.


Reksadana terbaik yaitu reksadana yang perbandingan, atau rasio, antara laba dan kerugian yang paling baik. Makara bukan yang manfaatnya paling tinggi, atau kerugiannya paling kecil. Kedua unsur ini, return dan risk, harus disandingkan kemudian dibandingkan dan yang rasionya paling tinggi yaitu yang terbaik.


Kenapa?


Dalam dunia investasi, manfaatnya yang tinggi bisa dicapai, bukan sebab keahlian meracik investasi, namun sebab keberanian mengambil risiko. Misalnya, seni administrasi membeli saham kapitalisasi menengah dan kecil yang spekulatif. Harga sahamnya murah, potensi kenaikkan besar.


Selama pasar dalam kondisi bagus, seni administrasi spekulatif macam ini tidak akan mendatangkan masalah. Tapi, pasar tidak selalu bagus, langit tidak selalu biru. Ada saatnya kelabu.


Saat pasar sedang turun, kondisi bearish,  seni administrasi ini akan memukul return investasi paling keras. Saham – saham spekulatif yang akan turun paling dulu dan paling dalam dikala bursa sedang sakit. Keuntungan investasi bisa anjlok bukan kepalang.


Reksadana terbaik yaitu yang bisa bertahan untuk cukup stabil dalam segala kondisi. Saat pasar bagus, manfaatnya cukup tinggi, dikala pasar turun kerugiannya tidak terlalu besar.


Nah, kondisi ini yang harus dipahami oleh pemodal. Banyak pemodal pemula yang tidak menyadarinya, bermimpi laba tinggi akan abadi. Akibatnya, tidak siap mental ketika pasar turun, menyaksikan nilai investasinya terpotong habis. Padahal, ini yaitu konsekuensi menentukan seni administrasi investasi spekulatif dengan return tinggi.


Lebih lanjut soal  Menilai Reksadana Terbaik.


3. Baca Prospektus 


Apa hal pertama sehabis membeli gadget? Baca manual book. Ya itu yang seharusnya dilakukan, ketika beli produk baru, meskipun bukan kebiasaan secara umum dikuasai di Indonesia.


Manual book Reksadana yaitu prospektus. Wajib baca dokumen ini sebelum mulai berinvestasi.


Prospektus yaitu dokumen legal mengenai penawaran investasi Reksadana yang sudah mendapat persetujuan dari pihak berewenang. Isinya sangat komprehensif mengenai seluk beluk, serta legalitas dari Reksadana dan forum – forum yang mengelola investasi ini.


Sayangnya, saya jarang ketemu orang yang baca prospektus dulu sebelum beli. Baru dibaca, itupun sehabis ketemu masalah. Akibatnya, nasi sudah menjadi bubur. Padahal, kalau prospektus dibaca sedari awal, duduk masalah bisa dihindari sebab bahwasanya sudah dijelaskan secara gamblang di dalam dokumen ini.


Prospektus bisa diperoleh di Manajer Investasi atau Bank biro penjual Reksadana. Beberapa Manajer Investasi sudah menyediakannya secara online di web mereka, sehingga calon investor dengan gampang bisa mengambilnya secara gratis.


“Baca prospektus njelimet”, kata seorang teman. Prospektus memang agak sedikit rumit bahasanya sebab terkait istilah – istilah hukum.


Tapi, jangan khawatir, saya sudah coba merangkum poin – poin penting apa yang sebaiknya diketahui. Penjelasan lengkap Cara Membaca Prospektus.


4. Reksadana Online


Bagaimana cara memulai beli dan jual Reksadana? Yang paling mudah, ikut Reksadana Online.


Reksadana Online yaitu akomodasi transaksi yang dilakukan via internet. Investor tidak perlu bolak balik ke kantor atau kirim – kirim surat, untuk melaksanakan pembelian maupun penjualan. Semuanya cukup diselesaikan di depan komputer.


Ada dua jenis Reksadana Online, yaitu:


Pertama, akomodasi online yang digagas oleh Manajer Investasi. Fasilitas ini hanya menjual Reksadana yang dikeluarkan oleh Manajer Investasi tersebut. Contohnya yaitu Danareksa Investment Management dan Panin Asset Management.


Kedua, akomodasi supermarket Reksadana Online yang menjual dari banyak sekali Manajer Investasi. Hampir semua jenis Reksadana hadir disini. Tidak terbatas dari satu pengelola saja.


Saya menentukan yang kedua. Pilihannya banyak, sehingga bisa lebih fleksibel dan bebas mencari yang paling cocok dengan kebutuhan.


Salah satu misalnya yaitu IPOTFUND yang merupakan Supermarket Reksadana Online. Berikut ini yaitu tampilannya.


pa yang perlu dicermati ketika pemula ingin investasi di Reksadana √ Investasi Reksadana untuk Pemula: Ini Tipsnya

Ada sejumlah laba melaksanakan transaksi di supermarket Reksadana ini.



  • Minimal investasi awal sangat terjangkau. Saya melihat beberapa Reksadana bisa dibeli dengan investasi awal Rp 100 ribu. Jumlah yang sangat kecil kalau dibandingkan deposito, obligasi atau trading saham. Dengan syarat sekecil ini, bahwasanya siapapun bisa mulai berinvestasi di Reksadana.

  • Membebaskan semua biaya transaksi pembelian maupun penjualan. Transaksi melalui bank biro penjual masih dikenakan biaya transaksi untuk beli dan jual. Kalaupun ada diskon, biasanya yaitu biaya penjualan, dengan syarat dihentikan mencairkan reksadana selama minimum periode tertentu.

  • Single account untuk semua reksadana, yaitu satu akun investasi untuk semua transaksi reksadana di Indonesia, satu rekening bank pembayaran yang menghilangkan biaya perhiasan untuk aktifitas investasi, dan satu laporan untuk semua Reksadana yang mengatakan kemudahan penilaian dan analisa.

  • Jaminan keamanan bertransaksi. Dengan sertifikasi Secure Sockets Layer (SSL) 256 bit, setiap koneksi pengiriman data dienkripsi. dan dalam setiap transaksi pengguna wajib memasukkan PIN.


5. Segera Mulai !


Action speaks louder than words. Seberapa keras kita berteriak, kalau tidak dilakukan sama aja bo’ong. Begitu pula dalam investasi.


Ada beberapa alasan kenapa mulai semenjak dini wajib.


Pertama, tanpa dimulai, kita tidak akan pernah tahu, tidak bisa mencicipi feel-nya, bagaimana menempatkan uang di Reksadana. Keuntungan dan risiko hanya bisa diresapi sehabis menjalaninya.


Kedua, mulai lebih awal dengan jumlah kecil akan mendatangkan laba lebih besar dibandingkan mulai terlambat dengan jumlah besar. Adanya faktor compunding interest, bunga berbunga, menciptakan waktu berpihak pada kita yang mulai semenjak dini.


Ketiga, kalau masih khawatir, bisa mulai dengan jumlah kecil, sekecil Rp 100 ribu sebulan. Saya yakin jumlah itu lebih rendah dari uang pulsa setiap bulan. Kalau uang pulsa saja kita mau menghabiskan sebesar itu, kenapa Reksadana yang terperinci – terperinci uangnya diinvestasikan, kita tidak berani.


pa yang perlu dicermati ketika pemula ingin investasi di Reksadana √ Investasi Reksadana untuk Pemula: Ini Tipsnya

Baca Juga: Reksadana Bukalapak, Bisa Investasi Rp 10 Ribu


Kesimpulan


Mayoritas pemodal Reksadana yaitu pemula. Karakteristik Reksadana yang return tinggi, minimum investasi kecil dan kecepatan pencairan memang punya daya tarik buat pemodal pemula.


Namun, sebelum mulai, pemodal pemula sebaiknya mempelajari dulu. Pahami instrumen ini dengan dengan secama. Ini akan membantu kemungkinan kesalahan menentukan produk dan mengambil keputusan investasi.


Masih ada pertanyaan – pertanyaan, silahkan baca Penjelasan Reksadana dan Kursus Reksadana.


Semoga bermanfaat.


GRATIS Daftar 5 Reksadana Saham Terbaik



Sumber https://duwitmu.com