Dalam artikel sebelumnya sudah dibahas Pengertian Asuransi Jiwa Unit Link. Ini ialah artikel lanjutannya, yang secara lebih detil menjelaskan Apa Manfaat dan Kerugian Unit Link. Setelah baca ini, Anda sanggup punya pengetahuan untuk memtuskan beli asuransi unit link atau tidak.
Sebaiknya Anda pahami dengan baik sebelum memutuskan membeli Unit Link.
Tidak ada produk yang benar dan salah. Semuanya punya kegunaan dan kelebihan masing – masing.
Yang paling penting ialah apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan Anda. Untuk sanggup memahaminya dengan baik, Anda harus tahu dulu apa manfaat dan kerugian produk tersebut.
Ini ialah Manfaat dan Kerugian Asuransi Unit Link:
1. Hasil Investasi Menentukan Asuransi
Keberadaan produk unit link tergantung pada hasil investasi (Nilai Polis). Hasil investasi membayar biaya asuransi dan biaya asuransi embel-embel (supaya perlindungan asuransi berjalan), serta membentuk nilai polis yang uangnya sanggup diambil untuk dana pendidikan atau dana pensiun.
Jika kinerja investasi bagus, nilai polis meningkat, maka uang yang tersedia cukup untuk membayar segala biaya, dan ada nilai tunai yang sanggup dimanfaatkan. Everybody is happy!
Namun, kita perlu paham bahwa investasi itu kan tidak pasti. Ada siklusnya, sanggup naik dan sanggup turun (baca Penurunan Return di Pasar Modal). Begitu pula di unit link. Return investasi di unit link tidak dijamin, nasabah menanggung risikonya sendiri. Karena itu, nasabah wajib paham konsekuensinya.
Hal ini, unfortunately, tidak digambarkan secara gamblang dalam gambaran penawaran unit link (tabel – tabel yang isinya perkembangan nilai investasi dari tahun ke tahun). Yang ditunjukkan ialah kinerja investasi yang selalu meningkat.
Konsekuensi jikalau pasar merosot, apa dampaknya kepada pemegang polis, tidak dijelaskan, terutama oleh para agen. Meskipun jikalau dibaca proposal asuransi secara teliti terdapat klarifikasi yang menekankan bahwa investasi itu beresiko dan punya peluang untuk untung dan rugi.
Berikut tabel kinerja investasi Unit Link, yang saya cuplik dari proposal asuransi. Lihat tahun 2010, penurunan saham hingga 50% (investasi 10 juta, hilang 5 juta dalam setahun). Bukan maksud ingin menakut – nakuti tetapi memperlihatkan fakta bahwa penurunan pernah terjadi. History will repeat itself!
Ilustrasi Hasil Investasi Unit Link
Yang penting kita pahami, bagaimana jikalau kinerja investasi menurun, apa konsekuensinya buat polis unit link ? Apa taktik menghadapinya?
Pertama, jikalau kinerja investasi menurun, nilai polis turun, sehingga kemungkinan besar tidak cukup membayar biaya – biaya asuransi. Saat nilai polis tidak cukup, masabah harus menambah dana, top up, semoga asuransi sanggup tetap aktif.
Jadi, ketika pasar sedang berfluktuasi, nasabah unit link harus siap uang untuk top up. Besarnya Top Up sangat tergantung pilihan instrumen Anda. Turunnya pasar paling signifikan dampaknya ke instrumen yang return-nya tinggi, menyerupai saham. High Risk High Return.
Kedua, ketika mempertimbangkan penawaran unit link, pastikan menentukan instrumen yang sesuai profil dan tujuan keuangan . Jangan asal pilih yang return-nya paling tinggi karena itu justru yang paling beresiko (paling banyak harus Top Up ketika pasar anjlok).
Bagaimana menentukan instrumen yang sesuai profil risiko ? Sesuai artinya, kalau jangka pendek ya jangan pilih saham yang agresif. Kalau jangka panjang diatas 20 tahun, gres boleh pilih investasi bergairah di saham. Jangka pendek pilihlah pasar uang atau pendapatan tetap.
Mau tetap ngeyel pilih saham untuk jangka pendek? Boleh – boleh saja. Tetapi harus sadar menghadapi fluktuasi harga saham, yang sanggup menjadikan nilai investasi merosot dan dampaknya akan menyerupai diuraikan diatas.
Pastikan pula bahwa perusahaan asuransi mempunyai track record kinerja investasi yang memadai. Bandingkan kinerja unit link yang satu dengan yang lain. Jangan gampang terpancing hasil investasi yang tinggi tanpa melaksanakan komparasi dengan yang lain (kinerja investasi itu relatif).
2. Biaya Asuransi Meningkat
Pembayaran premi di unit link memang tetap (fixed) hingga selesai, dan hanya ada satu biaya asuransi yang dicantumkan di proposal. Tetapi, tolong-menolong biaya asuransi dan biaya asuransi embel-embel itu meningkat setiap tahun. Hanya, angkanya tidak ditampilkan di proposal.
Ada tanda asterik (*) di Biaya Asuransi yang berbunyi “Merupakan biaya asuransi pada ketika usia masuk. Biaya asuransi akan berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan usia pada ketika tahun berjalan …”. Bahasa sederhananya, biaya asuransi meningkat. Dibawah ini ialah pernyataan dari proposal unit link yang saya ambil mengenai kenaikkan biaya asuransi (baris kedua).
Dengan premi yang tetap, sementara biaya naik, bagaimana membayar selisihnya?
Selisihnya dibayar dengan memotong nilai polis. Karena itu, premi yang tetap tadi, tolong-menolong tidak tetap, lantaran biaya asuransi memotong uang nasabah di nilai polis.
Dengan kondisi ini, return investasi nilai polis harus tumbuh lebih cepat dari kenaikkan biaya asuransi. Begitu hasil investasi anjlok, dengan biaya asuransi yang terus meningkat, ujungnya nasabah harus menombok dengan Top Up.
3. Apa Biaya yang Perlu Anda Tahu
Karena unit link ini ialah produk yang convenience, ada cost yang harus dibayar. There is no such thing as a free lunch.
Kalau beli Reksadana, Anda harus mengurus sendiri semuanya, mulai dari pembukaan, pembelian hingga penjualan. Harus bolak balik ke bank atau biro reksadana. Belum lagi harus riset untuk menentukan mana Reksadana yang paling cocok.
Di Unit Link, Anda tidak perlu repot. Tinggal duduk santai, sambil ngopi sore, semua proses dikelola perusahaan asuransi. Nah pelayanan menyerupai itu ada biayanya. Apa saja biayanya?
- Biaya Akuisisi. Biaya akuisisi ialah biaya untuk mendapat dan melayani Anda sebagai nasabah. Yang paling basic ialah komisi agen, dan biaya operasional perusahaan asuransi. Siapa yang membayar biaya akuisisi? ya Anda. Kaprikornus dari premi dasar dipotong untuk biaya ini. Tahun pertama 100% uang premi untuk biaya akuisisi, tahun kedua 60%; tahun ketiga dan seterusnya. Baru berhenti dipotong pada tahun ke 6 (lama ya?).
- Spread Jual – Beli Investasi. Ketika membeli valuta asing, ada kurs jual yang lebih tinggi dari kurs beli. Selisih menjadi keuntungan money changer. Hal yang sama di unit link, ada harga jual dan harga beli. Misalnya, investasi Rp 1 juta saat harga jual Rp 1,000 maka mendapat 1,000 unit. Kemudian, ketika mencairkan investasi, perusahaan asuransi memakai harga beli (yang nilainya lebih rendah) Rp 950 sehingga uang yang diterima ialah Rp 950 ribu (1,000 unit x rp 950). Ada selisih 2% sd 5% harga jual dan harga beli (tergantung perusahaan asuransi). Selisih ini kemana? Ya ke perusahaan asuransi. Sedangkan, jika investasi di reksadana, hanya ada satu harga, tidak ada selisih harga jual – beli.
- Biaya Pembelian Investasi 5%. Ketika melaksanakan top – up, nilainya dipotong biaya 5%. Penempatan dana rp 1 juta, maka yang masuk investasi rp 950 ribu, sisanya rp 50 rb disetor ke perusahaan asuransi. Biaya top up ini selalu dikenakan seumur hidup polis. Buat perbandingan, investasi di Reksadana dikenakan biaya pembelian gratis 0%, terutama di agen yang menyediakan kemudahan jual beli secara online.
- Biaya Administrasi. Biaya ini dibayar setiap bulan kisarannya antara Rp 26,500 hingga dengan Rp 35,000 per bulan. Kecil? Coba hitung, perkiraan Rp 26,500, setahun Rp 318,000, 10 tahun sekitar 3 jutaan. Di asuransi tradisional, biaya manajemen hanya dibayar satu kali ketika pertama kali membayar premi.
4. “Unapplied Premium” Mengurangi Manfaat
Ketika membayar premi, bayangan Anda dan juga saya (saat itu) ialah besarnya premi sesuai dengan biaya asuransi. Ya dong, lantaran itulah tujuan membayar premi. Nyata tidak! Ada selisih dan jumlahnya tidak kecil. Apa itu?
Dibawah ini ilustrasinya. Berdasarkan proposal, biaya asuransi per bulan rp 422,017. Dalam setahun, biaya asuransi adalah rp 5,064,204 di tahun pertama. Bandingkan dengan premi dasar yang wajib dibayar, yaitu Rp 25 juta lebih setahun.
Biaya Asuransi
Ada selisih antara biaya asuransi Rp 5 juta dengan premi Rp 25 juta, yaitu sekitar Rp 20 juta (hampir 80%). Selisih ini disebut Unapplied Premium (lihat ilustrasinya dibawah ini untuk denah A).
Kemana larinya Unapplied Premium? Ia menjadi nilai investasi dalam bentuk nilai polis. Jadi, unapplied tetap menjadi milik Anda. Kalau begitu, masalahnya apa.
Pertama, kita tahu bahwa biaya akuisisi (untuk komisi biro dan perusahaan asuransi) itu dihitung dari nilai premi. Makin besar premi makin besar biaya yang harus dibayar. Sementara, makin besar Unapplied Premium, makin besar premi.
Kedua, tingginya unapplied premium menciptakan perlindungan tidak optimal. Sebenarnya, jikalau unapplied premium rendah, kesudahannya sanggup dimanfaatkan untuk memberikan manfaat lain misalnya kesehatan, cacat tetap dan penyakit kritis. Tidak perlu menambah premi, cukup dengan mengurangi porsi unapplied premium, sehingga ada sisa premi yang sanggup dibelikan manfat lain untuk mendapatkan perlindungan lebih optimal (lihat denah B diatas).
Karena penasaran, saya bertanya ke cuilan produk internal perusahaan asuransi, kenapa ada unapplied premium sebesar itu, tujuannya untuk apa. Penjelasannya, unapplied premium itu dibuat untuk menjaga semoga polis asuransi tetap aktif (tidak lapse) dalam jangka waktu yang cukup lama.
Jadi begini, Unapplied Premium itu menjadi semacam ‘tabungan’ yang masuk ke dalam nilai polis. Gunanya, dalam kondisi tertentu, pemilik polis mungkin tidak sanggup membayar premi atau ketika pasar anjlok sehingga perlu top up tetapi tidak punya uang untuk top up, ketika itu unapplied premium dimanfaatkan untuk menalangi premi (lewat nilai polis yang besar).
5. Maaf, Tidak Ada Investasi di Tahun Pertama
Lho, bukannya, saya membeli produk investasi dan asuransi. Kok sanggup tidak ada investasi di tahun pertama?
Sebelum menjawab, coba cek polis atau gambaran unit link. Di tahun pertama, Anda sanggup melihat nilai polis/nilai tunai nihil atau tidak ada. Atau jikalau ada nilai investasi, itu berasal dari top-up (jika melaksanakan top –up), namun bukan dari premi dasar. Itu yang saya maksud dengan ‘tidak ada investasi di tahun pertama’.
Karena perlu untuk membayar biaya akuisisi yang cukup besar, premi yang Anda bayarkan di 5 tahun pertama, tidak eksklusif di tanamkan ke instrumen investasi. Premi dipakai untuk membayar biaya akuisisi. Porsi premi yang diambil bervariasi setiap tahun. Ilustrasi soal biaya akuisisi diuraikan dibawah ini:
Tahun pertama, seluruh premi (100%) dipakai untuk membayar biaya akuisisi. Makanya, nilai investasi dari premi dasar ialah nihil. Tahun kedua 60% yang diambil biaya akuisisi, tahun ketiga sd kelima 15%. Baru di tahun ke 6, tidak ada lagi potongan biaya akuisisi, sehingga seluruh premi sanggup masuk ke investasi.
Apa implikasinya? Ingat: uang kini lebih bernilai dari uang besok. Kalau uang diinvestasikan besok daripada sekarang, Anda seharusnya sudah sanggup menghitung berapa time value of money yang hilang.
Itu sebabnya kenapa investasi reksadana pasti lebih tinggi hasilnya dibandingkan investasi lewat unit link, lantaran dalam investasi reksadana uang eksklusif bekerja di hari pertama Anda berinvestasi (tidak ada yang ditunda selama 5 tahun pertama untuk membayar biaya akuisisi).
Apa itu biaya akuisisi? Secara umum, ini ialah biaya mengelola polis asuransi nasabah, yang 70% diambil perusahaan asuransi dan 30% untuk agen. Melayani nasabah itu ada biayanya dan tidak murah. Biaya akuisisi ini berbeda dengan biaya asuransi (biaya untuk mengatakan perlindungan polis). Biaya akuisisi dipotong eksklusif dari pembayaran premi, sementara biaya asuransi diambil dari hasil investasi.
Kalau tahun pertama seluruh premi disedot biaya akuisisi, bagaimana sanggup membayar biaya asuransi?
Nah, ini kreatifnya perusahaan asuransi, lantaran kenyataannya perlindungan asuransi tidak berhenti, tetap berjalan. Caranya, biaya asuransi dibayarkan terlebih dahulu atau kasarnya dihutangi oleh perusahaan asuransi. Jadi, selama dua tahun pertama (periodenya tergantung kebijakan perusahaan), Anda pemilik polis berhutang biaya asuransi.
Kapan hutang ini dilunasi? Hutang mulai dibayar menginjak tahun ketiga. Itu tidak berarti bahwa pada tahun ketiga, Anda harus menambah pembayaran premi. Premi tidak berubah. Pembayaran biaya asuransi diambil dengan memotong nilai polis – hasil investasi.
Apa implikasi hutang biaya asuransi ini? Nilai premi yang diinvestasikan menjadi lebih kecil. Setelah sebelumnya dipotong biaya akuisisi diawal, nilai polis masih harus dipotong lagi untuk membayar hutang biaya asuransi.
Itu sebabnya pada tahun – tahun awal, pertumbuhan nilai polis relatif kecil. Ada biaya akuisisi dan pembayaran hutang biaya asuransi di periode awal yang membuat investasi unit link di 5 tahun pertama tidak optimal.
Karena itu, jikalau tujuan keuangan ialah investasi jangka pendek dibawah 6 tahun, sebaiknya Anda tidak mengambil unit link. Setelah periode 6 tahun gres investasi di unit link digenjot at full-speed.
Dari sini, Anda tahu sekarang, kenapa biro unit link selalu bilang, “dalam 3 tahun pertama sebaiknya hasil investasi tidak diambil”. Selain investasi sebaiknya jangka panjang (alasan resmi !), alasan lainnya ialah faktor biaya ini.
6. Cuti Premi: Pahami Konsekuensinya!
Salah satu fitur andalan unit link ialah Cuti Premi, yaitu pemegang polis hanya melaksanakan pembayaran premi hingga periode tertentu, sehabis itu tidak perlu lagi membayar meskipun perlindungan asuransi masih terus berjalan. Asyik bukan?
Ambil pola proposal asuransi unit link yang ditawarkan ke saya. Disitu tertulis ‘Rencana Masa Pembayaran Premi yang dikehendaki Nasabah* 10 tahun’. Sementara, pertanggungan mencapai usia 99 tahun. Menurut keterangan biro yang mengatakan proposal ini, saya mendapat kemudahan cuti premi, semenjak tahun ke 11, sehingga tidak perlu lagi membayar premi. Ini isi di proposal asuransi bahwa nasabah hanya membayar 10 tahun, sisanya cuti premi
Apa bayangan Anda mendengar penawaran menyerupai itu? Gratis, tidak perlu bayar premi lagi. Persis! Tapi apa betul begitu.
Setelah dibaca ulang dengan lebih teliti, saya menemukan tanda asteriks (*), disamping pernyataan soal cuti premi tadi, yang keterangannya ada dibagian bawah yaitu “Saya mengerti bahwa manfaat asuransi diatas sanggup diberikan selama biaya asuransi terpenuhi. Apabila Nilai Tunai yang terbentuk tidak mencukupi maka Rencana Masa Pembayaran Premi yang saya rencanakan sanggup lebih panjang”. Berikut saya cuplik keterangan tanda asterik (*) di proposal yang menjelaskan konsekuensi cuti premi (baca: baris pertama).
Itu artinya apa? Sejak tahun ke 11, biaya asuransi dibayar dengan memotong nilai polis. Nilai tunai atau nilai polis ialah hasil investasi. Asumsinya, sehabis 10 tahun, nilai polis sudah cukup besar dan stabil, sehingga cukup untuk membayar biaya asuransi.
Jadi, jikalau berpikir bahwa cuti premi itu artinya gratis bayar premi, itu ilusi. Cuti premi memakai uang Anda sendiri, uang hasil investasi. Mana ada sich yang gratis di jaman begini.
Apa konsekuensi pengambilan nilai polis karena cuti premi?
Pertama, pertumbuhan nilai polis menjadi lebih lambat atau bahkan sanggup menurun (jika return investasi rendah). Cuti premi menciptakan dana investasi anda berkurang lantaran tersedot menalangi pembayaran premi.
Kedua, dalam kondisi pasar yang kurang bersahabat, return investasi merosot dan nilai polis anjlok, adanya cuti premi menciptakan kemungkinan menjadi lebih besar (dibandingkan tanpa cuti premi) buat nasabah untuk harus melaksanakan pembayaran embel-embel (Top Up). Karena sisa nilai polis tidak cukup untuk membayar biaya asuransi.
Perlu diingat bahwa biaya asuransi meningkat setiap tahun, bukannya menurun. Karena itu, cuti premi akan lebih cepat menggerus nilai polis atau nilai tunai, terutama jikalau kinerja return investasi sedang menurun.
Jadi, jikalau ingin investasi unit link untuk dana pendidikan atau pensiun, saya sarankan jangan mengambil cuti premi. Cuti premi memotong porsi investasi yang sanggup ditarik.
7. Investasi Terbatas
Ketika membeli unit link, Anda itu intinya kontrak mati dengan Manajer Investasi yang mengelola unit link. Kenapa begitu?
Seperti saya jelaskan sebelumnya, investasi itu tidak pasti, ada naik dan ada turun. Karenanya, kita sebagai investor, senantiasa perlu mengevaluasi dan jikalau diharapkan melakukan perubahan, dari satu instrumen ke instrumen lain, dari satu manajer investasi ke manajer investasi lain.
Kalau investasi di Reksadana, perubahan gampang sekali. Misalnya, pindah dari Reksadana Saham Schroders ke Reksadana Manulife. Bisa pula dari Reksadana Campuran BNP Paribas ke Reksadana Tetap Schroders. Tinggal mengajukan perubahan, sanggup secara online atau lewat pengajuan surat, dengan biaya yang boleh dikatakan cukup kecil. Prosesnya tidak hingga seminggu.
Nah, kalau di unit link, prosesnya tidak semudah itu. Kenapa? lantaran ada kaitannya dengan asuransi. Ingat perlindungan asuransi Anda didanai oleh investasi Anda. Jika, investasi ditarik, maka nilai polis hilang, asuransi berhenti proteksinya. Jika investasi ditarik sebagian, kemungkinan Anda perlu melaksanakan top – up untuk memastikan nilai polis cukup untuk membayar biaya asuransi.
Bukannya di unit link ada fasilitas switching? Betul ada kemudahan itu. Namun, switching hanya sanggup dilakukan dalam lingkungan produk investasi dari manajer investasi yang sama. Anda tidak sanggup menentukan produk yang bukan dikelola oleh manajer investasi tersebut.
Dengan kata lain, Anda tidak sanggup berpindah ke lain hati dari Manajer Investasi di unit link. Kontrak seumur hidup. Kecuali perusahaan asuransi jiwa unit link merubah Manajer Investasinya.
Jadi di unit link, fleksibilitas investasi menjadi tantangan tersendiri yang perlu disadari calon pembeli. Jangan hingga sudah masuk gres komplain. Karena memang nature-nya menyerupai itu. Oleh lantaran itu, Anda sebaiknya memastikan benar – benar bagaimana kinerja manajer investasi unit link tersebut. Karena sekali masuk, Anda kontrak mati dengannya.
Unit Link atau Tidak ?
Sampai disini, niscaya muncul pertanyaan, mau pilih unit link atau tidak? Yang paling tahu ialah Anda sendiri.
Yang jelas, pastikan Anda paham dan tahu konsekuensinya ketika membeli sebuah produk. Jangan hanya gadget saja, Anda cerewet. Produk keuangan yang implikasinya (jika salah pilih) serius harus dimengerti benar sebelum membelinya. Paham itu artinya Anda tahu manfaat dan konsekuensinya.
Jika ingin tahu lebih lanjut soal asuransi terutama produk yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, sanggup cek Menilik Pilihan Asuransi.
GRATIS Konsultasi Premi Asuransi
Sumber https://duwitmu.com