Friday, September 22, 2017

√ Laporan Pendahuluan Allergi

Salam teman sejawat sekalian. bagi seorang perawat pastinya tidak ajaib lagi dengan yang nama nya laporan pendahuluan, lantaran sebagai seorang perawat khususnya yang sedang mengenyam pendidikan di akademik pastilah sering bergelut dengan yang namanya laporan pendahuluan, terutama pada ketika mulai praktikum dirumah sakit dan juga bagi yang sedang menjalani jadwal profesi ners.

bermaksud membantu teman sejawat yang sedang membutuhkan laporan pendahuluan sebagai kiprah pada ketika praktik di rumah sakit. kali ini admin coba membagikan laporan pendahuluan Allergi

untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan Allergi dalam bentuk Ms.Word silahkan klik disini

Reaksi alergi pada kulit

Pengertian.

Alergi yakni : Suatu golongan penyakit yang disebabkan oleh reaksi badan yang menyimpang terhadap suatu zat tertentu

Adalah suatu keadaan dimana terjadi hyper sensitivitas terhadap jenis masakan tertentu lantaran adversi berafiliasi dengan reaksi allergi type I ( Ig.E mediated ) Ada beberapa hal yang sanggup mengakibatkan timbulnya reaksi alergi, diantaranya yakni :

  • Bakat atau keturunan 
  • Faktor penggagas (Udara cuek / stress) 
  • Faktor Luar : Hirupan (debu rumah tangga), Makanan

Patogenesis.

Hingga kini patogenesis allergi masakan masih belum jelas. Mekanisme tersebut di bawah ini mungkin sanggup menggambarkan patogenesis allergi makanan, sbb :

Pathway allergi

Dalam keadaan normal, sehabis masakan masuk dalam susukan pencernaan, akan terjadi prose penghancuran secara mekanis, secara enzimatik,detoksifikasi, pengangkutan hasil final metabolisme dan asimilasi dari materi masakan yang essensial ibarat asam amino menjadi protein.

Bentuk metabolisme terakhir yakni E, yang dalam keadaan normal sanggup diterima oleh sel sehingga tidak terjadi reaksi adversi

Dalam tractus gastrointestinal terdapat S-IgA (secretory IgA ) yang akan mencegah absorbsi antigen dalam makanan, sehingga tidak terjadi allergi makanan.

Pada orang cukup umur atau bayi dengan devisiensi IgA akan terjadi absorbsi makromolekul protein masakan yang sanggup menjadikan allergi makanan. Demikian pula kalau terjadi gangguan pada degradasi enzimatik, sehingga masakan hanya sebagian didegradasi, hasil final yang ada sanggup bersifat antigenik


Manifestasi klinik.

Gejala yang paling sering timbul yaitu berkaitan dengan organ susukan pencernaan, kulit dan susukan pernapasan. Umumnya manifestasi klinis timbul dalam 2 jam sesuda makan masakan yang menjadikan allergi.

Gejala susukan cerna dimulai dari verbal berupa udema dan gatal-gatal (pruritus) pada bibir, selaput lendir mulut, langit-langit verbal dan farings, dimana masakan pertama kali berkontak. Bila masakan hingga ke usus, timbul tanda-tanda mual, muntah, perut kejang, kembung dan diare. Gejala pada kulit berbentuk urtikaria akut, angioudema sedang urtikaria kronik jarang disebabkan oleh alergi makanan.

Gejala pada susukan pernapasan antara lain : asma bronkhial dan lebih sering dijumpai pada anak-anak. Mungkin pula terjadi anafilaksis sistemik yang timbul beberapa menit sehabis makan masakan tertentu. Gejala anafilaksis sistemik sanggup berupa ; urtikaria, angioedema, sesak napas, sianosis, sakit dada, hipotensi atau rejatan, gejala-gejala hidung, mata(konyungtival ), mual, muntah dan diare.


Diagnostik
  • Anamnese : 
  1. Ditanyakan ihwal reaksi yang dicurigai yang disebabkan oleh makanan 
  2. Perlu ditanyakan pula ihwal adanya penyakit atopik ibarat : dermatitis atopik, asma bronkhial, rinitis alergi. Juga ditanyakan ihwal penyakit yang lalu, ibarat : urtikaria atau angioedema yang disebabkan oleh alergi. 
  • Pemeriksaan fisik : Diperlukan untuk mengetahui keadaan umum penderita, ibarat : keadaan kulit, hidung, paru dan perut. 
  • Diet Eliminasi : 
  • Tes Kulit. 
  • RAST ( Radio Alergo Sorbent Test ) 
  • Tes Provokasi makanan. Pengobatan dan pencegahan. 
  1. Penghindaran masakan yang mengakibatkan alergi ( Avoidance ) 
  2. Diet eliminasi 
  3. Pengobatan farmakologik : pengobatab symtomatik, Pengobatan profilaktik ( Anti histamin, krrtomolin dan ketotifen

Daftar pustaka

  1. Suparman, Ilmu penyakit dalam Jilid II. Balai penerbit FKUI. Jakarta. 1990 
  2. Bahna SL : Management of food allergies.Annals of allergi,1984

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com