Thursday, October 12, 2017

√ Pola Makalah Askep Cacar Air



Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa lantaran berkat kasih dan karunia-nya sehingga kami sanggup menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi kiprah mata pelajaran. Di samping itu penyusun juga berharap makalah ini sanggup memperlihatkan manfaat 

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini sanggup dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang sanggup membangun penyempurnaan makalah ini.          


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................  i
DAFTAR ISI ............................................................................................................  ii
BAB I PEDAHULUAN ..........................................................................................  1
1.      Latar Belakang ........................................................................................  1
2.      Rumusan Masalah ...................................................................................  2
3.        Tujuan Makalah ......................................................................................  2
4.        Manfaat Makalah ...................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................  3
1.      Varicella Zoster .......................................................................................  3
2.      Cacar Air Pada Anak ..............................................................................  3
3.      Proses Eksositosis Oleh Virus.................................................................. 6
BAB III PENUTUP .................................................................................................  11
1.      Kesimpulan .............................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................  12



 
BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Cacar air merupakan jerawat sangat menular yang disebabkan oleh virus varisela zoster.
Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan pribadi dengan cairan dalam lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak sehat, adakalanya cacar air akan menjadi penyakit yang lebih parah, contohnya jerawat basil pada kulit yang menjadikan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang remaja yangmenderita jerawat cacar air pada umumnya mengalami tanda-tanda yang lebih parah. Cacar air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jikalau terjangkit sewaktu hamil. Cacar air sanggup menimbulkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia. Waktu inkubasi untuk cacar air ialah 10 hingga 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik merah pada mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya timbul di badan, muka dan belahan tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita jerawat cacar air mengalami demam dan merasa kurang sehat dan mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air sanggup terjangkit. Siapapun yang pernah menderita cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari masyarakat menderita infeksicacar air sebelum usia 12 tahun.
June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya mengenai anak,yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulo papular untuk  beberapa jam yang kemudian berkembang menjadi vesikel selama 3-4 hari dan sanggup me-ninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).
Sedangkan berdasarkan Adhi Djuanda varisela yang memiliki sinonim cacar air atau chickenpox ialah jerawat akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat tanda-tanda konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).



2.    Rumusan Masalah
Adapun problem yang dibahas  dalam makalah ini ialah mengenai penyakit cacar pada anak, cara menangani dan mencegahnya.

3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini ialah untuk mengetahui perihal penyakit cacar air yang menginfeksi 75% masyarakat  sebelum umur 12 tahun, mngetahui tanda-tanda dan pengobatan dari cacar air ini sendiri.

4. Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini ialah pembaca bisa sanggup mengerti perihal cacar air dan penanggulangannya serta bisa membantu mengambil tindakan awal untuk membantu penderita serta masih banyak lagi yang lainya yang penulis ceritakan di dalam makalah ini.



















BAB II
PEMBAHASAN

1.  Varicella zoster
Cacar air ialah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90% masalah cacar air dialami oleh belum dewasa yang berusia kurang dari 10 tahun, dan lebih dari 90% orang telah mengalami penyakit cacar air pada usia 15 tahun. Penyakit cacar air ini disebabkan oleh jerawat primer dari virus varicella zoster, namun sesudah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di belahan saraf tertentu dan nantinya akan me-nyebabkan herpeszoster  atau  cacar ular. Herpes  zoster hanya terjadi sekali seumur hidup dan pada usia di atas 60 tahun.

1.2. Morfologi

Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini mengandung DNA,lipid, karbohidrat, dan protein, dan sanggup menghilangkan eter. Berbentuk bulat.Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang berukurang 140-200 µ, berinti DNA.

1.3.  Klasifikasi Varicella Zoster

Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:
Family             : Herpesviridae
sub family       : Alphaherpesvirinae
Genus              : Varicellovirus
Species            : Varicella zoster

2.  CACAR AIR PADA ANAK

Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri populer dengan nama chicken-pox. Varisela ada-lah penyakit jerawat menular yang  disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Pada umumnya menyerang anak-anak, tapi sanggup juga terjadi pada orang remaja yang belum pernah terkena sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-9 tahun). Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah. Bersifat sangat menular dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam hingga 7 hari sesudah munculnya gejala. Penularan sanggup terjadi melalui kontak pribadi dan percikan ludah (droplet infection).
Masa inkubasi (masa semenjak terpapar oleh virus hingga timbulnya tanda-tanda pertama) bi-asanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air sanggup dicegah dengan pertolongan Zoster Imun Globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes zoster, atau dengan varicella - zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang  mengandung titer  anti bodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster  (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun di berikan satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan sekali ketika dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan hingga 10 tahun.
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes sanggup menular melalui kontak langsung. Luka akhir jerawat yang terbuka akan gampang menularkan virus ke belahan tubuh lain atau keorang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga sanggup ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya be-lum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak pribadi herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.
Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air atau belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu me-nimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya menyerupai demam biasa yang beberapa hari  kemudian  sembuh sendiri. Namun, di ketika ia dewasa, virusnya tiba-tiba pribadi menyerang sebagai herpes zoster dengan tanda-tanda lebih berat.
Lokasi munculnya gelembung di kulit sebetulnya mengikuti area persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster  mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi se-rangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang menimbulkan serangannya bisa meluas ke beberapa belahan tubuh, termasuk ke belahan kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.
Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jikalau serangan hingga terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini cuma mitos. Namun bisa diartikan juga, jikalau herpes zoster sudah menyerang beberapa area per-sarafan, penyakitnya memang tergolong parah. Apalagi jikalau usia penderita masih tergolong muda.
Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan tanda-tanda dalam bentuk herpes zoster. Cepatnya penanganan herpes zoster penting semoga tidak menimbulkan tanda-tanda sisa,yang disebut nyeri pascaherpes atau postherpetic neuralgia.
Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan hingga terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun. Terjadinya nye-ri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan  ketika varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus  sempat merusak  atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika tanda-tanda ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini men-gaku,rasanya menyerupai terbakar.
Faktor usia sangat memilih kerentanan serangan nyeri pasca herpes. Semakin renta seseorang ketika terkena herpes  zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 - 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.

Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, contohnya hingga kemata, semakin  besar kemungkinannya terkena nyeri pasca herpes. Pada serangan yang hingga menuju ke mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, semoga kerusakan saraf di sekitarnya sanggup dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster sangat sulit dipulihkan - jikalau tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh. Setiap pasien juga punya pe-ngobatan sendiri yang berbeda tergantung kecocokannya. Untuk masalah menyerupai ini, dokter seorang andal kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan menyerupai andal saraf, rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, lantaran derita nyeri berlebihan bisa menjadikan depresi.
Kendati sanggup sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan ialah kom-plikasinya yang sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya ialah rdang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh inspeksi sekunder, tapi sanggup disembuhkan. Radang otak juga, menjadi komplikasi akhir penyakit ini, walaupun bisa disembuhkan, namun sanggup meninggalkan tanda-tanda sisa menyerupai kejang, retardasi mental dan gangguan tingkah laku.

3.  Proses eksositosis oleh virus
3.1.   Gejala
Gejalanya mulai timbul 10-21 hari sesudah terinfeksi. Pada belum dewasa yang usia-nya berkisar 10 tahun tanda-tanda pertamanya ialah sakit kepala, demam sedang, dan rasa tidak lezat di badan. Gejala tersebut tidak ditemukan pada belum dewasa di bawah usia 10 tahun dan akan menjadi tanda-tanda yang berat jikalau menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama sesudah timbulnya tanda-tanda awal, muncul ruam di tubuh dan kemudian tersebar ke wajah, tangan, dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di selaput mukosa menyerupai di belahan dalam verbal atau v@gin@. Ruam yang awalnya berbentuk  bintik-bintik merah datar (makula), akan menjadi bintik-bintik menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel), yang terasa gatal, dan pada kesudahannya mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam, selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan baru.
Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam, dan akan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari Penularan.
Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh rendah sanggup terjangkit virus ini. Penularan sanggup muncul semenjak 48 jam sebelum ruam pertama muncul hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular, biasanya diharapkan waktu sekiter 10-21 hari geja-la pertama muncul. Jangka waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi.
Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak pribadi dengan cairan ruam, dan kontak dengan cairan yang tekena cairan ruam, menyerupai handuk, seprei, atau selimut.




3.2.   Pengobatan
Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang sanggup dilakukan dengan:
·         Istirahat secukupnya
·         Mandi dengan air hangat atau air hirau taacuh setiap 3-4 jam pada hari-hari pertama un-tuk mengurangi rasa gatal
·         Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
·         Dapat diberikan bedak lembap atau bedak kering yang mengandung salisil 2%  atau mentol 1-2%
·         Bagi anak kecil, dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan untuk mencegah mengga-ruk ruam-ruam
·         Makan masakan yang lembut dan berikan minum air hirau taacuh jikalau terdapat ruam di dalam mulut.
·         Hindari masakan dan minuman yang terlalu asam, menyerupai jus jeruk, dan hindari juga garam
·         Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
·         Menjaga kebersihan tangan
·         Kuku dipotong pendek
·         Baju harus kering dan bersih
·         Sedangkan untuk pengobatan medis sanggup dilakukan dengan menggunakan:
·         Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
·         Antibiotik, jikalau ada jerawat bakteri
·         Obat anti-virus asiklovir, jikalau kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia lebihdari 2 tahun atau remaja lantaran pada remaja, penyaakit ini lebih berat)
·         Obat anti-virus vidarabin
3.3.   Pencegahan
Cacar air sanggup dicegah dengan melaksanakan vaksinasi. Vaksinasi diberikan pada ke-lompok-kelompok berikut:
·         Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu takaran vaksin
·         Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu takaran vaksin
·         Orang remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal dilingkungan yang sangat gampang terjangkit cacar air
·         Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam kondisi sedang hamil
·         Orang remaja dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan belum dewasa
·         Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air
·         Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) ialah zat kekebalan terhadap virus penyebab cacar air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-kelompok tertentu:
·         Orang dengan sistem kekebalan rendah
·         Wanita hamil yang terpapar masalah cacar air dan belum pernah terkena cacar air sebe-lumnya
·         Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kehamilan kurang dari 28 ahad atau berat lahirnya kurang dari 1000 gram
·         Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar masalah cacar air atau yang mengalami cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari sesudah persalinan

3.4.   Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak  tetapi sanggup juga menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya tanda-tanda kulit.
3.5.   Etiologi
Penyebab dari varisela ialah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini mem-beri pengertian bahwa jerawat primer virus ini menimbulkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh sesudah sembuh dari varisela) menimbulkan herves zoster.
3.6.   Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari geja-la prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berkembang menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berkembang menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel yang gres sehingga menimbulkan citra polimorfi.
Penyebarannya terutama didaerah tubuh dan kemudian menyebar secara sentrifugal kemuka dan ekstremitas, serta sanggup menyerang selaput lendir mata, verbal dan terusan na-fas belahan atas. Jika terdapat jerawat sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
3.7.   Komplikasi
Komplikasi pada belum dewasa umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa, berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjunc-tivitis,otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan sanggup menimbulkan kelainan konginetal, sedangkan jerawat yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran sanggup me-nyebabkan varisela konginetal pada neonatus.
3.8.    Diagnosis Bantuan
Dapat dilakukan  percobaan Tzanck dengan cara menciptakan sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia ber-inti banyak (multinukleated).
3.9.    Diagnosis Banding
            Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi citra monomorf, dan penyebarannya dimulai dari belahan akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki.
3.10.  Penatalaksanaan
 Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal sanggup diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat antigatal (antipruritus) menyerupai menthol, kamfor dll, untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul jerawat sekunder sanggup diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat anti virus menyerupai asiklovir dengan dosisi 5 x 400 mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu sanggup pula diberikan imunotimulator menyerupai isoprinosin. Satu tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat tubuh sehari, Dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari. Umumnya takaran untuk orang remaja 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan hingga penyakit membaik. Obat ini diberikan jikalau la-ma penyakitnya telah lebih 3 hari.
3.11. Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan senantiasa memperhatikan kebersihan (hygiene) diri dan lingkungan memperlihatkan prognosis yang baik dan kemungkinan terbentuknya jaringan parut hanya sedikit, kecuali jikalau klien melaksanakan garukan/tindakan lain yang menimbulkan kerusakan kulit lebih dalam.
3.12.  Pengkajian
·         Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.
·         Pada kulit dan membran mukosa :
·         Lesi dalam aneka macam tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang di-mulai pada tubuh dan menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi sanggup pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.
·         Suhu : sanggup terjadi demam antara 38°-39°C
3.13. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Aktual atau potensial gangguan integritas kulit
·      Anjurkan mandi secara teratur 
·      Hindari menggaruk lesi
·      Gunakan pakaian yang halus/lembut
3.13.1.     Gangguan rasa nyaman : nyeri
·         Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.
·         Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang adekuat.
3.13.2.  Potensial penularan infeksi
Lakukan isolasi (strict isolation) :
Prosedur strict isolation :
a. Ruangan tersendiri, pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi lantaran organisme yang sama sanggup ditempatkan dalam ruangan yang sama.
b. Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk kedalam ruangan.
c. Selalu basuh tangan sesudah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan ter-kontaminasi serta sebelum memperlihatkan tindakan kepada klien lain.
d. Semua benda-benda yang tercemar dibuang atau dimasukan kedalam tempat khusus dan diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau diproses ulang kembal
3.13.3. Saran untuk mencegah supaya tidak terkena cacar air
a.       Jangan bersentuhan secara pribadi dengan anak yang terkena cacar air.
b.      Hindari berdekatan atau bersentuhan secara pribadi dengan anak yang terkena cacar air.
c.       Lakukan tindakan isolasi pada anak yang terkena penyakit cacar air.
























BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Cacar air (Varisela) ialah penyakit jerawat menular yang disebabkan oleh virusVarisella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit, sanggup dicegah dengan pertolongan Zoster Imun Globulin (ZIG) atau dengan Varisella-Zoster Globulin (VIZIG). Pemberian vaksin ini sanggup dilakukan dengan tiga tahap, untuk hasil kekebalan yang sempurna.

























DAFTAR PUSTAKA

1. Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas Indonesia, Jakarta, 1993.
2. June M. Thomson, et. al. ( 1986 ). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company, Toronto.
3. Lorden.blospot.com
4. Carpenito.1997. Penerapam Pada Praktek Klinis. Salemba . Jakarta





Sumber http://risalridwan.blogspot.com