Monday, February 26, 2018

√ Mengenal Mineralisasi Emas-Tembaga (Au-Cu) Sulfidasi Tinggi

Jumpa lagi bersama emas atau sahabat sanggup melihat daftar isi dan label pada laman blog ini semoga mempermudah pencarian atas postingan sebelumnya.

Baca juga: Mengenal Tipe Mineralisasi Emas-Tembaga Porfiri dan Skarn

Perlu diketahui bahwa model endapan emas-tembaga (Au-Cu) sulfidasi tinggi sama dengan model endapan tipe porfiri yaitu terdapat di jalur gunungapi dan hanya sedikit ditemukan di busur belakang. Jenis deposit ini pada awalnya terbentuk dari larutan asam panas yang didominasi oleh gas reaktif yang berasal dari magma, uap, dan gas (H2O, CO2, SO, HCl, HF).

Selanjutnya, magma, uap, dan gas-gas tersebut akan naik dan berpindah secara vertikal dan lateral melalui patahan/struktur serta melalui permeabilitas batuan untuk selanjutnya akan bereaksi dengan batuan samping dan mengalami proses pencampuran larutan. Tipe endapan emas-tembaga sulfida tinggi ini lebih sering bereaksi dengan batuan volkanik yang bersifat alkali (kalk-alkali).

Jenis cebakan dari tipe yang menyerupai ini biasanya ialah lode emas kuarsa dan epitermal. Endapan emas epitermal sulfidasi tinggi sanggup berupa urat-urat hidrotermal kuarsa, karbonat, barit, dan fluorit yang mengandung emas native atau emas telurida serta sejumlah perak.

Baca juga: Inilah Pemanfaatan Emas yang Paling Utama

Gambar model endapan emas epitermal sulfidasi tinggi.

Secara umum, endapan sulfidasi tinggi ini terbentuk sebagai akhir pengisian rongga-rongga oleh larutan hidrotermal dan sering terjadi pada batuan-batuan volkanik Tersier yang mengalami proses alterasi kuat. Kenampakan di lapangan umumnya terbentuk pada batuan andesit dan riodasit yang memperlihatkan tempat ubahan yang luas, umumnya beberapa km persegi.

Baca juga: Dimanakah Bisa Kita Jumpai Emas Aluvial (Placer) ?

Daerah yang prospek untuk model cebakan mineralisasi logam ini terdapat di Miwah bab Kepala Burung dan Bomberai (Papua), serta di Rinca dan Watuasa (NTT). Dengan semakin gencarnya eksplorasi emas di wilayah indonesia, diperlukan akan bermunculan tipe-tipe mineralisasi logam yang lebih bervariatif, sehingga sanggup menambah wawasan kita mengenai model depositnya.
Sumber http://www.geologinesia.com