Puisi Hujan – Kejadian alam, ibarat hujan kadang membawa suasana hati yang berbeda pada setiap orang. Walaupun sesering apapun hujan turun, hujan akan membawa dongeng sendiri. Kesakralan itu tidak akan sama, muncul sebanyak jiwa yang menikmati tetes hujan turun.
Beberapa pola puisi hujan berikut akan mewakili sensitivitas hati ketika hujan mengguyur. Menguatkan diri sendiri menjadi penolong, apapun yang hujan ciptakan, kenangan indah ataupun jelek yang terjadi yaitu terbaik.
Daftar Isi Konten
Puisi Hujan Pembawa Kesedihan
Banyak hal yang sanggup dirasakan ketika hujan turun. Salah satunya ialah kesedihan. Seperti pola puisi hujan berikut ini yang mengungkapkan perasaan kesedihan ketika hujan turun.
Air Mata Langit
Duka semesta tak bisa lagi menahan tangis
Raungan pecah mengagetkan pertiwi terlelap
Teramat dalam kesedihan ia tanggung tak terbagi
Begitu mengerti wacana cerminan hati
Kenangan hadir bagai belahan film yang tiba acak
Sesekali senyum tersungging
Berganti air mata deras mengalir
Mengagetkan lamunan meremas dada terkoyak
Satu massa tumbuh cepat menyumbat aliran udara
Sesak dan sakit ibarat ingin memecahkan paru-paru
Dingin hujan sebeku perasaanku
Memori tiba silih berganti tak ijinkan beristirahat
Semampu apa saya menahan?
Selama hujan turun di bulan Juli
Air langit tak menyentuh bumi, kurasa
Jatuh berhamburan menghujan lurus ke hatiku
Kenangan dipaksa masuk tanpa filtrasi
Temparan-tamparan kesedihan memusnahkan keteguhan
Kuat, hatiku kuat
Air hujan memberi penghidupan
Bisikku menenangkan
Pengingat Perih
Terpenjara dalam sunyi hujan tak ijinkan saya pergi
Sendiri kuamati setiap inchi sarang persingahan dalam pengasingan
Membiarkan angganku liar mencari bab asik untuk dikenang lagi
Mempercepat langkah ketika kenangan jelek menyapa
Tak saya ijinkan beliau ganggu damaiku ketika ini
Indah sendiri menjadi bab menarik hidup untuk ku rasakan sendiri
Tanpa mengenakan topeng kepura-puraan hujan saya jatuh hati
Tergantung memori terabaikan memenuhi dinding pemisah saya dan hujan
Dingin hujan ia tanggung tanpa berbisik mengiba
Berkas-berkas ingatan berseliweran tanpa bisa kuatur
Meminta didahulukan untuk dipikirkan
Siapa beliau yang menyapa?
Bagian masa kemudian nomor 77
Cincin logam mulia terjatuh menyentuh ujung sepatu
Dilempang pangeran kodok yang pernah saya cium
Bersama hujan beliau usaikan
Istana berputri jelita telah kutemukan, katanya
Tenggelam
Ariel apakah namaku kini?
Hanyut dalam dasar bahari nestapa semalam
Ekor duyung tak menciptakan saya bisa berjalan jauh
Hujan tenggelamkan hidupku terpisah, asing
Hari kemudian saya burung bersayap lebar
Terbang rendah ciutkan nyali penduduk bawah
Awan higienis kawasan saya singgah
Menatap kerdil bumi saya jauh diatasmu
Duduk diatas singgasana bersama raja
Elang
Kami berkuasa atas langit luas
Baginya saya madu kembang gres mekar
Dia yang pertama merasa manisnya, katanya
Baginya saya benteng tinggi
Kedamaian berdima bersama
Aku miliknya selamanya
Ranting ringkih elang mendorong jatuh
Hujan turun elang ucapkan selamat tinggal
Puisi Hujan Suka Cita
Turunnya hujan juga sanggup menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi seseorang. Keadaan tersebut tentunya sangat bisa dituangkan dalam sebuah karya puisi. Seperti pola puisi hujan suka cita berikut ini.
Terlampau Indah
Tidak kusuka sebelumnya, tapi sekarang berbeda
Mensyukuri setiap bab yang takdir sajikan
Penerimaan menjadikan lebih dewasa, ku rasa
Hujan… bertahanlah lebih lama
Pintaku memohon langit
Deras hujan terkadang memancing petir menyambar memarahi
Saling beradu saing tunjukkan taring
Ganas memanas dalam hambar guyuran hujan
Hujan hanyutkan 100 hari kenangan dalam diam
Datangkan jiwa gres penebus kelam masa kemudian ku
Pesona lain tak pernah tersentuh
Mata cita-cita akulah tujuan
Menari
Ajakan itu tak pernah bisa saya menolak
Gejolak hati, bersorak senang
Anggukan kepala lagi perlu, tanda kesepakatan
Sambaran tangkas mengajak jemari beradu
Menyusuri rintik hujan selalu indah bersamamu
Senyum yaitu bab langit yang selalu biru
Langkahku langkahmu
Hujan kabarkan kasih kita berseru
Subur tersiram berkah langit
Gemulai seirama dengan tabuhan alam
Basah badan riasan keindahan untukku
Mata-mata penuh heran menjadi tepuk tangan ditelinga bebal kita
Kenapa harus saya pikirkan soal mereka
Senang, hujan satukan langit dan bumi terpisah jauh
Merayakan kedamaian mereka
Aku dan kau menari dibawah hujan
Dunia Baru
Hujan
Hebat retakkan kulit bumi begitu kokoh
Membuka gerbang besi setebal lengan kami penuh penjagaan
Keajaiban tiba untuk mereka yang pantang menyerah
Mengikis perlahan menghancurkan pertahanan
Dia tersembunyi saya temukan
Hadir membius, putri menawan bahenol rupa
Rambutnya aliran sungai tenang berkilau
Terbalut hijau sejukkan gerah jiwa
Lembut dunia gres berterimakasih
Misteri nirwana gres kepulauan negeriku
Puisi Hujan Bencana Alam
Datangnya hujan terkadang menjadikan peristiwa alam. Pada ketika itu tentunya sebagai korban musibah mencicipi kesedihan yang sangat mendalam. Sama halnya ibarat pola puisi hujan berikut ini yang bertemakan datangnya hujan sebagai peristiwa alam.
Amukan Peniup Kehidupan
Paket kenangan menari terapung menghantam keras
Deras, kotor membawa mereka tanpa ampun
Entah kenangan siapa saja bercampur menjadi samar dalam aliran takdir
Keruh tak terlihat kesucian berdiam
Pagiku tak bisa menemukan siang
Kapak besar memutus leher kehidupanku
Mendiami rumah-rumah asing sekejap waktu
Amukan bah tidak mengijinkan saya lengah
Deras, cepat dan kasar
Tanpa belas kasihan raga kosong kehilangan penghuninya
Jerit mengiba tak lagi terang terdengar
Kehidupan, saya mungkin telah bermetamorfosis ikan
Membenamkan dalam pergilah pemilik raga
Sampai disini saya mengalah sudah
Menyisakan
Tak berbekas mungkin akan lebih baik
Memandang sisa sapuan hambar gelombang penuh ratapan
Tanda tanya besar saya tak paham
Penjelasan sebanyak apapun tak buat saya mengerti
Aku bayi gres tanpa tanda kehidupan
Darah tak lagi keluar dari sayatan
Hembusan nafasku yaitu murung cita
Kehidupan baruku tanpa saudara
Aku terlahir dari rahim gelombang mengamuk kejam
Kesedihan menjadi bumiku sesudah reinkarnasi
Terlahir sebagai duyung namun dengan kaki
Keliru
Kemarin,
Moyangku bukan pelaut
Petani pintar yang saya dengar dari dongeng masa kecilku
Kampung kami bukan pesisir, air sejauh mata memandang tampak membosankan
Pegunungan hijau makmur dan indah
Aku tidak suka anyir ikan, kapal-kapal dan terik matahari menghitamkan kulit
Beruntung terlahir dalam aroma rumput hutan
Kemarin,
Besar dengan buai sawah
Ditimang pepohonan berpengaruh dan udara segar
Hari ini hidupku tertukar
Tak tampak hijau alam kelahiranku
Hilang sudah kerbau-kerbau tunggangan
Kapal-kapal terapung sisa kayu tembok rumahku
Musnah lahan karam air mata
Lereng gunung menjadi palung
Damai Saudaraku
Tatap nanar, saudaraku menangis
Derita hidup tak lagi mau bersabar
Datang bagai amukan badai
Sisakan kekacauan
Dimana rumah kami?
tidak ada lagi rumah kami
Dimana anak kami
Kerusuhan, pilu, rasa lapar membuntuti menukar mereka
Tanah liat, kerikil keras dan pasir terlihat sama
Lumpur menjijikkan lenyapkan semua yang kami punya
Sama rata, karam dalam nestapa
Pemakaman
Kutemukan kau terbaring lemah
Ketabahan masih tersirat terang meski kau tidak menyuarakannya
Keajaiban tak selamatkan jiwa patriotmu
Menyatu dengan bumi
Kau lebih memilihnya
Menumbuhkan keajaiban gres untuk kami tetap tegar, begitukah?
Kumohon bicaralah
Senyum kemenangan tak hilang dari wajah damaimu
Menang untuk apa sedang kau sekarang mati,
Damai yang bagaimana saudaramu terjajah kekhawatiran
Hujan tenggelamkan mengambil nyawa
Apa kau berpesiar bersama mereka
Hentikan cukup bangunlah
Aku tak punya kafan untuk selimutmu di pembaringan
Puisi Hujan Pencipta Kedamaian
Tak jarang pula datangnya guyuran hujan menciptakan seseorang merasa damai. Di dalam keadaan tersebut tak jarang pula orang mengungkapkanya dengan menciptakan karya puisi. Berikut ini pola karya puisi hujan yang bertemakan hujan pencipta kedamaian.
Dibalik Jendela
Kedamaian hadir penuh didalam guyuran hujan
Merangkai mimpi, memastikan masa depan
Dialog dengan hati terkadang menegang
Masa depan menjadi kekhawatiran
Untukku dan untukmu tak terhindarkan
Gesekan hati dan kebijaksanaan peperangan tanpa damai
Datanglah kepadaku bersama hujan
Dibalik jendela semua kan baik-baik saja
Masa depan menjadi pasti, senyumlah
Buang khawatir, tataplah langit tinggi
Air hujan menyentuh bumi tanpa kesombongan
Penuh kehidupan penebar cinta kasih
Datanglah padaku di ketika hujan
Aroma tanah berair damaikan perselisihan
Padam Api
Bersahabatlah meski kita pernah bertikai
Panas mari sejukkan dengan permohonan pada hujan
Sekam habis gersanglah lahan
Asap mengepul bendera putih berkibar
Angkuhku angkuhmu lupakanlah
Darah jangan lagi tertumpah
Pelajaran kedamaian tercipta bersama rintik hujan
Kristal kecil penggagas senyum lebar
Salahku, salahmu maafkanlah
Lembar hidup dicuci higienis bersama guyuran hujan
Putihku, putihmu bersenanglah
Kelahiran
Tetesan hujan berperan sebagai bidan
Benih-benih terlahir menangis kencang
Latihan panjang menjadikan mereka jenderal
Dunia gres menjadi lebih semarak
Alam bersorak sorai riuh memecah sepi
Bumi tersenyum, tenang lahirlah pahlawannya
Bayi itu seakan menggeliat
Dibawah ketiak induknya kisah gres dimulai
Rangkaian pertempuran seakan sudah nyata
Dewa kehidupan menunjuk
Bayi-bayi merah belum bisa membuka mata
Sekuat tenaga tegakkan kepala
Sombong akan takdir yang mereka bawa
Banyak kenangan bersama hujan yang sanggup dituangkan menjadi sebuah karya puisi wacana hujan. Selain itu puisi hujan juga sanggup menjadi pelajaran bermakna positif pada setiap diri.
Kesedihan dan kebahagiaan anggaplah menjadi pelajaran berharga. Apapun yang diberikan hujan kepada kita, hargailah sebagai proses pembelajaran diri menjadi dewasa.
puisi hujan deras, puisi hujan rindu, puisi hujan untuk anak sd, puisi hujan malam, puisi hujan malam dingin, puisi hujan sore, puisi hujan di pagi hari, puisi hujan senja hari,
Sumber https://infoana.com