Friday, February 23, 2018

√ Puisi Hujan Banyak Sekali Tema Yang Membawa Banyak Kenangan

Puisi Hujan – Kejadian alam, ibarat hujan kadang membawa suasana hati yang berbeda pada setiap orang. Walaupun sesering apapun hujan turun, hujan akan membawa dongeng sendiri. Kesakralan itu tidak akan sama, muncul sebanyak jiwa yang  menikmati tetes hujan turun.


Beberapa pola puisi hujan berikut akan mewakili sensitivitas hati ketika hujan mengguyur. Menguatkan diri sendiri menjadi penolong, apapun yang hujan ciptakan, kenangan indah ataupun jelek yang terjadi yaitu terbaik.





Puisi Hujan Pembawa Kesedihan


 ibarat hujan kadang membawa suasana hati yang berbeda pada setiap orang √ Puisi Hujan Berbagai Tema yang Membawa Banyak Kenangan

Puisi Hujan Pembawa Kesedihan


Banyak hal yang sanggup dirasakan ketika hujan turun. Salah satunya ialah kesedihan. Seperti pola puisi hujan berikut ini yang mengungkapkan perasaan kesedihan ketika hujan turun.




Air Mata Langit


Duka semesta tak bisa lagi menahan tangis


Raungan pecah mengagetkan pertiwi terlelap


Teramat dalam kesedihan ia tanggung tak terbagi


Begitu mengerti wacana cerminan hati


Kenangan hadir bagai belahan film yang tiba acak


Sesekali senyum tersungging


Berganti air mata deras mengalir


Mengagetkan lamunan meremas dada terkoyak


Satu massa tumbuh cepat menyumbat aliran udara


Sesak dan sakit ibarat ingin memecahkan paru-paru


Dingin hujan sebeku perasaanku


Memori tiba silih berganti tak ijinkan beristirahat


Semampu apa saya menahan?


Selama hujan turun di bulan Juli


Air langit tak menyentuh bumi, kurasa


Jatuh berhamburan menghujan lurus ke hatiku


Kenangan dipaksa masuk tanpa filtrasi


Temparan-tamparan kesedihan memusnahkan keteguhan


Kuat, hatiku kuat


Air hujan memberi penghidupan


Bisikku menenangkan




Pengingat Perih


Terpenjara dalam sunyi hujan tak ijinkan saya pergi


Sendiri kuamati setiap inchi sarang persingahan dalam pengasingan


Membiarkan angganku liar mencari bab asik untuk dikenang lagi


Mempercepat langkah ketika kenangan jelek menyapa


Tak saya ijinkan beliau ganggu damaiku ketika ini


Indah sendiri menjadi bab menarik hidup untuk ku rasakan sendiri


Tanpa mengenakan topeng kepura-puraan hujan saya jatuh hati


Tergantung memori terabaikan memenuhi dinding pemisah saya dan hujan


Dingin hujan ia tanggung tanpa berbisik mengiba


Berkas-berkas ingatan berseliweran tanpa bisa kuatur


Meminta didahulukan untuk dipikirkan


Siapa beliau yang menyapa?


Bagian masa kemudian nomor 77


Cincin logam mulia terjatuh menyentuh ujung sepatu


Dilempang pangeran kodok yang pernah saya cium


Bersama hujan beliau usaikan


Istana berputri jelita telah kutemukan, katanya




Tenggelam


Ariel apakah namaku kini?


Hanyut dalam dasar bahari nestapa semalam


Ekor duyung tak menciptakan saya bisa berjalan jauh


Hujan tenggelamkan hidupku terpisah, asing


Hari kemudian saya burung bersayap lebar


Terbang rendah ciutkan nyali penduduk bawah


Awan higienis kawasan saya singgah


Menatap kerdil bumi saya jauh diatasmu


Duduk diatas singgasana bersama raja


Elang


Kami berkuasa atas langit luas


Baginya saya madu kembang gres mekar


Dia yang pertama merasa manisnya, katanya


Baginya saya benteng tinggi


Kedamaian berdima bersama


Aku miliknya selamanya


Ranting ringkih elang mendorong jatuh


Hujan turun elang ucapkan selamat tinggal




Puisi Hujan Suka Cita


 ibarat hujan kadang membawa suasana hati yang berbeda pada setiap orang √ Puisi Hujan Berbagai Tema yang Membawa Banyak Kenangan





style="display:inline-block;width:300px;height:600px"
data-ad-client="ca-pub-5072032675768050"
data-ad-slot="7868733699">




Puisi Hujan Suka Cita


Turunnya hujan juga sanggup menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi seseorang. Keadaan tersebut tentunya sangat bisa dituangkan dalam sebuah karya puisi. Seperti pola puisi hujan suka cita berikut ini.




Terlampau Indah


Tidak kusuka sebelumnya, tapi sekarang berbeda


Mensyukuri setiap bab yang takdir sajikan


Penerimaan menjadikan lebih dewasa, ku rasa


Hujan… bertahanlah lebih lama


Pintaku memohon langit


Deras hujan terkadang memancing petir menyambar memarahi


Saling beradu saing tunjukkan taring


Ganas memanas dalam hambar guyuran hujan


Hujan hanyutkan 100 hari kenangan dalam diam


Datangkan jiwa gres penebus kelam masa kemudian ku


Pesona lain tak pernah tersentuh


Mata cita-cita akulah tujuan




Menari


Ajakan itu tak pernah bisa saya menolak


Gejolak hati, bersorak senang


Anggukan kepala lagi perlu, tanda kesepakatan


Sambaran tangkas mengajak jemari beradu


Menyusuri rintik hujan selalu indah bersamamu


Senyum yaitu bab langit yang selalu biru


Langkahku langkahmu


Hujan kabarkan kasih kita berseru


Subur tersiram berkah langit


Gemulai seirama dengan tabuhan alam


Basah badan riasan keindahan untukku


Mata-mata penuh heran menjadi tepuk tangan ditelinga bebal kita


Kenapa harus saya pikirkan soal mereka


Senang, hujan satukan langit dan bumi terpisah jauh


Merayakan kedamaian mereka


Aku dan kau menari dibawah hujan




Dunia Baru


Hujan


Hebat retakkan kulit bumi begitu kokoh


Membuka gerbang besi setebal lengan kami penuh penjagaan


Keajaiban tiba untuk mereka yang pantang menyerah


Mengikis perlahan menghancurkan pertahanan


Dia tersembunyi saya temukan


Hadir membius, putri menawan bahenol rupa


Rambutnya aliran sungai tenang berkilau


Terbalut hijau sejukkan gerah jiwa


Lembut dunia gres berterimakasih


Misteri nirwana gres kepulauan negeriku




Puisi Hujan Bencana Alam


 ibarat hujan kadang membawa suasana hati yang berbeda pada setiap orang √ Puisi Hujan Berbagai Tema yang Membawa Banyak Kenangan

Puisi Hujan Bencana Alam


Datangnya hujan terkadang menjadikan peristiwa alam. Pada ketika itu tentunya sebagai korban musibah mencicipi kesedihan yang sangat mendalam. Sama halnya ibarat pola puisi hujan berikut ini yang bertemakan datangnya hujan sebagai peristiwa alam.




Amukan Peniup Kehidupan


Paket kenangan menari terapung menghantam keras


Deras, kotor membawa mereka tanpa ampun


Entah kenangan siapa saja bercampur menjadi samar dalam aliran takdir


Keruh tak terlihat kesucian berdiam


Pagiku tak bisa menemukan siang


Kapak besar memutus leher kehidupanku


Mendiami rumah-rumah asing sekejap waktu


Amukan bah tidak mengijinkan saya lengah


Deras, cepat dan kasar


Tanpa belas kasihan raga kosong kehilangan penghuninya


Jerit mengiba tak lagi terang terdengar


Kehidupan, saya mungkin telah bermetamorfosis ikan


Membenamkan dalam pergilah pemilik raga


Sampai disini saya mengalah sudah




Menyisakan


Tak berbekas mungkin akan lebih baik


Memandang sisa sapuan hambar gelombang  penuh ratapan


Tanda tanya besar saya tak paham


Penjelasan sebanyak apapun tak buat saya mengerti


Aku bayi gres tanpa tanda kehidupan


Darah tak lagi keluar dari sayatan


Hembusan nafasku yaitu murung cita


Kehidupan baruku tanpa saudara


Aku terlahir dari rahim gelombang mengamuk kejam


Kesedihan menjadi bumiku sesudah reinkarnasi


Terlahir sebagai duyung namun dengan kaki




Keliru


Kemarin,


Moyangku bukan pelaut


Petani pintar yang saya dengar dari dongeng masa kecilku


Kampung kami bukan pesisir, air sejauh mata memandang tampak membosankan


Pegunungan hijau makmur dan indah


Aku tidak suka anyir ikan, kapal-kapal dan terik matahari menghitamkan kulit


Beruntung terlahir dalam aroma rumput hutan


Kemarin,


Besar dengan buai sawah


Ditimang pepohonan berpengaruh dan udara segar


Hari ini hidupku tertukar


Tak tampak hijau alam kelahiranku


Hilang sudah kerbau-kerbau tunggangan


Kapal-kapal terapung sisa kayu tembok rumahku


Musnah lahan karam air mata


Lereng gunung menjadi palung




Damai Saudaraku


Tatap nanar, saudaraku menangis


Derita hidup tak lagi mau bersabar


Datang bagai amukan badai


Sisakan kekacauan


Dimana rumah kami?


tidak ada lagi rumah kami


Dimana anak kami


Kerusuhan, pilu, rasa lapar membuntuti menukar mereka


Tanah liat, kerikil keras dan pasir terlihat sama


Lumpur menjijikkan lenyapkan semua yang kami punya


Sama rata, karam dalam nestapa




Pemakaman


Kutemukan kau terbaring lemah


Ketabahan masih tersirat terang meski kau tidak menyuarakannya


Keajaiban tak selamatkan jiwa patriotmu


Menyatu dengan bumi


Kau lebih memilihnya


Menumbuhkan keajaiban gres untuk kami tetap tegar, begitukah?


Kumohon bicaralah


Senyum kemenangan tak hilang dari wajah damaimu


Menang untuk apa sedang kau sekarang mati,


Damai yang bagaimana saudaramu terjajah kekhawatiran


Hujan tenggelamkan mengambil nyawa


Apa kau berpesiar bersama mereka


Hentikan cukup bangunlah


Aku tak punya kafan untuk selimutmu di pembaringan




Puisi Hujan Pencipta Kedamaian


 ibarat hujan kadang membawa suasana hati yang berbeda pada setiap orang √ Puisi Hujan Berbagai Tema yang Membawa Banyak Kenangan

Puisi Hujan Pencipta Kedamaian


Tak jarang pula datangnya guyuran hujan menciptakan seseorang merasa damai. Di dalam keadaan tersebut tak jarang pula orang mengungkapkanya dengan menciptakan karya puisi. Berikut ini pola karya puisi hujan yang bertemakan hujan pencipta kedamaian.




Dibalik Jendela


Kedamaian hadir penuh didalam guyuran hujan


Merangkai mimpi, memastikan masa depan


Dialog dengan hati terkadang menegang


Masa depan menjadi kekhawatiran


Untukku dan untukmu tak terhindarkan


Gesekan hati dan kebijaksanaan peperangan tanpa damai


Datanglah kepadaku bersama hujan


Dibalik jendela semua kan baik-baik saja


Masa depan menjadi pasti, senyumlah


Buang khawatir, tataplah langit tinggi


Air hujan menyentuh bumi tanpa kesombongan


Penuh kehidupan penebar cinta kasih


Datanglah padaku di ketika hujan


Aroma tanah berair damaikan perselisihan




Padam Api


Bersahabatlah meski kita pernah bertikai


Panas mari sejukkan dengan permohonan pada hujan


Sekam habis gersanglah lahan


Asap mengepul bendera putih berkibar


Angkuhku angkuhmu lupakanlah


Darah jangan lagi tertumpah


Pelajaran kedamaian tercipta bersama rintik hujan


Kristal kecil penggagas senyum lebar


Salahku, salahmu maafkanlah


Lembar hidup dicuci higienis bersama guyuran hujan


Putihku, putihmu bersenanglah




Kelahiran


Tetesan hujan berperan sebagai bidan


Benih-benih terlahir menangis kencang


Latihan panjang menjadikan mereka jenderal


Dunia gres menjadi lebih semarak


Alam bersorak sorai riuh memecah sepi


Bumi tersenyum, tenang lahirlah pahlawannya


Bayi itu seakan menggeliat


Dibawah ketiak induknya kisah gres dimulai


Rangkaian pertempuran seakan sudah nyata


Dewa kehidupan menunjuk


Bayi-bayi merah belum bisa membuka mata


Sekuat tenaga tegakkan kepala


Sombong akan takdir yang mereka bawa


Banyak kenangan bersama hujan yang sanggup dituangkan menjadi sebuah karya puisi wacana hujan. Selain itu puisi hujan juga sanggup menjadi pelajaran bermakna positif pada setiap diri.


Kesedihan dan kebahagiaan anggaplah menjadi pelajaran berharga. Apapun yang diberikan hujan kepada kita, hargailah sebagai proses pembelajaran diri menjadi dewasa.


Puisi Hujan


puisi hujan deras, puisi hujan rindu, puisi hujan untuk anak sd, puisi hujan malam, puisi hujan malam dingin, puisi hujan sore, puisi hujan di pagi hari, puisi hujan senja hari,




Sumber https://infoana.com