Puisi Rindu – Apakah yang anda rasakan ketika terpisah usang dari kekasih, kepada orang-orang yang disayangi? Kerinduan menjadi jawabannya. Mereka yang memendam rindu mencicipi berjuta rasa yang tidak bisa dideskripsikan dengan jelas. Jawaban-jawaban ihwal semua rasa yang bercampur, akan anda temukan di kumpulan puisi rindu berikut.
Daftar Isi Konten
- 1 Puisi Rindu Kekasih
- 2 Puisi Rindu Untuk Yang Sudah Tiada
- 2.1 Secangkir Kopi Dan Sebatang Rokok
- 2.2 Yang spesial Akan Selalu Ada
- 2.3 Terbaring Di Ranjang Jati
- 2.4 Rindu Buat Ayah
- 2.5 Maafkan saya ayah , terima kasih ayah
- 2.6 Ayah Begitu Sempurna
- 2.7 Ayahku Hidupku
- 2.8 Merindumu
- 2.9 Rindu Ingin Bertemu
- 2.10 Kerinduanku
- 2.11 Rinduku
- 2.12 Rindu
- 2.13 Bukan Dulu Lagi
- 2.14 Rinduku
- 2.15 Merindu
- 3 Puisi Rindu Untuk Kenangan
- 4 Puisi Rindu Untuk Tuhan
Puisi Rindu Kekasih
Salah satu orang yang paling dirindukan ialah kekasih hati. Untuk mengungkapkan kerinduan kepada kekasih hati, puisi merupakan salah satu media yang tepat. Berikut ini referensi puisi rindu terhadap kekasih hati :
Untuk Satu Nama
Aku mengukir sendiri namamu dengan huruf kapital tebal
Menggoreskan tinta awet dengan tekanan teramat dalam
Berharap kau ialah satu-satunya pemilik kenanganku ihwal berdua
Jatuh cinta padamu di setiap detik kebersamaan
Aku suka ketika kau menari diantara tetesan hujan
Basah menciptakan tubuhmu berbunga
Aku suka kau bicara
Merdu mengalahkan kicauan alam
Bahkan kau terdiam, saya jatuh cinta
Kedamaian menghipnotis di setiap tatapan
Tidak ada bosan saya melihat kau bermain dengan angin
Hempasan itu menyebarkan aroma badan yang wangi menenangkan
Duduk meratap, kusediakan dua cangkir
Mencicipi keduanya solah kau ikut menengguk
Lihatlah,
Satu nama awet dalam hatiku
Tertulis terang tidak akan pernah hilang
Untuk sebuah nama saya menunggu
Hanya satu cinta bersamamu yang ku mau
Menuju Senja
Katanya,
Pertemuan akan berarti sehabis tiba perpisahan
Katanya,
Arti mempunyai akan dipahami sehabis kehilangan
Aku tak pernah paham mengapa kata-kata itu begitu familiar
Yang saya tahu
Aku milikmu, dan kau milikku selamanya
Perpisahan ialah ilusi
Kehilangan hanya sebuah khayal
Menuju senja
Ikatan itu kau kau lepas penuh emosi
Kau patahkan jari jemariku yang menjaga kita bersatu
Banjir darah dan air mata kau anggap suatu kemerdekaan
Kerinduan akan hari kemudian terus saja mengikutiku
Tak peduli seberapa keras saya mencari jalan pelarian
Setibanya disana kau menyambut dengan tawa penghinaan
Rindu, Masihkah Pantas?
Aku melangkah sombong ketika kau memohon
Pergi jauh dengan berlari bahkan di ketika engkau mengiba
Kutinggalkan semua, saya tak peduli
Menjelajah tanah sebarang akan lebih menarik pikirku
Aku melihat taman yang begitu indah
Aku melihat istana yang begitu megah
Raungan tangis masih saya dengar hingga jauh
Apa peduliku semua telah berakhir
Tanah sebrang, tanah impian
Gerbang istana terbuka mempersilahkan saya untuk bertahta
Mimpi? Ini bukan mimpi
Lihatlah memang indah tanah sebrang
Tanpa penyesalan ku tinggalkan gubuk yang katamu ialah calon istana kita
Reot selamanya reot
Penuh penyesalan pernah ku sempatkan singgah berteduh
Kurobohkan saja jembatan penghubung itu
Tak akan pernah mungkin saya rindu ingin kembali
Sesalku, selalu berakhir demikian
Istana kini begitu membosankan
Terpisah jauh dari tanah asalku
Gelombang tinggi tak ijinkan saya berpesiar
Rinduku Diujung Sepi
Tetesan gerimis yang merinai,
dikelamnya langit senja.
Kulinangkan rindu diujung mata,
menari indahnya dipelupuk angan.
Raut bayanganmu nan manja,
menerpa ditiap sudut yang sepi.
Kulirihkan namamu didalam
kenang suaraku yang berharap.
Kasih lihatlah…
Lengkungan tujuh warna warni,
menghiasi langit usai hujan.
bagai bentang selendang mayang,
bertuliskan makna huruf rinduku.
Dan sudah kucoba kirimkan pula,
bersama hembus bayu nan laju.
Berharap ia bakal menepikan,
tentang rinduku yang terbata.
Kepergianmu
Kepergianmu meninggalkan sejuta kenanganmu
Kepergianmu membawa separuh hidupku
Kepergianmu merantai jiwaku
Kehilanganmu tlah mengakibatkan kepiluan hati
Cinta tulusmu membelenggu jiwa dan nurani
Hingga tak berhasrat saya tuk mencari pengganti
Hilangmu meningkatkan sesal di dalam sanubari
…
Kini tambah jadi kehilanganmu
Waktu seakan membunuhku di dalam rindu
Di kesunyian hidupku kau
tebarkan aroma cinta di dalam hatiku
Kekasih
Entah dari mana saya mesti memulai,,
entah dari mana saya mesti mencari kesalahan,,
entah hakim mana yang mesti saya sanding,,
entah langit yang mana yang mesti saya tengok,,
Kekasih
kerinduan ini ialah kenormalan,,
perpaduan antara ambisi dan ketidak mampuan diri pada kenyataan,,
kerinduan ini ialah usaha yang sudah selesai tapi masih riuh terngiang,,
Kekasih
kedalaman hati ialah keabsurban yang tak kan bisa saya ukur,,
layaknya koyakan yang pedih nan di dalam lah kerinduan ini,,
hingga tak tersedia yang bisa saya sanding, lebih-lebih sang waktu,,
Kekasih
jika waktuku habis di dalam perbedaan,,
aku tak kan menentukan ajuan nirwana dan tak kan kuhiraukan kutuknya neraka,,
aku kan memilihmu sebagai tebusan belenggu rindu,,
Kekasih
lihat saya yang tambah cacat lusuh,,
lihat kondisiku sebagai bayaran yang tak kan pernah lunas,,
tebusan bakal merindukanmu,,
Tak Ingat Tak Tahu
Rinduku selalu mengalirkan namamu
Namamu selalu detakkan jantungku
Sulit kubendung naluri itu
Selalu begitu, tiap-tiap waktu
Tapi, kau tak ingat dan tak tahu
Dan kesannya akulah yang terpuruk di dalam rasa itu
Rasa yang menggebu semenjak dulu, dari jaman lalu
Dan kau tak pernah ingat dan tak pernah tahu
Rasa dan asaku padamu terukir begitu menyadari di tulang rusukku
Mengalir deras di anutan darahku
Memukul keras mengakibatkan lebih cepat detak jantungku
Sedikitpun, kau tak ingat dan tak tahu
Seperti menghitung jutaan bintang di malam hari
Seperti menghitung rinai hujan yang jatuh ke bumi
Seperti menghitung hamparan pasir di pantai ini
Sampai matipun kau tak kan pernah ingat dan tak kan pernah tahu
Bahwa di sini tersedia satu hati yang menunggu, satu jiwa yang terbelenggu
Kerinduan
Kala mentari bersinar kembali
Ku termenung dalam pengara suci
Ku teringat selamanya sanggup dikau
Kusebut selamanya namamu
Kau begitu bersahabat dalam hatiku
Ku takkan pernah bisa melupakanmu
Ingin sekali ku raih dirimu
Agar suka rasa hatiku
Ku rindukan kehadiranmu
Kau mulai begitu bersahabat denganku
Ku rasakan sekali kehadiranmu
Yang begitu menyentuh kalbu
Rindu Kenangan
Setiap kenangan bersamamu
Saat kita melewati hari-hari
Aku dan kau saling bercerita mengenai kehidupan
Tertegun saya waktu tahu semua
Saat hari itu kau pergi untuk selamanya
Meninggalkan sejuta kenangan yang mengidamkan ku ulang
Meninggalkan rindu yang selamanya tersimpan
Kau pergi tanpa sepatah katapun
Meninggalkan saya sendiri dengan kenangan
Sekarang kau selamanya dalam memoriku
Bersama setiap kenanangan yang sudah kita lukis indah
Meskipun saya tau kau sudah disana
Tapi saya selamanya merindukanmu
Merindukan kenangan waktu masih bersamamu
Rinduku
Daun-daun mulai berguguran
hati yang mulai gelisah
ketika ku kudu meniggalkanmu
berat rasanya ku meninggalkanmu
Tuhan…
jagalah ia..
ketika ku pergi meniggalkanya
ku sanggup slalu mencintainya
Cintaku ini…
cinta yang sanggup menjadi cerita
yang begitu indah
yang sanggup ku ceritakan terhadap keturunanku
Rindu…
mungkin hanya itu yang bisa dikatakan
suatu kata yang penuh makna
biarkan rinduku slalu ku simpan
Baik-baik disana…
Rindu Terbesarku
Detak jantung di rongga dadaku,
terasa lebih laju dari detik penanda waktu.
semua perihal perihal saya memahami tak setuju,
untuk tinggalkan apa-pun kenanganku,
disini…
Meski tak seutuhnya indah,
tapi disinilah…
sayangku melimpah.
cintaku pernah dan bakal slalu tercurah.
disini…
Pada memory manis boneka kecilku,
pada wangi asri taman bermainku,
pada tiap tiap saksi pendewasaanku,
pada dongeng ceria disetiap jenjang cita’ku,
pada segudang manja adikku tersayang,
pada murninya cinta para sahabatku,
pada kado terindah para sedarah yang tetap tersisa.
Jelas saya sulit nrimo tuk terima ini,
bila harus…
tinggalkan semua senyum yang kukenali,
aku tahu,waktu tak sanggup kucegah,
demi untuk,menghindari berpisah,
Tapi demi selagi yang tlah lalu,
disinilah…
pusatnya segala cintaku,
disinilah…
mata air rasa sayangku,
disinilah…
lagu awet hidupku.
disinilah…
kan jadi rindu terbesarku,
Esok hari,aku bakal pergi,
tapi ku tak janji,kakiku sanggup berfungsi,
karena banyak jejak langkahku dikota ini,
yang slalu menghendaki terus dan terus kujalani.
Dan esok nanti,
jujur teramat tak menghendaki kunanti,
sebab akulah malaikat penjaga
untuk adik tercantik satu satunya,
karna dialah candaku apa adanya,
tempat saya membuatkan cerita.
Dan demi suasanaku yang baru,
dia bakal jadi simbol rindu terbesarku.
Merindukanmu
Sekilas bayang dirimu
Yang ku rindukan di hidupku
Andaikan ku bertemu
Ku bakal memelukmu
Tanpamu… tak ada… kebahagiaan
Yang slalu… menyelimuti….. diriku
Di sini… diriku… menunggu… dirimu
Karena aku… merindukanmu
Ingin… diriku… bersama… bersama dirimu
Karena… diriku… sangat… membutuhkanmu
Senandung Rindu
Senjang selagi berirama sendu.
Inilah jiwaku yang meredup.
Meredup di kesunyian.
Biar kiranya udah terbuai.
Angan malam tak temani kesendirian.
Bayang semu tetap terbias.
Terbias dalam dinding kerinduan.
Hempas rindu di embun senja.
Tersipu merunduk, merenung sendiri.
Di sudut hati ku merindumu.
Tiadalah kiranya kau acuhkan aku.
Biar ku simpan rindu ini.
Tanpamu yang sanggup membalas.
Sayang . . .
Dengarkan jerit hati ini.
Kembalilah kau untuk ku.
Temani kesendirianku.
Terangi kesunyianku.
Dan peluk hangat tubuhku.
Jangan kau menciptakan saya merindu kelam.
Puisi Rindu Untuk Yang Sudah Tiada
Kehilangan seseorang yang kita cintai memang sangat menyakitkan. Tak jarang pula kita mencicipi kerinduan yang begitu dalam terhadap orang yang kita cintai, yang sudah tiada. Dalam situasi tersebut, menulis puisi ialah salah satu cara yang paling tepat untuk mengobati kerinduan tersebut. Berikut ini ialah tumpuan puisi rindu untuk orang yang sudah tiada :
Secangkir Kopi Dan Sebatang Rokok
Apakah arti tangisan yang tiada henti
Sedang ku tau yang engkau inginkan ialah ketabahanku
Berfungsikah penyesalan yang saya lakukan
Sedang saya paham kau tanamkan kepastian akan masa depan
Menantang terik, memikul beban
Kau gendong saya ke puncak kebahagiaan
Tak kau keluhkan badan besarku
Keringatpun sungkan untuk melawan optimis mu
Secangkir kopi dan sebatang rokok
Persiapan tepat mencerahkan hari esok, katamu
Lalu, masih kah kau rasakan kerinduanku?
Tertahan di tenggorokan menyesakkan
Aku tak peduli dengan wajah keriputmu
Kini hanya tangan lemah
Aku tak bisa merobohkan pintu penghalang penjelajahan waktu, katamu
Rambutmu tak lagi lebat dan berkilau, saya tau
Tulang-tulang yang lemah
Aku ingin itu semua, yakinlah
Tetaplah ada hingga kita gotong royong pergi,
Yang hilang itu telah menanamkan semangat untuk selalu ada
Yang lenyap hangus, menerangi kehidupan yang dahulunya buta
Kau yang telah pergi
Kutitipkan salam rindu menembus langit pengharapan
Yang spesial Akan Selalu Ada
Aku jaminkan diriku sendiri untuk menebusmu pulang
Membuat kau mencicipi lagi semangkuk kesedapan menghirup udara
Melewati deras arus dan hantaman keras bebatuan kali
Kau mungkin hancur, tertaklukkan oleh kejam perjalanan
Melewati cuek dalam sempit kardus tanpa lampu
Meringkuk tenang bersama hembusan takdir, kini mungkin kau
Kedua bola mata bersinar
Menari-nari bersama tiupan angin, dahulu
Mengibaskan seluruh duka, kau sebarkan benih kebahagiaan yang kini tumbuh lebat
Keceriaan kau ciptakan meski kau bergotong-royong murung
Sekuat hati kau teguhkan kedukaanku
Mampukan kini saya menjaga ia tetap subur
Kau hirau tak mau membuatkan lagi
Membuat saya percaya ketetapan ialah prosesi terbaik
Logikamu keras, tak pernah bisa mengerti bahwa saya besar karenamu
Aku akan jaminkan kehidupanku sendiri, untuk kau kembali
Percayalah
Keluar dari sekotak kardus sempit, jangan kau ulangi
Memastikan engkau lepas dari derasnya sungai yang menciptakan kita jauh
Terbaring Di Ranjang Jati
Ku benci ayah,
Meninggalkan saya dengan kesan kesempurnaan yang ia miliki
Kebahagiaan yang saya rasa abadi
Kau musnahkan ketika kau hilang tanpa kembali
Aku hanya ingin kau gandeng lagi bagai putri
Membual setinggi langit, dalam dada kokohmu saya bercerita
Ceritakan lagi padaku ihwal kisah nabi-nabi ayah
Tentang keutamaan budi yang selalu kau sebut prinsip
Contohkan padaku, kenapa engkau berlari!
Penuh kemarahan saya memaki,
Aku tau engkau di tanah sunyi
Kerinduan memaksa saya tiba hanya untuk meliat mata mu yang mulai sayu
Cahaya yang mulai meredup
Tak saya paham manakah yang menguasaiku
Benci padamu berada di lima puluh persen
Aku saksikan kau telah menjadi lemah
Kenapa kemarin ayah harus lari
Takdir membalas kebencianku padamu
Aku temukan kau terbaring di ranjang kayu jati
Rindu Buat Ayah
Maafkan saya ayah , terima kasih ayah
Ayah Begitu Sempurna
Ayahku Hidupku
Merindumu
Tersenyumlah waktu kau mengingatku
karena waktu itu ku benar-benar merindukanmu..
menangislah waktu kau merindukanku
karena waktu itu ku tak berada disampingmu..
tersenyumlah waktu kau mengingat kenangan termanis kita
karena waktu itu ku tak lagi bersamamu..
Lihatlah bintang-bintang yang bertaburan dilangit biru
tataplah bulan yang bersinar terang..
karena disana tersedia cintaku yang selamanya menantimu
lihatlah rintik-rintik hujan dan tataplah daun-daun yang berguguran
karena disana ialah simbol rinduku padamu..
Kasih.. meskipun kita jauh,
namun, ku tak sanggup melupakanmu
karena engkaulah cintaku,sayangku,dan rinduku, termasuk hidup dan matiku..
aku tak barangkali terbang mencari cinta yang lain
karena dihatiku ini hanya tercantum nama mu..
Walau kita terpisahkan oleh jarak dan waktu
namun, tak kan mengubah rasa sayangku ini padamu
ku ingin kau kan menungguku disana..
ku ingin kau kan setia dengan cintaku ini..
ku titipkan hatiku ini padamu, sehingga kau selamanya menjaganya
ku ingin kau tak kan melukai hatiku ini..
Malam ini begitu sepi tanpa senyumanmu kasih..
ku tatap sang rembulan yang indah, ku titip pesan padanya
wahai rembulan, sampaikanlah rinduku padanya
aku tak mau kehilangannya,aku sungguh menyayanginya
disini selamanya tersedia doaku hanya untukmu kasih..
Rindu Ingin Bertemu
Sayang……………
semenjak kau pergi hidup ku mulai sunyi
sampai kapankah kita kan berjauhan sperti ini
ku igin kita seprti pernah lagi
selalu bersama,suka maupun duka
Tiap waktu ku selamanya merindukan mu
dambakan hadirmu selamanya di segi ku
selalu ku ingat waktu kita dahulu bersama
Kini ku benar-benar merindukan hadirmu
canda dan tawa mu yang bisa buat ku ceria itu
akankah kita bisa dengan lagi
hengki kembalilah ke sini
ku rindukan belaian kasih sayangmu di sini
Rindu
Ketika…..
Rindu sudah bermetamorfosis disebuah hati
Identitas tak sanggup lagi terkenali
Tak acuhkan gemuruh angin yang menyapa
tak acuhkan desir pasir yang mengejar
Jika kerinduan sudah tertanam dilubuk hati
Semua tak tersedia artinya.
Hanya pertemuan dengan Sang Habibi Qolbi
Yang sanggup merubah segalanya
Merubah kegetiran dalam jiwa
menjadi sebuah bunga yang merekah.
Disuatu bintang saya menunggumu
Tuk menemuiku tuntaskan Rindu….
Kerinduanku
Berjalan dalam kegelapan hidup ku
tanpa sebuah cahaya yang menerangi…
mata ku tak bisa melihat indah nya sebuah cinta
buta alasannya diri mu,yang kini berada salah satu sayup-sayup angin
Wajah mu kini hanya sebuah uraian dalam benak ku
tak aktual dan tak bisa lgi saya sentuh…..
senyuman mu,kini menjadi sebuah suka untuk ku…
kebahagiaan yang tak aktual bagi ku…
Hati ku kini tertingal oleh waktu yang tak henti henti nya berlalu….
menggenggam sejuta kerinduan yang dalam….
memendam cinta yang kelam….
Walupun kini hanya tinggal sebuah cereita,namun saya selamanya percaya
suatu saat,dirimu sanggup tiba dalam detik-detik waktu di hidup ku….
karna hati ku,hanya bisa menyayangi dan merindukan kau dan hnya kau dlam hati ku….
Rinduku
Mungkin cuma mega,
yang sanggup mengantarku segera.
kepada langit,
kusampaikan setumpuk rindu ini,
kepada matahari,
kutitipkan seribu lembar kalimat indah ini untukmu.
yah….untukmu.
Mungkin gelora ini udah usang berkelana,
dan udah usang pula kemauan ini terpenjara.
Pada cakrawala senja pernah kutanyakan kabarmu.
pada pekat jendela malam pernah jua kukorek ceritamu.
Disini,
disepenggal dongeng langit ku bersenandung.
tentang bintang,
tentang terang,
tentang kecupan,
tentang rangkulan.
Adakah kau pun disana rindu,dinda?
padaku?
pada kelana,
pada perjalanan,
pada debu-debu.
Adakah kau inginkanku,dinda?
pada tanah yang kupijak,
pada langit bernaung.
kusampaikan rindu teramat sangatku, padamu.
Rindu
Rindu….
Bagai mendung tanpa hujan
Bagai pelangi tanpa warna
Bagai taman tanpa bunga
Demikianlah hidupku tanpamu
Ingatkah engkau bakal rintik hujan ini?
Ingatkah engkau bakal merdu nyanyian burung?
Ingatkah engkau sengatan lebah di tangan ini?
Dan ingatkah engkau bakal masa kami dulu?
Sungguh kolam sayur tanpa garam
Hidupku hambar tanpamu
Ini rinduku untukmu
Rindu yang menerjang kolam ombak ditepi laut
Rindu yang tetap menghendaki mengejar kamu
Tapi, entah di mana kini engkau berada
Rasa ini bisa saja bakal awet di hati
Tak bakal hilang tersapu debu
Tak bakal goyah di goncang bumi
Tak bakal pergi , cuma untukmu kupertahankan
Rinduku tetap cintaku
Bukan Dulu Lagi
Indah mulai benci contohnya ku ingat
ingin ku lagi duniaku dulu
ku perbaiki waktu
musnah semua menghilang jauh
Kamu mesti tau…
entah pernah , lusa , kini dan seterusnya
rasaku itu tetap sama
aku tetap sayang ibarat kamu
Aku sebetulnya tercipta bukan bersama kesempurnaan
sadarlah wahai kasih ..
percayalah saya jauh dari yang kau cintai
karna itu jauh pula cintaku untukmu
Rinduku
Rindu..
Rindu..
Rindu..
Rindu dihati ini
Tersirat bayangan wajahmu
Gelora asmaraku padam
Aku rindu
Terpikat bayangan wajahmu
Sungguh tak mungkin
Tuhan tolong aku
Rindu ini terpenat dihatiku
Menggoyah pikiran
Memikat kekuatan
Aku rindu..
Air mata bederai dipipiku
Isak tangis bertabur rindu
Kenanganku
Masa laluku
Aku menangis lantaran rindu
Merindu
Ku merindu mu
Rindu yang menggelora
Tiada hari tanpa memikirkan mu
Tak pernah tersedia bosannya
untuk mengingat mu
Badaipun bakal ku terjal
Asal ku sanggup bersama bersama mu
Hati dan jiwa terus berontak
ingin bertemu
Tak sanggup ku menepis
Bayang mu yang slalu terlintas di depan kata
Dapatkah ku bertemu bersama mu ???
Sedang jarak dan selagi slalu memisahkan kita
Akankah kami sanggup bersatu dalam indahnya dunia ???
Sedang tembok yang tinggi menjulang menghalangi kita
Hanya hati dan perasaan kita_lah yang dapat
mempersatukan kami .
Puisi Rindu Untuk Kenangan
Dalam kehidupan insan pastilah mempunyai kenangan. Terkadang kenangan tersebut menciptakan kita rindu dan ingin untuk mengulangnya kembali. Namun apa daya, kenangan yang notabene sudah berlalu tentunya tidak sanggup diulangi lagi.
Oleh lantaran itu ketika kita rindu untuk mengulangi lagi kenangan, menulis puisi ialah cara yang tepat untuk melampiaskan kerinduan tersebut. Di bawah ini akan tersaji tumpuan puisi rindu pada ketika kita ingin mengulang kembali kenangan yang telah kemudian :
Di Sebuah Tanah Lapang
Kedamaian dipersembahkan hidup
Mempersilahkan siapa saja untuk menikmati jamuan itu
Tertawa lepas, tanda tak ada sedih cita
Hidup memperlihatkan dirinya secara Cuma-Cuma
Aku tak pernah percaya bahwa senang menjadi hutang yang menjerat
Rasa tenang, tenang dan terkasihi
Mereka semua menuntut cicilan terbayar seketika
Disini, hidup memperlihatkan saya mutiara sebesar gunung
Disini, kau ambil ia kembali dalam perut bumi
Aku kau tanam untuk selalu bisa melihat kegembiraanku
Tangan dan kaki terjerat, dan lisan tertutup
Sesekali terlihat engkau yang menyuruh saya berlari
Aku merangkak bagaikan ulat
Rumput dan debu kadang harus masuk ke dalam bola mataku yang kini menjadi pedih
Jangan kau pikir kuit mulus ini utuh
Sobek pun tidak akan pernah kau hiraukan
Kau teriakkan selalu kata pisah di daerah pertemuan
Agar saya tersiksa rindu kembali ke ketika itu
Dingin, Membeku Bersama Bayang
Bangunan itu kini telah menjadi tua
Sendiri menunggu kehancuran yang tak pernah bisa ia tahan
Dinding ringkih mengancam setiap jiwa yang mencoba mendekat
Rumput liar ia perintahkan tumbuh lebat
Pepohonan besar ia minta menjadi angker
Semua binatang melata diundangnya
Perjamuan akan dimulai
Pesta pora sedang berlangsung
Dentingan gelas-gelas penuh rasa sengsara
Disajikan semua kenangan semoga habis tak tersisa
Bangunan bau tanah membiarkan waktu mempercepat kematian
Aku tua, sendiri tanpa penghuni
Suatu ketika kau kenang saya daerah tercipta gelegar tawa
Tempat belum dewasa yang kini begitu arogan kau besarkan
Rindu Malam
Jerit malam ini
membangunkan singa didalam gundahku
tak pasti
tapi inilah nyatanya
rasanya terkurung didalam jeruji besi
yang digenggam jemarijemari hatimu
yang membisikkanku ihwal rindu
disaat kau jatuhkan perasaanperasaan itu
aku cuma memungutnya
sambil menghirup wangi nafasmu yang masih membekas
di jalanjalan yang kau lalui
Aku Ingin Tahu
Aku mendambakan kau tahu
dalam gesekan wajahmu selalu terpancar pelangi
bak cahaya surgawi
dalam hatimu selalu terajut wewangi
bagai aroma kasturi
dan itulah yang memicu cinta berkembang
di telaga hatiku ini
Aku mendambakan kau tahu
cintaku dan cintamu
seperti kerikil yang sukar untuk dipecahkan
seperti angin yang selalu berhembus di sela-sela
jemari rindu
seperti air yang mengalir dalam
batas area dan waktu
karena itulah saya mencintaimu dengan
apa terdapatnya dirimu
Pesan Rindu
Malam menusuk hingga tulang rindu
Menepis segala khawatir didalam ranting bulan
Awan kelabu mengukir prima wajahmu
Bintang menari-nari menyembuhkan pilu hatiku
Kau lagi tumpah ruah didalam lambung kenangan
Sadar dan kusadar kau cuma bayang penuh misteri
Menerbangkan dedaunan gelisah didalam jalanjalan kerinduan ini
Terasa layaknya samudera tanpa batas yang mengatasi kita
Tetapi butiranbutiran rindu ini tercecer dan mengkristal di jalanjalan yang kulalui
Saat ini rindu membisik cuek didalam gelapnya hari
Kuharap malam memberikan pesan ini
Sebelum kumembeku dan mati
Hujan Hari ini
Walau tumpahan detik udah lantas bersama dengan redah hujan,
namun memoriku tak berhenti memikirkanmu…
Kita berdua melawati jalan-jalan
bersama hujan yang menaut pada busana yang kita kenakan
Bukan gigil lantaran kuyup kusekarang,
tetapi lantaran rindu yang mengulangi kenangan,
Itulah sebermula cinta dikuatkan!
Rindu Jemari Hati
Dalam lamunan
Aku melukis sepi
Tiada deru
Tetapi rindu selalu mendambakan bergemuruh…
Aku cuma termangu
membayangkan ronarona wajahmu menarinari didalam sepi
Dan lagilagi
Kau cuma jadi rindu di jemari hati…
Rindu Perlukan Senja
Disaat dedaun bertasbih
langit memerah temaram
aku terbaring berselimut debu
beralas rerumput di hamparan senja
Rindu begitu mengoyak tepin hatiku
jantung sesekali bercuap galau tanpa detak
siluet wajahmu teruntai pada gemawan awan
terpautlah segala rindu dan kenangan
Gemuruh nada pada tiap rumah Tuhan
pertanda kuharus pribadi berhenti menikmati sepi
dan di sini
aku mencicipi makna rindu
ialah
bila sepi memberi salam dan kau jauh dariku,
tetapi begitu bersahabat berasal dari ingatanku
Semakin jadi kini
rindu dipelukan senja
memanjakanku jadi selaksa rindu pada keheningan
Lukisan Rindu
Malam terus menyerbakkan wangi rindu
pisau sunyi menikam kelam
seketika saya pun terkena tikamnya
Hinggaku tak kuasa membendung rinduku
padamu
yang tertumpah di sini
Tumpahan rinduku terus membulir pada
lantai kamar
menguntaikan segala rasa dan
memutar lagi tiap-tiap kenangan
aku pun terus larung menikmati kerinduan
Tanpa kusadari tumpahan rindu udah menguap
dan dijadikan Tuhan tinta
pada lukisan indah-Nya
dengan hiasan bintang pada tepiannya
mempercantik hasil lukisan
yang menjadikannya penawar
ialah wajahmu
ya wajahmu yang udah Tuhan lukis
di kanvas langit malam ini
Menanti Rindu
Peron jadi tempatku
menanti rindu
rindu pepada kenangan bersama
yang udah usang tak kurasa
memetik buah ketidaksabaranku
dalam lamunan,
tetapi sesaat senyum berlabuh terukir
ketika memori terputar
Aku mendambakan menulis semua kenangan ini
sebelum jadi rindu dikemudian hari
karena esok ialah misteri
hari ini ialah kisah yang terguris
dan kemarin ialah buah rerindu yang manis
ketika hari ini
atau esok kucicipi rasanya
Sebuah Renungan
Sepotong bulan masih melekat pada langit pagi
Tanda alam udah membuka hari pada untaian baru
Aku terhanyut oleh tiap alunan dedaun pada reranting
yang sesekali meneteskan embun
Seperti hidup yang ga ada pernah terbaca,
Kadang tersedia tangis yang mesti menetes,
tetapi dzikir mesti selalu terucap
Terimakasih Tuhan udah mengirimnya pada hidupku
karena tiap kenangan tentangnya
adalah secangkir semangat pada diri
untuk mengawali hari tanpa kata mengalah dan berhenti
karena hidup ialah buah kebermaknaan yang berlangsung pada rutenya
dan berakhir pada perhentiannya….***
Kamar
Langit-langit bisu saja,
padahal rinduku rasanya udah menembus hingga terlihat menemui tuannya
kamar ini terhitung selalu saja persegi
tak tersedia ubahnya,
seperti rinduku yang tak ubahnya padamu
kasur dan alasnya, gordeng dan gantungannya, setumpuk busana didalam lemarinya,
tembok-coak dan di pada tepian tersedia yang sedikitsedikit kehilangan catnya
semua membisu saja,
kusut terhitung didalam pikiranku, kusut terhitung kurasai didalam hatiku,
tak tersedia yang berubah,
tak tersedia yang bergerak,
biar mereka hidup pun
mereka takkan peduli
karena cuma satu yang tak berhenti,
hanya jarum jam pada jamnya dan pada dindingnya
ya begitu terhitung aku, berasal dari kesemuanya
hanya hati ini yang terus pada langkahnya,
mencari dan kucari terhitung langkah membebaskan rindu
Nelangsa
Gelap alap kurasa,
ternyana angin diamdiam berbisik:
“Di mana rinduan?”
Jarum arlojiku berlangsung terhitung tanpa henti,
tapi kemana jawaban ga ada bertemu
Awan tudung di atasku,
daundaun jatuh kuyu
dibawanya terhitung kabar:
“Tak tersedia lagi rinduan!”
Jarum Arlojiku terhitung tak peduli, selalu berjalan
dan saya terhitung belum menemu
nelangsalah
nelangsalah
nelangsalah
sekemudian tersedia pekik hati,
sepenuhnya ringis,
sepenuhnya tangis,
tanpa kusadari lagi, arlojiku
tetap pada rutenya,
tetap pada detaknya, berjalan
hingga tersedia yang dilahirkan alam:
pagi pun membawa kenelangsaanku.
Ingatlah
Kamu yang disana
Masih ingatkah kau denganku ?
Aku yang pernah tersiram senyum
Ingatkah ?
Ingatkah kau ?
Kamu yang pernah bertutur
Akan selamanya ada
Digelap dan terangku
Aku masih ingat
Kamu yang menghapus hujan
Yang deras mengalir dipipi
Lalu kau rubah menjadi pelangi
Ingatkah ?
Kau hilang waktu ku tak ada
Kau pergi …
Hujan pun deras kembali
Bayang Wajahmu
Aku tengah memandangmu
di bawah bulan 1/2 lingkaran
membaca selaksa kilau di matamu
menafsirkan sirat cinta.
Maka kala kau memandangku
aku tahu, kau bulan yang jatuh di wajahku
kau yang selamanya di wajahku
memelukku sarat rindu.
Suara debar jantungmu menjadi petunjuk
langkahku menelusuri jalur setapak di hatimu
surga yang mengetukkan sendiri pintu
untuk pulang kerinduanku
Rindu
Angin,,,,
Wajah sang kekasih,,,,
seketika menyemburat kerelung batin ini,
memancarkan senyuman-senyuman yang terindah
Menyematkan lambaian-lambaian manisnya
seolah-olah tak jenuh mengundangku untuk menujunya,mendekatinya,membelainya
lalu memeluknya erat-erat dan mempersembahkan sehelai kecupann hangat
yang takkan pernah terlupakan dalam bundelan helai histori hidupnya,,,
Dan,,,,
Aku tak pernah mencari-cari alasan
untuk membetulkan rasa sayang dan cinta ini padamu,
bila seluruh itu yang sudah tergaris
untuk kita berharapakan
dapat kita lewati masa-masa perih dan lewati masa-masa bahagia
aku sanggup tetap menghendaki itu seluruh bersamamu
Puisi Rindu Untuk Tuhan
Sosok Tuhan yang kita sembah pun terkadang menjadi obyek kerinduan yang sangat mendalam. Dalam kerinduan terhadap Tuhan yang kita sembah, kita bisa mengungkapkannya melalui puisi ibarat halnya tumpuan puisi rindu untuk Tuhan berikut ini :
Ratapan
Aku besar, tanpa tanggapan Kau anugrahkan
Kau biarkan semesta mengaminkan segala doa
Ucapan tanpa pengharapan pun Kau buat menjadi nyata
Mengijinkan langit memberi hujan tidak hanya sebatas kedamaian
Rimba membuka diri memperbolehkan miliknya diperebutkan
Penuh kasih kau sadarkan kemurkaan yang saya kerjakan
Hari ini, esok dan seterusnya kau tegur saya secara halus
Kepekaanku telah hilang Tuhan,
Kebaikan yang kau anugerahkan menjadikan saya lalai
Apakah ampunan masih akan Kau berikan
Dekaplah saya penuh kasih semoga tak tersesat lagi
Aku terperdaya oleh jahatnya hati dan pikiran yang saya miliki
Tersesat sedang petunjuk selalu Engkau berikan
Itulah contoh-contoh puisi rindu yang sanggup ditujukan untuk siapapun atau apapun. Betapapun rasa rindu itu memperlihatkan penderitaan. Satu hal yang harus anda ingat bahwa kerinduan anda tiba lantaran besarnya rasa cinta.
puisi rindu singkat, puisi rindu buat kekasih, puisi rindu islami, puisi rindu dalam diam, puisi rindu kekasih yang jauh, puisi kerinduan yang mendalam, puisi rindu khalil gibran, puisi rindu sahabat
Sumber https://infoana.com