Tuesday, February 27, 2018

Sedimentasi: Pengertian, Penyebab, Proses Terjadinya Dan Jenisnya

Hidup di alam bebas merupakan suatu kebebasan yang memperlihatkan kebahagiaan bagi semua makhluk hidup di dunia ini. Kesatuan banyak sekali komponen (baca: komponen peta) di alam semesta saling berkaitan satu dengan yang lainnya membentuk suatu proses yang sangat dinamis dan juga ideal. Dalam kehidupan di alam semesta terdapat proses yang berkaitan antara komponen biotik dan juga komponen abiotik. Perlu diketahui lebih dahulu bahwa komponen abiotik merupakan benda- benda mati yang terdapat di sekitar lingkungan kita. Sementara komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhluk hidup yang ada di dunia ini, mirip contohnya manusia, hewan dan tumbuh- tumbuhan.


Selain kerjasama antara komponen biotik dan juga komponen abiotik, di bumi juga terdapat suatu proses alam. Di dunia ini kita sanggup bertemu dengan beberapa siklus yang saling berputar dan terus berputar. Beberapa siklus (baca: siklus batuan) yang ada di dunia ini contohnya siklus air yang mempelajari bagaimana air dari terbentuk, terjadinya hujan sampai tersimpan menjadi air tanah kembali. Selain air, ada lagi yang mengalami siklus yakni batuan. Batuan merupakan salah satu komponen abiotik yang ada di ekosistem (baca: ekosistem ar tawar) lingkungan di Bumi. Batuan mengalami siklus dari terjadinya sampai ia melapuk dan membentuk batuan yang baru. Karena jenis- jenis batuan di dunia ini sangat banyak jenisnya, dengan banyak jenisnya maka terjadinya batuan juga berbeda- beda. Perbedaan jenis batuan ini terkadang siklusnya juga berbeda- beda.


Dalam suatu siklus batuan, kita mengenal ada istilah sedimentasi atau pengendapan. Sedimentasi ini sanggup terjadi di beberapa komponen abiotik, mirip tanah dan juga pasir. Proses sedimentasi ini pada risikonya juga akan mebentuk sesuatu yang berbeda mirip contohnya batuan atau tanah yang keras. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai sedimentasi atau pengendapan. Agar mengetahui lebih jauh dan lebih dalam mengenai sedimentasi atau pengendapan, maka kita akan membahasnya mulai dari pengertiannya terlebih dahulu. Kemudian sesudah pengertiannya kita juga akan membahas mengenai hal- hal lain yang berkaitan dengan sedimentasi.


Pengertian Sedimentasi


Sedimentasi merupakan sebuah kejadian atau proses pengendapan yang terjadi pada beberapa komponen abiotik yang ada di lingkungan mirip halnya tanah dan juga pasir.  Proses pengendapan atau sedimentasi ini sanggup diesbabkan oleh beberapa hal mirip ajaran air ataupun hembusan angin yang sanggup memindahkan partikel- partikel kecil dari tanah atau pasir ke tempat lain sampai mengalami pengendapan dan membentuk sesuatu yang baru. Proses sedimentasi atau pengendapan ini sanggup terjadi di banyak sekali tempat mirip di darat, di bahari maupun di ekosistem sungai. Material- material yang dipendahkan ini merupakan material- material sisa dari pelapukan atau pengikisan yang berlangsung dalam jangka waktu cukup usang sehingga gampang diangkut.


Proses sedimentasi atau pengendapan ini membutuhkan waktu yang usang untuk menghasilkan sesuatu yang baru, contohnya membentuk batuan baru. Jenis batuan yang akan terbentuk melalui proses sedimentasi ini disebut dengan batuan sedimen. Kemudian batuan sedimen ini akan mempunyai banyak contohnya yang berbeda- beda antara pengendapan suatu materi dengan materi yang lainnya. Proses sedimentasi ini sanggup terjadi lantaran dukungan dari banyak sekali kekuatan, mirip kekuatan ajaran air, kekuatan angin maupun kekuatan es atau glester. Hal ini akan mengakibatkan sedimentasi ini dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis- jenis sedimentasi ini juga kita akan bahas bersama di dalam artikel ini.


Faktor-faktor Penyebab Sedimentasi


Sedimentasi atau pengendapan merupakan proses alam. Proses alam ini terjadi dalam waktu yang berulang- ulang. Dalam waktu usang sedimentasi ini akan menghasilkan banyak sekali macam bentukan. Nah, untuk mengetahui isu yang lebih mendalam mengenai sedimentasi, kita juga perlu mengetahui wacana apa saja yang mendorong terjadinya sedimentasi ini. Beberapa faktor yang mengakibatkan atau mendorong terjadinya sedimentasi antara lain sebagai berikut:



  1. Adanya material, mirip pasir, tanah atau debu yang akan menjadi materi yang mengendap

  2. Terdapat lingkungan pengendapan yang cocok baik di darat, bahari dan transisi

  3. Terjadinya pengangkutan sumber material atau transportasi yang dilakukan oleh air, angin dan juga es

  4. Berlangsungnya pengendapan yang terjadi lantaran perbedaan arus dan juga gaya

  5. Terjadinya replacement atau penggantian dan juga rekristalisasi atau perubahan material

  6. Diagenesis yakni perubahan yang terjadi ketika pengendapan berlangsung baik secraa kimia aupun secara fisika

  7. Kompaksi, merupakan akhir dari adanya gaya yang berat dari material sedimen yang memaksa volume lapisan sedimennya menjadi berkurang

  8. Lithifikasi, merupakan akhir dari adanya kompaksi yang terus menerus sehingga usang kelamaan sedimen akan mengeras.


Itulah beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya sedimentasi atau pengendapan. Faktor- faktor tersebut juga terjadi dalam proses sedimentasi sampai membentuk suatu bentukan yang berbeda- beda. Setelah adanya faktor- faktor yang mengakibatkan sedimentasi, selanjutnya akan terjadi proses sedimentasi itu sendiri. Proses sedimentasi akan kita materi berikutnya.


Proses Terjadinya Sedimentasi


Sedimentasi ialah proses pengendapan yang melibatkan banyak sekali faktor dari luar. Proses sedimentasi ini mencakup proses erosi, transportasi atau angkutan, pengendapan atau deposition, dan pemadatan atau compaction. Secara umum, proses sedimentasi ini dibedakan menjadi dua macam yakni proses sedimentasi secara geologis dan proses sedimentasi yang dipercepat. Penjelasan mengenai kedua proses tersebut antara lain sebagai berikut:



  1. Proses sedimentasi secara biologis


Pada dasarnya proses sedimentasi secara geologis merupakan proses pengikisan tanha yang berjalan secara normal atau secara biasanya. Hal ini berarti bahwa proses pengendapan yang berlangsung masih dalam batasan yang dibolehkan atau masih dalam keseimbangan alam dari proses agradasi dan degradasi pada perataan kulit muka bumi akhir dari adanya pelapukan.



  1. Proses sedimentasi yang dipercepat


Proses sedimentasi yang dipercepat merupakan proses sedimentasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Proses sedimentasi ini menyimpang dan sangat berbeda dengan proses sedimentasi secara biologis. Proses sedimentasi yang dipercepat ini memperlihatkan efek buruk, bersifak merugikan atau merusak, mengganggu keseimbangan alam atau kelestarian lingkungan hidup. Proses sedimentasi yang dipercepat ini biasanya terjadi atau disebabkan lantaran acara insan dalam mengolah tanah.


Kesalahan dalam mengolah tanah ini akan mengakibatkan terjadinya erosi tanah dan juga tingkat sedimentasi yng tinggi. hasil dari sedimentasi ini sanggup berupa batuan breksi dan juga batuan konglomerat yang terendap tidak jauh dari sumber atau asalnya, sementara kerikil pasir terendapkan lebih jauh dari kerikil breksi dan juga kerikil konglomerat, sedangkan lempung diendapkan jauh dari sumbernya.


Itulah jenis- jenis dari proses pengendapan atau proses sedimentasi. Proses pengendapan atau sedimentasi ini apabila diurutkan maka tahapan- tahapannya ialah proses pengangkatan, proses pengendapan dan juga proses pemadatan. Proses sedimentasi sampai menjadi sebuah bentukan yang gres membutuhkan waktu yang usang dan panjang. Misalnya untuk membentuk batuan sedimen membutuhkan waktu berpuluh puluh tahun lamanya. Karena sedimentasi ini melibatkan banyak sekali kekuatan untuk mengangkut material, maka dibenadakan menjadi beberapa jenis sedimentasi.roses degradasi ng masih dalam batasan yang dibolehkan atau masih dalam keseimbangan degradas


Jenis- jenis Sedimentasi


Sedimentasi merupakan proses pengendapan material- material yang ada di bumi dengan dukungan dari banyak sekali kekuatan. Maka dari itulah sedimentasi ini jenisnya berbeda- beda. Secara umum sedimentasi ini diklasifikasikan berdasarkan dua jenis yakni berdasarkan tenaga pengangkutnya, serta berdasarkan tempat terjadinya sedimentasi tersebut. Yuk mari kita bahas satu per satu semoga lebih gampang memahami mengenai sedimentasi ini.



  1. Berdasarkan tenaga pengangkutnya


Tidak dipungkiri untuk mengangkut hasil dari pelapukan atau pegikisan yang terjadi oleh beberapa komponen abiotik, alam mengandalkan kekuatan yang dimilikinya. Namun alam tidak pernah lalai dengan tugasnya. Kekuatan- keuatan alam ini selalu konsisten dalam mengangkut material- material dan kemudian akan menjadikannya suatu komponen abiotik yang baru. Kekuatan- keuatan alam yang mengganggu proses sedimentasi ini antara lain ajaran air, angin, gletser atau es dan lain sebagainya. Nah, berdasarkan energi pengangkut inilah sedimentasi dibedakan menjadi beberapa macam. Macam- macam sedimentasi berdasarkan tenaga pengangutnya antara lain sebagai berikut:


Sedimentasi Aquatis


Jenis sedimentasi yang pertama ada alaah sedimentasi aquatis. Nama aquatis bisanya berafiliasi dengan air. Dan hal ini juga yang berlaku pada jenis sedimentasi aquatis. Sedimentasi aquatis merupakan proses sedimentasi yang dilakukan oleh ajaran air. Material- material hasil pengikisan atau pelapukan dibawa oleh ajaran air dan ditempatkan ke tempat tertentu. lantaran berdasarkan pada ajaran air, maka proses sedimentasi ini benar- benar mengandalkan kekuatan ajaran air. Biasanya ketika arus atau ajaran air besar lengan berkuasa maka material akan terangkat dan akan ikut pindah berdasarkan ajaran air. Namun ketika ajaran air ini melemah, material- material yang dibawa akan mengendap di tempat tersebut. Kita sanggup mengambil pola kejadian di sekitar kita untuk mewakili proses sedimentasi aquatis ini. sedimentasi aquatis ini menyerupai kita menciptakan minuman contohnya teh, maka ketika gres saja menaburkan teh dan diaduk maka ampas the tersebut akan ikut terangkat. Namun sesudah sendok pengaduk kita angkat maka lama- usang teh tersebut akan mengendap di dasar gelas.


Nah sedimentasi aquatis ini ternyta dibedakan mendai dua yakni sedimetasi fluvial dan sedimentasi marina.


Sedimentasi fluvial


Sedimentasi fluvial merupakan proses sedimentasi yang dilakukan oleh alira air sungai. Karena memakai air sungai, maka keberadaan sedimentasi ini ada di sungai. Sedimentasi fluvial ini banyak terjadi di wilayah- wilayah sungai yang berada di dataran tinggi, hal ini lantaran air mengalir dari tempat yang tinggi menju ke tempat yang lebih rendah. Sedimentasi fluvial ini biasanya akan mengakibatkan pendangkalan di wilayah muara sungai. Kemudian sedimentasi fluvial ini dibagi kembali menjadi 5 kelompok, yakni:



  • Alluvial, yaitu sedimentasi yang terjadi pada sungai yang mengalami perubahan kekuatan arus secara cepat. Hal ini akan menciptakan materi yang terbawa akan mengendap secara tiba- tiba. dan lantaran perubahan arusnya yang cepat maka pengendapan material ini berbentuk kerucut. Alluvial ini biasa terjadi di kawasan lereng pegunungan maupun di dasar lembahnya.

  • Meander, yakni sedimentasi yang terjadi apad sungai yang berkelok- kelok. Bahkan kelokan sungai ini terbentuk dari sedimentasi yang terjadi di tikungan- tikungan sungai. Di sungai jenis ini maka ajaran sungai di tikungan sungai akan lemah daripada di sekitarnya. Hal ini mengakibatkan sedimentasi terjadi di tikungan dan mengakibatkan pengikisan tanah di luar lingkungannya. Hal ini akan membentuk kelokan atau lekukan yang indah pada sungai.

  • Dataran banjir, yaitu dataran yang berada di sebelah kanan dan juga sebelah kiri sungai. Dataran banjir juga disebut dengan floodplain. Sebelah kanan dan kiri sungai ini selalu mendapat material yang dibawa oleh arus, sehingga dalam jangka waktu yang usang sebelah kanan kiri sungai lebih tinggi.

  • Danau tapal kuda yang juga disebut denngan oxbow, yaitu sungai yang terputus sebagai akhir dari adanya pengendapan yang berlangsung secara terus menerus. Sungai ini mengapa disebut dengan danau tapal kuda lantaran bentuknya menyerupai tapal kuda. Pengendapan atau sedimentasi ini mengakibatkan salah satu dari tikungan yang ada menjadi terputis dan menghasilkan sungai gres tersendiri.

  • Delta, yaitu tanah yang luas dan berada di sekitar muara sungai. Delta ini terbentuk dari hasil endapan material- material yang berlangsung terus- menerus dalam waktu yang cukup lama. Delta ini terdiri atas pasir, lantaran lumpur dan batuan tetap akan dibawa arus sungai sampai ke laut. Agar menjadi delta, diharapkan banyak material- material sedimen yang dibawa olah air.


Sedimentasi Marine


Selanjutnya ialah sedimentasi marine. Sedimentasi marine merupakan proses sedimentasi atau pengendapan yang terjadi di laut, dimana material- material dipindahan oleh kekuatan air laut. Sedimentasi marine ini terjadi sebagai akhir dari perubahan arus bahari yang mengendapkan material- material ke dasar laut. Selain lantaran perubahan air laut, sedimentasi ini juga terjadi akhir adanya pasang surut air laut. Ketika pasang, maka material akan terbawa dan ketika surut material- material tersebut tertinggal. Hal ini berlangsung berulang- ulang dalam jangka waktu yang lama. Karena berlangsung berulang- ulang maka lama- kelamaan terbentuklah pulau- pulau kecil atau dataran kecil. Sebagai akhir dari sedimentasi marine ini maka terciptalah beberapa bentukan yang berbeda- beda. Bentukan- bentukan yang sanggup tercipta antara lain sebagai berikut:



  1. Spit, merupakan salah satu bentukan yang terjadi dari akhir sedimentasi marine. Spit merupakan dataran yang panjang dan berada di sekitar pantai (baca: ekosistem pantai). Dataran spit terbentuk sebagai akhir dari arus pantai yang membawa material endapan menuju ke laut. Material- material yang dibawa ini berupa pasir yang berada di pesisir pantai. spit ini bentuknya memanjang dan terus akan semakin memanjang sela terus terjadi arus bahari yang membawa material- material untuk diendapkan.

  2. Gosong, merupakan bentuk yang berupa dataran kecil yang berada di tengah- tengah laut. Sehingga kita sanggup menyampaikan gosong ini mirip pulau kecil yang berada di tengah laut. Gosong ini sanggup terbentuk lantaran adanya perubahan arus bahari yang terjadi secara tiba- tiba. gosong tidak mirip alluvial yang berbetuk kerucut, tetapi gosong ini berbentuk datar, rata dan juga lebar. Karena bentuk permukaannya rata dan lebar, maka gosong ini biasanya mempunyai bentuk- bentuk yang sangat unik.

  3. Tombolo, yaitu jembatan alami yang menghubungkan antara pulau besar dengan pulau kecil yang berada di dekatnya. Untuk proses terbentuknya, tombolo ini sama dengan spit. Keberadaan tombolo ini sanggup dimanfaatka oleh masyarakat untuk menyeberang ke pulau kecil yang ada di tengah laut.

  4. Nehrung, merupakan sebuah bukit pasir yang berada di sekitar pantai. untuk proses terbentuknya nehrung ini dari air bahari yang menuju ke pantai membawa material- material yag kemudian mengendap di sekitar pantai.

  5. Penghalang pantai, ialah sebuah bentukan sedimentasi marine yang berupa tanggul alami. Penghalang pantai ini sejatinya ialah akses dari spit. Spit yang terus memanjang sampai mengitari bibir pantai inilah yang disebut dengan penghalang pantai atau tanggul alami di pantai.


Neh itulah jenis- jenis dari sedimentasi aquatis atau proses sedimentasi dimana pengangkutan material- materialnya dibatu oleh ajaran air. Selain itu kita juga telah mengenal bentukan- bentukan yang ditimbulkan dati proses sedimentasi aquatis baik yang terjadi di sungai maupun yang terjadi di laut.


Sedimentasi Aeris


Jenis sedimentasi yang kedua ialah sedimentasi aeris. Sedimentasi aeris merupakan sedimentasi dimana pengangkutan atau pemindahan materialnya dibantu oleh kekuatan angin. Angin akan membawa material- material dan ketika kekuatan angin tersebut melemah material yang dibawa tersebut akan jatuh. Jika hal ini terjadi secara berulang- ulang maka akan terjadi bentukan- bentukan tertentu. untuk jenis material, biasanya angin membawa material- material yang berupa tanah pasir.


Pasir yang terbawa dan juga jatuh ini akan membentuk sebuah gundukan yang disebut dengan bukit pasir. Gundukan pasir ini juga disebut dengan Sand Dune atau ada pula yang menyebutnya sebagai gumuk pasir. Gumuk pasir ini sanggup kita lihat sebagai padang pasir yang ada di sekitar pantai. Indonesia mempunyai banyak pantai dan di sekitar pantai inilah biasanya kita sanggup menjumpai bukit pasir atau gumuk pasir. Contoh gumuk pasir yang populer ialah di sekitar Pantai Prangtritis dan Parangkusumo, Yogyakarta. Apabila kita lihat dari tempat terjadinya, maka sedimentasi aeris ini termasuk dalam sedimentasi teristris yakni sedimentasi yang terjadi di daratan.


Sedimentasi Gletser


Jenis sedimentasi yang ketiga ialah sedimentasi gletser. Dilihat dari namanya kita niscaya sudah pribadi mengetahui bahwa sedimentasi gletser merupakan sedimentasi yang mana pengangkutan materialnya dilakukan oleh kekuatan gletser atau es. Sedimentasi glester ini juga dikenal dengan nama sedimentasi glasial. Sedimentasi gletser atau sedimentasi glasial ini terjadi lantaran adanya moraine. Moraine ini merupakan kerikil kerikil, pasir dan juga materi- materi lain yang dibawa oleh gletser atau es yang mengendap. Sama halnya mirip air, gletser atau es ini juga mengalir dari tempat tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah.


Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pengendapan di ujung gletser yang mengakibatkan perubahan bentuk gletser dari bentuk V menjadi bentuk U. sedimentasi glasial atau sedimentasi yang terjadi di gletser ini mengakibatkan terjadinya bentukan yang berbeda- beda. Beberapa bentukan yang disebabkan oleh sedimentasi gletser antara lain sebagai berikut:



  1. Oscar, merupakan bentukan sedimen gletser yang berupa punggung yang sempit dan juga panjang.

  2. Kame, yakni salah satu bentukan dari pengendapan atau sedimentasi glester yang berupa dataran tinggi.

  3. Drumlin, merupakan betukan yang dihasilkan dari pengendapan atau proses sedimentasi yang berbentuk bukit kecil.

  4. Till plain, merupakan bentukan sedimen akhir pengendapan lantaran gletser yang berbentuk dataran.


Nah itulah klarifikasi singkat mengenai bentukan- bentukan akhir adanya sedimentasi glasial atau sedimentasi gletser. Kita juga sudah mengetahui isu mengenai tiga jenis sedimentasi yakni sedimentasi aquatis, sedimentasi aeris dan sedimentasi glasial atau gletser. Sedimentasi- sedimentasi ini sanggup menghasilkan bentukan- bentukan yang berbeda dan ada di sekitar kita. Kita jadi tahu bahwa bentukan- bentukan yang ada di sekitar ini merupakan hasil dari sedimentasi.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com