Tuesday, March 27, 2018

√ 6 Cara Menenangkan Anak Yang Menjerit

Yang namanya belum dewasa seringkali melaksanakan hal-hal gila yang merepotkan orang tuanya.

Jika hal-hal gila yang dilakukan anak (misalnya menjerit) hanya sesekali saja, ini masih normal/wajar.

 Umumnya anak menjerit lantaran ingin memberikan sesuatu √ 6 Cara Menenangkan Anak yang Menjerit
Anak Menjerit | Photo credit: Dreamstime.com | Ferenc Jeges-varga

Umumnya anak menjerit lantaran ingin memberikan sesuatu, orang bau tanah harus peka/memahami hal ini.

Anda ingin anak memberikan keinginannya tanpa perlu menjerit, hanya saja yang namanya belum dewasa belum sanggup mengerti.

Nah, berikut upaya untuk menenangkan anak yang menjerit:

1. Orang Tua Jangan Terpancing

Pertama-tama, orang bau tanah jangan hingga ikut terpancing dengan teriakan anak. Walaupun anak marah-marah, orang bau tanah hendaknya tetap berbicara pada anak dengan tenang.

Jika orang bau tanah ikut berteriak maka jeritan anak akan semakin menjadi-jadi. Berikan respon dengan ucapan lembut secara terus menerus, hal ini efektif untuk menenangkan anak sedikit demi sedikit.

2. Tetap Tenang, Sekaligus Mendiamkan Anak

Saat anak terus-terusan menjerit maka Anda perlu mendiamkannya, apalagi jikalau anak menjerit di tengah umum sehingga menganggu orang-orang di sekitar.

Mintalah anak untuk membisu tapi Anda bicaranya harus lembut. Mendiamkan anak dengan cara emosi (marah-marah) tidak ada gunanya.

3. Cari Tahu Apa yang Diinginkan Anak

Anak menangis mungkin lantaran mengalami rasa sakit, atau lantaran menginginkan sesuatu.

Umumnya anak menangis/menjerit lantaran suatu sebab. Anda perlu mencari tahu mengapa anak menyerupai itu.

Kesalahan banyak orang bau tanah yaitu terburu-buru memarahi anak yang menangis, padahal belum mencari tahu penyebab anak menangis.


4. Berikan Pemahaman

Anak perlu dipahamkan bahwa menjerit bukanlah cara untuk mendapat perhatian. Pahamkan anak juga bahwa di daerah umum dihentikan berteriak lantaran mengganggu orang lain.

Ketika ada waktu senggang maka berikan anak wacana pemahaman ini, lama-lama anak akan mengerti.

Seringkali anak suka menjerit lantaran merasa kurang disayang/diperhatikan. Nah, Anda sebagai orang bau tanah harus menciptakan anak merasa disayangi orang tuanya.

Setelah anak benar-benar paham bahwa menjerit ialah hal yang kurang baik, terkadang anak tetap saja menjerit lantaran sesuatu. Jika anak hanya sesekali menjerit, maka ini masih wajar.

Selain itu, walaupun menjerit mengganggu sekitar, tapi dalam beberapa kondisi menjerit perlu dilakukan.

Misalnya ketika anak memperoleh perlakuan tidak senonoh oleh orang asing maka harus berteriak/menjerit ketika itu.

5. Jika Anak Tidak Berhenti Juga Menjerit, Segera Bawa Pergi Anak

Ini menyangkut dengan kenyamanan orang sekitar yang terganggu oleh jeritan anak Anda. Bawa anak Anda pergi dari situ.

Anda juga sanggup mengalihkan perhatiannya, lantaran rentang perhatian anak pendek maka Anda sanggup dengan gampang mengalihkan perhatiannya, contohnya dengan menawarkan mainan, camilan, hingga menunjukkan sesuatu atau hal-hal yang membuatnya lupa dari rasa marahnya.

Anak yang “hobi” berteriak sanggup Anda ajak ke alam terbuka, daerah bermain anak-anak, daerah mandi bola, dll. Di daerah tersebut anak sanggup berteriak dan bersenang-senang, untuk melampiskan “hobinya” tersebut.

6. Reward

Berikan penghargaan untuk anak jikalau dirinya berperilaku baik, berikan hadiah-hadiah yang berkesan untuknya. Sehingga anak semakin termotivasi untuk berprilaku baik.

Tidak hanya wacana sikap baik menyerupai tidak berteriak, hal baik apapun yang dilakukan anak maka hendaknya diberikan reward. Jika anak beribadah dengan baik maka pujilah atau juga berikan hadiah berupa kue/es krim kesukaannya.

Dengan begitu, anak akan sanggup memahami cara yang benar untuk mendapat perhatian dan kasih sayang orang tuanya.

Sumber http://www.freshbugar.com