Berdasarkan Undang-Undang RI No. 4 tahun 2009 perihal Pertambangan Mineral dan Batubara, pasal 34 ayat 1 menyebutkan bahwa "Usaha pertambangan dikelompokkan atas Pertambangan Mineral dan Pertambangan Batubara". Selanjutnya pada ayat 2 disebutkan bahwa Pertambangan Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karakter a digolongkan atas:
- Pertambangan mineral Radioaktif
- Pertambangan mineral logam
- Pertambangan mineral bukan logam, dan
- Pertambangan batuan
Mari kita fokus pada point 1, yaitu "Pertambangan mineral Radioaktif". Menurut Undang-undang No.4 tahun 2009 tersebut, pada Pasal 50 menyebutkan bahwa "Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Mineral Radioaktif ditetapkan oleh pemerintah dan pengusahaannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan".
Pada Pasal 51 "WIUP mineral logam diberikan kepada Badan Usaha, Koperasi, dan Perseorangan secara lelang". Penjelasannya: "Pertambangan Mineral Logam dalam ketentuan ini termasuk mineral ikutannya".
Pada Pasal 52 ayat (2) "Pada wilayah yang telah diberikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Mineral logam sanggup diberikan IUP kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya berbeda". Penjelasannya: "Apabila dalam WIUP terdapat mineral lain yang berbeda keterdapatannya secara vertical maupun horizontal, pihak lain sanggup mengusahakan mineral tersebut".
Ilustrasi Undang-Undang RI No.4 Tahun 2009. |
Pada Pasal 74 ayat (1) "Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) diberikan oleh Menteri dengan memperhatikan kepentingan daerah". Penjelasannya: "Yang dimaksud dengan memperhatikan kepentingan kawasan yaitu dalam rangka pemberdayaan daerah".
Pada Pasal 74 ayat (2) "IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk 1(satu) jenis mineral logam atau batubara dalam 1 (satu) Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK)". Penjelasannya: "Pertambangan mineral logam dalam ketentuan ini termasuk mineral ikutannya".
Makara menurut kriteria dan peraturan perundang-undangan diatas, maka dalam mengusahakan mineral radioaktif sanggup dilakukan oleh Badan Usaha, Koperasi dan Perseorangan (Pasal 38) dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP Eksplorasi) atau Izin Usaha Pertambangan Eksploitasi (IUP Eksploitasi Produksi) dengan persyaratan minimal (pasal 39).
Baca juga: Daftar Perusahaan Tambang Timah di Indonesia
Dalam hal ini, sudah terperinci bahwa mengelola pertambangan mineral Radioaktif sanggup dilakukan melalui Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diberikan oleh Menteri. IUPK tersebut diberikan untuk 1 (satu) jenis mineral logam atau batubara yang berada didalam 1 (satu) Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK). Sehingga, kalau kita hanya mengelola mineral ikutan/mineral Radioaktif saja maka sanggup diberikan izin oleh Menteri yang berwenang.
Sumber http://www.geologinesia.com