Contoh Drama Perpisahan Sekolah Terbaru – Naskah drama merupakan suatu bentuk susunan goresan pena yang berisikan alur dongeng serta dialog-dialog yang menjadi pola serta referensi bagi pemain drama dalam pementasan drama. Berikut ini yaitu contoh naskah drama wacana perpisahan sekolah :
Contoh :
Pemeran :
Judul : Kenangan di Sekolah
Tema : Perpisahan
Pemeran : Karisa, Chandra, Wawan, Risa, Faisal
Karakter : Karisa (agresif), Chandra (Periang), Wawan (Humoris), Risa (Ceria), Faisal (Dewasa)
Sinopsis Drama :
Suatu ketika di ruang kelas pada ketika jam istirahat, berkumpullah 5 dewasa siswa kelas 12 Sekolah Menengan Atas Negeri 76 Bandung. Mereka sedang asyik mengobrol wacana banyak hal hingga menjurus pada tema obrolan mengenai perpisahan sekolah.
Dialog :
Karisa : Wah, tidak terasa ya seminggu lagi kita ujian nasional.
Chandra : Iya ya. Kaprikornus deg-degan nih aku. Sebentar lagi ujian nasional.
Wawan : itu artinya tak usang lagi kita akan meninggalkan sekolah ini ya? Kaprikornus tambah sedih aku.
Risa : betul juga kau Wan, ujian nasional sebentar lagi. Itu artinya waktu kita di sekolah ini tinggal menghitung hari saja kan?
Karisa : Ya ampun, saya sama sekali tidak menyadari itu. Selama ini fokusku hanya hingga pada ujian nasional dan konsentrasi melanjutkan studi perguruan tinggi. Sama sekali tidak terpikir bahwa kita semua akan berpisah.
Faisal : berpisah bagaimana Sa?
Karisa : Ya jelas, pasca lulus dari sekolah ini kita tidak sanggup bahu-membahu lagi kan? Tentu kita mempunyai tujuan yang berbeda sehabis keluar dari sekolah ini. Betul tidak?
Risa : kau benar Karisa. Tapi pendapatmu itu tidak sepenuhnya benar juga. Belum tentu kita akan menempuh jalan yang berbeda. Siapa tahu ada diantara kita yang kuliah di universitas yang sama bukan?
Karisa : iya, kau benar Risa. Tapi sanggup dipastikan jikalau masing-masing dari kita mempunyai harapan yang berbeda sehabis lulus nanti. Aku sendiri berencana untuk mengambil konsentrasi jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia.
Faisal : Wah, berarti kau akan meninggalkan Bandung ya Sa?
Karisa : Ya, sanggup dibilang begitu. Bagaimana dengan kalian?
Wawan : Kalau saya mau berkuliah di ITB saja. Masalah jurusan, akan saya pikirkan nanti.
Risa : Kalau saya ikut keluargaku yang di Bandar Lampung sih, tampaknya saya akan berkuliah di Universitas Negeri di kawasan itu.
Chandra : rencanaku pasca kelulusan akan mendaftar perguruan tinggi kepolisian.
Karisa : Nah, gres dibuka sedikit obrolan wacana planning pasca lulus, kita sudah mempunyai pandangan yang berbeda bukan? Kemungkinan besar kebersamaan kita ya hanya hingga pada simpulan periode sekolah ini saja, yakni hingga program perpisahan kelas 12 dilangsungkan.
Chandra : Ya ampun, perpisahan ya. Di mana-mana tema ini sungguh akan menjadi kisah dramatis dan mengharuskan.
Risa : Melankolis sekali kau Chandra. Ha… ha….
Faisal : Ya, saya rasa ungkapan Chandra barusan tidak berlebihan. Aku sendiri merasa sekolah ini telah menjadi rumah kedua bagiku. Para penghuninya sudah menyerupai keluarga sendiri. Pak guru, ibu guru, bapak kepala sekolah, para karyawan, ibu kantin, pak satpam, seluruh teman-teman termasuk kalian yaitu bab tak terpisahkan dari kehidupanku di sekolah ini.
Wawan : wah, saya jadi pengen nangis ne.
Risa : kau benar Sal. Aku niscaya akan merindukan sekolah ini.
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
Chandra : Aku juga.
Karisa : Suasanan ruang kelas semacam ini mungkin saja tidak kita temukan di kursi perkuliahan. Bencanda ria bersama kalian, berguru bersama, tertawa bersama, bahkan menangis bersama. Semuanya yang ada di sini akan sangat sulit untuk ditemukan di tempat yang akan kita jalani di masa mendatang. Masing-masing dari kita akan menjalani perjalanan hidup gres yang tentu saja berbeda satu dengan lainnya bukan?
Wawan : Kamu benar Sa. Yang paling berkesan buatku yaitu ketika kita berlima menjadi perwakilan delegasi sekolah untuk mengikuti olimpiade tingkat Sekolah Menengan Atas se-Jawa Barat. Pengalaman itu sungguh tak terlupakan.
Chandra : Waktu itu kita mendapat juara 3 se-provinsi bukan? Alangkah bangganya orang renta ku pada ketika itu.
Karisa : Oh, waktu itu kau salah masuk kamar mandi perempuan pada ketika kita semua sedang berada di lingkungan kampus tempat lokasi kompetisi kan? Kamu dimarahi oleh salah satu mahasiswi di kampus tersebut alasannya yaitu kekeliruanmu itu. Ha… ha. Lucu sekali.
Wawan : Sudahlah Sa, jangan ingat-ingat malu itu terus!
Risa : Ha..ha. iya Sa, kasihan Wawan. Tapi lucu juga sih.
Faisal : Kalau yang paling berkesan buatku yaitu ketika ibu Salimah menangis haru ketika kita semua berinisiatif menunjukkan hadiah padanya ketika hari guru. Sungguh, pada ketika itulah hari yang sangat berkesan buatku.
Karisa : Inisiatornya kan kau Sal. Kami semua menyetujui proposal kau dan sekenario sumbangan hadiah pun dilakukan. Ha…ha.
Risa : Karisa, kau loh yang paling sadis mengerjai Bu Salimah. Kamu hingga menyampaikan bahwa Ibu Salimah bukanlah contoh guru yang baik. Padahal planning kita tidak sejauh itu. Kamu harus minta maaf kepada Bu Salimah, meskipun pada ketika itu kita semua sedang bersandiwara mengerjainya sebelum pada akibatnya menunjukkan ucapan selamat serta memnerikan hadiah untuknya.
Karisa : Iya, iya. Nanti saya minta maaf ulang deh sama bu Salimah. Oh ya, ngomong-ngomong pada ketika program perpisahan nanti konsepnya mau menyerupai apa?
Chandra : Nah, bagaimana Sal? Diantara kami semua, kan kau yang pengurus OSIS. Kamu juga nanti akan andil dalam penyelenggaraan program perpisahan sekolah kan?
Faisal : Hmm, iya. Siang ini OSIS akan mengadakan rapat bersama kepala sekolah, guru, dan teman-teman dari eskul lainnya. Agenda pembahasannya yaitu konsep program perpisahan kelas 12.
Risa : Acaranya harus yang berkesan ya? Jangan terlalu banyak hura-hura lah.
Faisal : Iya, jikalau itu sudah pasti. Nanti akan saya sampaikan ke forum. Sebelum itu, jikalau kalian ada usulan, nanti sanggup kusampaikan di rapat siang nanti.
Wawan : Wah, wangsit anggun itu. Nanti kita bahas lagi pada jam istirahat kedua ya. Ini sudah bel masuk kelas sepertinya. Yuk kita bersiap!
Chandra : Kita kan sudah berada di ruang kelas semenjak awal jam istirahat pertama tadi Wan?
Wawan : Ha… ha. Iya.
Risa : Sudah, kita lanjutkan nanti, Ibu guru sudah tiba itu!
Chandra : He… he, iya Ris. Maaf.
Akhirnya kelima sahabat itu kembali menjalankan acara mereka di ruang belajar. Selanjutnya jadwal pembahasan perpisahan kelas berlanjut pada jam istirahat kedua dan berikutnya akan disampaikan oleh Faisal di lembaga yang lebih resmi.
Sumber :
http://www.teksnaskahdrama.com/2014/03/contoh-drama-perpisahan-sekolah.html
Baca Juga:
2 Contoh Naskah Drama Pendek 4 Orang
Contoh Pidato Sumpah Pemuda Terbaru
Pidato Visi dan Misi Calon Kepala Sekolah Terbaru
Sumber https://ruangseni.com