Sunday, April 1, 2018

√ Pola Puisi Lama, Karya Sastra Warisan Kebudayaan Indonesia

Puisi Lama – Puisi yakni sebuah karya sastra berbentuk seni tertulis yang merupakan wujud ungkapan perasaan penulisnya melalui bahasa yang terikat dengan irama, mantra, rima dan penyusunan lirik dan juga bait.


Puisi merupakan karya sastra yang mementingkan bunyi, susunan dan makna yang inginkan disampaikan. Makara sanggup dikatakan bahwa puisi mewujudkan penggunaan bahasa sebagai sebuah seni yang punya mutu estetika (keindahan).


Berdasarkan bentuknya, puisi dibedakan atas puisi usang (konvensional) dan puisi gres (inkonvensional/modern). Nah, pada kesempatan kali ini kita sanggup mengulas pengertian, beberapa ciri atau karakteristik, macam-macam dan perumpamaan puisi lama. Untuk itu, silakan kalian lihat baik-baik klarifikasi tersebut ini.





Pengertian Puisi Lama


Puisi usang atau puisi konvensional merupakan type puisi yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam tiap-tiap bait, dan kuantitas kata dalam tiap-tiap larik, dan juga musikalitas puisi terlalu diperhatikan. Dalam perihal ini, yang tergolong di dalamnya yakni jenis-jenis puisi lama, andaikan pantun, syair, gurindam, bidal, talibun, dan banyak kembali yang lainnya.


Jadi puisi usang merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan tersebut pada lain sebagai berikut.



  • Jumlah kata dalam 1 baris.

  • Jumlah baris dalam 1 bait.

  • Persajakan (rima).

  • Banyak suku kata tiap baris.

  • Irama.




Aturan


Puisi usang sudah menjadi salah satu kebudayaan yang bebuyutan di Indonesia dan tak jarang sudah menjadi penggalan dalam ritual adat. Karenanya puisi usang mempunyai hukum tersendiri yang dihentikan dilanggar. Adapun aturannya yakni sebagai berikut:



  • Jumlah suku kata dalam puisi,

  • Jumlah kata dalam setiap baris,

  • Jumlah baris dalam setiap bait puisi, contohnya harus berjumlah 2 baris atau 4 baris atau lebih, dan

  • Adanya rima serta irama.




Ciri-Ciri Puisi Lama


Adapun beberapa ciri atau karateristik dari puisi usang yakni sebagai berikut.



  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.

  • Peninggalan sastra Melayu lama.

  • Disampaikan melalui lisan ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.

  • Sangat terikat oleh aturan-aturan ibarat kuantitas baris tiap bait dan kuantitas suku kata.




Jenis Puisi Lama dan Contoh Lama


Ada 7 jenis puisi usang Indonesia yang kita kenal. Sebagian sudah jarang kita temukan dan sebagian sisanya masih sering dipakai hingga sekarang. Berikut daftarnya:




1. Syair


Syair merupakan karya sastra yang berasal dari budaya Arab. Setiap bait syair terdiri dari empat baris dengan sajak a – a – a – a. Biasanya syair berisikan suatu dongeng yang mempunyai pesan menasehati.


Contoh Syair


Syair Nasehat


Dengarkan ini wahai sobat sejati


Syair sederhana dari lubuk hati


Tentang kehidupan fana dunia ini


Cobaan kecil yang mesti dihadapi


Gunakan hidup untuk beribadat


Jangan mengumpat apalagi maksiat


Jangan pula terpengaruhi syahwat


Sampai-sampai ibadah lewat


Jangan pernah lalaikan sholat


Jangan kikir tunaikan zakat


Berbanyak-banyaklah sholawat


Sebagai bekal hidup akhirat


Allah bukanlah pelupa


Allah tak akan memalingkan muka


Allah selalu bersama kita


Meski tak jarang kita yang lupa Dia


Ke mana kita kala bahagia


Memilih insan bersuka cita


Ke mana kita kala murung menerpa


Baru ingat Allah mengadu lara


Usahakan selalu ingat Ilahi


Rajin berdoa berserah diri


Baik suka atau murung menghampiri


Ya Allah, Ilahi Rabbi


Berseringlah memohon ampun


Supaya jiwa sebersih embun


Jangan nanti jadi tertegun


Ketika nyawa lewat ubun-ubun




Syair Pendidikan


Wahai para cowok dan pemudi


Engkaulah penerus negeri


Rajin berguru dengan semangat tinggi


Demi harumkan nama ibu pertiwi


Ilmu bukanlah untuk mengejar harta


Ilmu tak pula kan hilang lantaran usia


Sebab ilmu mengajari selalu waspada


Dan ilmu menuntun menuju dewasa


Mari berguru tanpa malas


Hormat pada para penghuni kelas


Sukses diraih dengan kerja keras


Meski energi habis terkuras


Selalu hormati para guru


Mereka juga orangtuamu


Ilmu akan terserap hingga ke kalbu


Jadi berkah untuk jiwamu




2. Pantun


Jenis puisi usang yang sangat dikenal luas dalam masyarakat. Pantun masih sering sanggup dijumpai hingga dikala ini, khususnya pada upacara-upacara adat. Adakalanya pantun dipakai pula sebagai cara dalam berkomunikasi. Yang membedakan pantun dengan jenis puisi usang yang lainnya yakni sebagai berikut:



  • Mempunyai sajak a – b – a – b,

  • Dalam setiap barisnya terdiri dari 8 hingga dengan 12 suku kata,

  • Terdapat 4 baris dalam setiap baitnya, dan

  • 2 baris pertama disebut sebagai sampiran serta 2 baris kedua disebut isi.


Berdasarkan isi yang terkadung di dalamnya, pantun sanggup dibedakan menjadi 5 bentuk yang berbeda, yaitu pantun anak, pantun muda-mudi, pantun nasehat, pantun jenaka, dan pantun teka-teki.




Contoh Pantun


Pantun Nasehat


Pergi tamasya ke Kota Jogja


Jangan lupa beli batik


Manusia hidup di dunia


Harus selalu berbuat baik




Pantun Jenaka


Keliling taman dengan sepeda


Pulang-pulang membawa sapu


Ingin rasanya pergi berbelanja


Sayang sang dompet tidak setuju




Pantun Teka-teki


Beli gado-gado di warung Bu Imu


Pesan tidak pakai kubis


Apakah saudara ada yang tahu


Dibagi-bagi namun tak akan habis (jawaban: ilmu)




3. Seloka


Dikenal juga sebagai pantun berkait dan merupakan puisi yang berasal dari kebudayaan sastra Melayu. Dinamakan pantun berkait lantaran seloka terdiri lebih dari satu bait dan setiap bait mempunyai keterkaitan satu sama lain.


Seloka berisikan perumpamaan yang berisi ihwal ejekan, sindiran, gurauan, ataupun candaan. Ciri utama seloka yakni baris kedua dan keempat akan diulang penggunaannya pada baris pertama dan ketiga pada bait selanjutnya.




Contoh Seloka


Hari libur pergi berjalan-jalan


Naik delman ke kota tua


Jikalau engkau menentukan teman


Pilihlah yang akan jadi sobat selamanya


Naik delman ke kota tua


Berangkat pagi dari rumah


Pilihlah yang akan jadi sobat selamanya


Agar hidup tidak makin susah


Berangkat pagi dari rumah


Jangan lupa membawa payung


Agar hidup tidak makin susah


Ingatlah rezeki sudah ada yang menghitung




4. Gurindam


Jenis puisi usang ini berasal dari budaya Tamil, India. Setiap bait gurindam mempunyai 2 baris dengan bersajak a – a. Gurindam memperlihatkan nasehat dalam bentuk kiasan lantaran akibat.




Contoh Gurindam


Sejak kecil sudah malas sembahyang


Saat bau tanah nanti sanggup terguncang


Siapa tak patuh pada orang tua


Akan dijauhkan dari bau surga




5. Karmina


Dikenal pula sebagai pantun pendek, lantaran mempunyai gaya yang ibarat dengan pantun namun mempunyai isi yang lebih pendek. Karmina mempunyai sajak a – a dan biasanya berisikan sindiran.




Contoh Karmina


Tua-tua keladi


Makin bau tanah makin jadi


Satu dua tiga empat


Masih muda sudah enggan shalat




6. Mantra


Jenis puisi usang yang satu ini seringkali dikaitkan dengan segala yang mempunyai unsur gaib. Rima dan irama dalam mantra mempunyai sifat yang misterius. Sifat ini muncul lantaran penggunaan bahasa yang menuh kiasan (majas metafora) dan esoferik, artinya hanya sanggup dimengerti oleh kalangan tertentu saja secara khusus (biasanya antara pembicara dan lawan bicaranya)




Contoh Mantra


 




7. Talibun


Talibun mempunyai sifat yang sama dengan pantun, yaitu mempunyai sampiran dan isi. Yang membedakan talibun dengan pantun yakni jumlah baris dalam setiap baitnya. Jumlah baris dalam talibun jauh lebih banyak dibandingkan dengan puisi, yakni antara 6 hingga 20 baris, asalkan berjumlah genap.


Sama halnya dalam pantun, proporsi antara sampiran dan isi yakni sama rata. Artinya, separuh penggalan pertama merupakan sampiran dan sisanya merupakan isi. Adapun sajak dalam talibun yakni a – b – c – a – b – c (menyesuaikan sesuai dengan jumlah baris).




Contoh Talibun


Talibun 6 baris


Lelah sudah kaki mendaki


Puncak tujuan sudah tak terlihat


Bulan pun tak tampak sinarnya


Sekaranglah saatnya saya berhenti


Karena hati sudah tak kuat


Mengingat semua delusi belaka




Talibun 8 baris


Menopang dagu menatap purnama


Senyum terkembang dari penari


Aku tak lagi miliki kuasa


Mengartikan maksud yang tersirat


Hormatilah para orang tua


Agar sanggup membawa diri


Hindari perbuatan dosa


Akan selamat nanti di akhirat




Adanya aneka macam jenis puisi usang Indonesia ini merupakan bukti bahwa kesusastraan tanah air sudahlah berkembang semenjak zaman dulu. Yang diharapkan yakni mengakui dan mengasihi hasil kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur dan melestarikannya.


Puisi Lama



Sumber https://infoana.com