Salah satu di antara jenis-jenis puisi lama ialah syair. Menurut laman kbbi, syair didefinisikan sebagai sebuah puisi usang yang terdiri atas empat larik (baris) dan semua uju lariknya memiliki suara rima yang sama. Syair bisanya memiliki pola khusus yang menciptakan simpulan tiap lariknya memounyai rima yang sama. Adapun salah satu pola akhiran rima tersebut ialah pola a-a-a-a yang merupakan pola yang paling sering digunakan dalam syair, sekaligus pola syair yang paling klasik.
Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui beberapa pola syair yang tiap lariknya memakai pola akhiran rima a-a-a-a. Adapun beberapa pola tersebut ialah sebagai berikut ini!
(1) Hari demi hari kujalani
Pencarian ini belum berhenti
Aku masih terus mencari
Mencari jati diri ini
(2) Masih diriku bertanya-tanya
Di manakah ia berada
Masih diriku mengharapkannya
Kembali lagi perantauannya
(3) Selama dalam bulan Ramadan
Lapar dahaga mesti ditahan
Amarah juga mesti ditahan
Ibadah haruslah ditingkatkan
(4) Praktis obati luka di pipi
Sukar obati luka di hati
Makalah jangan lukai hati
Dengan ucapan dan laris diri
(5) Disaat kita tengah terjatuh
Kita tak boleh banyak mengeluh
Bangkit dan coba tuk lebih tangguh
Hadaoi coba yang bikin jatuh
(6) Jika engkau ingin bahagia
Maka janganlah mengeluh saja
Syukuri apa yang telah ada
Jangan menuntut yang tidak ada
(7) Kita insan bikin rencana
Yang tentukannya ialah Dia
Maka janganlah Engkau kecewa
Jika planning tak jadi nyata
(8) Berdiam diri tak ada guna
Menangis saja tiada artinya
Bangunlah dari kubangan duka
Dan kembalilah tumbuhkan asa
(9) Ingat wahai teman sekalian
Kita ini hanya seorang insan
Bukan seekor sapi perahan
Apatah lagi kuda balapan
(10) Selagi masih usia muda
Cobalah untuk kenal dunia
Dengan kelana kelilinginya
Supaya engkau pun bijaksana
(11) Kita hanya perlu berusaha
Serta tumbuhkan harap di dada
Yang akan buatnya jadi nyata
Adalah kiprah Maha Pencipta
(12) Barang siapa ingin dunia
Maka haruslah punya ilmunya
Barang siapa ingin jannah-Nya
Maka haruslah punya ilmunya
(13) ia yang telah usang kelana
Kini kembali pulang ke desa
Dia yang dulu si tuna karya
Kini menjadi saudagar kaya
(14) Menahanmu pergi tak ada guna
Menangis untukmu juga tak guna
Merelakanmu yang saya bisa
Mengharapkanmu senang saja
(15) Hidup ini kadang susah
Dan bikin hai ini jengah
Namun jangan pula marah-marah
Mending hadapilah dengan tabah
(16) Marilah kita merajut asa
Untuk meraih cita kita
Yang sekarang tengah menunggu kita
Di hari depan yang akan tiba
(17) Jikalau hidup sekedar kerja
Kerbau di sawah pun juga bisa
Jikalau kerja sekedar kerja
Cacing di tanah pun juga bisa
(18) Jikalau nanti sudah berharta
Maka janganlah habiskan semua
Sumbangkan separuhnya saja
Untuk yang miskin dan juga papa
Demikianlah beberapa pola syair berima a-a-a-a dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan gres bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai syair khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan pula bila terdapat kekeliruan di dalam artikel kali ini.
Jika pembaca ingin menambah wawasan perihal syair, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: jenis-jenis syair, contoh syair pendidikan dan maknanya, contoh syair 2 bait, contoh syair 3 bait, contoh puisi usang syair, dan artikel contoh syair 4 bait.
Sekian dan terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com