Auksin dan Giberelin yakni dua kelas hormon tumbuhan utama. Kedua hormon ini secara signifikan mensugesti pertumbuhan dan banyak sekali proses perkembangan pada tumbuhan ibarat organogenesis, inisiasi akar, ekspresi jenis kelamin, pembungaan, dll. Respons fisiologis Auksin dan Giberelin memperlihatkan banyak perbedaan. Tulisan ini membahas perbedaan antara efek fisiologis Auksin dan Giberelin pada flora dengan tabel perbandingan.
Pengertian hormon auksin
Auksin yakni hormon pertumbuhan berpengaruh yang diproduksi secara alami oleh tanaman. Mereka ditemukan di ujung pucuk dan akar dan mendorong pembelahan sel, pertumbuhan batang dan akar. Mereka juga sanggup secara drastis mensugesti orientasi tumbuhan dengan mendorong pembelahan sel ke satu sisi tumbuhan dalam menanggapi sinar matahari dan gravitasi.
Pengertian Giberelin
Gibberelin yakni kelas besar yang diterpen siklik yang terjadi pada semua flora vaskuler dan juga pada banyak jamur. Jumlah giberelin besar, tetapi tidak semua aktif secara biologis; banyak yang menengah dalam sintesis bioaktif GAS, sedangkan yang lain yakni bentuk tidak aktif. GAS aktif melayani banyak tugas penting dalam tumbuhan vaskuler, termasuk pemanjangan batang / daun / akar, perkecambahan biji, mobilisasi cadangan masakan dalam biji-bijian sereal, aktivasi kambial, dan perkembangan bunga dan bunga. Pada gametofit pakis, mereka terlibat dalam perkecambahan spora, dan pembentukan antheridia. Biosintesis GAS terjadi dalam tiga tahap di tiga lokasi subselular yang berbeda.
Fungsi hormon auksin
o Merangsang pemanjangan sel pada titik tumbuh batang, tetapi menghambat pemanjangan sel-sel akar.
o Merangsang pertumbuhan akar lateral atau samping dan akar serabut.
o Dominasi apikal dan menghambat dominasi lateral.
o Absisi daun (peluruhan daun) yakni insiden lepasnya atau terpisahnya daun dan batang.
o Merangsang pembelahan sel di kawasan kambium sehingga mengakibatkan pertumbuhan sekunder. ibarat pembentukan xilem dan floem sekunder.
o Fofotropisme, yakni gerak pertumbuhan menuju ke arah datangnya cahaya.
o Merangsang deferensiasi sel menjadi xilem.
o Merangsang pembentukan bunga dan buah.
o Partenokarpi, yakni insiden pembentukan buah tanpa biji. Buah tanpa biji sanggup dibentuk dengan memperlihatkan auksin pada putik. Pemberian auksin ini akan menjadikan penghambatan pembentukan susukan polen dan menghambat pembuahan alasannya dinding ovarium mengalami pembengkakan sehingga mengakibatkan gagalnya pembuahan yang akan menghasilkan biji.
Fungsi hormon giberelin
o mensugesti pemanjangan dan pembelahan sel sehingga apabila flora kerdil dan diberi giberelin akan sanggup tumbuh normal:
o membantu proses perkecambahan dengan merangsang butir aleuron untuk mensintesis enzim alfa amilase dan protease sehingga sanggup menghambat dormansi biji;
o merangsang pembentukan tunas;
o menghambat pembentukan biji merangsang pertumbuhan susukan polen, memperbesar ukuran buah. dan merangsang pembungaan:
o merangsang pertumbuhan buah secara parthenogenesis.
Tabel Perbedaan antara efek Auksin dan Giberelin
No. | Auksin | Gibberelin |
1 | Auksin menginduksi dominasi apikal. | Giberelin tidak mempunyai imbas pada dominasi apikal. |
2 | Auksin konsentrasi tinggi memulai pengembangan akar. | Gibberelin tidak memulai pengembangan akar. |
3 | Auksin tidak mempunyai imbas pada perkecambahan biji. | Gibberelin mendorong perkecambahan biji. |
4 | Perawatan auksin tidak efektif untuk memecahkan dormansi benih. | Pengobatan giberelin sanggup merusak dormansi benih. |
5 | Tidak ada tugas dalam pembungaan | Gibberellin mendorong pembungaan. |
Sumber aciknadzirah.blogspot.com