Kamu sudah familiar belum dengan istilah rasio keuangan? Setiap perusahaan niscaya mempunyai suatu perhitungan khusus dalam menjalankan bisnis atau usahanya. Biasanya pimpinan perusahaan memakai suatu teknik perhitungan yang disebut rasio keuangan yang bertujuan untuk memilih kebijakan dalam menjalankan operasionalnya. Nah, mau tahu apa yang dimaksud dengan rasio keuangan atau rasio finansial dalam menciptakan laporan keuangan beserta jenis dan rumus-rumusnya? Yuk, simak bersama perihal perhitungan keuangan yang penting ini!
Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan dalam Laporan Keuangan
Sebelum kau menciptakan laporan keuangan, kau wajib mengetahui perihal rasio keuangan. Nah, apa sih yang dimaksud dengan rasio keuangan? Rasio keuangan ini merupakan suatu alat dalam menganalisa dan mengukur kinerja perusahaan dengan memakai parameter kondisi atau data keuangan perusahaan tersebut. Untuk data-data keuangannya biasanya bisa kau ambil dari laporan keuangan yang ada menyerupai neraca, laporan keuntungan rugi, laporan arus kas, dan laporan-laporan lainnya.
Jadi, rasio keuangan ini berupa metode yang biasa digunakan untuk melaksanakan analisis terhadap laporan keuangan rasio keuangan dan menjelaskan suatu relasi antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam suatu laporan keuangan.
Kenapa ya harus memakai rasio keuanagn ini? Hal ini biar perbandingan-perbandingan yang dilakukan terhadap pos-pos dalam laporan keuangan bisa menghasilkan suatu perbandingan yang logis. Dengan memakai ukuran-ukuran tertentu yang memang sudah diakui mempunyai manfaat tertentu juga, sehingga hasil analisisnya layak digunakan sebagai pemikiran pengambilan keputusan.
Jenis-jenis Rasio Keuangan
Setelah kau mengetahui perihal pengertian dan manfaat dari rasio keuangan, kau juga harus tau ini perihal beberapa jenis rasio keuangan yang bisa kau gunakan untuk menghitung laporan keuangan perusahaan. Rasio keuangan bisa digolongkan menjadi empat kelompok tergantung dari kebutuhan perusahaan, yaitu:
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas ini merupakan rasio yang menerangkan kemampuan atau kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang jangka pendek. Perusahaan yang sanggup membayar kewajibannya atau hutang jangka pendek maka perusahaan tersebut disebut likuid, sedangkan perusahaan yang tidak sanggup membayar hutang jangka pendeknya maka disebut perusahaan ilikuid.
Nah, beberapa analisa dalam mengukur rasio likuiditas yang bisa kau gunakan, yaitu :
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar dan memperlihatkan warta mengenai kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar. Yang termasuk dalam aktiva lancar menyerupai kas, piutang dagang, efek, persedian dan aktiva-aktiva lainnya. Sedangkan yang termasuk dalam hutang lancar meliputi, hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang honor dan hutang lainya yang menuntut untuk segera dibayarkan.
Misalnya jikalau perbandingannya 1:1 dimana artinya rasio lancarnya ialah 100%, berarti aktiva lancarnya mempunyai jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua kewajiban lancarnya. Karena, semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik dan sehat laporan keuangan kamu.
Rumus dari rasio lancar ini yaitu:
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio yang sering disebut dengan Acid Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar kewajiban lancar dengan memakai aktiva lancar tanpa memasukan nilai persediaannya. Jadi, di dalam rasio ini terjadi perimbangan antara jumlah aktiva lancar yang dikurangi dengan persedaian, dengan jumlah hutang lancar.
Tapi, perlu kita ingat ya jikalau persediaan tidak dimasukkan kedalam perhitungan rasio cepat, alasannya ialah persediaan merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.
Kamu bisa memakai rumus ini untuk menghitung rasio cepat (quick ratio):
Nah, rasio cepat ini lebih berfokus pada komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid menyerupai kas, surat-surat berharga, piutang yang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Jadi, jikalau ada perbedaan yang sangat signifikan antara rasio cepat dengan rasio lancar, dimana posisi rasio lancar meningkat sedangkan pada rasio cepatnya menurun, berarti terjadi sebuah investasi yang besar pada persediaan di perusahaan kamu.
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini berkhasiat untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa dengan segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Dalam hal ini kau bisa mengggunakan kas uang perusahaan yang disimpan dikantor dan yang ada di bank dalam bentuk rekening koran.
Sedangkan harta setara dengan kas atau near cash yaitu merupakan harta lancar yang dengan gampang dan cepat biar bisa diuangakan kembali dan bisa dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara yang menjadi domisili dari perusahaan kamu.
Rumus dari rasio kas (cash ratio) ini yaitu:
Rasio ini juga bisa menerangkan porsi jumlah kas ditambah dengan setara kas kemudian dibandingkan dengan total aktiva lancar dimana kondisi semakin besar rasionya semakin baik juga. Nah, rasio ini juga sama ya dengan rasio cepat, dimana angkanya tidak harus mencapai 100%.
Rasio Solvabilitas
Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan kau dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jikalau perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, dan yang tidak disebut insolvable. Tapi, jangan lupa ya jikalau perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid juga lho, demikian juga sebaliknya yang insolvable juga belum tentu ilikuid tergantung dari hasil perhitungannya.
Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas yang bisa kau gunakan yaitu:
Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin rendah rasio ini artinya semakin baik bagi keuangan perusahaan kau alasannya ialah keamanan dananya semakin baik.
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin kecil rasio ini maka juga akan semakin baik untuk perusahaan kamu. Nah, sebaiknya besarnya hutang tidak melebihi modal perusahaan kau ya biar tetap menguntungkan.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Kinerja rasio kegiatan ini berfokus pada beberapa asset yang dimiliki oleh perusahaan kamu, kemudian rasio ini bisa memilih berapa tingkat aktivitas-aktivitas asset tersebut pada tingkat tertentu. Nah, jikalau terjadi kegiatan yang rendah pada tingkat penjualan tertentu, hal ini menjadikan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut.
Beberapa analisa dalam mengukur ratio kegiatan yang bisa kau gunakan, yaitu :
Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi perputarannya maka semakin baik juga bagi perusahaan kamu.
Rasio Perputaran Persediaan
Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan maka semakin baik pula pengelolaan persediaannya.
Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan sanggup menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka semakin baik bagi perusahaan kamu.
Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio ini hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, tapi yang bedakan yaitu pada perhitungan ini, yang dihitung ialah total aktiva yang dimiliki perusahaan kamu.
Rasio Profitabilitas
Rasio ini penting sekali lho alasannya ialah berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapat keuntungan atau keuntungan dan berkaitan dekat dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Krusial sekali kan?
Apa saja ya ukuran ratio profitabilitas yang bisa kau gunakan?
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar persentase atau rasionya, artinya semakin baik kondisi keuangan perusahaan kamu.
Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Rasio ini berupa Laba yang sudah dikurangi dengan semua biaya dan pengeluaran kecuali bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil dari perhitungan tersebut merupakan citra keuntungan higienis sebelum bunga dan pajak yang didapat dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan.
Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio keuntungan higienis sehabis dikurangi bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan. Semakin tinggi rasionya berarti semakin baik perusahaan kau dalam menghasilkan keuntungan lho.
Return On Assets (ROA)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan kau dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang kau hitung yaitu keuntungan sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).
Return On Investment (ROI)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan kau dalam menghasilkan keuntungan terhadap investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang kau gunakan yaitu keuntungan yang sudah dikurangi pajak atau EAT (Earning After Tax)
Nah, kini kau sudah mengerti dan bisa menghitung banyak sekali jenis rasio keuangan untuk mengukur kinerja atau keadaan finansial perusahaan kamu.
Tapi, jikalau kau super sibuk dan mau bisa menghitung semua rasio keuangan dengan cepat, serahkan aja ke Jojonomic! Dengan aplikasi JojoExpense bisa menghemat waktu dan biaya sampai 70% untuk laporan keuangan perusahaan kau lho semuanya bisa dari gadget kamu! Tertarik memakai JojoExpense ini?
Sumber aciknadzirah.blogspot.com