Friday, April 28, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Ca Colon Lengkap Dengan Konsep Askep, Download Format Doc Dan Pdf

Teman-teman perawat seluruh Indonesia Dimanapun berada, baik yang sedang di akademik, profesi maupun yang sudah kerja. Pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan ca colon yang kami susun berdasarkan beberapa refferensi terpercaya, dilengkapi dengan konsep asuhan keperawatan.

Untuk mempermudah teman-teman sejawat sekalian, lp ca colon yang kami bagikan ini juga telah kami lengkapi dengan pathway ca colon dalam format doc, sehingga pathwaynya bisa diedit dan diadaptasi dengan diagnosa keperawatan yang akan diangkat. 

Lp kanker atau Ca Colon ini kami sediakan dalam format doc dan pdf, yang bisa did0wnl0ad dengan menggunakan link unduhan yang telah kami sematkan dalam artikel ini.

Laporan Pendahuluan 

Tinjauan Teori

Definisi

Kanker atau Ca colon ialah suatu kanker yang yang berada di colon.            

Kanker atau Ca colon ialah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat sesudah kanker paru-paru ( ACS 1998 )

Kanker atau Ca Colon ialah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker atau Ca colon ialah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Kanker atau Ca Colon / usus besar ialah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan lantaran penyakit ini sering tidak diketahui hingga tingkat yang lebih parah.Pembedahan ialah satu-satunya cara untuk mengubah kanker Colon.


Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang mencakup faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang sempurna dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.

Makanan-makanan yang niscaya di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menimbulkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menimbulkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak binatang dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan basil anaerob, menimbulkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga sanggup berisi zat-zat kimia yang menimbulkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak sanggup mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak binatang dan tinggi sayuran dan buah-buahan (e.g Mormons,seventh Day Adventists).

Makanan yang harus dihindari :
  • Daging merah
  • Lemak hewan 
  • Makanan berlemak
  • Daging dan ikan goreng atau panggang 
  • Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
  • Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli,brussels sprouts)
  • Butir padi yang utuh
  • Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menimbulkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma memiliki potensial tinggi untuk menjadi manigna.

Faktor yang menimbulkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.

Orang-orang yang telah memiliki ucerative c0l1tis atau penyakit Crohn’s juga memiliki resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan  tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jikalau anggota keluarga menderita penyakit tersebut


Klasifikasi

Klasifikasi kanker kolon berdasarkan modifikasi DUKES ialah sebagai berikut:
  • A   : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
  • B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
  • B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis hingga lapisan propria.
  • C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu hingga empat buah
  • C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
  • D   : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan tidak sanggup di operasi lagi.

Stadium Klinis

Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
STADIUM
TINGKAT PENYEBARAN
TIS
Carsinoma in situ
T1
Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2
Sudah mengenai otot dinding
T3
Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4
Sama dengan T3 dengan fistula
N
Limfonodus terkena
M
Ada metastasis



Patofisiologi

Perubahan Patologi

Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada cuilan  ( Sthrock 1991 a ) :
  • 26 % pada caecum dan ascending colon
  • 10 % pada transfersum colon 
  • 15 % pada desending colon
  • 20 % pada sigmoid colon 
  • 30 % pada rectum
Gambar dibawah ini menggambarkan terjadinya kanker pada sigmoid dan colon kanan dan mengurangi timbulnya penyakit pada rektum dalam waktu 30 tahun ( Sthrock ).
                
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi hingga gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai menempel pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini pribadi masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua ialah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk :
  • Kelenjar Adrenalin
  • Ginjal 
  • Kulit 
  • Tulang 
  • Otak

Penambahan untuk infeksi secara pribadi dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga sanggup menyebar pada cuilan peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial. 

Pathway Ca Colon

Download Pathway Ca Colon Format Doc DISINI

Manifestasi Klinis

Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

1. Kanker kolon kanan

Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menjadikan obstruksi, lantaran lumen usus besar dan feses masih encer. Anemia jawaban perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya sanggup dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang sanggup di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, lantaran tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin sanggup teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak lezat pada abdomen, dan adakala pada epigatrium.

2. Kanker kolon kiri dan rectum

Cenderung menimbulkan perubahan defekasi sebagai jawaban iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia lantaran kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum sanggup mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menjadikan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, harapan defekasi atau sering berkemih sanggup timbul sebagai jawaban tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin sanggup timbul pada lesi rectal ialah penyelamatan feses yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.


Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
  • Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
  • Pembentukan abses
  • Pembentukan fistula pada urinari bladder atau v@gin@

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menimbulkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.


Kejadian

Kira-kira 152.000 orang di amerika serikat terdiagnosa kanker Colon pada tahun 1992 dan 57.000 orang meninggal lantaran kanker ini pada tahun yang sama (ACS 1993). Sebagian besar klien pada kanker Colon memiliki frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kanker pada colon kanan biasanya terjadi pada perempuan dan Ca pada rektum biasanya terjadi pada laki-laki.


Alternatif Transcultural

Kejadian Ca Colon pada USA sepertinya mengalami kemunduran dari seluruh bangsa-bangsa lain kecuali pada laki-laki afrika dan amerika.Kejadian yang lebih besar terjadi terhadap kanker ini terjadi di tempat industri cuilan barat dansebagian jepang firlandia dan afrika ini ialah pemikiran yang berafiliasi dengan diet. Daerah yang penduduknya mengalami insiden yang rendah terhadap Ca colon memiliki diet tinggi terhadap buah-buahan,sayuran,ikan dan sebagian kecil daging.


Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.

2. Radiologis

Pemeriksaan radiologis yang sanggup di lakukan antara lain ialah foto dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin sanggup memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan  letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium  secara umum di lakukan sesudah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin sanggup menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.

3. Histopatologi

Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon ialah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.

4. Laboratorium

Pemeriksaan Hb penting untuk mengusut kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, kuliner yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.

5. Ultrasonografi (USG)

Sulit dilakukan untuk mengusut kanker pada kolon, tetapi dipakai untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening  di abdomen dan hati.

Penatalaksanaan Medis

Bila sudah niscaya karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan ialah sebagai berikut ;

1. Pembedahan (operasi)

Operasi ialah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi  tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh alasannya itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

2. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi radiasi menggunakan sinar gelombang partikel berenergi tinggi contohnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak tempat yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menimbulkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.

3. Kemotherapy

Chemotherapy menggunakan obat anikanker  yang kuat, sanggup masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat manis untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, lantaran digabungkan akan memperlihatkan imbas yang lebih bagus.

4. Kolostomi

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibuat dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini sanggup bersifat sementara atau permanen.

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Pengumpulan data

a. Identitas pasien

Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat tinggal

b. Riwayat penyakit sekarang

Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran

c. Riwayat penyakit dahulu

Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya kanker kolon

d. Riwayat penyakit keluarga

Adalah anggota keluarga yang mengalami penyakit menyerupai yang dialami pasien, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya

e. Riwayat psikososial dan spiritual

Bagaimana kekerabatan pasien dengan anggota keluarga lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun ketika sakit, apakah pasien mengalami kecemasan, rasa sakit, lantaran penyakit yang dideritanya dan bagaimana pasien menggunakan koping prosedur untuk menuntaskan dilema yang dihadapinya.

2. Riwayat biopsikososial spiritual

a. Pola nutrisi

Bagaiman kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis kuliner apa saja yang sering di konsumsi, kuliner yang paling disukai, frekuensi makanannya

b. Pola eliminasi

kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah, atau tidak, keras, lembek, cair?

c. Pola istirahat dsn tidur

  • Kebiasan istirahat tidurberapa jam?
  • Kebiasan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
d. Pola personal hygiene

Kebiasan dalam contoh hidup bersih, mandi, menggunakan atau tidak menyikat gigi

e. Pola acara dan latihan

Kegiatan sehari – hari, olahraga yang sering dilakukan, acara diluar kegiatan olahraga, contohnya nmengurusi urusan sopan santun di kampung dan sekitarnya

f. Kebiasaan yang mensugesti kesehatan

Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum – minuman keras ketergantungan dengan obat – obatan (narkoba)

g. Hubungan peran

Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetagga, sobat – sobat sekitar lingkungan rumah, aktif dalam kegiatan adat?

h. Pola persepsi dan konsep diri

Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga, kebersamaan dengan keluarga

i. Pola nilai kepercayaan

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama yang dianut, mengerjakan perintah agama yang dianut dan patuh terhadap perintah dan larangannya

j. Pola reproduksi dan secual

Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, kekerabatan dengan keluarga besarnya dan lingkungan sekitar.

3. Riwayat pengkajian nyeri

P: provokasi paliatif

  • Apa yang menimbulkan gejala? 
  • Apa yang bisa memperberat? 
  • Apa yang bisa mengurangi?

Q: quality - quantity
Bagaiman tanda-tanda dirasakan, sejauh mana gejal dirasakan?

R: region – radiasi
Dimana tanda-tanda yang dirasakan? Apakah menyebar?

S: skal – saverity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa?

T: time

  • Kapan tanda-tanda mulai timbul? 
  • Seberapa serng tanda-tanda dirasakan? 
  • Tiaba – datang atau bertahap? 
  • Seberapa usang tanda-tanda dirasakan?

4. Pemeriksaan fisik

  • Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos metis, suhu 37,5 0 C, nadi 60 – 100 x / menit. RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
  • Pemeriksaan head to toe
Kepala dan leher


Dengan teknik inspeksi dan palpasi:

a. Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan

b. Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?

c. Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih?

d. Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?

e. Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, jawaban trauma?

f. Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid

Pemeriksaan dada
a. Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, ilham dan ekspirasi pernafasan, irama, gerakan cuping hidung, terdengar bunyi napas embel-embel bantu dada?

b. Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding dada

c. Perkusi
Adanya bunyi – bunyi sonor pada kedua paru – paru, bunyi redup pada batas paru dan hepar

d. Auskultasi
Terdengar adanya bunyi vesikuler di kedua lapisan paru, bunyi ronchi dan wheezing

Kardiovaskuler
a. Inspeksi
Bentuk dada simetris

b. Palpasi
Frekuensi dada simetris

c. Perkusi
Suara pekak

d. Auskultasi
Irama regular, systole / murmur

system pencernaan / abdomen
a. Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan – benjolan / massa

b. Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba?

c. Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan menjadikan bunyi pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)

d. Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit


Analisa data, Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ialah suatu penyatuan dari dilema pasien yang kasatmata maupun potensial berdasarkan data yang telah di kumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).

Diagnosa keperawatan yang muncul mencakup :

  • Nyeri berafiliasi dengan insisi pembedahan, stress berat muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
  • Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
  • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan mual / muntah
  • Konstipasi berafiliasi dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder jawaban prosedur kanker kolon.


Rencana asuhan keperawatan

No
Diagnosa keperawatan
Tujuan dari kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri berafiliasi dengan insisi pembedahan, stress berat muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
Tujuan : pasien menyampaikan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.
Criteria hasil :pasien tampak rileks, sanggup beristirahat / tidur dan melaksanakan pergerakan yang berarti sesuai toleransi..
1)   Pantau tempat dan respons pasien terhadap nyeri
2)   Ajarkan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan perubahan posisi, gosokan (massase) dan teknik relaksasi
3)   Ciptakan lingkungan yang aman untuk relaksasi, membatasi pengunjung
4)   Kolaborasi proteksi analgetik
1)   Mengetahui cara mengatasi nyeri yang tepat
2)   Pasien merasa lebih nyaman dan pasien bisa mengatasi nyerinya


3)   Meningkatkan istirahat dan tidur yanf adekuat untuk memfasilitasi peredaan nyeri
4)   Mengurangi rasa nyeri
2.
Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
Tujuan:
-       Luka semakin kering dan menutup
-       Tidak terjadi nekrosis
Criteria hasil :
-         Tidak ada da tanda – tanda infeksi menyerupai pes, kemerahan, oodema
1)   ·         Pantau tanda – tanda kerusakan integritas kulit

2)   Jelaskan dan ajarkan cara perawatan kulit pasca oprasi
3)   Berikan barier kulit sesuai resep
.
1)   Mengetahui penanganan yang tepat
2)   Tetap higienis dan menghindari dari infeksi
3)   Menghindari dari infeksi
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual / muntah
Tujuan : klien bisa mempertahankan & meningkatkan intake nutrisi.
Criteria hasil :
-          Klien akan memperlihatkan sikap mempertahankan atau meningkatkan berat tubuh dengan nilai laboratorium normal.
-          Klien mengerti dan mengikuti proposal diet
-          Tidak ada mual / muntah.
·      Kaji sejauh mana ketidak adekuatan nutrisi pasien
·      Timbang berat tubuh sesuai indikasi
·       Anjurkan makan sedikit tapi sering


·      Tawarkan minum ketika makan bila toleran
·       Kolaborasi dengan hebat gizi proteksi kuliner yang bervariasi
R : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.
R : mengawasi kefektifan secara diet

R : tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi sanggup di tingkatkan
R : sanggup mengurangi mual dan menghilangkan gas.
R : Menstimulasi nafsu makan dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
4.
Konstipasi berafiliasi dengan penurunan frekuensi defekasi yang normal pada seseorang di sertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang keras dan kering
Tujuan : contoh eliminasi dalam rentang yang di harapkan : feses lembut dan berbentuk.
Criteria hasil :
-          klien akan memperlihatkan pengetahuan akan acara defekasi yang di butuhkan
-          melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan
·      kaji warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus, bising usus dan nyeri tekan abdomen
·      pantau tanda tanda-tanda rupture usus.





·      Kaji faktor penyebab konstipasi
R : penting untuk menilai keefektifan intervensi, dan memudahkan rencana selanjutnya.

R : keadaan ini sanggup menjadi penyebab kelemahan otot abdomen dan penurunan peristaltik usus, yang sanggup menebabkan konstipasi.
R : mengetahui dengan terperinci faktor penyebab memudahkan pilihan intervensi yang tepat


Daftar Pustaka

  • Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
  • Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
  • Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
  • Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
  • Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  • Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
  • Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Download LP Ca Colon format doc dan pdf dibawah
Demikian laporan pendahuluan ca colon lengkap dengan konsep askep, format doc dan pdf kami bagikan. biar bisa menjadi refferensi teman-teman perawat dimanapun berada, dalam pembuatan kiprah LP, askep, maupun makalah, Terima kasih.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com