Tuesday, June 27, 2017

√ Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif Dan Kaitannya Dengan Metode Pengumpulan Data Kualitatif

Pada goresan pena saya sebelumnya mengenai metode penelitian kualitatif, serangkaian fatwa penelitian kualitatif sudah saya uraikan dengan jelas. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas dan mengaitkan ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut dengan motode pengumpulan data kualitatif. 

Pada goresan pena saya sebelumnya mengenai metode penelitian kualitatif √ Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif  Dan Kaitannya Dengan Metode Pengumpulan Data Kualitatif


Beberapa jago menyatakan dari penelitian kualitatif yang membedakan dengan penelitian lainnya. Menurut pandangan kreswell (1994, 1998, 2008), Denzim dan Lincoln (1994, 2009), serta pandangan Guba & Lincoln, dikemukakan penelitian kualitatif ialah sebagai berikut:

#1.Konteks dan Setting Alamiah (naturalistic)

Penelitian kualitatif merupakan penelitian denga konteks dengan setting apa adanya atau alamiah (naturalistic), bukan melaksanakan eksperimen yang dikontrol secara ketat atau memanipulasi variabel. “haram” hukumnya bagi seorang peneliti kualitatif untuk memanipulasi setting alamiyah (ligkungan, situasi-kondisi, kekerabatan antar individu, nilai, budaya, teladan pikir, dan lain-lain) yang ada. Biarkan setting tersebut apa adanya, sebab kiprah peneliti hanya memotret dan menjabarkan suatu fenomena apa adanya.

#2. Bertujuan untuk Mendapatkan Pemahaman Yang Mendalam Tentang Suatu Fenomena

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang mendalam terkait dengan masalah-malah insan dan social dengan mengintegrasikan bagaimana subyek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi prilaku mereka, bukan mendeskripsikan serpihan permukaan dari suatu realitas menyerupai yang dilakukan oleh peneliti kuantitatif. Esensi dari peneli kualitatif ialah memahami. Memahami disini bukan sekedar paham, tetapi lebih dalam lagi yaitu memahami sampai inti fenomena yang diteliti sehingga memahami atau understanding menjadi tujuan penelitian kualitatif.

#3. Keterlibatan Secara Mendalam Serta Hubungan Erat Antara Peneliti Dengan Subyek Yang Diteliti

Agar peneliti bisa mendapat pemahaman yang mendalam bagaimana subyek yang diteliti memaknai realitas dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi prilaku subyek, peneliti perlu melaksanakan korelasi yang akrab dengan subyek yang diteliti. Untuk itu, sering kali peneliti melaksanakan observasi terlibat (participant observation). Adalah suatu tantangan tersendiri bagi peneliti kualitatif ketika harus membina korelasi akrab dan keterlibatan secara mendalam dengan subyek yang diteliti. Hal ini tentunya tidak cukup hanya dengan “sekedar mengenal” subyek, lalu menawarkan angket atau kuisioner, yang lalu menganalisis hasil dari angket/kuisioner tersebut. Tetapi merupakan proses panjang dan membutuhkan kemampuan personal menyerupai kemampuan bersosialisasi, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan subyek, kemampuan berbicara yang mumpuni, dan lain sebagainya.

#4.Teknik Pengumpulan Data yang Khas Kualitatif, tanpa adanya Perlakuan (treatment) atau memanipulasi variabel

Berbeda halnya dengan penelitian kuantitatif ataupun penelitian eksperimen, penelitian kualitatif tidak menciptakan perlakuan (treatment), memanipulasi variabel, dan menyusun definisi variabel operasional. Untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif, peneliti memakai teknik pengumpulan data yang khas kualitif menyerupai observasi dan wawancara yang umumnya mutlak digunakan. Tetapi sebetulnya tidaklah terbatas pada observasi dan wawancara saja, dalam penelitian kualitatif, teknik lain menyerupai dikumentasi, riwayat hidup subyek, karya-karya tulis subyek, publikasi teks, dan lain-lain yang sering digunakan.

#5. Adanya Penggalian Nilai (Value) Yang Terkandung Dari Suatu Perilaku

Tidak menyerupai penelitian kuantitatif yang sebisa mungkin terbatas dari nilai-nilai tertentu (seperti nilai budaya,  nilai-nilai sosial, dan lain sebagainya), sebab pada hakikatnya salah satu tujuan penelitian kuantitif ialah untuk kepentingan generalisasi, sementara nilai-nilai diatas sanggup membatasi kepentingan generalisasi tersebut. Sebaliknya penelitian kualitatif justru menggali nilai yang terkandung dari suatu perilaku, dan memandang nilai-nilai yang dikandung oleh individu yang diteliti sebagai suatu serpihan yang penting yang tidak terpisahkan. penelitian kualitatif meyakini bahwa sikap mustahil bebas dari nilai-nilai yang diyakini, baik berupa nilai moral, nilai agama, ataupun sosial dimana individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya.

#6.Penelitian Kualitatif bersifat fleksibel

Penelitian kualitatif bersifat fleksibel, tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik pengumpulan data  yang direncanakan pada awal penelitian, tetapi sanggup berubah dilapangan mengikuti situasi  dan perkembangan penelitian. Ketika pada awal penelitian, hanya observasi dan wawancara saja yang dipakai dalam teknik pengumpulan teknik, tetapi bila diharapkan teknik lain yang bersifat mendukung menyerupai Focused Group Discusion (FGD), Dokumentasi, maka teknik tersebut sanggup dipakai pada ketika itu juga. Demikian halnya dengan subyek penelitian, bila pada awal penelitian, seseorang peneliti telah memilih subyek penelitiannya, tetapi ketika ditengah penelitian, sebab suatu situasi dan kondisi tertentu diharapkan penambahan/pengurangan jumlah subyek atau isu penelitian, maka hal tersebut sanggup dilakukan. Disamping tenik pengumpulan data dan subyek penelitian yang sanggup berubah seiring dengan situasi dan kondisi berjalannya penelitian, pertanyaan penelitian pun sanggup bermetamorfosis lebih luas dan lebih kompleks bila temuan dilapangan ternyata menghasilkan temuan yang lebih luas dan lebih detail dari asumsi sebelumnya sehingga ekspansi dan kompleksitas dari pertanyaan penelitian sanggup disesuaikan.

#7. Tingkat Akurasi Data Dapat Dipengaruhi Oleh Hubungan Antara Peneliti Dengan Subyek Penelitian

Tidak menyerupai penelitian kuantitatif juga, dimana untuk mencapai objektivitas dengan melaksanakan pengukuran (measurement) seacara kuantitatif, penelitian kualitatif mendapat akurasi data dengan melaksanakan korelasi yang akrab dengan subyek yang diteliti dengan konteks dan setting yang alamiah. Semakin akrab dan mendalam korelasi yang terjalin  antara peneliti dengan subyek yang diteliti, maka semakin mengikis “topeng-topeng” ataupun “tabir” ketidak jujuran, sehingga data yang diperoleh akan semakin akurat dan terpercaya. Dalam penelitian kualitatif, salah satu hal yang mendukung ke-autentikan ( reabilitas) data ialah kualitas korelasi antara peneliti dengan subyek penelitian. Semakin baik kualitas hubungan, maka semakin autentik data temuan.

Demikian Ulasan Artikel tentang Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif  Dan Kaitannya Dengan Metode Pengumpulan Data Kualitatif yang kami lansir dari buku yang berjudul "wawancara, observasi dan focus group" yang ditulis oleh Haris Herdiansyah M.Si. Semoga bermanfaat dan biar sukses dalam penelitiannya.

Sumber http://www.galinesia.com