Saturday, August 12, 2017

√ Dana Pensiun: Cara Gampang Mempersiapkannya

Setelah tulisan sebelumnya mengapa perlu punya Dana Pensiun sendiri, kini kita bahas bagaimana cara mempersiapkannya. Bagaimana punya Dana Pensiun yang bisa mencukupi kebutuhan hidup ketika tidak bekerja lagi. Ada cara mudahnya.


Buat banyak orang, merancang dana pensiun kadang dianggap sesuatu yang rumit dan sulit. Dikira penuh hitung-hitungan, rumus – rumus dan aneka macam belitan angka yang kompleks.


Kenyataannya tidak. Praktis kok menciptakan plan-nya. Nanti Anda bisa lihat dan buktikan sendiri.


Yang sulit itu bergotong-royong melaksanakannya. Bagaimana kita bisa mengekang godaan konsumsi (=kesenangan), menahan nafsu belanja, demi untuk menyisihkan dana secara teratur tiap bulan untuk masa depan. Disitu challenge-nya.


Maklum, yang kita akan bahas ialah dana pensiun inisiatif sendiri. Bukan akomodasi pensiun yang disediakan oleh kantor atau kawasan bekerja.


Apa bedanya?


Kalau di kantor, iuran pensiun pribadi dipotong dari gaji. Gaji yang hingga ke rekening karyawan sudah nett Iuran pensiun. Karyawan ‘dipaksa’ menyisihkan penghasilannya.


Kalau dana pensiun sendiri, honor Anda terima dulu, gres sehabis itu disetorkan membayar iuran pensiun. Jujur saja. Godaanya besar sekali, iuran pensiun tidak dibayar alasannya honor habis duluan buat keperluan lain.


Jadi tahap merancang, yang dibahas disini, sebenarnya  gres langkah awal. Langkah selanjutnya, yaitu mengeksekusinya, tidak kalah penting. Bahkan kerap kali jauh lebih kritikal. Anda harus pikirkan bagaimana cara melaksanakannya, mengeksekusinya secara efektif, sehabis paham cara merancangnya.


Biaya Hidup Pensiun 


Kenapa kita perlu menghitung berapa biaya hidup ketika pensiun nanti? Ada dua alasan:



  • Menunjukkan biaya hidup pensiun itu tidak kecil. Tingginya inflasi di Indonesia mendorong biaya hidup berlari kencang tiap tahun. Kalau sekarang  usia Anda 30 tahun dengan biaya hidup 10 juta sebulan, maka 25 tahun lagi ketika pensiun, biaya hidup 42 juta sebulan (asumsi inflasi 6% setahun). Kalau tahu sebegitu tinggi biaya hidup, saya yakin Anda akan lebih serius mempersiapkannya. Pengalaman saya, banyak teman yang awalnya anggap remeh pensiun, tapi sehabis tahu besarnya angka kebutuhan pensiun, tanpa disuruh, cepat – cepat menyiapkannya.

  • Tahu berapa sasaran yang harus dicapai. Cara merancang pensiun yang benar ialah mulai dari berapa sasaran dana yang ingin dicapai. Setelah itu, hitung mundur berapa investasi yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Kalau tidak tahu targetnya, bagaimana bisa menyusun plan yang akurat? Saya bertemu banyak teman yang rajin sekali menyisihkan uang untuk persiapan masa tua. Tetapi ketika ditanya, apakah uang itu cukup atau tidak. Mereka tidak bisa jawab alasannya tidak tahu berapa sasaran dana yang perlu dikumpulkan.


Cara menghitung biaya hidup pensiun cukup mudah. Bisa dilakukan oleh Anda, tanpa perlu lulus ilmu keuangan terlebih dahulu. Ini langkah – langkah menghitung:


Pertama, tentukan biaya hidup kini dan kenaikkan biaya hidup per tahun. Kenaikkan biaya biasanya memakai inflasi sebagai patokan, meskipun ini tidak selalu akurat alasannya inflasi memperlihatkan kenaikkan harga secara umum.


Kedua, menurut biaya hidup kini dan inflasi, hitung prediksi biaya hidup ketika pensiun. Caranya, gunakan formula Future Value (FV) di excel, dimana angka yang harus diisi: present value (PV) ialah 70 – 80% biaya hidup per bulan ketika ini, rate kenaikkan biaya hidup per bulan dan jumlah bulan dari kini hingga usia pensiun.


Biaya hidup pensiun diasumsikan 70 sd 80% dari biaya hidup sekarang. Ini alasannya sehabis pensiun ada biaya yang tidak perlu lagi, contohnya biaya pendidikan anak.


Ketiga, menghitung total kebutuhan pensiun. Asumsinya, Anda tidak perlu bekerja lagi sehabis pensiun (enak bukan), sehingga hitungan targetnya ialah biaya hidup per bulan ketika pensiun dikali jumlah bulan hingga usia cita-cita hidup (life expectancy). Misalnya, cita-cita hidup 75 tahun, maka pensiun usia 55, biaya hidup yang perlu disiapkan ialah untuk 25 tahun.


Total kebutuhan ini menjadi target. Percaya saya, Anda akan kaget lihat angkanya. Tapi, jangan khawatir ada cara untuk mempersiapkan itu.


Membuat Dana Pensiun


Komponen wajib dalam planning keuangan, termasuk rancangan dana pensiun, ialah investasi dan asuransi. Investasi ditujukan untuk mencapai tujuan keuangan, sementara asuransi mengatakan donasi terhadap proses investasi mencapai tujuan keuangan atas aneka macam risiko.


Kalau hanya investasi saja, tidak ada asuransi, planning Anda vulnerable terhadap petaka yang kapan saja bisa datang. Meninggal dunia, cacat atau sakit, tidak ada yang tahu kapan akan datang.


Sementara, kalau asuransi saja tanpa investasi, Anda tidak akan bisa mencapai sasaran dana pensiun. Tanpa investasi, jumlah uang yang harus disisihkan menjadi sangat besar. Menjadi sangat sulit direalisasikan.


Ada dua cara untuk merancang dana pensiun. Masing – masing punya kelebihan sendiri. Pilih yang paling sesuai kebutuhan Anda.


Cara#1 Reksadana dan Asuransi Murni


Belilah Reksadana untuk investasi. Ada banyak pilihan, sesuaikan dengan profil risiko. Kalau pensiunnya masih lama, diatas 15 – 20 tahun bisa ambil saham. Kalau pensiunnya tidak usang lagi, pilih instrumen yang lebih aman, ibarat pendapatan tetap atau pasar uang.


Ingin tahu lebih jauh soal Reksadana bisa baca disini selengkapnya.


Lakukan investasi di Reksadana secara rutin. Jangan khawatir Anda harus wira – wiri, bolak balik ke bank atau manajer investasi.


Sekarang sudah banyak forum yang mengatakan transaksi Reksadana secara online lewat internet. Dengan cara online, Anda bisa melakukannya dimana saja dan meng-otomisasi transaksi setiap bulan dengan akomodasi auto-invest.


Itu potongan investasinya. Bagaimana dengan proteksi? Harus beli asuransi.


Asuransi yang ibarat apa? Karena porsi investasi sudah Anda siapkan di Reksadana, sebaiknya pilih asuransi yang tidak ada unsur investasinya, yaitu asuransi murni atau asuransi term-life.


Asuransi term life ini hanya mengatakan fungsi proteksi. Premi yang dibayar hangus, tidak ada uang kembali. Rugi donk? Tidak. Karena preminya murah dengan manfaat perlindungan yang tinggi.


Ingin tahu lebih jauh soal asuransi term life baca disini.


Ini contohnya. Andre 30 tahun bekerja di sebuah bank swasta, berkeluarga dengan satu anak, istri tidak bekerja,  biaya hidup Rp 10 juta sebulan, usia pensiun 55 tahun. Saat ini sudah mempunyai pensiun dari perusahaan, namun menurut perhitungan, jumlahnya tidak cukup.


Andre menyisihkan Rp 1 juta sebulan untuk pensiun. Alokasi sebagai berikut:


Pertama, sebesar Rp 615 ribu untuk membeli Reksadana saham. Asumsi return 14% setahun. Di umur pensiun 55 tahun, Andre diproyeksikan sanggup mencairkan uang dana pensiun senilai Rp 1.66 M.


Bagaimana jikalau Andre ingin mencairkan pensiun secara sedikit demi sedikit (tidak diambil sekaligus)? Saya melaksanakan simulasi pencairan di umur 55, 60, 65, 70 dan 75 thn. Uang pensiun yang bisa diambil dirangkum di grafik:


 sebelumnya mengapa perlu punya Dana Pensiun sendiri √ Dana Pensiun: Cara Praktis Mempersiapkannya

Kedua, sebesar Rp 385 ribu untuk membeli asuransi tradisional. Manfaatnya: jikalau Andre meninggal dunia, keluarga mendapatkan Rp 1.35 M yang bisa diinvestasikan kembali untuk meneruskan dana pensiun.


Dengan kedua kombinasi keduanya, Andre sudah mengamankan masa pensiunnya. Namun ada tantangan yang perlu disadari Andre dari pilihan ini, sebagai berikut:



  • Harus paham lika – liku investasi Reksadana. Bagaimana membeli, menentukan dan memonitor kinerja Reksadana harus dipahami dengan baik. Karena semuanya, mulai dari memilih, membeli dan menjual Reksadana, akan dilakukan oleh Andre sendiri. Kaprikornus pemahaman dan keyakinan soal investasi Reksadana menjadi sangat penting.

  • Adanya ketentuan minimum premi asuransi tradisional, yaitu sekitar 380an ribu / bulan. Implikasinya, seandainya Andre ingin meningkatkan porsi investasi dengan mengurangi perlindungan (asumsi iuran tetap 1 juta), contohnya alasannya sudah punya perlindungan dari asuransi lain, beliau tidak bisa melaksanakan itu. Premi asuransi tidak bisa lebih rendah lagi. Satu – satunya jalan ialah meningkatkan iuran diatas 1 juta per bulan ke angka yang lebih besar. Atau hanya membeli Reksadana saja tanpa asuransi, sehingga seluruh iuran 1 juta lari ke investasi, meskipun langkah ini kurang saya sarankan alasannya kita tidak tahu apakah perlindungan jiwa yang dimiliki sudah cukup atau tidak.


Cara#2 Produk Dana Pensiun Asuransi


Dalam pengalaman berinteraksi dengan pengunjung blog, saya menemui banyak orang yang belum mengerti atau takut melaksanakan investasi sendiri di Reksadana. Biasanya banyak yang belum paham bagaimana Reksadana bekerja, sehingga tidak mau melakukannya sendiri, meskipun tahu dana pensiun itu penting.


Untuk Anda yang tipe ibarat ini, sebaiknya ambil produk dana pensiun dari asuransi. Salah satu contohnya ialah produk keluaran Manulife, yaitu Retire Link. Produk yang fokus pada persiapan pensiun.


Esensi produk dana pensiun ini sama dengan pilihan#1 (Reksadana +  Asuransi Tradisional) – menyediakan investasi dan proteksi. Yang berbeda ialah proses investasi di produk ini jauh lebih mudah.


Nasabah cukup melaksanakan pembayaran rutin ke perusahaan asuransi yang kemudian akan mengalokasikan ke instrumen semacam reksadana dan asuransi. Nasabah tidak perlu repot-repot lagi memilih, membeli dan memonitor investasinya.


Karena fokusnya pensiun, produk ini mengalokasikan porsi investasi lebih tinggi dibandingkan porsi perlindungan asuransi. Alhasil, dana pensiun yang diterima menjadi lebih besar. Cocok untuk Anda yang sudah punya perlindungan asuransi cukup tinggi, mungkin dari asuransi lain, namun masih ingin meningkatkan investasi untuk pensiun.


Untuk menjaga dana pensiun dipergunakan dengan bijak, produk ini menciptakan skedul penarikkan di umur 55 tahun, 60, 65, 70 dan terakhir 75. Setiap 5 tahun, perusahaan asuransi mengatakan bonus investasi yang pribadi ditambahkan ke nilai investasi.


Jika pemegang polis mengalami ketidakmampuan tetap, asuransi melanjutkan pembayaran premi hingga umur 60 tahun. Jika meninggal dunia, manfaat asuransi jiwa dibayarkan dan seluruh nilai investasi bisa diambil.


Kembali ke masalah Andre. Andaikan beliau beli produk dana pensiun ini, dengan alokasi 1 juta sebulan ke instrumen ekuitas return 14% setahun. Andre diproyeksikan mendapatkan hasil pensiun ibarat di grafik:


 sebelumnya mengapa perlu punya Dana Pensiun sendiri √ Dana Pensiun: Cara Praktis Mempersiapkannya

Manfaat asuransi jikalau meninggal dunia ialah Rp 60 juta.


Mungkin muncul pertanyaan, apakah produk dana pensiun ini sama dengan unit link? Soalnya terlihat ibarat sama. Saya bilang produk ini berbeda dengan unit link terutama dalam hal berikut:


Pertama, porsi premi asuransi jiwa di unit link relatif tinggi dibandingkan produk dana pensiun ini. Ada minimum premi di unit link yang wajib dibelikan asuransi. Akibat besarnya porsi asuransi, porsi investasi menjadi lebih kecil. Ujungnya, nilai uang yang bisa ditarik ketika pensiun menjadi lebih kecil.


Hal berbeda dengan produk dana pensiun ini, yang fokusnya memang pada investasi. Porsi perlindungan sengaja dibentuk kecil, biar porsi investasi optimal.


Mungkin akan ada yang bilang, bukankah unit link bisa meningkatkan investasi dengan top up. Betul bisa top – up. Namun, dengan top up, premi yang dibayar menjadi lebih mahal. Kenapa? Karena minimum premi asuransi jiwa-nya sendiri tidak berubah, tidak terus jadi lebih kecil, sehingga Anda harus membayar lebih tinggi untuk bisa meningkatkan porsi investasi.


Kesimpulannya, dengan premi yang sama, produk dana pensiun ini ini mengatakan hasil investasi yang lebih tinggi dari unit link.


Kedua, biaya unit link relatif tinggi dibandingkan produk ini. Di 5 tahun pertama, unit link menyedot sebagian besar premi untuk pembayaran ke perusahaan asuransi, sehingga porsi investasi buat nasabah menjadi relatif kecil.


Ambil contoh, di tahun pertama unit link, tidak ada premi Anda yang lari ke investasi alasannya 100% premi diambil oleh perusahaan asuransi. Tidak adanya investasi di tahun pertama menciptakan dana Anda kehilangan kesempatan (opportunity loss) untuk tumbuh lebih cepat.


Hal yang sama terjadi di tahun – tahun berikutnya. Masih ada potongan biaya hingga final tahun ke 5 (detil berapa potongan biaya unit link lihat disini).


Produk dana pensiun ini memotong biaya juga tetapi potongannya jauh lebih rendah dari unit link. Karena potongan biaya yang lebih rendah, produk ini sudah bisa mengalokasikan investasi semenjak tahun pertama. Hasil investasinya menjadi lebih tinggi alasannya porsi investasi lebih besar setiap tahun.


Lebih Baik Mana ?


Mana yang sebaiknya Anda pilih? Sebelum menjawab, sebaiknya kita lihat dulu kesimpulan apa yang bisa ditarik dari dua pilihan ini:


Pertama, dengan jumlah iuran sama, produk dana pensiun (cara#2) mengatakan hasil lebih tinggi dari produk Reksadana + asuransi tradisional (cara#1). Ini tercermin dari besarnya akumulasi dana yang bisa ditarik ketika pensiun (lihat grafik cara #1 vs #2).


Apakah itu berarti cara #1 lebih jelek kinerjanya? Tidak juga.


Hasil investasi cara#1 yang lebih rendah dibandingkan cara#2 alasannya tingginya porsi premi asuransi di cara#1. Makin besar premi asuransi, makin kecil jatah investasi (jumlah iuran sama). Ini alasannya adanya ketentuan minimum premi asuransi tradisional, yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kaprikornus penyebabnya bukan alasannya kinerja tetapi lebih kepada alokasi.


Kedua, nilai perlindungan cara#2 sangat kecil, hanya 60 juta. Sangat jauh dibandingkan perlindungan asuransi cara#1 yang mencapai 1.35 M. Bagai langit dan bumi. Jika cari proteksi, pilihan #1 menjadi lebih baik.


Ketiga, fleksibilitas pilihan investasi lebih leluasa di cara#1 alasannya Anda bisa mengganti – ganti reksadana dan manajer investasi. Kalau cara#2, manajer investasi hanya yang kerjasama dengan perusahaan asuransi. Diluar itu tidak bisa. Namun, fleksibilitas ini hanya bisa dimanfaatkan kalau Anda paham soal Reksadana. Kalau tidak, lebih baik jangan, alasannya malah bisa membahayakan investasi Anda.


Jadi mana yang sebaiknya dipilih? Tergantung. Tergantung kebutuhan Anda. Saya mencatat beberapa opsi:



  • Jika tidak paham Reksadana, ambil cara#2, yang urusan investasi diserahkan sepenuhnya ke perusahaan asuransi. Kan bisa berguru Reksadana? Harusnya memang begitu. Namun kenyataan di lapangan yang saya amati, banyak orang alergi atau takut berguru keuangan alasannya dianggap rumit dan kompleks. Padahal, waktu sangat kritikal, makin cepat makin baik. Daripada nunggu berguru dulu tidak kesampaian juga, orang belum paham atau belum sempat belajar, baiknya ambil cara#2 dulu.

  • Jika ingin fokus di investasi, ambil cara#2, sementara tidak perlu perlindungan asuransi besar (mungkin alasannya sudah punya asuransi lain).  Pilihan ini lebih optimal alasannya mengatakan Anda hasil investasi yang lebih tinggi.

  • Jika paham Reksadana dan ingin perlindungan tinggi, ambil cara#1. Pilihan ini mengatakan kombinasi perlindungan asuransi dengan hasil investasi. Selain itu, Anda bisa bebas melaksanakan pilihan reksadana dan manajer investasi sesuai penilaian dan penilaian Anda. Syaratnya, Anda harus rajin berguru dan berani berinvestasi di Reksadana.


Kesimpulan


Dana pensiun ialah salah satu komponen penting dalam rencana keuangan keluarga kita semua. Tingginya inflasi tiap tahun menciptakan biaya hidup lari kencang. Solusinya, sederhana, yaitu: Anda harus menyiapkan uang pensiun sedini mungkin. Jangan lagi ditunda – tunda.


Sudah dibahas hal – hal pokok dalam merancang dana pensiun.  Harusnya mudah, tidak sulit banget. Sekarang kiprah Anda memulai dan melaksanakannya dengan konsisten. Jika ingin konsultasi mengenai bagaimana mempunyai aktivitas Dana Pensiun yang pantas untuk Anda dan keluarga, cek disini.


Selamat memulai!


GRATIS E-Book Panduan Investasi



Sumber https://duwitmu.com