Wednesday, August 30, 2017

√ Pengembangan Portfolio Sebagai Bab Dari Continuing Professional Development (Cpd)


Definisi Continuing Professional Development
Continuing Professional Development (CPD) ialah proses dalam mendokumentasikan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh oleh seseorang baik secara formal maupun informal. CPD juga mempunyai pengertian kombinasi pendekatan, ilham dan teknik yang membantu seorang profesional dalam proses pembelajaran dan perkembangan profesionalisme.1,2,3

Konsep CPD
CPD, di Indonesia disebut P2KB (Program Pengembangan dan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan). P2KB adalah upaya pembinaan bersistem untuk mempertahankan, meningkatkan dan menyebarkan performa dokter biar ia senantiasa sanggup menjalankan profesinya dengan baik. CPD bukan hanya berperan dalam meningkatkan pengetahuan tetapi lebih untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi yang bersangkutan sehingga tercermin dalam kinerjanya.4
CPD yang Efektif
Dalam CPD ada unsur lifelong learning  dan self assessment. Untuk bisa menentukan kebutuhan belajar, sebagai 4dukt learner, seorang dokter akan mengidentifikasikan kebutuhan belajarnya, apa yang dibutuhkan dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya, bagaimana cara mempelajarinya, kemudian mempelajarinya dan menggunakannya untuk kebutuhan pekerjaan.4,5
CPD yang efektif didukung dengan adanya kebutuhan untuk mempelajari suatu toik, cara mencar ilmu yang sesuai dengan kebutuhan, adanya kesempatan untuk mempelajari  dan menerapkan hasil mencar ilmu itu.4,5



Portfolio dalam CPD
Portfolio ialah kumpulan  dari hasil kerja penerima didik yang berisi capaian pengetahuan, keahlian,  sikap  dan pertumbuhan profesional melalui refleksi diri dalam beberapa waktu. Komponen kunci dari portfolio ialah refleksi. Refleksi ialah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk sanggup menarik pelajaran bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah rencana untuk mengurangi kesenjangan yang ada.6,7
Profesional portfolio merupakan rekaman hasil, pencapaian, dan pengembangan profesional yang berafiliasi dengan karir. Mengapa perlu pengembangan portfolio  karena portfolio sebagai bab dari professional,dan sanggup dipakai sebagai proses pembelajaran dan asesmen.6,8
Elemen Portfolio
Elemen portofolio meliputi tipe dan tingkat penerima didik, tujuan, manfaat, mediadan bentuk portfolio. Pada tipe dan level penerima didik, contohnya pada tingkat mahasiswa kedokteran, isi portfolio sanggup berupa proyek penelitia, publikasi, nilai ujian, case report, rekaman acara klinis, esai, dan refleksi diri. Pada residen, isi portfolio berupa refleksi diri mengenai keberhasilan dan kesulitan, penilaian 360 derajat, rekam medis pasien.8,9
Staf pengajar sanggup mengumpulkan portfolio berupa refleksi diri mengenai kelebihan dan kekurangan, acara pengajaran dan pola performa sebagai tutor, sebagai asesor, dan sebagai fasilitator. Dokter praktik, isi portfolio sanggup berupa acara dokter-pasien, rekam medis, refleksi diri.6,10,11
Tujuan portfolio secara garis besar ialah sebagai pembelajaran dan sebagai asesmen. Sebagai pembelajaran, portfolio dipakai sebagai alat pengembangan kemampuan penerima didik. Komponeen kunci portfolio yaitu refleksi, dengan refleksi penerima didik menilai lebih dalam kemampuan diri mereka mengenai suatu komponen atau kompetensi.7,8
Portfolio ini akan diberi umpan balik oleh mentor. Mentor,  merupakan pembimbing akademik yang mengikuti proses perkembangan mahasiswa. Mentor mendiskusikan temuan dalam portfolio dan menawarkan umpan balik pada penerima didik. Sebagai bab dari pembelajaran, susunan dari portfolio tidak terstruktur, setiap penerima didik menentukan konten sendiri, sehingga akan mempunyai susunan masing-masing, tergantung pada acara pembelajaran, refleksi diri, dan prestasi.10
Portfolio sebagai asesmen dipakai untuk menentukan penerima didik lulus atau gagal dari modul atau suatu program. Untuk menimbulkan portfolio sebagai asesmen, sebelumnya penerima didik telah mengetahui kriteria dan standar dalam penilaian portfolio. Struktur dan konten ditentukan, dan tetap harus ada refleksi.6
Manfaat Portfolio
Portfolio sebagai asesmen sanggup menilai level”does”. Portfolio tidak hanya memperlihatkan kemampuan kognitif penerima didik tetapi juga menilai profesionalisme. Ketepatan dan ketelitian dalam pengumpulan, mengunakan refleksi sebagai penilaian diri sendiri, sehingga menggambarkan kelebihan dan kekurangan atau kesulitan dalam mengikuti suatu modul atau program.11
Portfolio sesuai dengan tujuan sebagai bab dari pembelajaran, akan meningkatkan interaksi penerima didik dengan dosen khussusnya mentor. Dalam proses pembelajaran mentor akan menawarkan memberikan umpan balik sehingga penerima didik sanggup mencar ilmu dari kesalahannya, memungkinkan penerima didik untuk memperbaiki kesalahan, memotivasi penerima didik dan sanggup memandu pilihan karir penerima didik.8,9,10
Peserta didik berdiskusi dengan mentor tidak hanya sehabis menuntaskan portfolio, tetapi juga sebelum menciptakan portfolio. Peserta didik sanggup mendiskusikan mengenai komponen apa yang harus dimasukkan ke dalam portfolionya, menyiapkan menulis refleksi mengenai pembelajaran. Peran mentor bukan hanya sebagai evaluator tetapi juga sebagai role model dalam pengembangan profesional.9
Untuk umpan balik terhadap portfolio penerima didik, mentor akan mengidentifikasi dan mengenali kelebihan dan kekurangan dai penerima didik, portfolio tidak hanya mengases satu kali dalam satu waktu, alasannya ialah dikumpulkan dari waktu ke waktu, portfolio sanggup menggambarkan proses pengembangan dari penerima didik.9
Manfaat portfolio tidak saja pada penerima didik, tetapi juga dirasakan oleh dosen. Dengan menyimpulkan temuan dari hasil portfolio penerima didik, dosen sanggup merefleksi kemampuan mengajar dan memberikan serta menilai. Dengan portfolio, dosen sanggup menyebarkan kemampuan mereka dalam pengajaran dan interaksi dengan penerima didik.9
Media Portfolio
Media portfolio bukan hanya berupa kertas, tetapi sanggup juga berupa elektronik. Portfolio elektronik merupakan satu bentuk portfolio yang dihasilkan memakai teknologi digital. Poretfolio elektronik atau e-portfolio merupakan satu koleksi artefak yang salah satu medianya dalam bentuk CD ROM.12,13

Model Portfolio
Model portfolio dikelompokkan menjadi 4 model, yaitu:14
1.      Shopping track, adalah segala sesuatu yang dikerjakan penerima didik selama pendidikan
2.      Toast rack adalah sejumlah kawasan yang harus diisi untuk setiap modul atau unit.
3.      Spinal colum, kompetensi penerima didik  merupakan vertebrae (tulang belakang), sedangkan bukti di setiap kompetensi merupakan akar-akar saraf.
4.      Cake mix, mengintegrasikan bahan portfolio untuk menawarkan bukti prestasi hasil pembelajaran.
Model yang dipilih sebagai sstruktur portfolio tergantung pada tujuan dan kesepakatan dosen dan penerima didik.


DAFTAR PUSTAKA
  1. Ben David MF,  Davis M, Harden RM, Howie P,  Ker J, Pippard MJ. AMEE Medical Education Guide No. 24: Portfolio as a method of students assessment.  Medical Teacher. 2001;23 (6)
  2. Challis M.  AMEE Medical Education Guide No.11 (revised): Portfolio-based learning and assessment in medical education.  Medical Teacher. 1999;21(4):370-386
  3. AMEE Learning Guide No.11: Portfolio learning in Medical Education
  4. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Program Pengembangan pendidikan Keprofesian berkelanjutan (Continuing Professional Development). 2007
  5. Continuing Professional Development (CPD): a summary of the state of knowledge about physician training. Available from: http://www.sls.se/Global/cpd/cpd2012eng.pdf
  6. Continuing professional development:  standard and requirements framework document.  Health and social care professional council.  2005
  7. Winsor PJT.  A guide to the development of professional portfolio in the faculty of education (revised edition). University of Lethbridge.1998
  8. Format for University of Maachusetts medical scholl teaching portfolio. Personal and career development portfolio
  9. Winger M. Portfolio Development workshop. CSUN Dietetic Intern. 2008
  10. Lamki N, Marchand M. The medical educator teaching portfolio: its compilation and potential untility. Sultan Qaboos university Medical Journal. 2006;6(1):7-12
  11. Baume D. Continuing Professional Development series No.3: Supporting portfolio development. Learning and teaching support network generic center. 2003
  12. http://ae.gov.sk.ca/evergreen/lifeworkstudies/part4/portion04.shtml
14.  Models of Portfolio. Medical Education. 2000;36:897-898













Sumber http://mynewjornal.blogspot.com