Thursday, September 14, 2017

√ Cara Melaksanakan Rjp (Resusitasi Jantung Paru), Tanda Keberhasilan, Kapan Harus Berhenti Dan Komplikasinya

Resusitasi jantung Paru (RJP) atau Cardio pulmonary resucitation ialah tindakan menawarkan pijatan jantung (dari luar) dan sekaligus menawarkan pernafasan buatan dengan maksud menghidupkan kembali penderita yang sudah meninggal. resusitasi jantung paru (CPR) bertujuan untuk menawarkan pertolongan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal hingga didapatkan kembali sirkulasi sistemik secara impulsif atau telah tiba pertolongan dengan peralatan yang lebih lengkap untuk melaksanakan pertolongan hidup lanjutan.

langkah - langkah melaksanakan resusitasi jantung paru terdiri dari DR-CAB.

langkah-langkah RJP ialah sebagai berikut.

1. Danger (perhatikan ancaman sekitar dan proteksi diri)

langkah RJP yang pertama ini ialah mengkaji ancaman yang ada dan sumber daya yang anda miliki serta jenis pertolongan yang anda perlukan. pastikan keadaan sekitar kondusif dan proteksi / proteksi diri minimal memakai sarung tangan atau sesuatu yang menutupi tangan pada ketika menyentuh korban dan bantalan mouth to mouth pada ketika melaksanakan resusitasi jantung paru.

Skema tahapan RJP

2. Respon (periksa tingkat kesadaran korban)

cek respon pasien dengan cara :

  • menepuk pundak dan menggoyang kan tubuh korban
  • panggil korban dengan bunyi yang keras
  • beri rangsangan nyeri.
  • bila belum ada juga respon lakukan Call for help dengan cara
  1. berteriak minta tolong kepada orang sekitar
  2. segera menelpon ke nomor gawat darurat (911) jikalau telah terhubung dengan petugas informasikan daerah kejadian, nama daerah kejadian / deskripsi daerah kejadian dengan lengkap biar supaya petugas lebih gampang mencapai daerah kejadian. jelaskan nama anda yang menghubungi, jenis kejadian, jumlah korban, kondisi korban dan pertolongan yang sanggup anda lakukan.

3. Circulation ( evaluasi denyut nadi)

lakukan investigasi denyut nadi pada nadi karotis yang terletak dileher, investigasi denyut nadi tidak boleh melebihi dari 10 detik apabila denyut nadi tidak teraba segera lakukan kompresi dada. dengan cara :
Kompersi Dada (RJP)
  • atur posisi pasien terlentang.
  • tempatkan pasien ditempat keras dan rata
  • segera lakukan RJP dengan melaksanakan pementingan teratur pada dinding dada, diharapkan darah mengalir keseluruh organ vital dan organ vital masih berfungsi hingga petugas dengan peralatan yang lebih lengkap datang.
  • lakukan pementingan dengan memakai pangkal telapak tangan, dengan posisi satu tangan diatas tangan lainnya
  • posisi penekananan terletak dua jari diatas Proxesus Xypoideus.
  • berikan kompresi dada dengan frekuensi yang mencukupi (minimal 100x/menit)
  • untuk dewasa, berikan kompresi dada dengan kedalaman minimal 2 inchi ( 5cm)
  • untuk anak - anak sekitar 5cm (2 inchi)
  • pada bayi 4cm (1,5 inchi)
  • Jaga lengan penolong biar tetap lurus, sehingga yang menekan ialah pundak (atau lebih tepat tubuh belahan atas) dan bukan tangan atau siku.
  • Pastikan tekanan lurus ke bawah pada tulang dada lantaran jikalau tidak, tubuh sanggup tergelincir dan tekanan untuk mendorong akan hilang.
  • Gunakan berat tubuh ketika kita berikan tekanan
  • lakukan kompresi sebanyak 30 kali dan diikuti ventilasi atau menawarkan nafas buatan 2 kali (30 : 2)
  • berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali secara tepat sehabis setiap kompresi.
  • hindari pemberian nafas pertolongan yang berlebihan.
jikalau denyut nadi carotis tidak teraba, niscaya nafas berhenti !!
tetapi jikalau nafas berhenti belum tentu denyut nadi karotis tidak teraba !!

jikalau nadi karotis teraba lakukan langkah berikutnya :

4. Airway (pembukaan jalan nafas)

tindakan ini bertujuan untuk membebaskan jalan nafas penderita. tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah mendapatkan training pertolongan hidup dasar atau tenaga kesehatan profesional dengan memakai tehnik angkat kepala dan dagu (head tilt chin lift) cara ini dilakukan untuk penderita yang diketahui tidak mengalami cedera leher. untuk penderita yang dicurigai mengalami cedera servical jangan gunakan tehnik ini. tehnik yang dipakai ialah menarik rahang tanpa melaksanakan ekstensi kepala (jaw thrust)

untuk pembahasan lengkap ihwal penanganan sumbatan jalan nafas silahkan baca 

5. Breathing (pernafasan)

lakukan pemberian nafas buatan sehabis jalan nafas terlihat aman.  tujuan primer nafas pertolongan ialah untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat dengan tujuan skunder untuk membuang CO2.

hal yang perlu diperhatikan dalam menawarkan nafas bantuan.

  • berikan nafas pertolongan dalam waktu 1 detik
  • berikan nafas pertolongan sesuai dengan volume tidal yang cukup untuk mengangkat dinding dada
  • berikan nafas pertolongan sesuai dengan kompresi dengan perbandingan 2 kali nafas pertolongan dan 30 kali kompresi dada.
  • pemberian nafas pertolongan yang berlebihan tidak diharapkan dan sanggup mengakibatkan distensi lambung beserta komplikasinya menyerupai regurgitasi dan aspirasi.

6. Recovery position (posisikan koban dalam posisi miring)

sehabis dilakukan resusitasi jantung paru, penderita yang sudah pulih kembali denyut nadi dan pernafasannya. posisikan korban dengan posisi miring atau recovery position biar apabila terjadi muntah / banyak mengeluarkan cairan tidak terjadi aspirasi (cairan masuk ke paru - paru)

cara melaksanakan posisi miring (recovery position)

  • keluarkan benda - benda dari pakaian korban
  • berlutut disamping korban, pastikan kedua tungkai korban dalam posisi lurus
  • letakkan tangan korban (yang paling bersahabat dengan penlong ) disekitar kepala korban membentuk posisi U
  • ambil tangan korban lainnya (yang paling jauh dengan penolong) pegang punggung tangan korban melekat pipinya.
  • dengan tangan lainnya (penolong) tarik sekitar lutut kaki korban yang terjauh dari penolong keatas tetapi telapak kaki korban tetap menyentuh lantai
  • ambil kuda - kuda disekitar paha korban
  • sambil tetap mempertahankan tangan korban dipipinya, tarik tubuh korban miring kearah penolong
  • tengadahkan dagu korban biar jalan nafas terbuka
  • perhatikan jangan hingga korban berguling kearah depan ataupun kearah belakang
  • perhatikan nafas dan nadi korban secara rutin
  • rubah posisi pasien sehabis 30 menit.

Tanda-tanda keberhasilan RJP : 


  1. Dada harus naik dan turun dengan setiap tiupan (ventilasi) 
  2. Pupil bereaksi atau tampak berubah normal (pupil harus mengecil ketika diberikan cahaya) 
  3. Denyut jantung kembali terdengar Reflek pernapasan spontan 
  4. Dapat terlihat Kulit penderita pucat berkurang atau kembali normal 
  5. Penderita sanggup menggerakkan tangan atau kakinya 
  6. Penderita berusaha untuk menelan 
  7. Penderita menggeliat atau memberontak

Kapan RJP Harus dilarang :

  1. penolong sudah melaksanakan pertolongan secara optimal mengalami kelelahan atau jikalau petugas medis sudah tiba ditempat kejadian.
  2. adanya tanda - tanda maut pasti
  3. penderita yang tidak berspon sehabis dilakukan RJP lanjutan minimal 20 menit.

Komplikasi yang disebabkan RJP

  1. patahnya tulang iga terutama pada orang tua, 
  2. pneumotoraks (udara dalam rongga dada, tetapi diluar paru, sehingga mengakibatkan penguncupan paru - paru )
  3. homotoraks (darah dalam rongga dada, tatpi diluar paru, sehingga menyebabkn penguncupan paru - paru)
  4. luka dan memar pada paru - paru
  5. luka pada hati dan limfa
  6. distensi abdomen (perut kembung ) akhir dari peniupan yang salah.
"kompilkasi - komplikasi ini jarang terjadi bila RJP dilakukan dengan benar".
"bila RJP tidak dilakukan makan alternatif nya ialah kematian"
terima kasih telah membaca "langkah - langkah RJP (resusitasi jantung paru), tanda keberhasilan, kapan harus berhenti dan komplikasinya". semoga bermanfaat


Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com