5 Contoh Puisi Tentang Islam yang Menyentuh Hati – Puisi yaitu suatu karya sastra yang terbentuk dari goresan pena dan tersusun dengan gaya bahasa secara singkat dan padat dalam penulisan disetiap baris ataupun bait yang memuatnya. Puisi juga sangat memperhatikan suatu rima dan ritma dalam penyusunan disetiap kata untuk memunculkan nilai keindahannya. Berikut ini yaitu beberapa referensi kumpulan puisi perihal islam yang menyentuh hati.
Contoh 1 :
Hati Yang Terkeraskan
Wahai insan …
Engkau diciptakan hanya untuk meniti jalan ibadah
Menyelami bahari syukur sehabis berlabuh di dermaga nikmat semesta
Mensyukuri indahnya hutan dunia berbekal tauhid-Nya
Tiada lagi penuntun yang sebaik-baiknya selain kitab suci-Nya
Bukankah sudah tau engkau perihal itu?
Tapi mengapa engkau ingkar terhadap perintah-perintah yang kuasa mu
Kesombongan mendarah daging di raga bernyawa setan
Lisanmu menyayat dinding perasaan insan tak bersalah
Engkau dusta terperangai dalam kepuasaan dunia sesaat
Dimanakah hati yang engkau miliki itu?
Sudah hilangkah dilenyapkan runtuhan bebatuan dengki
Atau tersiram dengan air panas bermakna iri
Rendah hati tiada lagi terlebur lenyap bersama kebiasaan mencaci
Menggunjing telah menjadi kebiasaan menempel sehari-hari
Nasehatpun tiada lagi yang bisa terdengarkan olehnya
Tertutupi indera pendengaran dengan kata-kata yang enggan bersyukur
Menuli akan teguran bersifat lembut untuk menyentuh hati
Tiada peduli dengan usul untuk mendekatkan diri kepada sang Illahi
Engkau merasa mulia tak tersadarkah bahwa engkau hina dihadapan-Nya
Engkau merasa bahagia
Padahal dengan perlahan engkau sedang bunuh diri sensara
Tidak terlintas sedikitpun dalam benak
Untuk kembali ke jalan yang diridhoi
Nyaman berada pada posisi gubangan lumpur mengandung api
Sungguh pintu hati telah tertutup selamanya
Sampai insan sekencang teriakannya tidak akan pernah bisa membuka
Terbiarkan hingga urat nadi terputus lenyapkan nyawa
Engkau akan menderita terguyur akan derasnya perbuatan dosa
Contoh 2 :
Penyesalan Terbelanga di Jemput Senja
Kini senja renta menyapa diri yang telah renta
Tubuh tiada lagi sekuat besi ketika muda dirasa
Seakan tertiup angin tumbang sungguh tak berdaya
Kulit tipis itu tak akan bisa lagi melawan dinginnya suasana
Muda berhura-hura terhamburkan harta dan benda
Nyaman menikmati indahnya alunan malam di tengah keramaian ibu kota
Siang dan malam terlalui tanpa menegakkan risalah suci
Sampai hari berganti bulan pindah ke tahun
Sampailah di usia tua
Saat muda usul sholat terhiraukan dengan kesenangan duniawi
Tak peduli lagi dan lagi sungguh tak peduli
Iman tak tertanam dalam hati sanubari
Jiwa kosong pengetahuan tindak kriminal jadi tujuan
Saat ini senja menghampiri sisa-sisa usia muda
Dinding-dinding berdosa siap runtuh
Menimbun jiwa yang tak mengenal Tuhannya
Lelehan timah mendidih siap mengguyur di kulit tipis tak berlapis
Setiap sudut menyala api mengobar ingin menangkap mangsa
Sungguh penyesalan kini yang berpengaruh terasa
Bayang-bayang dosa hina terus melambai dan menghantui
Ya Rabb … Ampunilah jiwa yang dulu enggan mendekatkan diri
Ampunilah hamba yang telah menyusuri jalan termurkai
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
Contoh 3 :
Menyusuri Nikmat Islam Yang Sesungguhnya
Berlindung dari kerasnya kenyataan bernaungan dengan cinta
Indah dan senang menyelimuti hati peri yang lara
Burung-burung berkicau ria dihamparan sawah membentang
Pepohonan hijau segar nyiur melambai bersama sang angin
Penciptaan alam semesta seluruh isi yang melengkapinya
Lautan biru mengalir air sesejuk keyakinan di raga manusia
Ikan-ikan kecil menari bersyukur akan indahnya karunia
Sungguh tiada kata seindah hamdalah terucap
Dunia sebetulnya daerah bersinggah sementara
Jangan terlekangkan oleh kemerlap silau menusuk alam pikiran
Rusak dan hancur tampa lindungan beling bening keberkahan
Terenggut maksiat alasannya yaitu godaan setan menerpa hebat
Lindungi hati-hati suci kami dari kejinya p3enistaan
Tuntun langkah yang lemah ini menuju daerah yang lurus ditempuh
Jauhkan dari verbal kejam ini dari perbuatan dendam
Iman kosong setiap berkata selalu berbohong
Jadikan kami insan yang semangat dalam menyusuri lahan ibadah
Kebahagiaan tanpa lelah terselimuti hanyut dengan berkah
Terangi jiwa-jiwa yang gelap ini dengan cahaya taqwa
Sampai malaikat menghantarkan ke pintu surga
Contoh 4 :
Maafkan Dosa Tersalahkan
Setumpuk dosa terbelanga di lautan hingga berbusa
Kesalahan terlakukan hingga enggan bertaubat
Tak mengerti lagi jalan yang terang dimana
Tersesatkan dalam hutan rimba tanpa penghuni
Sunyi dan sepi senyap tiada penerang cahaya iman
Akhlak mulia tidak dimiliki hingga raga kosong terancam
Mengikuti diri terpatri akan senang duniawi
Bersifat sementara luka mengikis sanubari
Pahala sepotong terhapus akan dosa yang setiap hari menyongsong
Tak terhirup lagi udara segar diperaduan dunia bernyawa
Nikmat-nikmat yang turun tak terasa indah dipermukaan
Tangan penuh dosa terperangkap perbuatan murka
Ya Rabb .. Maafkan semua kesalahan yang tercurahkan
Tanpa sadar setumpuk gunung dosa kini siap meletus
Api-api membara melenyapkan raga bernyawa
Sungguh mata terpejam membutakan kesalahan tersembunyi
Ya Rabb … Ampuni segala langkah kaki yang telah menyusuri kehinaan
Hanya kepada-Mu daerah hamba kembali
Seindah-indahnya daerah disisi nirwana nan elok
Kekal di dalamnya bersama malaikat bersayap
Contoh 5 :
Tiada Kesadaran Sebelum Kau Pulang
Segala perintah dan larangan nampak terang dipedoman
Melakukan kebaikan mengukir pemandangan surga
Keburukan menyesatkan dalam jurang neraka kejam
Semua kasatmata ketika nanti engkau terkumpulkan
Tiada kesadaran dan kepercayaan lantaran tiada gambaran
Semua akan pulang pada daerah yang sesungguhnya
Menemui sang pencipta dengan bekal amalan hidupnya
Maka amalan mana yang sudah siap menjadi bekal
Setumpuk kebaikan sungguh belum tentu terbalaskan
Suasana keberkahan tak selamanya kamu dapati dengan pasti
Ibadah setumpuk namun tiada didasari keyakinan
Tiada arti sebetulnya yang telah dilakukan
Bukankah Tuhan mu telah memberi cinta?
Cinta dengan kamu maka diciptakan bumi lengkap penghuni
Turunkan hujan lantaran tak ingin melihat kamu kehausan
Terciptakan banyak sekali tumbuhan semoga hambanya tak kelaparan
Sungguh sudut nikmat manakah yang berani engkau dustakan?
Nyawa pergi barulah kamu tersadarkan diri
Sejenak hayati itu semua tiada berarti lagi
Hanya kesadaran jasad bernyawa yang masih terampuni
Baca Juga:
4 Puisi Tentang Ayah yang Sudah Bekerja Keras Bagi Keluarga
5 Contoh Puisi Cinta Sedih Menyentuh Hati
6 Contoh Puisi Anak SD Kelas 5 dan 6
Sumber https://ruangseni.com