Karakteristik batubara sebagai reservoir gas sangat dipengaruhi oleh struktur heterogen dalam batubara, sehingga proses peresapan (sorption) dan penyimpanan (stroge) gas dalam batubara lebih kompleks dibandingkan reservoir konvensional. Reservoir batubara merupakan suatu sistem jaringan pori dan fraktur.
Baca juga: Biogenik Metana dalam Batubara
Pori yaitu kawasan dimana sebagian besar gas dalam batubara tersimpan, sedangkan fraktur/cleat yaitu rekahan yang memilih fasilitas gas diekstraksi dari lapisan batubara. Rekahan-rekahan dalam batubara biasanya dipenuhi oleh air sehingga untuk sanggup mengeluarkan gas dari dalam batubara maka tekanan dalam reservoir batubara harus dikurangi dengan cara memompa air terlebih dahulu keluar dari lapisan batubara.
Karakteristik khusus inilah yang menciptakan batubara digolongkan sebagai reservoir gas non-konvensional. Beberapa perbedaan inti yang membedakan batubara dari reservoir gas konvensional sanggup dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel Perbandingan Reservoir Batubara dan Reservoir Gas Konvensional (A. Rodvelt, 2012). |
Perbedaan reservoir batubara dan reservoir konvensional (contoh: batupasir atau batugamping) sanggup terlihat terang pada dikala produksi. Pada reservoir gas konvensional, fraksi gas akan pribadi keluar pada tahap awal produksi. Sejalan dengan berkurangnya produksi gas, fraksi air yang dihasilkan akan meningkat.
Sebaliknya, pada tahap awal produksi gas dalam batubara (CBM) maka sumur belum menghasilkan gas dalam jumlah yang ekonomis, tetapi masih memproduksi sejumlah besar air. Jika puncak produksi reservoir gas konvensional sanggup dicapai dalam kurun waktu hanya 1 tahun dari masa operasional, maka puncak produksi gas dalam batubara (CBM) diperoleh dalam jangka waktu yang lebih lama, biasanya 5 - 7 tahun dari masa awal produksi, tergantung dari kondisi geologi dimana reservoir itu berada.
Gambar Contoh Kurva Produksi Gas: (A) Reservoir Gas Konvensional, (B) Reservoir Gas dalam Batubara (Moore, 2012). |
Pada awal produksi, industri ekstraksi gas dalam batubara biasanya membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan konvensional gas. Tetapi pada tahap operasional selanjutnya, biaya produksi gas dalam batubara sanggup lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi gas alam konvensional.
Sumber http://www.geologinesia.com