Thursday, March 29, 2018

√ 10 Faktor Penyebab Tawuran Pelajar Dan Cara Mengatasinya

 Faktor Penyebab Tawuran Pelajar dan Cara Mengatasinya √ 10 Faktor Penyebab Tawuran Pelajar dan Cara Mengatasinya
10 Faktor Penyebab Tawuran Pelajar dan Cara Mengatasinya

Tawuran adalah bentuk kekerasan antar geng sekolah dalam masyarakat urban. Meski sudah banyak tindakan dari abdnegara kepolisian, namun sampai sekarang tawuran masih saja kerap terjadi. Bukan hanya antara warga namun juga yang memprihatinkan yakni tawuran antara pelajar. Banyak motif dari tawuran antar pelajar, mulai dari salah faham yang menyebabkan suatu kelompok merasa terhina, dendam yang sudah mengakar, ingin mengambarkan kemampuan untuk gagah-gagahan, sampai seperti menjadi tradisi turun temurun dari angkatan satu ke angkatan di bawahnya, terutama di ibukota.

Banyak korban yang timbul lantaran tawuran pelajar, bukan saja kerugian dalam artian luka-luka dan bahkan nyawa, kerugian juga sanggup berupa materi contohnya kerusakan fasilitas. Kerugian ini tidak hanya terdampak pada para pelajar yang melaksanakan tawuran, melainkan juga pada orang-orang tak bersalah yang pada ketika tragedi berada di lokasi. Dengan demikian, sudah pantaslah tawuran ini sanggup disudahi lantaran terperinci tidak ada manfaatnya.

Sebelum mengetahui bagaimana tawuran pelajar sanggup diatasi, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengapa tawuran pelajar sanggup terjadi. Secara garis besar, ada beberapa faktor yang sanggup menyebabkan para pelajar melaksanakan tawuran yaitu sebagai berikut.

1. Faktor Tabiat
Tak diragukan lagi, faktor utama penyebab tawuran pelajar yakni watak dari para pelaku sendiri. Kondisi emosional yang tidak terjaga dan ketidakmampuan untuk menahan diri dari amarah merupakan alasannya yakni bagaimana tawuran pelajar sanggup dimulai. Tawuran yakni manifestasi dari emosi yang tidak terkontrol dalam menghadapi suatu “serangan” dari suatu kelompok lain.

Pada umumnya, tawuran pelajar diawali dengan duduk masalah kecil yang melibatkan perseorangan kemudian membesar menjadi permasalahan kelompok lantaran faktor relasi. Masing-masing pribadi tidak sanggup menahan emosinya dan hasilnya melaksanakan jalan kekerasan untuk menunjukkan rasa tidak suka dan tidak sepakat dengan beradu fisik. Tambahan pula, emosi ini lama-lama akan menjadi dendam antar kelompok dan hasilnya munculah istilah “musuh abadi” yang biasanya menjadi dasar untuk terjadinya tawuran pelajar.

2. Pengaruh Keluarga
Keluarga sebagai daerah pendidikan pertama bagi setiap pribadi merupakan ujung tombak dari penanaman nilai dan budi pekerti. Biasanya pelajar yang mengikuti tawuran atau menjadi provokator terjadinya perkelahian antar sekolah mempunyai keluarga yang broker, di mana keharmonisan keluarga, perhatian dan kasih sayang orang bau tanah tidak beliau dapatkan dan untuk mencari perhatian beliau mengikuti aktivitas di luar norma contohnya dengan menjadi ketua geng yang sering sekali mengajak atau memprovokasi terjadinya agresi tawuran.. 

Oleh lantaran itu keharmonisan dalam keluarga sangatlah penting, lantaran akan yang menjadi faktor utama dalam psikologis anutan anak. Peran orang bau tanah dalam mendidik anaknya menjadi penyebab sikap dan pola pikir anak, oleh lantaran itu efek keluarga menjadi faktor yang sangat penting dalam penyebab tawuran pelajar..

3. Pengaruh Pergaulan
Di sekolah, ada beberapa kelompok siswa. Ada kelompok orang yang rajin dan cerdas ibarat mereka yang selalu juara kelas, anggota OSIS, dan mereka yang selalu mengikuti banyak sekali perlombaan. Ada kelompok orang yang cerdas namun tidak terlalu ingin mengikuti hiruk pikuk aktivitas sekolah. Mereka biasanya lebih suka bermain game dengan laptopnya atau hanya sekedar bergaul dengan teman-temannya. Yang terakhir, ada kelompok orang yang bisa dikatakan “salah pergaulan”. Mereka biasanya membentuk geng dan suka melanggar peraturan sekolah. Nah, kelompok yang terakhir inilah yang seringkali mengadakan tawuran. Meskipun demikian, ada juga orang dari kelompok itu yang ingin “tobat”. Namun lantaran tidak diterima di kelompok yang lebih baik, orang tersebut akan kembali ke kelompok gengnya.

4. Tumbuhnya Jiwa Premanisme
Mental sebagian siswa yang ingin tampil keren, punya banyak uang, tapi tidak perlu kerja juga menjadi penyebab terjadinya tawuran. Mereka biasanya suka memalak siswa yang lemah. Nah, ketika siswa yang dipalak tersebut ternyata merupakan anggota geng lain, siswa tersebut pasti akan melapor ke ketuanya sehingga akan berujung pada tawuran di mana siswa yang dipalak dengan gengnya akan menuntut balas.

5. Pengaruh Lingkungan Urban
Keadaan urban dengan kondisi lingkungan di Indonesia yang di mana masyarakat nya banyak yang menengah ke bawah menjadi rentan akan kekerasan dan kejahatan. Lingkungan yang sering dirasakan oleh siswa di daerah tinggalnya sangat besar lengan berkuasa kepada siswa.

Seringnya terjadi keributan di lingkungan daerah tinggalnya menciptakan pola pikir anak berubah, bahwa duduk masalah yang seharusnya bisa di selesaikan dengan kekeluargaan akan tetapi di selesaikan dengan cara kekerasan dan tabrak otot.

6. Gengsi
Gengsi sering menjadi alasan mengapa siswa pria ikut tawuran, bagi siswa yang tidak ikut akan dianggap bahwa beliau yakni siswa yang lemah, penakut, dan akan menjadi materi olok-olokan dan bulan-bulanan bagi siswa yang lainnya.

Gengsi yang tertanam di jiwa siswa pria sangat besar, tawuran juga biasa dijadikan agresi unjuk gigi dan ajang kuat-kuatan, siapa saja yang berhasil menaklukkan lawan akan disegani oleh siswa lainnya, gengsi ibarat ini harus dihilangkan.

7. Minuman Keras
Memang cukup abnormal bila ditemukan anak dibawah umur sudah minum minuman keras. Yang harus dipertanyakan darimana minuman tersebut didapat? Apakah penjual minuman keras tidak mengerti aturan pembatasan usia atau hanya semata-mata untuk mencari uang? Saat dalam kondisi mabuk, siswa bisa saja tanpa sadar menuju ke "markas geng" sekolah lain dan menantang/mengejek mereka sehingga hasilnya berujung pada tawuran.

8. Kurangnya Perhatian dari Guru
Guru biasanya hanya memperhatikan mereka yang akil dan mengabaikan mereka yang kurang pintar. Padahal kemampuan setiap siswa berbeda-beda. Seharusnya yang kurang akil ini dibimbing dan dicari tahu bakatnya kemudian disalurkan ke ekstrakurikuler yang tepat, supaya siswa ini juga punya prestasi di sekolah.

Proses pembimbingan oleh guru ini seharusnya dilakukan semenjak mereka masih menjadi siswa gres lantaran mereka belum mengenal satu sama lain. Jika tidak diperhatikan, mereka akan mencari perhatian lain dengan berkumpul dengan "sesama" mereka. Inilah cikal bakal munculnya geng yang berujung pada tawuran pelajar.

9. Ketegasan Pihak Sekolah dan Pemerintah
Sekolah dan pemerintah juga turut berperan untuk mencegah terjadinya tawuran pelajar. Seperti melarang keluyuran di luar sekolah ketika masih beratribut sekolah dan menghimbau biar siswa wajib pulang ke rumahnya sesudah jam pulang sekolah berbunyi. Hal tersebut lantaran sesudah pulang sekolah biasanya para siswa yang terlibat tawuran tidak pribadi pulang ke rumah walaupun hanya untuk sekedar berganti pakaian. Tetapi mereka pribadi ke "posko geng"nya untuk mengumpulkan "pasukan" dan mengadakan tawuran.

Selain pengawasan siswa ketika pulang sekolah, Pembiaran anak dibawah umur untuk membawa kendaraan bermotor ke sekolah dan lemahnya upaya pencegahan pembolosan juga merupakan faktor pendukung terjadinya tawuran antar pelajar.

Baca Juga : 12 Cara Tercepat dan Ampuh Memutihkan Gigi Kuning Secara Alami

10. Sejarah Hubungan Antar Sekolah
Salah satu yang menjadi faktor terjadinya tawuran antar pelajar yakni sekolah yang mereka tempati mempunyai korelasi yang kurang baik dengan sekolah lain, korelasi kurang baik ini biasanya sudah berlangsung sudah usang dan dijadikan sebagai rivalitas.

Mereka saling mempunyai sentimen negatif terhadap sekolah rivalnya. Akibatnya ketika mereka bertemu (misalnya dalam sebuah perlombaan), sangat rentan terjadi tawuran. Sama halnya ibarat tawuran antar suporter sepak bola. Apalagi jikalau dipicu dengan yel-yel yang menyinggung sekolah lain.

Cara Mengatasi Tawuran Pelajar yang Sering Terjadi

Untuk mengatasi tawuran pelajar setidaknya ada dua macam pendekatan yaitu preventif (mencegah) dan kuratif (menganggulangi). Pendekatan-pendekatan ini dilakukan menurut faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya tawuran ibarat yang dijelaskan sebelumnya.

Beberapa pendekatan preventif berikut sanggup dijadikan pola guna mencegah para pelajar / seseorang melaksanakan tawuran:

1. Pendekatan keluarga
Keluarga merupakan benteng pertama bagi anak-anak terhadap efek jelek lingkungan. Peran ayah dan ibu dalam keluarga harus bisa menjadi teladan bagi anak mereka dan menawarkan waktu yang cukup untuk aktivitas bersama. Banyak cowok yang melaksanakan tawuran berasal dari keluarga broken home.

Sehingga untuk mencegah seorang anak terlibat tawuran / tindakan anarkis lainnya, kondisi dalam keluarga harus senantiasa serasi dan tidak mengambarkan segala sesuatu yang berafiliasi dengan kekerasan dalam rumah tangga. Semua anggota keluarga harus berguru bahwa emosi bisa dikendalikan dan lebih mengutamakan pendekatan diskusi apabila terjadi sebuah perselisihan.

2. Pengendalian diri
Selain keluarga yang harmonis, pengendalian terhadap diri sendiri juga menjadi hal yang amat penting untuk mencegah kita (para pelajar) terlibat dalam tawuran. Cobalah untuk menjadi orang yang lebih sabar dan mendahulukan diskusi dibandingkan perlakuan fisik, apalagi hanya untuk duduk masalah kecil. Orang bijak berkata bahwa "kepala boleh panas namun tangan harus tetap dingin". Bila para pelajar sanggup mengendalikan diri mereka maka pasti tidak akan terjadi tawuran antar pelajar.

3. Pembatasan pergaulan
Pergaulan memang boleh dilakukan dengan siapa saja namun dalam pergaulan kita harus bisa memilah mana efek yang sanggup kita terima, mana yang harus kita tolak menurut nilai dan norma yang kita ketahui. Bila kita bergaul dengan orang-orang yang rela berbuat apa saja demi tujuannya meski dengan kekerasan maka jauhilah.

Dan yang harus kita ingat bahwa persahabatan dan ikatan pertemanan yang kuat itu baik. Namun, hal ini menjadi tidak baik seandainya dengan dalih persahabatan maka terjadi peperangan antara dua kubu yang bergotong-royong terjadi lantaran duduk masalah sepele. Kita pun harus sanggup mengingatkan teman-teman sepergaulan kita untuk selalu menghindarkan diri dari kekerasan.

Sedangkan pendekatan kuratif yang bisa dilakukan untuk mengatasi tawuran yang terlanjur terjadi yakni sebagai berikut.

4. Peran aktif dari pihak keluarga
Keluarga yang mengetahui bahwa ada anggota keluarganya ikut dalam program tawuran harus menawarkan hukuman tegas tergantung bagaimana aturan dan kiprah orang bau tanah dalam mendidik anak yang berlaku di keluarga tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa hukuman janganlah berupa kekerasan fisik lantaran itu merupakan sebuah ironi, melarang untuk berbuat kekerasan dengan cara kekerasan.

5. Peran aktif guru dan lingkungan sekolah
Guru dan lingkungan sekolah harus menindak para siswa yang terlibat dalam tawuran. Sanksi sanggup dijalankan sesuai aturan yang berlaku kepada semua pelajar yang terlibat tawuran. Penyuluhan perihal ancaman tawuran juga wajib digalakkan, khusunya melalui guru BK atau BP.

6. Penegakan aturan oleh abdnegara kepolisian
Bila terjadi suatu tawuran pelajar maka pihak yang berwajib harus turun tangan dan menangkap provokator di antaranya. Pemicu keonaran wajib dieksekusi sesuai dengan aturan yang berlaku. Bila ada pelaku yang mempunyai usia di belum dewasa maka penyuluhan juga perlu dilakukan kepada pelaku.


Sekian artikel mengenai 10 Faktor Penyebab Tawuran Pelajar dan Cara Mengatasinya. semoga artikel ini sanggup bermanfaat bagi sobat baik untuk mengerjakan kiprah maupun untuk sekedar menambah wawasan perihal faktor penyebab tawuran, cara mengatasi tawuran dan tawuran antar pelajar. Terimakasih atas kunjungannya.

10 Faktor Penyebab Tawuran Pelajar dan Cara Mengatasinya
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/