Monday, May 7, 2018

√ Definisi, Jenis Kata Hubung, Dan Penggunannya

Definisi, Jenis Kata Hubung, dan Penggunannya – Kata hubung atau konjungsi yakni kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam kalimat, menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf. Kata hubung merupakan kata kiprah yang berfungsi untuk menggabungkan antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf. Dalam penggunannya kata hubung dibedakan menjadi berikut ini :


A. Konjungsi Intra Kalimat


Konjungsi intra kalimat yakni konjungsi atau kata hubung yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak kalimat. Biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, konjungsi intra kalimat masih dibagi menjadi dua jenis yaitu :


1. Konjungsi Koordinatif


Konjungsi koordinatif yakni kata penghubung yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih dengan kedudukannya sederajat atau setara. Dalam penggunannya yakni sebagai berikut :


a. Hubungan waktu : lalu, kemudian, dan lain-lain.


– Ibu mengantar adik ke sekolah kemudian pergi ke pasar.

– Adi makan siang kemudian ia mencuci piring.


b. Hubungan penambahan : dan


– Ayah menjemput kakek dan nenek di stasiun.


c. Hubungan pemilihan : atau


– Kau boleh pulang atau kamu tetap disini bersamaku.


d. Hubungan pendampingan : serta


– Acara pekan raya budaya dihadiri Bapak Bupati serta perangkat desa.


e. Hubungan kontradiksi : padahal, sedangkan


– Joko tetap bekerja padahal ia gres saja sembuh dari sakit demam berdarah.

– Ibu sibuk bekerja sedangkan nenek tidur siang.


f. Hubungan perlawanan : tetapi, melainkan


– Yanti ingin ke luar negeri tetapi orang bau tanah melarangnya.

– Bukan paman yang murka melainkan neneknya.


2. Konjungsi Subordinatif


Konjungsi subordinatif yakni kata penghubung yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih dengan status atau kedudukan yang tidak sama derajatnya. Penggunannya sebagai berikut :


a. Hubungan waktu : ketika, sejak, selama, sementara, tatkala, sebelum, sehabis, seraya, setelah, hingga, seusai, dan lain-lain.


– Nenek pulang dikala saya tidur siang.

– Galih cinta Galuh semenjak mereka pertama bertemu.

– Agung berangkat sekolah sebelum ibu pulang dari pasar.

– Rino sedang menyanyi tatkala Rani sedang gelisah.

– Adik pergi bermain setelah final mengerjakan PR.


b. Hubungan tujuan : agar, biar, supaya, dan lain-lain.


– Tini berbuat baik semoga Tono meu berteman dengannya.

– Una rajin minum obar supaya cepat sembuh.

– Aku rajin berguru biar ibu bangga.


c. Hubungan syarat : jika, kalau, bila, manakala, asalkan, jikalau, dll.


– Aku mau makan bila ibu yang memasaknya.

– Eni akan tiba kalau Edi menjemputnya.

– Yanti akan kecewa bila ia tidak diundang.

– Reni pergi ke pasar manakala ibu menyuruhnya.

– Adik tidak akan pembangkang asalkan dibelikan mainan.

– Aku akan tiba jikalau hujan reda.


d. Hubungan penyebab : sebab, karena, oleh karena, dll.


– Budi tidak boleh masuk kelas alasannya yakni ia tiba terlambat.

– Vina tidak boleh bermain lantaran ia gres sakit.

– Ayah pulang sempurna waktu oleh lantaran ibu menyuruhnya.


e. Hubungan pengandaian : andaikan, seandainya, sekiranya, seumpama, umamanya, dll.


– Dia akan menangis andaikan tidak lolos ujian masuk perguruan tinggi tinggi.

– Ayah akan gembira seandanya Fani meraih juara kelas.

– Liliana akan menerima medali sekiranya sanggup mengalahkan musuh.

– Dinda akan bertemu Doni seumpama ia tidak pulang terlebih dahulu.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


f. Hubungan jawaban : sehingga, hingga (-sampai), makanya,dll.


– Dia tertidur lelah sehingga lupa akan kiprah sekolah.

– Aldo menangis keras sampai-sampai terdengar oleh tetangga.

– Kakek sakit parah makanya dirawat di rumah sakit.


g. Hubungan pembanding : seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih, dll.


– Rajin beribadah seperti mati besok pagi.

– Bayangan itu mendekat seolah-olah jadi kenyataan.

– Pertemanan mereka mirip air dengan minyak.


h. Hubungan penjelasan/ komplementasi : bahwa


– Bunga mengaku bahwa ia yakni anak menteri.


i. Hubungan konsesif : biarpun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun, dll.


– Puji tetap mencintainya biarpun ia tidak tampan.

– Dedi akan tiba walaupun tidak diizinkan oleh ayahnya.

– Reni tetap berguru sekalipun listrik sedang padam.


j. Hubungan cara : dengan, tanpa, dll.


– Pak toni mengecat tembok dengan hati-hati.

– Anak gres itu menyapa dengan ramah.

– Petinju itu memukul lawannya tanpa ragu.


k. Hubungan alat : dengan, tanpa, dll.


– Ibu mengupas buah dengan pisau.

– Tukang memasang pintu dengan palu.

– Pengendara itu melintas tanpa menggunakan helm.


B. Konjungsi Antar Kalimat


Konjungsi antar kalimat yakni konjungsi atau kata hubung yang menghubungka kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunannya konjungsi antar kalimat ini menyatakan makna yang berbeda-beda. Berikut yakni klarifikasi konjungsi antar kalimat beserta maknanya.


a. Konjungsi : biarpun demikian, begitu, sekalipun, walaupun, begitu, meskipun demikian, walaupun demikian, dll.


– Makna : menyatakan sebuah kesediaan untuk tetap melaksanakan sesuatu yang berbeda atau bertentangan dengan keadaan yang sudah dinyatakan dalam kalimat sebelumnya.


b. Konjungsi : kemudian, sehabis itu, setelah itu, selanjutnya, dll.


– Makna : mirip dalam relasi waktu, konjungsi ini menyatakan kelanjutan dari sebuah peristiwa, keadaan, insiden yang sudah dijelaskan pada kalimat sebelumnya.


c. Konjungsi : tambahan pula, lagi pula, selain itu, dll.


– Makna : relasi penambahan yaitu menyatakan adanya hal, peristiwa, keadaan, insiden di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.


d. Konjungsi : sesungguhnya, bahwasanya, dll.


– Makna : konjungsi yang fungsinya menyatakan atau menggambarkan kenyataan yang sebenarnya.


e. Konjungsi : malahan, bahkan, dll.


– Makna : konjungsi yang menguatkan keadaan yang sebenarnya terjadi.


f. Konjungsi : namun, akan tetapi, kecuali itu, dll.


– Makna : suatu konjungsi yang menyatakan keadaan yang bertentangan dengan keadaan yang telah dinayatakan sebelumnya.


g. Konjungsi : sebaliknya.


– Makna : mengacu pada jebalikan dari yang sudah dinyatakan sebelumnya.


h. Konjungsi : dengan demikian, oleh lantaran itu, oleh alasannya yakni itu, dll.


– Makna : menyatakan jawaban atau konsekuensi dari sebuah kenyataan.


i. Konjungsi : sebelum itu.


– Makna : menyatakan insiden yang mendahului hal yang telah dinyatakan sebelumnya.


Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_Penghubung


Baca Juga:


Contoh Pidato Hari Pahlawan 10 November Terbaru

Definisi & Contoh Kutipan Langsung Lebih dan Kurang 4 Baris

Contoh Frasa Nominal, Verbal, dan Endosentris Lengkap



Sumber https://ruangseni.com