Perbedaan Frasa, Klausa, & Penjelasannya – Dalam konsentrasi kelimuan Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat satuan linguistik lebih kecil dari kalimat yang bisa bangun sendiri dan mempunyai makna diantaranya ialah frasa dan klausa. Berikut klarifikasi secara definitif :
1. Frasa
Frasa ialah sekelompok kata yang tersusun atas adonan dua kata atau lebih. Gabungan kata yang tersusun menjadi frasa tersebut pada kedudukan tugas dan fungsinya tidak hingga menyamai kalimat alasannya frasa tidak mempunyai subyek dan predikat di dalamnya. Frasa mempunyai ciri sebagai berikut :
– Susunan katanya terdiri atas dua kata atau lebih
– Tidak terdapat unsur subyek dan predikat
– mempunyai makna
contoh :
rumah tangga, nasi bakar, anak rimba, rumah mewah, jalan sempit, lemari hitam, makan minum, hidup mati, dan lain sebagainya.
meski tak mempunyai subyek dan predikat, akan tetapi frasa tetaplah sebagai satuan linguistik yang mempunyai makna dan sanggup bangun sendiri. Frasa juga mempunyai inti utama yang disebut sebagai unsur utama yakni suatu unsur yang menjadi pokok utamanya (diterangkan atau “D”) dan unsur atributif yang menjadi unsur penjelas (menerangkan atau “M”).
D M = diterangakan – menerangkan
Contoh = Hidung mancung
Hidung sebagai unsur yang diterangkan dan mancung yaitu unsur yang menerangkan.
Jenis – Jenis Frasa:
Jika didasarkan pada bentuknya, frasa sanggup diklasifikasikan ke dalam dua jenis yakno frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berikut penjelasannya:
– Frasa Eksosentris
Frasa jenis ini tidak terdapat unsur inti di dalamnya dan pada penerapannya diawali dengan kata sambung atau kata depan.
Contoh :
Ke rumah paman, untuk adik tercinta, di atap rumah, ke kolam paman dan lain sebagainya.
– Frasa Endosentris
Frasa Endosentris mempunyai unsur inti di dalamnya bisa pada salah satu unsurnya ataupun kedua unsurnya. Frasa jenis ini mempunyai dua bentuk diantaranya ialah :
a. Frasa Endosentris Koordinatif
Frasa endosentris koordinatif yaitu frasa yang mempunyai unsur yang setara. Dalam penerapannya, frasa ini menyisispkan kata dan dan atau. Contoh :
Ayah dan ibu, suami dan istri, hitam atau putih, benar dan salah, kucing dan anjing, berilmu atau bodoh, buah dan sayur, baik atau buruk, kaki dan tangan, bermain dan belajar, dan lain sebagainya.
b. Frasa Endosentris Atributif
Frasa Endosentris Atributif yaitu frasa yang tidak mempunyai kesamaan unsur atau tidak setara. Contoh : rumah mewah, cowok tampan, kendaraan beroda empat baru, sepatu rusak, uang emas, sahabat baik, anak kecil, dan lain sebagainya.
Jika didasarkan pada kelas katanya, maka frasa sanggup dibedakan ke dalam beberapa macam diantaranya ialah :
A. Frasa Kata Kerja
Frasa kata kerja terbentuk dengan kata kerja yang berperan sebagai unsur inti (Diterangkan (D)). Contoh :
Makan banyak, minum air, jalan cepat, tidur cepat, pukul anjing, aduk semen, basuh sepatu, ambil air, bicara baik, senyum manis, dan lain sebagainya.
B. Frasa Kata Sifat
Frasa Kata Sifat terbentuk dari susunan kata sifat yang berperan sebagai unsur ini diterangkan (D). Contoh : sombong sekali, sangat cantik, begitu angku, besar kepala sekali, sangat ramah, ganteng sekali, dan lain sebagainya.
C. Frasa Kata Benda
Frasa kata benda yaitu frasa yang terbentuk atas susunan adonan dari kata benda yang berperan sebagai unsur inti (D). teladan : rumah bertingkat, gedung serbaguna, masakan basi, minuman dingin, gedung tua, sepeda ontel, sepeda motor, nasi uduk, adik baik, dan lain sebagainya.
D. Frasa Kata Keterangan
Frasa keterangan yaitu frasa yang terbentuk sebagai unsur inti yang diterangkan (D).
Contoh : tahun depan, besok pagi, kemarin sore, nati siang, nanti malam, nanti sore, esok lusa, bulan depan, besok malam, dan lain sebagainya.
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
2. Klausa
Klausa merupakan kelompok kata yang mempunyai fungsi sintaksis yang di dalamnya terdiri atas unsur subyek dan predikat namun kedudukannya lebih kecil dari kalimat. Ciri-ciri klausa :
– Tidak terdapat intonasi simpulan di dalamnya
– Tidak terdapat tanda baca di dalamnya, alasannya kedudukannya yang lebih rendah dari kalimat
Contoh :
– Ayah membaca (klausa)
– abang mencar ilmu (klausa)
– nenek berolahraga (klausa)
klausa terdiri atas beberapa jenis diantaranya ialah klausa inti dan klausa bawahan, berikut penjelasannya :
1. Klausa Inti
Klausa inti ialah klausa yang mempunyai makna di dalamnya dan sanggup bangun sendiri. Kluasa inti mempunyai kedudukan sebagai induk kalimat kalau berada pada kalimat majemuk. Berikut teladan klausa inti dalam kalimat :
Contoh :
– Adik makan sambil membaca
Klausa inti: Adik makan
– Rani menangis ketika ibunya harus pergi
Klausa inti: Rani menangis
– Kucing itu menggigil kedinginan dikala hujan deras turun.
klausa inti: Kucing itu menggigil kedinginan
2. Klausa Bawahan
Klausa bawahan ialah klausa yang tidak mempunyai makna kalau bangun sendiri tanpa adanya klausa inti. Dalam kalimat majemuk, klausa bawahan berkedudukan sebagai anak kalimat yang mempunyai fungsi ekspansi obyek, subyek, keterangan, dan pelengkap. Contoh :
– Vina membaca sambil memakan cemilan.
Klausa Bawahan: sambil memakan cemilan
– Sarimin tertawa terbahak-bahak ketika menonton program lawak.
Klausa Bawahan: ketika menonton program lawak
– Surya membeli buku pada dikala tanggal gajian tiba.
Klausa Bawahan: pada dikala tanggal gajian tiba
Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/penjelasan-frasa-dan-klausa-lengkap.html
Baca Juga:
Pengertian Klausa Inti & Bawahan Serta Contohnya
Pengertian dan 30 Contoh Majas Satire
Pengertian dan 28 Contoh Majas Metafora
Sumber https://ruangseni.com