Sebelumnya, kita telah mengetahui menyerupai apa contoh-contoh dongeng rakyat di beberapa artikel yang lalu. Adapun beberapa artikel tersebut antara lain: contoh dongeng rakyat Indonesia, contoh dongeng rakyat dari Betawi, contoh dongeng rakyat Aceh, contoh dongeng rakyat orisinil dari Banyumas, contoh dongeng rakyat Bengkulu, contoh dongeng rakyat Bali, dan contoh dongeng rakyat Cianjur.
Artikel kali ini pun juga akan menampilkan referensi dongeng rakyat dari kawasan lainnya. Adapun kawasan tersebut yaitu Sumatera Utara. Contoh dongeng rakyat dari kawasan ini sendiri bisa disimak sebagaimana berikut ini!
Asal Muasal Tanjung Morawa*
Suatu hari, terdapat sebuah kampung yang berjulukan Kampung Pematang Panjang. Kampung ini terletak di tepi sungai Blumei. Sungai ini merupakan sarana kemudian lintas perdagangan yang menghubungkan Pusat Perdagangan Rantau Panjang dengan Kampung Talun Kemas. Masyarakat Kampung Talun Kemas sering sekali singgah ke Kampung Pematang Panjang bila hendak berdagang ke Rantau Panjang.
Entah apa pasalnya, tiba-tiba warga Rantau Panjang bertengkar dengan warga Talun Kemas yang berkunjung ke kampung mereka. Pertengkaran kedua pihak itu sulit untuk dilerai. Singkat cerita, warga Talun Kemas pun kalah dan mengadukan hal itu ke ke kepala kampung mereka. Mereka pun berniat untuk membalaskan dendam mereka ke warga Kampung Pematang Panjang.
Aksi balas dendam pun dimulai dengan mengirim dua kepetangan ke kampung tersebut. Kedua kepetangan tersebut hingga di kampung yang terletak di sungai Blumei tersebut. Karena lelah, keduanya pun beristirahat sejenak di salah satu pohon yang di bab bawahnya terdapat daun-daun pohon tersebut yang meluruh ke tanah.
Daun-daun tersebut ternyata yaitu daun nyiru yang populer sanggup memberi dampak gatal bagi kulit. Tentu sja kulit kedua kepetangan tersebut menjadi gatal dan mereka pun kemudian menggarkuknya. Nahas, bukannya hilang, rasa gatal tersebut justru bermetamorfosis rasa perih yang tak tertahankan.
“Celaka, tampaknya warga ini sudah tahu kita akan membalaskan dendam kita. Jangankan warganya, pohonnya saja sudah tahu rencana kita. Jangan-jangan, nanti mereka akan merawar (memarahi) kita habis-habisan,” ujar asalah satu dari mereka.
Mereka pun kesannya pulang dan melaporkan bencana tersebut ke pemimpin mereka. “Tuan, tampaknya kita batalkan saja rencana balas dendam kita. Dari pada nanti Tanjung (warga Kampung Pematang Panjang) merawa kita,” saran salah seorang kepetangan tersebut kepada sang pemimpin desa.
Singkat cerita, pemimpin warga Talun Kemas beserta warganya mendatangi warga Kampung Pematang Panjang untuk meminta maaf. Permintaan maaf pun diterima. Kedua mata-matayang kulitnya perih akhir pohon nyiru pun diperintakan oleh warga Pematang Panjang untuk menggosokkan luka mereka ke tanah. Hal itu dilakukan biar rasa sakit pada kulit mereka hilang. Kedua kampung itu pun kembali berdamai dan hidup rukun menyerupai semula.
Sejak bencana tersebut, kampung Pematang Panjang pun berganti nama menjadi kampung Tanjung Merawa. Sejak Belanda menjajah kawasan ini, nama kampung itu pun berganti lagi menjadi Kampung Tanjung Morawa.
Demikianlah referensi dongeng rakyat dari Sumatera Utara dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawsan gres bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai dongeng rakyat yang berasal dari Sumatera Utara pada khususnya, maupun bahan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan pula jikalau terdapat kekeliruan di dalam artikel kali ini. Sekian dan juga terima kasih.
*Referensi: http://dongengceritarakyat.com/dongeng-cerita-rakyat-sumatera-utara-asal-tanjung-morawa/
Sumber https://dosenbahasa.com