Pemilihan Presiden dan Wapres Republik Indonesia masih delapan bulan lagi, tepatnya tanggal 17 April 2019. Pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wapres berbarengan dengan pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupten/Kota. Namun suasana sudah mulai memanas, sehabis kedua pasangan calon resmi mendaftar ke KPU.
Kampanye belum dimulai, namun di media umum dan media online suasana kampanye yang dilakukan simpatisan masing-masing calon sudah sangat terasa. Pendukung kedua calon presiden saling serang opini dengan tujuan membela calon favoritnya dan menjelekan lawannya. Tak jarang bahasa yang dikeluarkan sudah sangat tidak etis.
Bukan hanya simpatisan di kalangan masyarakat, bahkan para petinggi partai kedua pendukung pun saling serang opini. Mereka berusaha membela keputusan pilihan calon presiden dan wakil presiden seraya mencibir pasangan lainnya. Suasana semakin panas alasannya ialah media pun memuat isu pertikaian kedua kubu dengan judul yang b0mastis.
Setiap orang mempunyai hak untuk menentukan calon yang disukainya. Namun bukan berarti harus berjibaku membela pilihannya denga menghalalkan segala cara. Saling caci, saling hina, saling menjelakan ialah perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kita harus menghargai pilihan orang lain alasannya ialah itu sudah diatur dalam undang-undang. Seseorang yang mengaku sebagai Pancasila sejati tentu tidak akan berbuat demikian.
Lagi pula kalau dipikir dengan jernih, apa untungnya kita bertikai dengan orang lain hanya demi membela calon pilihannya? Apalagi kalau kita bukanlah seorang anggota partai atau tim sukses calon presiden. Jika nanti pemilu telah final dan presiden telah terpilih, toh kita tetap saja berada di posisi semula.
Makara berdasarkan saya, lebih baik kita jaga ucapan perbuatan dan prilaku kita semoga tidak terjadi suasana yang tidak nyaman bagi orang lain. Boleh kita punya pilihan, tapi tak perlu diungkapkan di media sosial. Apalagi kalau kalimat pinjaman tersebut dibumbui dengan mengungkapkan kejelekan pihak lawan. Itu sama saja memancing peperangan.
Marilah kita bijak memakai media sosial.
Sumber http://selalusiapbelajar.blogspot.com