Saturday, April 29, 2017

√ Penulisan Persamaan Reaksi Kimia






Penulisan Persamaan Reaksi Kimia – Di dalam ilmu kimia, fokus pembahasan terletak pada materi dan perubahannya, sehingga kita mengenal istilah perubahan kimia maupun reaksi kimia.





Reaksi-reaksi kimia tersebut disimbolkan dengan adanya persamaan reaksi kimia. Penulisan persamaan kimia pertama kali diciptakan oleh Jean Beguin pada tahun 1615.





Membahas wacana persamaan kimia,
tentunya kita harus memahami beberapa istilah penting yaitu reaktan dan produk.
Reaktan, yang disebut juga dengan pereaksi, yakni sejumlah senyawa yang
mengalami perubahan. Sedangkan produk yakni senyawa yang
dihasilkan dari perubahan atau reksi kimia.





Penulisan Persamaan Reaksi Kimia





Terdapat beberapa hukum dalam menuliskan persamaan reaksi. Salah satunya yaitu penulisan reaktan dan produk. Pada persamaan reaksi, reaktan ditulis disebelah kanan sedangkan produk ditulis disebelah kiri.





Baca juga: tata nama senyawa anorganik





Di antara kedua reaktan dan produk terdapat tanda panah yang mengatakan perubahan kimia. Adapun tanda panah tersebut terdapat beberapa macam, yaitu sebagai berikut.





 fokus pembahasan terletak pada materi dan perubahannya √ Penulisan Persamaan Reaksi Kimia




Setiap senyawa yang mengalami perubahan tentu mempunyai wujud zat, baik itu berupa gas, padat atau solid, liquid, maupun laurtan di dalam air atau aqueous. Wujud zat ditulis berupa kependekan yang terletak di sebalah kiri masing-masing senyawa dengan aksesori tanda kurung tutup dan italic (huruf miring).





Padat ditulis sebagai (s), cair ditulis sebagai (l), gas ditulis sebagai (g), dan larutan di dalam air ditulis sebagai (aq). Berikut pola penulisannya di dalam persamaan reaksi kimia.





C (s) + O2(g)   →   CO2(g)





Beberapa persamaan reaksi
menuliskan koefisien senyawa. Koefisien ini ditulis disebelah kiri senyawa yang
menunjukkan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Koefisien yakni angka
yang didapat menggunaan perhitungan kimia atau stoikiometri.





Contoh penulisannya adalah
sebagai berikut.





CaCO3(s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)





Terkadang kita juga menemukan
persamaan reaksi yang mempunyai konstanta atau maupun suatu besaran, misalnya
perubahan entalpi atau ΔH. Konstanta maupun besaran ini ditulis di sebelah kanan
setelah penulisan senyawa produk. Contoh penulisannya yakni sebagai berikut.





N2(g) + 3H2(g) →
2NH3(g) ΔH = -92.4 kJ/mol





Cara Menulis
Persamaan Kimia





Bagaimana cara menulis persamaan reaksi kimia? Anda
bisa mengikuti langkah langkah di bawah ini:





  1. Jika kita mereaksikan senyawa dan hendak menulisnya ke dalam persamaan, pertama-tama tulislah nama senyawa-senyawa yang terlibat maupun senyawa yang dihasilkan dalam bentuk kata-kata
  2. Kemudian ubah nama senyawa tersebut ke dalam bentuk rumus kimianya. Misalnya, Asam klorida menjadi HCl, Kalium hidroksida menjadi KOH, dan seterusnya. Tentukan apakah reaksi kimia tersebut merupakan reaksi satu arah, dua arah, atau reaksi kesetimbangan.
  3. Tulislah wujud zat masing-masing senyawa dalam bentuk kependekan ibarat yang telah dibahas sebelumnya.
  4. Kemudian setarakan persamaan reaksi kimia yang telah anda tulis yaitu dengan menambahkan koefisien masing-masing senyawa. Untuk senyawa yang koefisiennya 1, maka tidak perlu ditulis.




Baca juga: Tata nama senyawa organik





Menyetarakan Penulisan Persamaan Reaksi Kimia





Suatu persamaan reaksi kimia
seringkali ditulis tidak setara. Maksud dari tidak setara yakni jumlah suatu
unsur di sisi kanan dengan dengan kiri tidak sama. Contoh:





Mg(s) + HCl(aq)   → MgCl2(aq) + H2(g)





Perhatikan jumlah hidrogen
di ruas kanan dan kiri, keduanya mempunyai jumlah yang berbeda. begitu juga
dengan jumlah kllorin. Penyetaraan reaksi sanggup dilakukan melalui
langkah-langkah berikut ini.





  • Pastikan penulisan rumus senyawa kimia benar. Perhatikan pula jumlah setiap unsur antara ruas kanan dengan ruas kiri. Jika ada yang berbeda, maka harus dilakukan penyetaraan reaksi.
  • Perhatikan jumlah unsur logam atau unsur utama di dalam reaksi (biasanya berupa kation). Dalam pola di atas, Mg yakni unsur yang diuatamakan terlebih dahulu. Jika jumlahnya berbeda maka tambahkan koefisien dengan nilai yang sesuai.
  • Setelah itu perhatikan anion-anion senyawa. Pada reaksi di atas, mari kita lihat anion Cl. Di ruas kanan terdapat 2 unsur Cl namun di ruas kiri hanya terdapat 1 unsur Cl. Maka, kita harus menulis koefisien 2 diruas kiri.




Mg(s) + 2HCl(aq)  → MgCl2(aq) + H2(g)





  • Kemudian
    setarakan unsur lainnya sehingga menjadi persamaan reaksi yang benar. Pada
    reaksi tersebut, unsur H di kedua ruas sudah setara, maka tidak perlu
    menambahkan koefisien lagi.




Mg(s) + 2HCl(aq) →  MgCl2(aq) + H2(g)





Sumber :





Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.





Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education



Sumber https://www.siswapedia.com