Wednesday, May 31, 2017

√ 10 Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Yang Terjadi Pada Ibu Hamil

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh badan wanita, baik anatomik maupun fisiologik mengalami perubahan khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna dan pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesteron memiliki peranan penting. 


Berikut perubahan yang terdapat pada perempuan hamil antara lain:

1. Perubahan pada uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah dampak estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini intinya disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus, disamping itu, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akhir meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus sanggup mengikuti pertumbuhan janin.

Berat uterus normal kurang lebih 30 gram; pada simpulan kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus menyerupai buah advokad, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada simpulan kehamilan kembali menyerupai bentuk semula, lonjong menyerupai telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk menciptakan diagnosis apakah perempuan tersebut hamil fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita penyakit menyerupai molahidatidosa, dsb.

Pada kehamilan 28 ahad fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas sentra atau sepertiga jarak antara sentra ke prosessus Xifoideus. Pada kehamilan 32 ahad fundus uteri terletak diantara setengah jarak sentra dan prosessus xifoideus. Pada kehamilan 36 ahad fundus uteri terletak kira-kira 1 jari di bawah prosessus Xifoideus.

2. Perubahan pada servic uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengaklami perubahan lantaran hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini lebih banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.

Kelenjar-kelenjar diserviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang perempuan yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan perv@gin@m lebih banyak. Keadaan ini hingga batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologik.

3. Perubahan pada v@gin@ dan vulva

ghnk dan vulva akhir hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi menjadikan v@gin@ dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan. Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsio pun tampak livide.

4. Perubahan pada ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditis hingga terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil sesudah plasenta terbentuk.

5. Perubahan pada mammae atau payudara

Mammae atau payudara akan membesar dan tegang akhir hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. 

Pada kehamilan 12 ahad ke atas dari putting susu sanggup keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Sesudah partus, kolostrum ini agak kental dan warnanya agak kuning. Meskipun kolostrum telah sanggup dikeluarkan, pengeluaran air susu belum berjalan oleh lantaran prolaktin ini ditekan oleh PIH (prolacting Inhibiting Hormone)

6. Perubahan pada sirkulasi darah

Sirkulasi darah  ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat-alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac out put yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.

7. Perubahan pada sistem respirasi

Seorang perempuan hamil pada kelanjutan kehamilanya tidak jarang mengeluh ihwal rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 ahad ke atas oleh lantaran usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

8. Perubahan pada traktus digestivus

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea0. mungkin ini akhir kadar hormone estrogen yang meningkat. Tonus-tonus otot traktus digestifus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestifus juga berkurang. Makanan lebih usang berada dalam lambung dan apa yang dicernakan lebih usang dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi mengakibatkan pula obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan utama perempuan hamil.

9. Perubahan pada traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan kalau uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada simpulan kehamilan, kalau kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi lantaran kandung kencing mulai tertekan kembali.

10. Perubahan pada kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh dampak melanophone stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum

Itulah 10 perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil yang akan dialami oleh setiap ibu, supaya seluruh ibu-ibu yang akan hamil atau tengah hamil sanggup memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi selama kehamilan.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com