Saturday, May 13, 2017

√ Pembahasan Askep Maternitas Penyakit Jantung Pada Kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN




A.      TINJAUAN TEORITIS
Dampak kondisi jantung pada kehamilan bervariasi berdasarkan tingkat keakutan atau kekronisannya. penyakit jantung yang sering terjadi pada kehamilan diantaranya: gagal jantung peripartum, penyakit jantung reumatik, endokarditis tidak infektif, prolaps katup mitral, syndrom marfan dan kecelakaan serebrovaskular.
1.    Gagal jantung peripartum
Gagal jantung peripartum yaitu gagal jantung akhir mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat, sanggup terjadi akhir hipertensi kronis, stenosis katup mitral, obesitas, miokarditis viral, atau kardiomiopati peripartum idiopati. Selain itu anemia dan nanah sanggup mempredisposisi perempuan hamil untuk mengalami gagal jantung kongestif.
Gagal jantung peripartum akhir penyebab yang tidak sanggup dijelaskan, ibarat penyakit jantung biasanya respon baik terhadap terapi. Respons khas yang dihasilkan ialah gagal jantung mereda melalui dukungan furosemid(lasix), diuretik, dan koreksi komplikasi obstetri terkait. Dalam beberapa hari,ukuran jantung perempuan ini kembali ke normal. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyakit jantung penyebab contohnya kardiomiopati hipertrofi. Kardiomiopati hipertofi merupakan penyakit primer yang diklasifikasi dan berbasis pada kelainan dan fungsi struktur. Pada gangguan ini, jaringan otot dinding jantung dan septum mrengalami hipertrofi meninggalkan suatu struktur yang relatif kecil. HCM biasanya asimptomatik hingga masa remaja lanjut atau masa remaja dini, atau lebih jarang lagi pada usia tengah baya. Gejala, ibarat angina, exertional dyspnea, rasa pusing, syncope, aritmia ventrikuler, gallop S3, dan kardiomegali ringan. Propanolol diberikan bila tanda-tanda muncul. HCM dihubungkan dengan ajal mendadak, tidak berafiliasi dengan status fungsional. HCM sanggup dipresipitasi oleh stress fisik atau emosi. Iskhemia miokardia, yang merupakan akhir stress sanggup meningkatkan fibrilasi ventrikular. Kardiomiopati peripartum idiopati terdiri dari sindrom gagal jantung yang terjadi selama periode peripartum, tanpa disertai riwayat penyakit dan tanpa faktor etiologi tertentu. Faktor-faktor autoimun sanggup diimplikasi.
Insiden kardiomiopati peripartum telah dilaporkan sebesar satu dalam 4000 hingga 15.000 kehamilan.Insiden ini lebih sering terjadi pada perempuan multipara. Mortalitas maternal telah diperkirakan sekitar 30% hingga 60% sementara mortalitas bayi sekitar 10%. Temuan klinisnya yaitu temuan klinis yang sama dengan yang terjadi pada gagal jantung kongesif. Tanda-tanda tersebut mencakup sesak napas, takikardi, dan edema disertai temuan radiologi ada kardiomegali. Prognosis baik bila kardiomegali hilang sesudah enam bulan. Prognosis jelek untuk perempuan yang jantungnya tetap membesar sesudah 6 bulan tirah bring. Kehamilan berikutnya biasanya mengakibatkan gagal jantung(50%-88%). Pada kehamilan berikutnya, mortalitas diperkirakan sebesar 60%. Sterilisasi harus dipertimbangkan. Kontrasepsi oral dikontraindikasikan alasannya yaitu ada resiko tromboembolisme.
selama masa hamil, tirah baring diprogramkan semenjak awitan penyakit hingga tiga bulan sesudah jantung kembali ke ukuran normal. Rasional penerapan tirah baring ialah menurunkan frekuensi jantung, volume sekuncup, dan tekanan arteri yang merupakan kerja jantung secara keseluruhan. Pencegahan dan terapi aritmia merupakan tujuan utama. Obat-obatan antiaritmia atau betaadrenergik atau cacium chanellblockers digunakan. Digitalis dan nitrat dikiontraindikasikan pada HCM yang obstrukktif.
Asupan natrium yang rendah diprogramkan untuk perempuan hamil dan gagal jantung kongestif yang berat. Selama persalinan, upayakan untuk menghindari beban cairan berlebih. Karena semua perempuan mengalami peningkatan tekanan darah pada awitan laktasi, supresi laktasi sanggup direkomendasikan untuk meminimalkan stress.          
2.    Penyakit jantung reumatik
Demam reumatik biasanya terjadi secara mendadak, yakni bila nanah streptokokus A beta-hemolitik tidak diobati hingga tuntas, yang kemudiaan diikuti oleh beberapa ahad bebas gejala. Episode demam reumatik menimbulkan reaksi autoimun pada jaringan jantung, mengakibatkan kerusakan yang permanen pada katup jantung(biasanya katup mitral) dan kordis tendinae korda. Kerusakan ini disebut penyakit jantung reumatik. Penyakit jantung reumatik sanggup terjadi selama demam reumatik akut atau ditemukan bertahun-tahun kemudian. Murmur jantung, akhir stenosis, insufisiensi palpular, atau penebalan dinding jantung, merupakan ciri penyakit jantung reumatik. Frekuensi, irama nadi yang abnormal, serta gagal jantung kongestif umum terjadi.
Stenosis katup mitral merupakan penyebab 90% penyakit jantung reumatik yang terjadi pada masa hamil dan merupakan lesi hemodinamis yang paling penting. Stenosis berat plus peningkatan volume darah dan curah jantung pada kehamilan normal sanggup mengakibatkan gagal ventrikular dan edema pulmoner. Hemoptisis sanggup terjadi. Fibrilasi atrial merupakan hal yang umum terjadi akhir pembesaran atrium kiri. Gagal jantung terjadi untuk pertama kali selama masa hamil pada 25% perempuan yang mengalami stenosis katup mitral. Profilaksis dengan memakai digoksin sanggup diprogramkan. Fibrilasi atrial juga mempredisposisi perempuan untuk mengalami tromboembolisme, khususnya pada pembuluh darah serebral, sehingga penggunaan terapi heparin dibutuhkan. Perawatan perempuan hamil yang mengalami stenosis mitral secara khas ilkukan dengan mengurangi acara dan menambah tirah baring. Profilaksis untuk endokarditis intrapartum dan nanah pulmoner biasanya diberikan. Anestesia epidural untuk persalinan dan upaya menghindari cairan intravena berlebih merupakan tindakan yang tepat.
3.    Endokarditis tidak efektif
Endokarditis tidak efektif yaitu inflamasi lapisan jantung akhir invasi mikroorganisme merupakan kondisi yang tidak umum terjadi selama masa hamil. Radang ini umumnya terjadi pada perempuan yang mengknsumsi obat-obatan terlarang secara intravena. Endokarditis bakterial, yang mengakibatkan inkompetensia katup jantung dan emboli serebral, sanggup mengakibatkan kematian. Terapi sama dengan terapi untuk perempuan yang tidak hamil.
4.    Prolaps katup mitral
Prolaps katup mitral umum terjadi, biasanya benigna, suatu kondisi yang terjadi pada hampir 10% perempuan usia subur. Daun katup mitral prolaps ke dalam atrium kiri selama sistole ventrikuler sehingga memungkinkan anutan balik darah. Klik sistolik tengah dan murmur sistolik lanjut merupakan tanda kasatmata tanda-tanda ini. Kebanyakan perkara bersifat asimptomatik. Beberapa perempuan mengalami nyeri dada atipi yang terjadi ketika istirahat, tidak berafiliasi dengan latihan fisik, tidak berespon terhadap nitrat. Kehamilan biasanya ditoleransi dengan baik kecuali bila endokarditis bakterial terjadi.
5.    Syndrom marfan
Syndrom marfan yaitu gangguan lebih banyak didominasi autosom yang ditandai dengan kelemahan jaringan penyambung. Sekitar 90 % individu dengan tanda-tanda ini mengalami prolaps katup mitral dan 25% mengalami insufisiensi aorta. Terdapat peningkatan resiko diseci aorta dan ruptur selama masa hamil dan moralitas maternal dilaporkan 25% hingga 50%. Penatalaksanaan selama masa hamil dilakukan dengan membatasi acara dan memberi terapi propanolol.
6.    Kecelakaan serebrovaskuler

Iskhemia jaringan otak, atau CVA, terjadi akhir okulasi pembuluh darah yang dalam keadaan normal memperfusi tempat otak. Iskhemia ini terjadi akhir hemoragi serebral atau adanya embolus. Hipertensi tidak terkontrol selama masa hamil sanggup mengakibatkan hemoragi serebral. CVE dilaporkan terjadi pada satu dari 6000 kehamilan. Luas kerusakan bergantung pada lokasi dan luas iskhemia.   


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keparawatan Maternitas, Jakarta : Salemba Medikamed.unhas.ac.id/
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wijayarni, Maria. 1996. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : Buku Kedokteran EGC




Sumber http://macrofag.blogspot.com