Thursday, September 21, 2017

√ Penanganan Sumbatan Jalan Nafas Sederhana (Basic Airways Management)

Pengelolaan airway atau jalan nafas menempati urutan terpenting dalam pengelolaan penderita trauma. seringkali maut terjadi lantaran ketidakmampuan mengenali dan menangani gangguan pada jalan nafas penderita. airway atau jalan nafas merupakan kanal yang berfungsi untuk pertukaran udara (oksigen dan karbondioksida) ketika bernafas.

gangguan yang terjadi pada jalan nafas berupa sumbatan yang menutup kanal nafas secara total dan sebagian / parsial. penanganan airway dikatakan berhasil apabila sumbatan pada jalan nafas sanggup ditangani secara cepat dan tepat.

adapun tiga cara yang sanggup dilakukan untuk menyidik jalan nafas, sebagai berikut
  1. look : melihat pergerakan dada, adanya reaksi sela iga, warna mukosa kulit dan kesadaran penderita.
  2. Listen : dengar pedoman pernafasan
  3. Feel : mencicipi hembusan nafas yang keluar dari hidung atau ekspresi penderita dengan memakai pipi penolong.

sumbatan total terjadi lantaran benda abnormal yang menutup jalan nafas secara tiba-tiba yang dikenal dengan istilah tersedak (chocking).

adapun metode derma yang sanggup dilakukan untuk menolong penderita sumbatan total yang dikenal dengan istilah tersedak (chocking) yaitu sebagai berikut.


Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)

Dapat dilakukan dalam posisi bangun dan terlentang. Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati (daerah subdiafragma – abdomen).


Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi bangun atau duduk

Caranya : penolong harus bangun di belakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang dekat kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.


Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi tergeletak (tidak sadar)

Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas. Berdasarkan ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring tidak dianjurkan, yang dianjurkan yaitu eksklusif melaksanakan Resusitasi Jantung Paru (RJP).


Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada yang dilakukan sendiri Pertolongan terhadap diri sendiri kalau mengalami obstruksi jalan napas.

Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat, beri tekanan ke atas kea rah diafragma dengan gerakan yang cepat, kalau tidk berhasil sanggup dilakukan tindakan dengan menekan perut pada tepi meja atau belakang bangku


Back Blow (untuk bayi)

Bila penderita sadar sanggup batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)


Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan perempuan hamil) 

Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan terlentang, lakukan chest thrust, tarik pengecap apakah ada benda asing, beri nafas buatan
dan sumbatan parsial dibedakan menjadi tiga potongan yaitu :


sumbatan lantaran cairan

setiap pasien stress berat mempunyai resiko mengalami sumbatan jalan nafas lantaran cairan yang disebabkan oleh darah, sekret, air liur atau lantaran muntah. sumbatan lantaran cairan sanggup menjadikan aspirasi yaitu masuknya cairan abnormal kedalam paru - paru penderita. upaya penanganan sumbatan jalan nafas lantaran cairan sanggup dilakukan dengan cara melaksanakan penghisapan / suction sesegera mungkin. 

akan tetapi tindakan suction akan menghisap oksigen yang ada didalam jalan nafas. oleh lantaran itu perhatikan usang maksimal suction tergantung usia berikut ini :
  1. untuk berilmu balig cukup akal maksimal 15 detik 
  2. untuk anak - anak maksimal 5 detik
  3. untuk bayi maksimal 3 detik.
pada kasus tertentu tindakan suction memerlukan oksigenasi sebelum dan sehabis tindakan untuk mencegah hipoksia. apabila penderita muntah dalam jumlah banyak dan tindakan suction tidak menolong, maka kepala penderita harus dimiringkan.
Note : pada penderita stress berat yang dicurigai patah tulang leher (fraktur servikal). maka bukan hanya leheryang dimiringkan namun seluruh tubuh penderita harus dimiringkan "logroll"

Sumbatan jalan nafas lantaran pangkal lidah

pada penderita yang mengalami penurunan kesadaran , kemungkinan pangkal pengecap jatuh kebelakang dan menyumbat hipofaring. dikarenakan otot - otot penyangga pengecap lemas atau lumpuh. cara mengatasi sumbatan jalan nafas lantaran pangkal pengecap pada prinsipnya yaitu mengangkat pengkal pengecap biar tidak menymbat jalan nafas.


berikut beberapa cara mengatasi sumbatan lantaran pangkal lidah

  • Head tilt chinlift manuver, 
metode ini dipilih pada penderita yang tidak ada kecurigaan fraktur servikal. cara nya dengan mengangkat dagu dan menengadahkan kepala.
  • Chinlift manuver, 
metode ini dipilih pada pasien stress berat atau curiga fraktur servikal. caranya dengan meletakkan jari jemari satu tangan dibawah rahang, yang kemudian secara berhati - hati diangkat keatas untuk membawa dagu kearah depan. ibu jari yang tangan yang sama, dengan ringan menekan bibir bawah untuk membuka mulut. ibu jari juga sanggup diletakkan dibelakang gigi seri bawah dan secara bersamaan, dagu dengan hati - hati diangkat. manuver chinlift dihentikan mengakibatkan hiperekstensi leher.
  • jaw trust manuver, 

boleh dilakukan pada pasien curiga fraktur servikal. caranya pegang sudut rahang bawah (angulus mandibulae) kiri dan kanan, kemudian mendorong rahang bawah kearah atas, dengan terdorongnya rahang keatas makan jalan nafas sanggup terbuka. posisi penolong berada dibagian atas kepala.
  • Pemasangan Oro pharingeal airway (OPA)
tindakan ini yaitu untuk membebaskan sumbatan jalan nafas dengan menyisipkan alat kedalam ekspresi (dibalik lidah) dengan cara menahan pengecap penderita biar tidak menyumbat jalan nafas.

Tehnik pemasangan oro pharingeal airways (OPA) secara umum.

  1. selalu jaga imobilisasi servical pada penderita yang dicurigai fraktur servical.
  2. pilih ukuran OPA yang cocok, dengan cara mengukur sesuai dengan jarak sudut ekspresi ke auditivus eksterna penderita.
  3. buka ekspresi penderita dengan manuver chin lift atau tehnik cross finger (scissor tchnique).
  4. sisipkan tangue spatel diatas pengecap penderita, cukup jauh untuk menekan lidah
  5. masukkan OPA ke posterior dengan lembut meluncur diatas tongue spatel hingga sayap penahan berhenti pada bibir penderita.
  6. OPA dihentikan mendorong pengecap sehingga menyumbat airway
  7. tarik tongue spatel
  8. OPA jangan diplester untuk encegah rangsangan muntah pada penderita yang mengalami peningkatan status kesadaran.

  • Pemasangan Naso pharyngeal airway (NPA)
tindakan ini dilakukan dengan cara menyisipkan alat pada salah satu lubang hidung dan dilewatkan dengan hati - hati ke orofaring posterior. pada pasien yang masih mempunyai respon pemilihan pemasangan NPA lebih sempurna dibandingkan OPA lantaran lebih kecil dalam menimbulkan rangsangan muntah.

Tehnik Pemasangan NPA secara umum

  1. pilih ukuran NPA yang sesuai, panjang NPA diukur dari lubang hidung hingga dengan indera pendengaran dan diameter NPA diukur dengan membandingkan NPA dengan jari kelingking pasien.
  2. lumasi NPA dengan jelly biar gampang memasukkan nya.
  3. masukkan NPA melalui lubang hidung sebelah kanan, dengan menyusur dinding septum hingga dengan ukuran yang ditentukan. apabila ada tahanan tarik kembali dan coba masukkan lagi melewati lubang hidung sebelahnya. namun apabila tetap ada tahanan jangan memaksa untuk memasukkan NPA.
  4. hati - hati pemasangan NPA pada kecurigaan fraktur basis kranili, lantaran ada kemungkinan masuk ke rongga tengkorak.

Sumbatan anatomis

sumbatan anatomis disebabkan oleh penyakit kanal pernafasan (misal difteri) atau lantaran adanya stress berat yang menjadikan pembengkakan pada jalan nafas (misal stress berat inhalasi) pada kebakaran atau stress berat tumpul pada leher. penanganan sumbatan lantaran anatomis seringkali membutuhkan penanganan secara surgical dengan menciptakan jalan nafas alternatif tanpa melalui ekspresi atau hidung penderita.

Sumber : Basic Trauma Life Support (BTLS) Pro Emergency


Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com