Friday, October 13, 2017

Prinsip Kerja Teropong Bintang Dan Bagian-Bagiannya

Bagaimana caranya kita sanggup melihat benda-benda langit yang jaraknya berada ratusan sampai milyaran kilometer cahaya dari planet Bumi? Hal itulah yang menjadikan Galileo Galilei pada tahun 1700an membuat sebuah teleskop atau teropong dengan pembesaran 3X dan mematenkan penemuannya tersebut dalam bidang astronomi. Teleskop atau teropong merupakan suatu alat optik yang berfungsi untuk melihat dan mengamati benda-benda yang jaraknya jauh jikalau memakai mata telanjang biar sanggup terlihat lebih bersahabat dan lebih jelas. Dalam bidang astronomi, khususnya, alat ini sangat penting dan mempunyai kegunaan sekali dalam mengamati benda-benda langit, menyerupai bintang dan planet.


Teropong atau teleskop yang ingin dipergunakan tergantung apa yang ingin kita amati, contohnya fungsi teropong Bumi. Apabila kita ingin mengamati benda-benda langit menyerupai bintang-bintang di luar angkasa pada waktu malam hari, kita sanggup menentukan beberapa jenis teropong atau teleskop yang mempunyai karakteristik dan bagian-bagian berbeda. Secara umum, teleskop terbagi menjadi dua, namun ada empat jenis teleskop atau teropong bintang yang biasa digunakan, yaitu:



  • Teleskop reflektor (pantul) Newton. Teleskop ini mempunyai cermin berdiameter 150 mm yang sanggup membantu kita mengamati galaksi, Bulan, beberapa planet, dan nebula dengan tampilan yang cukup jelas.

  • Teleskop reflektor (pantul) Dobson. Teleskop ini mempunyai cermin yang berdiameter lebih besar dan sanggup menjangkau beberapa galaksi yang sangat jauh jaraknya dari planet Bumi.

  • Teleskop refraktor (bias). Teleskop ini memakai seperangkat lensa yang sanggup mengamati dan melihat secara lebih fokus Bulan dan deretan bintang yang sangat banyak.

  • Teleskop katadioptrik. Teleskop ini memakai kombinasi atau adonan lensa dan cermin korektor. Dibandingkan dengan teleskop refraktor, teleskop ini mempunyai fokus yang jauh lebih baik dalam mengamati dan melihat jajaran planet dan peredaran Bulan.


Pada prinsipnya, ke-empat jenis teleskop tersebut di atas memakai lensa beling dan/atau cermin untuk menangkap cahaya dari pantulan bintang, bulan, atau planet yang berada di luar angkasa.


Sebelum mengetahui bagaimana prinsip kerja teropong bintang tersebut, berikut ini akan dijelaskan beberapa bab yang menyusun teropong atau teleskop bintang. Adapun beberapa bab tersebut ialah sebagai berikut ini:



  • Lensa cembung, yaitu lensa yang berbentuk cembung dan mempunyai sifat mengumpulkan cahaya atau kovergen.

  • Lensa cekung, yaitu lensa yang berbentuk cekung dan mempunyai sifat membuatkan cahaya atau divergen.

  • Cermin cembung, yaitu cermin yang membuatkan cahaya yang diterima.

  • Cermin cekung, yaitu cermin yang mengumpulkan cahaya yang diterima.

  • Bidang pandang, yaitu tempat atau lokasi koordinat bintang di langit yang dilihat melalui teleskop.

  • Jarak fokus, yaitu jarak yang dibutuhkan oleh sebuah lensa atau cermin dalam membawa cahaya yang diterima menuju titik fokus.

  • Titik fokus, yaitu titik dimana cahaya dari sebuah lensa atau cermin yang tiba bahu-membahu menuju satu titik fokus.

  • Pembesaran, yaitu panjang fokus teleskop dibagi dengan panjang fokus lensa mata.


Secara teknis, prinsip kerja teropong sama halnya dengan prinsip kerja mata alasannya ialah pada mata ada bab yang berfungsi sama dengan apa yang ada pada bab teropong, yaitu kornea dan lensa kristalin yang berfungsi untuk membiaskan dan memfokuskan sinar yang masuk. Akan tetapi, teropong lebih berfungsi untuk menangkap dan melihat benda atau obyek yang jaraknya jauh dari penglihatan manusia. Hal ini sama dengan cara kerja mikroskop.


Mikroskop sendiri ialah alat optik yang sanggup menghasilkan perbesaran yang lebih besar dibanding perbesaran loop dan biasa dipakai untuk melihat benda yang sangat kecil. Sama halnya dengan teropong, miskroskop mempunyai dua lensa cembung yaitu lensa yang bersahabat dengan benda yang akan diamati (lensa obyektif) dan lensa yang bersahabat dengan mata pengamat disebut lensa okuler. Akan tetapi, ada bab yang membedakan kedua alat ini. Jika pada mikroskop jarak fokus lensa okuler lebih panjang dari lensa obyektif, tetapi pada teropong bintang bab ini berlaku sebaliknya dimana fokus lensa obyektif lebih panjang dari jarak fokus lensa okuler, atau fob > fok.


Secara detail, prinsip kerja teropong bintang ialah sebagai berikut:



  1. Saat cahaya dari bintang yang masuk ke dalam teropong, maka sob (jarak normal suatu obyek) = êš™ (sinar sejajar) yang akan dibiaskan oleh lensa obyektif yang jatuh pada titik fokus sehingga s’ob = fob

  2. Saat cahaya yang berkumpul pada lensa obyektif dan membengkokannya menuju titik fokus maka titik bersahabat (PP) = s’ob = fob

  3. Pada titik fokus, cahaya kemudian dibengkokkan menuju suatu titik. Saat mengamati bintang dengan mata telanjang berlaku s’ok = -êš™ maka bayangan lensa obyektif yang juga merupakan benda pada lensa okuler harus terletak pada fokus aktif lensa okuler yaitu sok = fok maka berlaku d = fob + fok

  4. Saat cahaya masuk ke lensa mata maka akan menunjukkan gambar yang cerah dan fokus. Pada ketika melaksanakan pembesaran sudut lensa okuler teropong bintang, maka Pembesaran lensa okuler (Mok) = fob/fok.

  5. Posisi dan gambar bintang sanggup dilihat dengan terperinci oleh pupil mata.


Penjelasan tersebut di atas ialah bagaimana suatu bintang di langit sanggup diamati dan dilihat dengan terperinci oleh mata telanjang tanggapan proyeksi dari lensa okuler dan obyektif di dalam teropong bintang. Namun demikian, ketika melaksanakan pengamatan bintang dengan teropong bintang kita harus memperhatikan kondisi langit. Umumnya, pengamatan bintang dilakukan pada ketika malam hari dimana keadaan langit sangat gelap dan bertaburan sinar bintang.


Keadaan langit ini ditentukan juga oleh dua karakteristik lapisan atmosfer yang ada, yaitu kestabilan udara pada ketika melaksanakan pengamatan dan tingkat kejelasan langit ketika uap air yang ada atau materi polutan tidak ada sama sekali. Selain itu, keadaan langit dipengaruhi juga oleh adanya turbulensi udara. Jika keadaan langit pada malam hari sangat cerah dan tidak terhalang oleh adanya awan atau polusi maka kita sanggup menyaksikan dan mengamati deretan bintang tanpa memakai teropong, namun untuk bintang yang letaknya sangat jauh maka kita perlu memakai teropong bintang meskipun keadaan langit malam hari sangat cerah.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com