Saturday, January 13, 2018

√ Mitigasi Peristiwa Dan Segi Tiga Kehidupan


 ialah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko tragedi √ Mitigasi Bencana Dan Segi Tiga Kehidupan



Mitigasi  berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007, ialah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Sedang yang dimaksud bencana ialah rangkaian kejadian atau kejadian yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan imbas psikologis. Contoh tragedi misalnya: gempa bumi, letusan gunung berapi, Tsunami, banjir, kebakaran, longsor, tornado tropis, angin kencang dan lainnya sebagainya.



Indonesia berada di wilayah pertemuan 3 lempeng bumi dan berada di wilayah ring of fire. Kondisi geologi ini pada prosesnya kemungkinan besar berdampak pada timbulnya tragedi yang akan dialami oleh penduduk yang ada disekitarnya. Karenanya kesadaran akan adanya petaka yang sewaktu-waktu terjadi dan pemahaman konsep mitigasi, harus disosialisasikan semenjak dini.



Mitigasi pada tahap awal bertujuan untuk mengurangi dan memperkecil imbas tragedi alam. Misal menciptakan peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta memperlihatkan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa.



Kegiatan mitigasi tragedi di antaranya adalah:




  1. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;


  2. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;


  3. pengembangan budaya sadar bencana;


  4. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana;


  5. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber ancaman atau ancaman bencana;


  6. pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;


  7. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;


  8. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup aktivitas mitigasi tragedi lainnya.



 



Segitiga Kehidupan



 ialah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko tragedi √ Mitigasi Bencana Dan Segi Tiga Kehidupan



Dari artikel Dough Copp mengenai “Segitiga kehidupan”:



Saya Dough Copp, Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team international (ARTI), tim penyelamat paling besar lengan berkuasa di dunia. Informasi dari artikel ini sanggup menyelamatkan nyawa anda dari gempa.



Saya telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan. Bekerja sama dengan tim penyelamat dari enam puluh Negara, dan mendirikan tim penyelamat dibeberapa Negara serta salah satu dari hebat PBB untuk mitigasi tragedi selama dua tahun. Saya telah bekerja di seluruh tragedi besar di dunia semenjak tahun 1985.


Secara sederhana, ketika bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furniture sehingga menghancurkan benda-benda itu, menyisakan ruangan kosong di sebelahnya. Ruangan kosong inilah yang saya sebut “segitiga kehidupan”. Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinan untuk remuk. Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosong, semakin besar kemungkinan orang yang menggunakannya selamat dari luka-luka.



 ialah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko tragedi √ Mitigasi Bencana Dan Segi Tiga Kehidupan



 



Amati




  1. Saat melihat bangunan runtuh di televisi, hitunglah “segitiga kehidupan” yang ditemui.


  2. Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.


  3. Hampir semua orang yang hanya “menunduk dan berlindung” pada ketika bangunan runtuh tewas lantaran tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.


  4. Kucing, anjing, dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang harus dilakukan pada ketika gempa. Ini ialah insting alami untuk menyelamatkan diri. Kita sanggup bertahan hidup dalam ruangan sempit. Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.


  5. Bangunan dari kayu ialah tipe konstruksi yang paling kondusif selama gempa bumi. Kayu bersifat elastis dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang kondusif akan terbentuk. Selain itu, bangunan kayu mempunyai sedikit konsentrasi dari potongan yang berat. Bangunan dari kerikil bata akan hancur berkeping-keping. Kepingan kerikil bata akan mengakibatkan luka tubuh tapi hanya sedikit yang meremukkan tubuh dibandingkan beton bertulang.


  6. Jika sedang berada di daerah tidur pada ketika gempa terjadi, bergulinglah ke samping daerah tidur. Ruangan kosong yang kondusif berada di samping daerah tidur. Hotel mempunyai tingkat keselamatan tinggi jikalau memasang peringatan di belakang pintu biar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah daerah tidur jikalau terjadi gempa.


  7. Jika terjadi gempa dan tidak sanggup keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaringlah meringkuk di sebelah sofa atau dingklik besar.


  8. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu ketika bangunan runtuh akan tewas. Mengapa? Jika berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut roboh ke depan atau ke belakang, kita akan tertimpa langit-langit di atasnya. Jika pintu tersebut roboh ke samping, kita akan tertimpa dan terbelah dua olehnya. Dalam kedua kasus tersebut, kita tidak akan selamat!


  9. Jangan pernah lari melalui tangga. Tangga mempunyai “momen frekuensi” yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama). Tangga dan potongan lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan hingga terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut. Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu roboh akan terpotong-potong olehnya. Bahkan jikalau bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga. Tangga akan menjadi potongan bangunan yang paling mungkin rusak. Bahkan jikalau gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga itu akan runtuh juga pada ketika orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Tangga tetap harus diperiksa walaupun potongan lain dari bangunan tidak rusak.


  10. Berdiri di akrab dinding paling luar bangunan atau di sebelah luarnya jikalau memungkinkan. Akan lebih kondusif berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya. Semakin jauh dari potongan luar bangunan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri tertutup.


  11. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jikalau jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan. Ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban gempa bumi San Fransisco yang bertahan di dalam kendaraan tewas. Mereka mungkin sanggup selamat jikalau keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah kendaraan. Semua kendaraan yang hancur mempunyai ruangan kosong yang kondusif setinggi 1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa pribadi kolom jalan tol.


  12. Saya menemukan kenyataan, ketika merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat. Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.



_________________________________



By Emris Abe



Topik Terkait:



Lempeng Tektoni Gempa dan Tsunami



Australia Mendekat Indonesia



Gunung Merapi Pembentukan dan Letusan



 


 ialah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko tragedi √ Mitigasi Bencana Dan Segi Tiga Kehidupan

Sumber https://idtesis.com