Bumi merupakan satu-satunya jenis planet yang sanggup dihuni oleh insan di tata surya ini. Bumi yang kita huni ini tersusun dari dari aneka macam macam bahan, salah satunya ialah batuan. Batuan merupakan salah satu materi penyusun planet bumi yang mengalami proses terjadinya siklus batuan.
Dari siklus batuan ini sanggup kita kenali jenis-jenis batuan penyusun lapisan bumi yang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau batuan malihan. Tiga macam batuan ini juga dibagi menjadi beberapa jenis. Dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai batuan gneiss atau kerikil genes yang merupakan salah satu jenis dari batuan metamorf.
Batuan gneiss atau kerikil genes ialah salah satu batuan metamorf berjenis foliated (foliasi) yang mempunyai kesan penjajaran atau garis-garis yang disebut bands dan lensa yang tersusun dari aneka macam macam mineral. Garis-garis yang ada pada batuan genes biasanya terdiri dari mineral yang mempunyai tekstur granular dan garis-garis pada batuan ini biasanya mempunyai orientasi memanjang. Batuan jenis ini merupakan batuan hasil proses metamorfosisme dari jenis batuan beku.
Proses Terbentuknya Batuan Gneiss
Proses terbentuknya batuan gneiss biasanya sama ibarat proses terbentuknya batuan metamorf lainnya. Batuan gneiss atau genes terbentuk dari proses metamorfisme regional atau metamorfisme dinamik yang terjadi di batas lempeng konvergen. Mineral penyusun dalam batuan gneiss direkristalisasi dengan suhu atau temperatur dan tekanan yang tinggi, oleh alasannya ialah itu batuan gneiss dikategorikan sebagai batuan metamorf berkualitas tinggi dan sulit pecah. Proses rekristalisasi dari mineral penyusun ini menyebabkan ukuran mineral meningkat dan memisah sehingga memberi kesan garis-garis (bands).
Batu genes merupakan salah satu batuan matemorf yang mempunyai kristal-kristal kasar, biasanya berbentuk ibarat lapisan yang diakibatkan oleh pemisahan mineral-mineral yang berbeda, sehingga membentuk foliasi sekunder yang agresif pula. Batu genes biasanya terbentuk di daerah yang dalam dan pada tingkat proses metamorfise yang tinggi dengan struktur pegunungan lipatan.
Batuan gneiss mempunyai beberapa cara dalam proses terbentuknya, ibarat yang paling umum batuan ini dimulai dari bentuk kerikil serpih atau batuan sedimen. Proses metamorfosis regional ini mengubah kerikil serpih menjadi kerikil genes. Partikel lempung yang terdapat dalam kerikil serpih menjelma mika dan tumbuh dalam proses transformasi ini. Lalu lembaran mika tersebut mengkristal menjadi mineral yang mempunyai tekstur granular. Proses transisi menjadi kerikil genes ditandai dengan munculnya mineral bertekstur granular tersebut. Mineral-mineral penyusun pada batuan jenis ini yang berjumlah kurang dari 50 persen sanggup bertransformasi ke dalam bentuk bentuk penjajaran yang bertekstur tipis dan terlipat pada lapisan-lapisannya.
Suhu dan tekanan yang tinggi dalam proses pembentukan ini sanggup menciptakan kerikil granit berjenis granit genes yaitu kerikil granit yang termetamorfosa menjadi batuan bertekstur garis-garis (banded). Perubahan yang terjadi pada kerikil granit tersebut lebih mayoritas mengalami perubahan struktural dibandingkan perubahan mineralogi. Selain itu, kerikil granit genes juga sanggup terbentuk melalui proses metamorfosis batuan sedimen dan menghasilkan batuan banded yang mempunyai komposisi mineralogi ibarat granit.
Batu genes sanggup mengekalkan bukti terjadinya proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya meskipun batuan ini terubah secara alamiah. Proses geokimia ditandai dengan mineral-mineral yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri zircon. Isotop atom karbon dari batuan genes yang bau tanah dan keras mengatakan adanya kehidupan pada masa batuan genes terbentuk, yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu. Batuan genes keras dan berumur bau tanah tersebut berasal dari bab barat Greenland.
Ciri dan Jenis Batuan Gneiss
Batu genes pada sebagian spesimennya mempunyai bands butiran kuarsa dan feldspar dalam tekstur yang saling mengisi (interlocking). Garis-garis ini mempunyai ciri selang-seling perbedaan dan perubahan warna gelap dan terang dalam mineral penyusunnya. Perubahan warna mineral ini berbentuk orientasi memanjang. Orientasi dari mineral gelap tersebut kadang mengatakan aksen dari proses metamorfosis yang terjadi. Perubahan warna pada batuan ini bervariasi tergantung pada warna mineral mayoritas yang ada.
Proses pelapisan dalam batuan ini dihasilkan dari pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap. Selain itu, proses pelapisan terbentuk oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan agresif ataupun tipis. Beberapa jenis dari kerikil genes biasanya terdiri dari mineral khas yang mempunyai karakteristik lingkungan metamorf, ibarat cordierite, biotit, sillimanite, andalusite, kyanite, garnet dan staurolite. Penamaan kerikil genes kadang didasarkan pada komposisi mineral-mineral tersebut, misalnya cordierite genes, biotit genes, korundum genes, dan sebagainya.
Fungsi Batuan Gneiss
Batuan gneiss atau kerikil genes merupakan salah satu batuan metamorf berkualitas tinggi yang susah pecah, oleh alasannya ialah itu batuan ini sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai :
- Pondasi bangunan, proyek-proyek, dan pecahan kerikil pada kontruksi jalan.
- Dibuat menjadi blok dan bentuk lempengan yang dipakai sebagai paving, pagar, dan bangunan.
- Batuan ini juga sanggup dipoles menjadi batuan arsitektur tinggi ibarat ubin lantai, kusen pintu atau jendela, tangga dan kerikil nisan.
- Sebagai barang kerajinan dalam kehidupan sehari-hari, ibarat asbak, jambangan bunga dan patung.
Nah, itulah klarifikasi mengenai pengertian, proses terbentuk, jenis, ciri dan fungsi batuan gneiss atau kerikil genes. Semoga artikel ini bermanfaat.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com