Pengertian, Cara Menyunting, Beserta Contoh Suntingan – Menyunting ialah suatu acara atau kegiatan mengubah dan merapikan tata letak dan susunan pada penggunaan bahasa terhadap suatu naskah tanpa merubah sedikitpun esensi makna di dalamnya. Secara sederhana menyunting sanggup pula diartikan sebagai suatu kegiatan membenahi suatu naskah secara menyeluruh baik dari sisi tata bahasa, konten / materi, kelayakan, dan penyajiannya.
Seseorang yang melaksanakan kegiatan menyunting disebut sebagai penyunting. Dalam kegiatan menyunting naskah setidaknya ada tiga ranah yang perlu dijadikan obyek penyuntingan diantaranya ialah isi, organisasi (letak penulisan, enumerisasi, susunan, dan lain sebagainya), serta bahasa tulis yang dipergunakan. Hal-hal yang mesti diperhatikan dalam menyunting ialah :
1. Ejaan
Ejaan merupakan hal penting yang namoak secara fisik dalam sebuah perihal atau tulisan. Seringkali dalam penulisan terdapat kesalahan dalam pengetikan naskah. Misalnya saja penulisan “menyegah” yang semestinya ialah “mencegah”. Di sinilah tugas penyunting yang mengubah ejaan yang salah tersebut menjadi ejaan yang sempurna untuk digunakan.
2. Tanda Baca
Kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks juga seringkali terjadi dalam penulisan. Hal ini terkait dengan ketepatan penggunaan tanda baca yang didasarkan pada tugas dan fungsi dari tanda baca pada teks. Misalnya saja pada penulisan nama gelar dalam teks yakni “Supriatna. S.pd.”. pada penulisan tersebut terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda titik (.) sehabis nama orang yang semestinya memakai tanda koma (,). Kesalahan penggunaan tanda baca tersebut semestinya disunting menjadi Supriatna, S.Pd.
3. Diksi
Diksi ialah pemilihan kata yang semestinya mempunyai kesesuaian dengan maksud dan tujuan dari isi teks. Pemilihan diksi yang tidak sempurna juga menjadi obyek penyuntingan yang nantinya akan diubah menjadi diksi yang tepat.
4. Kalimat
Pada aspek ini akrab kaitannya dengan efektivitas kalimat. Jika kalimat dirasa belum efektif maka dibutuhkan adanya penyuntingan sehingga kalimat sanggup tersusun menurut pola pembentukan kalimatnya.
style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">
5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kaitannya dengan beberapa hal teknis semisal penulisan paragraf dan lain sebagainya.
6. Keabsahan Konsep
Dalam sebuah teks umumnya mencantumkan teori atau konsep ilmiah. Dalam hal ini penyuntingan dilakukan dalam rangka menguji konsep yang dipakai dicantumkan dengan benar ataupun tidak.
Berikut ini merupakan teks dari karya ilmiah yang telah ditandai beberapa kesalahan yang terdapat di dalamnya pada ketika sehabis dilakukan penyuntingan :
Contoh :
Pendidikan Karakter dalam Satuan Pendidikan
(1)Pendidikan aksara dalam lingkup satuan pendid[i]kan cakupannya mencakup kegiatan pembelajaran di sekolah, acara sehari-hari (di rumah dan di sekolah), dan acara ekstrakulikuler. (2) Dalam hal ini tentu enggak [tidak] terlepas dari peran[a]n orang bau tanah di rumah dan juga guru di sekol[a]h. (3) Hal yang utama dimulai dari peranan orang bau tanah di rumah. Bagaimana semoga seorang anak sanggup dibentukin [terbentuk] karakternya dengan segala aktivitasnya di rumah. (4) Hal yang paling sederhana yang sanggup dilakuk[a]n oleh orang bau tanah di rumah ialah memperlihatkan tauladan yang baik dalam hal-hal yang memuat pendidikan aksara di dalamnya. (5) Misa[l]nya ngajakin [mengajak] anak untuk rajin beribadah yang berkaitan akrab dengan aspek religius, meneladani anak dengan perilaku disiplin, dan lain sebagainya. (6) Upaya pendidikan aksara anak di sekolah tentu p[e]ranannya akan diambil alih oleh guru. (7) Di dalam kelas guru dapet [dapat] memperlihatkan tauladan berupa perilaku disiplin, bertanggung jawab, sabar, dan lain sebagainya. (8) Begitu pula dalam hal kegiatan seorang anak pada lingkup kegiatan ekstrakulikuler yang akrab k[a]itannya dengan minat dan talenta mereka. (9) Pada lingkup ini peranan pembina ekstrakul[i]kuler sanggup dilakukan dengan cara memotiv[a]si anak semoga senantiasa mengasah minat dan talenta mereka. (10) Sehingga diharapkan anak sanggup punya [memiliki] semangat untuk memperbanyak bekal serta pengalaman mereka diluar pembelajaran akademik.
Dalam melaksanakan suatu kegiatan penyuntingan terhadap suatu teks maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu ialah membaca teks tersebut secara keseluruhan. Setelah itu berikan tanda pada kesalahan yang mungkin terjadi dalam teks berkaitan dengan ke-enam aspek yang menjadi obyek penyuntingan. Selanjutnya benahi setiap kesalahan yang ada pad teks. Jika telah selesai, baca kembali teks dengan tujuan memastikan bahwa tidak lagi terdapat kesalahan dalam penyuntingan yang gres saja dilakukan. Setelah dilakukan penyuntingan, maka teks di atas akan berkembang menjadi berikut :
Pendidikan Karakter dalam Satuan Pendidikan
(1)Pendidikan aksara dalam lingkup satuan pendidikan cakupannya mencakup kegiatan pembelajaran di sekolah, acara sehari-hari (di rumah dan di sekolah), dan acara ekstrakulikuler. (2) Dalam hal ini tentu tak terlepas dari peranan orang bau tanah di rumah dan juga guru di sekolah. (3) Hal yang utama dimulai dari peranan orang bau tanah di rumah. Bagaimana semoga seorang anak sanggup terbentuk karakternya dengan segala aktivitasnya di rumah. (4) Hal yang paling sederhana yang sanggup dilakukan oleh orang bau tanah di rumah ialah memperlihatkan tauladan yang baik dalam hal-hal yang memuat pendidikan aksara di dalamnya. (5) Misanya mengajak anak untuk rajin beribadah yang berkaitan akrab dengan aspek religius, meneladani anak dengan perilaku disiplin, dan lain sebagainya. (6) Upaya pendidikan aksara anak di sekolah tentu peranannya akan diambil alih oleh guru. (7) Di dalam kelas guru sanggup memperlihatkan tauladan berupa perilaku disiplin, bertanggung jawab, sabar, dan lain sebagainya. (8) Begitu pula dalam hal kegiatan seorang anak pada lingkup kegiatan ekstrakulikuler yang akrab kaitannya dengan minat dan talenta mereka. (9) Pada lingkup ini peranan pembina ekstrakulikuler sanggup dilakukan dengan cara memotivasi anak semoga senantiasa mengasah minat dan talenta mereka. (10) Sehingga diharapkan anak mempunyai semangat untuk memperbanyak bekal serta pengalaman mereka diluar pembelajaran akademik.
Sumber https://ruangseni.com