Thursday, July 26, 2018

√ Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Sejarah (2/2)

 Sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan mempelajari pengetahuan pada masa lampau dalam lin √ Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Sejarah (2/2)


C. Jenis-Jenis Sejarah

Sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan mempelajari pengetahuan pada masa lampau dalam lingkup kehidupan manusia. Kejadian dalam sejarah itu sanggup digolongkan dalam beberapa jenis sejarah sehingga dalam pembahasan sejarah lebih terfokus pada suatu masalah, walaupun dalam pembahasan itu juga terkait dengan banyak sekali masalah. Oleh lantaran itu, yang dimaksud jenis dan kategori sejarah ialah perpaduan ciri-ciri yang intinya dianggap sebagai karakteristik kelompok dan adanya kemampuan menampilkan jenis atau tipe sejarah.

Menurut Louis Gattaschalk dalam bukunya yang berjudul Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto tahun 1975, ia membagi sejarah dalam tiga jenis:

  • yang memilih kelangsungan hidup rekaman sejarah hanya kebetulan ditemukan;
  • untuk penulisan sejarah di masa mendatang dengan teknik sampling, akan diperoleh tokoh sejarah yang konkret;
  • penulisan sejarah yang memakai referensi par excellen, yaitu seorang individu terkemuka dalam bangsanya yang mempunyai tabiat bisa memperbaiki sikap bangsanya secara optimal menyeluruh.

Ada juga yang membagi sejarah menurut pada fokus problem sebagai berikut:
  • Sejarah geografi
    Sejarah geografi ini dikaitkan dengan problem sejarah yang mempunyai keterkaitan dengan geografi, untuk menjawab pertanyaan "di mana insiden itu terjadi?" baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Peristiwa sejarah dalam sejarah geografi ini dikaitkan dengan tempat dan lokasi kejadiannya. Oleh lantaran itu, ilmu pengetahuan wacana geografi (ilmu geografi) sangat diperlukan, kemudian muncul pertanyaan "mengapa di tempat tersebut?". Selain itu, pengetahuan geografi juga penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, luas wilayah Indonesia dan keadaan alam ikut mendukung terjadinya suatu insiden sejarah. Bahkan sopan santun istiadat pun juga mengambil peran. Begitu juga keadaan alam, sanggup digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat taktik dalam perang.

  • Sejarah ekonomi
    Ilmu pengetahuan yang membahas adanya upaya insan untuk memenuhi kebutuhannya disebut ilmu ekonomi. Manusia tidak ada yang sanggup memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya itu, mereka membutuhkan derma orang atau pihak lain. Keadaan inilah yang kemudian menimbulkan terjadinya sistem ekonomi dalam masyarakat (sistem ekonomi kemasyarakatan). Masyarakat Indonesia mulai mengenal sistem ekonomi semenjak masa bercocok tanam dengan sistem tukar barang (barang ditukar dengan barang) lantaran belum mengenal sistem ekonomi uang. Perdagangan di Nusantara berkembang pesat, terbukanya jalan dagang darat (jalan sutra) yang kemudian muncul jalan dagang maritim (jalan dagang rempahrempah) membuat perdagangan Nusantara semakin marak, sehingga tugas aktif pedagang Indonesia semakin tampak dalam kekerabatan antarbangsa.

    Melalui kekerabatan perekonomian dan majunya perdagangan inilah banyak pedagang Cina dan India yang masuk ke nusantara. Keberadaan mereka kuat besar, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan religius. Bahkan kerajaan-kerajaan Nusantara sanggup dikenal di luar negeri jawaban banyaknya pedagangpedagang absurd yang singgah di kerajaan pada masa itu. Dengan demikian sejarah ekonomi bangsa Indonesia berkembang dari tingkat sederhana ke arah ekonomi luas bahkan bisa menembus ekonomi internasional.

    Inskripsi, Jalan Sutra ialah nama jalur kuno yang menghubungkan Cina dan Eropa. Melalui jalur inilah hasil populer dari Cina Kuno dipasarkan ke Italia, Prancis, dan negara Eropa lainnya. Jalan Sutra membentang dari Xi'an hingga Timur Tengah sepanjang + 6.450 km.

  • Sejarah sosial
    Sejarah sosial bangsa Indonesia tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Masalah sosial menjadi pendorong munculnya peristiwa-peristiwa sejarah. Sejarah sosial mengalami proses perkembangan sesuai dengan perkembangan taraf hidup manusia. Ketika masa bercocok tanam, kehidupan sosial mulai tumbuh, gotong royong dirasakan sebagai kewajiban yang fundamental dalam kehidupan sehari-hari. Mereka hidup secara bersama-sama dalam satu kelompok sosial, mereka masih food gathering (mengumpulkan makanan) yang kemudian meningkat ke food producing (menghasilkan makanan).

    Sejarah sosial terus mengalami perkembangan selaras dengan perkembangan masyarakatnya dari yang paling sederhana ke tingkat yang lebih maju. Munculnya modernisasi masyarakat pun akan terus membangun kemajuan sosial. Seperti dalam taraf hidup yang sederhana di masa bercocok tanam, maka upaya sosial muncul dengan masyarakat gotong royong yang dirasakan sebagai hal yang wajib dalam kehidupan bermasyarakat luas bahkan kepada aturan-aturan masyarakat yang perlu mereka taati bersama untuk dijaga kelestariannya.

    Setelah masuknya hinduisme, kehidupan sosial masyarakat semakin baik, bahkan mereka secara sukarela dan bersama bisa menghasilkan bangunan yang amat besar dan dianggap suci, menyerupai candi Prambanan dan Borobudur. Masyarakatnya jujur, taat kepada sang pencipta secara sukarela, juga taat kepada para pemimpin bahkan di dalam keluarga mereka taat dan saling menghormati. Pada masa Hindu-Buddha inilah di Indonesia muncul kerajaan yang pertama, menyerupai Kerajaan Kutai pada era ke-5, Tarumanegara, kemudian Sriwijaya di Sumatra. Hubungan yang erat terjadi di dalam atau di luar istana, walaupun mempunyai satu arah pada istanasentris bahkan muncul pengultusan pada raja.

    Di zaman Islam, seiring dengan berkembangnya kerajaan Islam di Nusantara masyarakat sudah mulai teratur, kehidupan sosial semakin tampak membawa kesejahteraan dan perbaikan sosial. Kehidupan demokrasi mulai tertata melalui sistem kerajaan. Sistem ini kemudian dikembangkan di tengah masyarakat luas dengan cara mengurangi sikap feodal lantaran para raja Islam telah menawarkan referensi kehidupan yang demokratis. Oleh lantaran itu, problem sosial tidak lepas dari perkembangan hidup masyarakat yang membuat perkembangan sejarah umat manusia.

  • Sejarah ketatanegaraan dan sejarah politik
    Pembicaraan wacana sejarah ketatanegaraan atau sejarah politik bersama-sama berawal dari zaman pras aksara. Hanya saja, bagaimana perkembangan atau wujud dari hal tersebut banyak andal yang menafsirkan banyak sekali macam, misalnya, primus inter pares.

    Berdasarkan peninggalan sejarah diungkapkan bahwa zaman praaksara berbentuk kesukuan. Namun sesudah efek Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara, muncul sistem baru, yaitu kerajaan, misalnya, Kerajaan Kutai. Sistem kerajaan berkembang luas di Nusantara, baik di Jawa atau di luar Jawa muncul banyak kerajaan Hindu dan Buddha. Masuknya agama Islam ke Nusantara memberi angin baik bagi pertumbuhan kerajaan, lantaran memunculkan sistem gres dalam istana. Pada zaman Islam, gelar kepala negaranya ialah sunan atau sultan, itulah salah satu bentuk perkembangan sejarah ketatanegaraan.

Ada juga yang membagi jenis sejarah secara geografis sebagai berikut:
  • Sejarah dunia
    Sejarah dunia menceritakan insiden penting sejumlah negara, menyangkut kekerabatan antarnegara, serta insiden dan fakta sejarah dari banyak negara di belahan dunia ini. Banyak andal sejarah dan para peneliti telah mempublikasikan sejarah dunia, menyerupai sejarah negara-negara Eropa, sejarah negara-negara Asia, sejarah Mesir, sejarah Afrika, dan sejarah Australia yang telah dibentangkan secara panjang lebar dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang terjadi pada daerah negara-negara tersebut.

    Contoh penulisan sejarah dunia ialah buku Soebantardjo yang berjudul Sari Sejarah Asia – Australia. Buku ini menceritakan mengenai negara Jepang, Tiongkok (Cina), India, Ceylon (Sri Lanka), Birma (Myanmar), Malaya, Muangthai (Thailand), Indocina, Iran, Afghanistan, Arab, Siria, Libanon, Irak, Yordania, Palestina, Mesir, Turki, dan Australia. Selain itu, Soebantardjo juga menulis sejarah negara-negara Eropa dan Amerika. Jadi, sejarah dunia menceritakan bagaimana situasi negara-negara di seluruh daerah dunia ini dan hubungannya satu dengan yang lainnya.

  • Sejarah nasional
    Sejarah nasional menceritakan sejarah bangsa Indonesia mulai semenjak pertumbuhan hingga sekarang. Sejarah zaman purbakala memuat bagaimana keadaan dan kemampuan masyarakat nenek moyang kita, kepercayaannya, serta hasil-hasil budayanya. Setelah kedatangan Hindu, diceritakan pula bagaimana wujud akulturasinya, kemudian diceritakan pula masuknya Islam serta kedatangan bangsa barat yang balasannya muncul penjajahan. Gerakan nasional Indonesia memaparkan bagaimana giatnya usaha nasional yang puncaknya ialah proklamasi serta usaha mengisi kemerdekaan. Beberapa gangguan keamanan muncul serta adanya usaha Belanda untuk menguasai kembali, meskipun pada balasannya bisa kita atasi dan kita pertahankan tanah air ini. Memasuki zaman modern kini ini pun bangsa Indonesia masih terus membuat sejarahnya. Contoh penyusunan sejarah nasional dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan diterbitkan sebagai Buku Sejarah Nasional Indonesia dalam enam jilid.

  • Sejarah lokal
    Sejarah lokal mengandung pengertian suatu insiden yang terjadi pada masa lampau dan hanya terjadi di suatu daerah atau tempat tertentu yang tidak menyebar ke daerah lain di Indonesia. Peristiwa-peristiwa yang muncul hanyalah dari daerah tertentu dan memuat masalah-masalah yang ada di daerah tertentu itu juga, misalnya, sejarah lokal wacana kampung Minahasa, sejarah suku Toraja, masyarakat Nias, atau suku Dayak di Kalimantan. Dalam sejarah lokal muncul tokoh-tokoh lokal yang memperjuangkan wilayahnya, misalnya, usaha Imam Bonjol dari Sumatra Barat, usaha Teuku Umar dari Aceh, usaha Pangeran Diponegoro dari Jawa (Yogyakarta), dan pahlawan-pahlawan lain dari banyak sekali daerah di Nusantara.

    Sejarah lokal merupakan sejarah yang penting, namun sering kali kita justru memperoleh sumbersumber dari negara lain (misalnya, Belanda), walaupun banyak juga kita temukan bukti-bukti sejarah dari pelosok tanah air. Barang bukti sejarah yang sudah pindah tangan ke negara lain, misalnya, kitab orisinil Negara kertagama dan patung Ken Dedes (Prajna Paramita) yang berada di negara Belanda. Masyarakat yang dinamis dan berkembang memang terjadi di mana-mana, namun di sisi lain dampak dari perkembangan ini sangat menyulitkan pengungkapan bukti sejarah lokal dikarenakan adanya percepatan pembangunan, pergantian generasi, serta perkembangan penduduk yang pesat sehingga menambah semaraknya negeri ini. Sejarah lokal sanggup dikategorikan menjadi sejarah insiden masa silam, sejarah mengenai kerajaan-kerajaan di Nusantara, sejarah yang membentangkan peranan petani dan para priyayi serta kuli kontrak di zaman Belanda, dan sejarah lokal yang membentangkan keadaan masa kuno hingga kini mengenai tradisi, sopan santun istiadat, dan kepercayaan pada daerah-daerah tertentu.

    Oleh lantaran itu, sanggup kita perhatikan bagaimana kenyataan dalam penulisan sejarah lokal sebagai berikut:
    1) Sejarah lokal hanya membicarakan daerah tertentu saja, misalnya, sejarah kabupaten Madiun, sejarah kabupaten Tegal, atau sejarah Yogyakarta.
    2) Sejarah lokal lebih menekankan struktur daripada prosesnya.
    3) Sejarah lokal hanya membicarakan insiden tertentu yang dianggap populer di suatu daerah.
    4) Sejarah lokal hanya membahas aspek tertentu saja.

D. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Penelitian Sejarah Lisan

Penelitian sejarah mulut membutuhkan suatu metode pengumpulan data atau materi penulisan sejarah yang dilakukan oleh peneliti sejarah melalui wawancara secara mulut terhadap pelaku atau saksi peristiwa. Metode ini sudah dipergunakan semenjak masa kemudian yang semula dipergunakan di Amerika Serikat.

Langkah yang harus ditempuh bagi penelitian sejarah mulut ialah menemukan sumber pendukung yang berasal dari para pelaku atau saksi-saksi eksklusif serta tempat terjadinya insiden untuk mencari latar belakang dan pemahaman jawaban dari insiden yang ditimbulkan sehingga akan mendekati kebenaran menyerupai yang diharapkan.
Oleh lantaran itu, untuk melaksanakan penelitian sejarah mulut perlu adanya sumber dari para pelaku maupun para saksi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap pelaku atau saksi peristiwa. Namun, terkadang keterangan para pelaku bersifat subjektif sehingga perlu dilakukan penyeleksian atau analisis secara cermat (misalnya, yang menguntungkan pelaku dikatakan, sedangkan yang dianggap negatif atau merugikan pelaku disembunyikan). Kritik terhadap sumber mulut ialah dengan melaksanakan cross check atau mengecek dengan sumber mulut lainnya.

Berikut teknik-teknik pengumpulan data sumber lisan:
1. Sumber isu dari pelaku sejarah
Pelaku merupakan unsur utama yang berperan dalam insiden lantaran para pelaku tahu persis latar belakang insiden tersebut, apa yang terjadi, target dan tujuannya, serta mengapa terjadi dan siapa saja pelakunya. Metode wawancara kepada pelaku merupakan metode yang paling sempurna untuk mengungkapkan dan memaparkan suatu peristiwa.

Ada beberapa cara dalam pengumpulan informasi mulut melalui teknik wawancara, yaitu adanya seleksi individu untuk diwawancarai guna memperoleh informasi yang akurat (maksudnya kedudukan orang tersebut dalam suatu peristiwa, sebagai pelaku utama, informan, atau saksi), harus ada pendekatan kepada orang yang diwawancarai, berbagi suasana lancar dalam wawancara dengan pertanyaan yang jelas, tidak berbelit dan menghindari pertanyaan yang menyinggung perasaan. Persiapkan pokok-pokok problem yang akan ditanyakan dengan sebaik-baiknya biar memperoleh data yang lengkap dan akurat.

Wawancara eksklusif sanggup dilakukan dengan metode-metode berikut.
  • Wawancara dilakukan dengan pertanyaan acak dan jawaban tidak ditentukan (pertanyaan terbuka).
  • Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang telah ditentukan (pertanyaan tertutup).
  • Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lebih dahulu gres kemudian responden menjawab satu per satu.
  • Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan suatu pertanyaan, kemudian responden eksklusif menjawabnya. Setelah selesai, pewawancara mengajukan pertanyaan selanjutnya.
  • Wawancara dilakukan dengan memakai tape recorder yang sanggup menyimpan kesaksian pelaku atau saksi mulut tersebut.

2. Sumber isu dari saksi sejarah
Orang yang pernah melihat atau menyaksikan suatu peristiwa, tetapi bukan pelaku, disebut saksi. Berita juga sering disampaikan oleh para saksi peristiwa, sanggup berupa isu kebenaran, isu sepihak, atau hanya sekadar isu dari suatu peristiwa. Para saksi juga tidak melihat secara utuh dan detail suatu insiden lantaran ia hanya sekadar mengetahui suatu peristiwa, itu saja tidak seluruhnya. Oleh lantaran itu, keterangan dari para saksi perlu didukung oleh data lain yang memperkuat bukti insiden sejarah.

3. Sumber isu dari tempat insiden insiden sejarah
Masalah tempat sering mempunyai kaitan dalam sebuah peristiwa, misalnya, insiden Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan tempat proklamasi. Tempat tersebut menjadi saksi sejarah yang bisa menjadi sumber lisan.

Rangkuman

  • Dalam penelitian sejarah ada empat tahapan.
    • Heuristik, yaitu tahap mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan topik atau judul penelitian.
    • Verifikasi, yaitu evaluasi terhadap sumber sejarah yang telah dikumpulkan, aspek ekstern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu sanggup menawarkan infomasi yang diperlukan.
    • Interpretasi, yaitu penafsiran fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang serasi dan masuk akal.
    • Historiografi, yaitu penulisan sejarah menurut sumber sejarah.
  • Sumber sejarah ialah semua yang menjadi pokok sejarah. Muh. Yamin menyampaikan bahwa sumber sejarah ialah kumpulan benda kebudayaan untuk menerangkan sejarah.
  • Sumber-sumber sejarah.
    • Sumber lisan, yaitu keterangan eksklusif dari pelaku atau saksi dari insiden yang terjadi pada masa lampau.
    • Sumber tertulis yang diperoleh dari peninggalan tertulis. Jika goresan pena yang didapat ialah goresan pena kuno, perlu ilmu bantu, yaitu epigrafi.
    • Sumber benda kuno, untuk mengungkapkannya perlu derma ilmu lainnya, menyerupai arkeologi, ikonografi, nomismatik, ceramologi, geologi, antropologi, dan paleontologi.
  • Fakta sejarah mempunyai beberapa bentuk.
    • Artefak, yaitu semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan manusia. 
    • Fakta sosial ialah fakta sejarah yang berdimensi sosial, misalnya, interaksi antarmanusia dan pakaian adat. 
    • Fakta mental, yaitu fakta yang sifatnya abstrak, misalnya, keyakinan (kepercayaan).
  • Jenis-jenis sejarah menurut fokus problem dibedakan menjadi empat.
    • Sejarah geografi, dikaitkan dengan lokasi di mana insiden itu terjadi.
    • Sejarah ekonomi, yang dibicarakan bagaimana upaya memenuhi kebutuhan manusia.
    • Sejarah sosial, yang dikaitkan dengan kehidupan masyarakat pada suatu masa.
    • Sejarah politik, yang dibicarakan wacana kekuasaan yang terjadi pada suatu masa.
  • Jenis sejarah dilihat dari cakupan geografis terbagi menjadi tiga.
    • Sejarah dunia, yang membentangkan kehidupan insan di dunia.
    • Sejarah nasional, yang membentangkan sejarah bangsa Indonesia.
    • Sejarah lokal, yang senantiasa mengungkapkan sejarah setiap wilayah (daerah).
  •  Prinsip dasar penelitian sejarah mulut sanggup dilakukan dengan teknik sebagai berikut.
    • Sumber isu dari pelaku sejarah.
    • Sumber isu dari saksi sejarah.
    • Sumber isu dari tempat kejadian.

Sumber : kemdikbud.go.id

Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Sejarah
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR


Sumber http://www.markijar.com/