Sel protozoa tidak mempunyai dinding sel. Batas terluar terdiri dari membran unit sel yang disebut plasmalemma. Plasmalemma tidak hanya melindungi sel dari faktor eksternal dan mengontrol pertukaran zat, tetapi juga bertindak sebagai daerah persepsi rangsangan mekanik atau kimia serta pembentukan kontak dengan sel lain.
Kadang-kadang, sel protozoa dikelilingi oleh kutikula yang tidak kaku yang terdiri dari kitin atau zat menyerupai kitin.
Berbagai protozoa menghasilkan eksoskeleton dalam bentuk cangkang, yang terbuat dari materi yang mengandung silika, berkapur, atau mengandung protein. Jenis karakteristik epilog yang disebut kista umumnya terjadi di aneka macam protozoa.
Kista melindungi sel protozoa dari faktor lingkungan, menyerupai intensitas cahaya tinggi, suhu tinggi, pengeringan, eksudasi makanan, dan anaerobiosis. Kista juga terlibat dalam penularan penyakit protozoa.
Seperti sel eukariotik lainnya, sitoplasma sel protozoa yakni substansi yang kurang lebih homogen dan aneka macam struktur (retikulum endoplasma, tubuh Golgi, mitokondria, ribosom, blepharoplast, vakuola makanan, vakuola kontraktil, dan nukleus) tertanam di dalamnya. Protozoa mempunyai jaringan atau susukan dan ruang yang kurang lebih kontinu yang mengakibatkan retikulum endoplasma.
Inti mereka yakni eukariotik dan sanggup berupa salah satu (di sebagian besar protozoa) atau lebih dari satu (hampir di semua cilliata) di setiap sel. Cilliata mempunyai dua inti yang berbeda, makronukleus (poliploid) dan mikronukleus (diploid). Makronukleus mengendalikan kegiatan metabolisme dan regenerasi, sedangkan mikronukleus berkaitan dengan kegiatan reproduksi.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com