Saturday, May 4, 2019

√ 30 Teladan Pelarut | Daftar Dan Jenis Dengan Penggunaan

Pelarut yakni zat cair yang memungkinkan bahan-bahan lain larut di dalamnya. Mereka menemukan banyak aplikasi dalam perumusan makanan, obat-obatan, kosmetik (lipstik) dan juga dalam penelitian. Contoh umum pelarut termasuk:



  1. air

  2. Etanol

  3. Metanol

  4. N-propanal

  5. Butanol

  6. Eter

  7. Diklorometana

  8. Karbon disulfida

  9. gliserin

  10. Aseton

  11. Karbon tetraklorida

  12. Sikloheksana

  13. Asam format

  14. Toluene

  15. Anisole

  16. Piridin

  17. Asam asetat

  18. Heksana

  19. Xilena

  20. Asam trifluoroacetic

  21. dimetil sulfoksida

  22. bensol

  23. Nitrobenzene

  24. Quinoline

  25. Dibutil ftalat

  26. dimetilformamida

  27. Sikloheksana

  28. Anisole

  29. tetrahidrofuran

  30. Ester minyak bumi


Pelarut yakni senyawa kimia yang secara fisik cair pada suhu kamar. Tetapi, bahkan gas sanggup bertindak sebagai pelarut. Dalam sains, pelarut mempunyai kegunaan untuk analisis kimia dengan titrasi, kromatografi, spektrometri. Dalam industri, pelarut sangat penting dalam ekstraksi, pemurnian dan juga pencetakan zat menjadi bentuk. Ada banyak sekali jenis pelarut yang tersedia dan dipakai menurut kebutuhan.


Contoh Pelarut:


Ada banyak pelarut, tetapi pelarut universal yakni air. Itu paling murah, paling umum dipakai dan membantu melarutkan banyak zat. Selain air pelarut menurut kebutuhan, orang sanggup menentukan etanol, minyak dan minyak bumi ibarat minyak tanah dan bensin. Tetapi untuk penelitian dan industri, daftar pelarut yang dipakai meliputi:


Berbagai jenis pelarut


Pelarut sanggup diklasifikasikan secara singkat menurut sifat dan sikap kimianya.


Berdasarkan Polaritas:


Secara umum, sebagian besar pelarut mempunyai polaritas lantaran kimia internal mereka. Polaritas ini disebabkan oleh konsentrasi muatan berlawanan pada salah satu unsur di dalam molekul pelarut. Ini memperlihatkan perubahan pada struktur molekul terlarut sehingga mereka sanggup larut dengan membentuk ion. Ketika zat terlarut dicampur dalam pelarut, molekul pelarut melarutkan zat terlarut dengan memisahkan molekul zat terlarut memakai kekuatan ibarat ikatan hidrogen, gaya Vanderwal, dll.


Contoh: Sodium klorida mempunyai molekul NaCl, yang terurai menjadi ion Na + dan Cl- dikala dilarutkan dalam air.


1. Pelarut polar: Ini yakni pelarut yang mempunyai konstanta dielektrik lebih dari 15. Mereka sanggup melarutkan garam dan zat terlarut lainnya. Contoh pelarut polar termasuk air, alkohol. Zat terlarut ibarat garam larut dalam pelarut polar.


2. Pelarut non-polar. Pelarut ini yakni nonpolar dan mempunyai konstanta dielektrik kurang dari 15. Mereka tidak sanggup membentuk ikatan antar-molekul dengan memakai ikatan hidrogen, gaya Vanderwal, dll. Oleh lantaran itu mereka tidak sanggup melarutkan senyawa polar. Contoh-contoh pelarut non polar termasuk Benzene, CCl4.


Lemak dan minyak larut dalam pelarut non-polar. Oleh lantaran itu untuk menghilangkan lemak dari ekstrak, petroleum eter dipakai dalam industri.


Berdasarkan sifat Kimia:


1. Pelarut Aprotik: (Tidak ada proton). Pelarut-pelarut ini tidak reaktif dan inert secara kimia. Mereka tidak mengambil proton atau memperlihatkan proton. Contoh: benzena (C6H6). Kloroform (CHCl3).


2. Pelarut amfiprotik: Pelarut tesis yang sanggup memperlihatkan dan mendapatkan proton pada reaksi. Mereka mempunyai pH netral. Mis: Air, alkohol.


3. Pelarut protogenik (proton + genesis = memberi): Ini yakni pelarut yang bersifat asam. Mereka sanggup menyumbangkan proton dan alhasil disebut sebagai “protogenik.” Mis: HCL, H2SO4, asam perklorat.


4. Pelarut protofilik: Ini yakni pelarut yang mengambil proton. Mereka intinya bersifat basa dan sebagian besar bersifat alkali. Mis: NaOH, KOH, dll.


Ini dan pelarut protofilik sanggup kembali diklasifikasikan sebagai distributor leveling dan distributor pembeda.


Asam atau basa berpengaruh yakni zat penyamarataan lantaran sanggup menyumbangkan atau mendapatkan proton untuk masing-masing basa atau asam yang lemah.


Sementara asam lemah dan basa lemah tidak sanggup melakukannya, mereka hanya sanggup memperlihatkan proton ke basa berpengaruh atau masing-masing mengambil proton dari asam kuat. Karenanya lantaran diferensiasi ini, mereka disebut distributor pembeda.


Berdasarkan pada kimia:


Pelarut juga diklasifikasikan menurut pusat kimianya lantaran adanya beberapa unsur tertentu. Unsur unik ini dalam pelarut membawa perubahan total dalam sifat fisik dan kimianya.


Pelarut anorganik: Pelarut tanpa karbon disebut pelarut anorganik. Contoh: air, NaOH, HCl


Pelarut organik. Pelarut yang mempunyai karbon disebut pelarut organik. Contoh: Alkohol (CH3OH), pelarut hidrokarbon ibarat Benzene.


Pelarut terhalogenasi: Pelarut yang mempunyai halogen disebut pelarut terhalogenasi. Halogen yakni unsur yang ditemukan pada golongan ke-17 dari tabel periodik.


Berdasarkan sikap dan sifatnya, pelarut dipilih untuk tujuan ibarat titrasi asam-basa, kompleksometri, mekanisme ekstraksi, pelarutan, kromatografi, spektrofotometri, dll.Pelarut yakni zat cair yang memungkinkan materi √ 30 Contoh Pelarut | Daftar dan Jenis dengan Penggunaan


Sifat di atas sepertinya sangat spesifik. Karena molekul gula (C12H22O12) nampaknya bersifat organik lantaran adanya karbon di dalamnya. Tetapi yang menarik gula tidak larut dalam pelarut organik ibarat benzena. Ini lantaran molekul gula mempunyai polaritas dan membutuhkan pelarut polar untuk larut. Karenanya kita melihat gula larut dengan baik dalam air biasa yang bersifat anorganik tetapi mempunyai polaritas.


Jadi di antara jenis pelarut yang tersedia, untuk melarutkan zat terlarut, orang harus mempertimbangkan kimia dan juga polaritasnya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com