Tuesday, June 25, 2019

√ 7 Teladan Puisi Oktaf Atau Stanza Dalam Bahasa Indonesia

Beberapa pola dari macam-macam puisi gres menurut bentuknya sudah ditampilkan di artikel-artikel sebelumnya. Adapun artikel-artikel tersebut antara lain contoh puisi distikon, contoh puisi terzina, contoh puisi quatrain, contoh puisi quint, dan contoh puisi sektet. Artikel kali ini pun juga akan menampilkan pola dari jenis-jenis puisi baru menurut bentuknya, di mana puisi gres yang dimaksud yakni puisi oktaf atau stanza. Oktaf atau stanza sendiri merupakan sebuah puisi yang satu baitnya terdiri atas 8 baris. Supaya pembaca lebih paham, berikut ditampilkan beberapa pola puisi oktaf atau stanza dalam bahasa Indonesia.


Contoh 1:


Mata Hitam*

Karya: WS Rendra


Dua mata hitam yakni matahari yang biru

dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.

Rindu bukanlah milik wanita melulu

dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.

Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi

kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.

Dua mata hitam yakni rumah yang temaram

secangkir kopi seore hari dan kenangan yang terpendam


*Sumber: WS Rendra, Empat Kumpulan Sajak, hlm 55.


Contoh 2:


Burung Hitam*

Karya: WS Rendra


Burung hitam manis dari hatiku

betapa cekatan dan rindu sepi syahdu.

Burung hitam yakni buah pohonan.

Burung hitam di dada yakni bebungaan.

Ia minum pada kali yang disayang

ia tidur di daunan bergoyang.

Ia bukanlah dari sedih meski ia burung hitam.

Burung hitam yakni cintaku padamu yang terpendam.


*Sumber: Ibid, hlm 56.


Contoh 3:


Lagu Duka*

Karya: WS Rendra


Ia tiba tanpa mengetuk kemudian merangkulku

adapun ia yang licik berjulukan duka.

Ia bulan jingga neraka langit dadaku

adapun ia yang laknat berjulukan duka.

Ia keranda cendana dan bunga-bunga sutra ungu

adapun ia yang manis berjulukan duka.

Ia tinggal lawakan sesudah ciuman panjang

adapun ia uang malang berjulukan duka.


*Sumber: Ibid, hlm 57.


Contoh 4:


Lagu Angin*

Karya: WS Rendra


Jika saya pergi ke timur

arahku jauh, ya, ke timur.

Jika saya masuk ke hutan

aku disayang, ya, di hutan.

Aku pergi dan kakiku yakni hatiku.

Sekali pergi menolak rindu.

Ada duka, pedih dan airmata biru

tapi saya menolak rindu.


*Sumber: Ibid, hlm 59.


Contoh 5:


Stanza*

Karya: WS Rendra


Ada burung dua, jantan dan betina

hinggap di dahan.

Ada daun dua, tidak jantan dan tidak betina

gugur di dahan.

Ada angin dan kapuk gugur, dua-dua sudah tua

pergi ke selatan.

Ada burung, daun, kapuk, angin, dan mungkin juga debu

mengendap dalam nyanyiku.


*Sumber: Ibid, hlm 64.


Contoh 6:


Ia Telah Pergi*

Karya: WS Rendra


Ia telah pergi

lewat jalannya kali.

Ia telah pergi

searah dengan mentari.

Semua lelaki ninggalkan ibu

dan ia masuk serdadu.

Kemudian ia kembang di perang;

dan tertelentang. Bagi lain orang.


*Sumber: Ibid, hlm 68.


Contoh 7:


Dalam Diriku*

Karya: Sapardi Djoko Damono


Because the sky is blue

It makes me cry

(The Beatles)


 


dalam diriku mengalir sungai panjang,

darah namanya;

dalam diriku menggenang telaga darah,

sukma namanya;

dalam diriku meriak gelombang sukma,

hidup namanya!

dan alasannya yakni hidup itu indah

aku menangis sepuas-puasnya


(1980)


*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, hlm 90.


Demikianlah beberapa pola puisi oktaf atau stanza dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian. Sekian dan juga terima kasih.



Sumber https://dosenbahasa.com