Perkembangan kognitif ialah studi perihal perkembangan neurologis dan psikologis masa kanak-kanak. Secara khusus, perkembangan kognitif dinilai menurut tingkat konsepsi, persepsi, pemrosesan informasi, dan bahasa sebagai indikator perkembangan otak.
Secara umum diakui bahwa perkembangan kognitif terkait dengan usia, lantaran kesadaran dan pemahaman insan perihal dunia meningkat dari masa bayi ke masa kanak-kanak, dan kemudian kembali ke masa remaja. Proses pengembangan kognitif pertama kali dijelaskan oleh Jean Piaget, dalam bukunya Theory of Cognitive Development.
Teori Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif didirikan oleh Jean Piaget, dan menggambarkan perkembangan kognisi dengan usia. Sementara banyak aspek dari teori orisinil perkembangan kognitif semenjak itu telah disangkal, karakteristik obyektif yang terkait dengan perkembangan kognitif tetap valid. Faktor-faktor tersebut termasuk perkembangan dari persepsi awal dan realisasi permanen objek selama masa bayi, hingga pengembangan relasi budi dan sebab-akibat selama masa kanak-kanak, dan kesannya penciptaan fatwa ajaib selama masa remaja. Teori terkini dalam perkembangan yang bersifat kogitatif telah memperluas teori orisinil Piaget dengan memakai pendekatan ilmiah terkini dalam ilmu syaraf dan psikologi. Teori perkembangan kognitif Piaget melibatkan komponen-komponen berikut yang berbeda:
- Skema: Blok pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan berinteraksi dengan lingkungan lokal.
- Asimilasi: Menerapkan informasi gres ke dalam sketsa yang ada.
- Adaptasi: Kemampuan untuk membangun pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
- Equilibrium: Ketika sebagian besar pengalaman gres sesuai dengan sketsa yang ada. Perkembangan kognitif terjadi ketika informasi tidak sesuai dengan sketsa yang ada dan menjadikan tantangan.
- Empat tahap perkembangan kognitif yang berbeda (sensorimotor, praoperasional, operasional konkrit, dan tahap operasional formal).
Tahapan perkembangan Kognitif
Bidang pengembangan kognitif didirikan oleh Jean Piaget, dengan teorinya perihal perkembangan kognitif, yang melibatkan empat tahap yang berbeda berikut:
Tahap Sensorimotor
Tahap sensorimotor ialah tahap pertama perkembangan kognitif dan berlangsung semenjak lahir hingga dua tahun. Tahap ini dicirikan oleh tindakan refleksif yang tidak mempunyai proses berpikir logis dan melibatkan interaksi dengan lingkungan menurut tujuan tertentu. Ada enam substansi yang berbeda dari tahap sensorimotor, mencerminkan perkembangan otak yang cepat yang terjadi selama dua tahun pertama kehidupan. Akhir dari tahap sensorimotor berakhir ketika bawah umur mulai memikirkan realitas secara mental, dan tahap praoperasional dimulai. Enam subtahap ialah sebagai berikut:
1. Lahir hingga usia satu bulan
Tahap ini ditandai dengan refleks bawaan yang dipakai untuk berinteraksi dengan lingkungan. Refleks-refleks ini termasuk, mengisap, menggenggam, dan menyentuh.
2. Usia satu hingga empat bulan
Tahap ini merupakan perpanjangan dari refleks yang ditunjukkan pada bayi gres lahir dengan mengulangi sikap refleksif sebagai jawaban terhadap kesenangan yang dialami oleh tindakan. Tahap ini juga ditandai dengan “asimilasi” dan “akomodasi” ketika proses pembiasaan terhadap lingkungan lokal. Asimilasi melibatkan respons terhadap stimulus gres yang konsisten dengan pengalaman refleksif sebelumnya. Misalnya, objek gres yang diperkenalkan pada bayi mungkin secara refleks ditarik ke verbal mereka. Akomodasi terjadi ketika bayi diminta untuk mengubah respons mereka terhadap objek baru. Misalnya, untuk menempatkan objek gres ke verbal mereka, bayi mungkin perlu membuka verbal lebih lebar.
3. Usia lima hingga delapan bulan
Dari usia lima hingga delapan bulan, bayi mulai membuat kembali pengalaman yang menyenangkan dan kebiasaan bentuk sebagai hasilnya. Pada usia ini, multitasking belum dimungkinkan, dan bayi gampang terganggu oleh rangsangan lain di lingkungan. Anak-anak dalam rentang usia ini menikmati mainan yang melibatkan sifat intuitif mereka dengan bereaksi terhadap tindakan mereka (mis., Jack-in-the-box atau mainan dengan tombol yang membuat bunyi sebagai respons terhadap tekanan).
4. Delapan hingga dua belas bulan
Pada usia ini, bayi mulai memahami “objek permanen”, yang berarti bahwa bayi memahami bahwa hanya lantaran sebuah objek tidak terlihat, itu masih ada. Ini bermakna lantaran itu berarti bayi harus membentuk gambaran mental objek. Bayi juga mulai membedakan antara objek dan acara yang terkait dengan objek itu. Bayi juga mulai menunjukkan sikap khusus untuk mendapat reaksi yang diketahui.
5. Dua belas hingga delapan belas bulan
Bayi selama tahap perkembangan ini akan terlibat dalam tindakan serupa dengan sedikit penyimpangan. Misalnya, bayi sanggup melempar bola, dan kemudian melempar sendok, dan kemudian melemparkan masakan mereka untuk mengukur konsekuensi dari tindakan itu.
6. Delapan belas hingga dua puluh empat bulan
Selama fase sensorimotor selesai ini, bayi mulai berpura-pura selama permainan mereka dan membuatkan fatwa simbolis. Imajinasi mulai berkembang dan tindakan ialah hasil dari kecerdasan daripada kebiasaan. Ini berarti bahwa bayi mulai menerapkan pengetahuan yang telah mereka pelajari dalam dua puluh empat bulan pertama kehidupan ke situasi baru.
Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional berkisar dari dua tahun hingga sekitar enam atau tujuh tahun. Selama tahap ini, bawah umur belum membuatkan kemampuan untuk mengenali bahwa orang lain mungkin mempunyai pengalaman yang berbeda dan terlibat dalam permainan pura-puraan yang lebih kompleks.
Tahap Operasional konkrit
Tahap operasional konkrit mulai dari usia enam atau tujuh hingga sekitar dua belas atau tiga belas tahun. Tahap ini dicirikan oleh konservasi, yang melibatkan kemampuan untuk membedakan apakah dua kuantitas setara (misalnya, kemampuan untuk mengenali dua air dalam jumlah yang sama, satu dalam gelas pendek dan satu dalam gelas tinggi menyerupai yang terlihat di bawah).
Periode Operasional Formal
Tahap ini terjadi selama masa remaja, dan ditandai oleh penerapan budi untuk fatwa abstrak. Kemampuan untuk melaksanakan fatwa ajaib juga diterapkan pada tujuan dan aspirasi masa depan. Proses fatwa menyerupai itu berkembang dari fatwa operasional awal yang melibatkan fantasi ke tahap operasional formal selesai yang mengubah fantasi menjadi fatwa yang realistis dan tujuan yang sanggup dicapai.
Contoh perkembangan Kognitif
Persepsi visual
Beberapa perkembangan kognitif pertama yang berkembang selama tahap sensorimotor ialah kedalaman, warna, dan persepsi gerak. Masih diperdebatkan kapan keterampilan ini berkembang sepenuhnya, dan apa pengalaman khusus selama kehidupan awal membantu membuatkan persepsi visual.
Perkembangan Neurologis
Contoh lain dari perkembangan kognitif ialah perkembangan neurologis yang terjadi di otak. Perkembangan tersebut ditandai oleh neuroplastisitas otak, yang melibatkan perbaikan otak sesudah cedera dan kemampuan otak untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan fisiologis baru. Komponen lain dari perkembangan neurologis ialah interaksi antara pengalaman budaya dan pembentukan koneksi neurologis di otak. Sebagai contoh, penelitian MRI telah mengungkapkan bahwa jalur saraf yang berbeda dipakai untuk melaksanakan kiprah yang sama untuk individu yang membentuk latar belakang budaya yang berbeda.
Perkembangan bahasa
Salah satu referensi perkembangan kognitif yang paling banyak dipelajari ialah perkembangan bahasa. Sementara beberapa teori mengusulkan bahwa perkembangan bahasa ialah keterampilan yang diwariskan secara genetik umum untuk semua manusia, yang lain beropini bahwa interaksi sosial sangat penting untuk perkembangan bahasa. Sebagian besar ilmuwan mengakui bahwa bahasa dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara genetika dan lingkungan. Pengembangan bahasa sanggup lebih lanjut dicirikan menjadi proses berguru yang berbeda, termasuk pengembangan bunyi bahasa, pengorganisasian bunyi-bunyi ini, membentuk unit linguistik dasar (misalnya, kata-kata akar, nada, dll.), Sintaksis (misalnya, pola kalimat gramatikal yang benar), arti kata atau frasa tertentu, dan relasi antara pernyataan. Aspek lain dari perkembangan kognitif ialah bilingualisme. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bilingualisme bertindak pada fungsi administrator otak lantaran pemilihan bahasa tertentu ialah proses aktif.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com