Peribahasa memiliki aneka macam macam jenis, di mana salah satu diantara macam-macam peribahasa tersebut yaitu peribahasa sindiran. Seperti namanya, peribahasa sindiran merupakan peribahasa yang isinya berupa sindiran kepada orang lain. Biasanya orang yang disindir dengan peribahasa ini yaitu orang yang jelek perilakunya dan tidak jarang orang yang fisiknya kurang pun disindir memakai peribahasa ini. Untuk mengetahui mirip apa bentuk peribahasa ini, berikut ditampilkan beberapa referensi peribahasa sindiran beserta maknanya yang beberapa diantaranya dikutip dari artikel kumpulan peribahasa serta contoh pepatah dan peribahasa dalam bahasa Indonesia.
- Air beriak tanda tak dalam: orang yang banyak berbicara belum tentu tinggi ilmunya.
- Peribahasa ini biasanya ditujukan untuk menyindir orang yang ilmunya msih sedkit namun terlalu banyak berbicara seakan-akan beliau yang paling mengetahui segala hal.
- Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan: selalu memikirkan urusan orang tanpa memerdulikan diri sendiri.
- Peribahasa ini biasanya digunakan untuk menyindir orang yang terlalu memperdulikan urusan orang lain, namun urusan pribadinya malah terbengkalai dan tidak terselesaikan.
- Angan-angan menerawang langit: mencita-citakan sesuatu yang tinggi.
- Peribahasa ini berisi sindiran kepada orang-orang yang bercita-cita terlalu tinggi tanpa mengukur dulu kemampuan diri sendiri.
- Angan mengikuti tubuh: bersusah hati memikirkan hal yang bukan-bukan.
- Peribahasa ini berisi sindiran kepada oang-orang yang terlalu sering memikirkan hal-hal yang bukan-bukan atau hal-hal yang belum tentu terjadi di masa yang akan datang.
- Angguk bukan, geleng iya: lain di lisan lain di hati.
- Sesuai maknanya, peribahasa ini ditujukan untuk orang-orang munfaik yang perkataan dan hatinya selalu tidak sesuai.
- Bagai belut diregang: badannya kurus sekali.
- Peribahasa ini biasanya digunakan untuk menyindir orang-orang yang badannya kurus sekali.
- Berdiang di debu yang dingin: ridak mendapat apapun dari majikan, saudara, dan sebagainya.
- Perbiahasa ini berisi sindiran kepada orang-orang yang mengabdi kepada satu majikan yang tidak bertanggung jawab, atau memiliki saudara/kerabat yang tidak memperdulikan nasib mereka, sehingga mereka pun tidak bisa memperoleh hak yang semestinya mereka dapatkan.
- Belum beranak sudah ditimang: belum sukses, sudah senang-senang.
- Sesuai artinya, peribahasa ini berisi sindiran untuk orang-orang yang merasa jemawa sebelum kesuksesannya tiba dan malah justru bersenang-senang terlebih dulu meskipun kesuksesannya belum juga datang.
- Geleng mirip si patung kenyang: berjalan dengan sombong.
- Peribahasa ini berisi sindiran kepada orang-orang yang melangkahkan kakinya secara sombong, sehingga menjadikan ketidaksukaan orang lain kepadanya.
- Gemuk membuang lemak, bakir membuang kawan: tidak mau membantu atau bergaul dengan keluarga dikala sudah sukses.
- Peribahasa ini menyindir orang-orang sukses yang justru sombong dan enggan membantu bahkan berbaur dengan keluarganya sendiri.
- Hangat-hangat tahi ayam: keinginan yang tidak tetap.
- Sesuai artinya, peribahasa ini ditujukan untuk menyindir orang yang keinginannya sering berubah dan tidak tetap, sehingga menciptakan orang lain dan dirinya sendiri kebingungan.
- Hidung dicium, pipi digigit: kasih sayang yang semu; akal-akalan saja.
- Peribahasa ini berisi sindiran untuk orang-orang (entah itu sobat atau pasangan) yang hanya akal-akalan mencintai orang lain.
Demikianlah beberapa referensi peribahasa sindiran beserta maknanya. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa referensi peribahasa lainnya, maka pembaca sanggup membuka artikel contoh bidal, contoh pameo dan artinya, contoh pameo, idiom, dan peribahasa, serta contoh peribahasa tamsil atau perumpamaan. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai peribahasa maupun bahasa Indonesia. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com