Persilangan monohibrid ialah adonan genetik antara dua individu yang mempunyai genotipe homozigot, atau genotipe yang mempunyai alel yang sepenuhnya lebih banyak didominasi atau sepenuhnya resesif, yang menghasilkan fenotip berlawanan untuk sifat genetik tertentu.
Persilangan monohibrid dipakai oleh hebat genetika untuk mengamati bagaimana keturunan individu homozigot mengekspresikan genotipe heterozigot yang mereka warisi dari orang bau tanah mereka. Biasanya, adonan ini memilih genotipe dominan. Persilangan monohibrid juga sanggup menunjukan adonan genetik antara dua individu yang mempunyai genotipe heterozigot. Persilangan-persilangan ini menegaskan dominasi alel
Contoh Persilangan Monohibrid
Kacang ercis Mendel’s
Meskipun beliau tidak tahu pada ketika itu, Gregor Mendel memakai persilangan monohibrid untuk mengidentifikasi ciri-ciri lebih banyak didominasi dan resesif dalam eksperimennya dengan kacang ercis.
Gregor Mendel berfokus pada beberapa sifat genetik yang berbeda, tetapi kita akan fokus pada satu: panjang batang. Bayangkan bahwa dua jenis flora kacang tumbuh di kebun. Satu jenis flora kacang mempunyai batang panjang, sementara yang lain mempunyai batang pendek. Untuk kepentingan rujukan ini, asumsikan bahwa kedua jenis flora kacang mempunyai genotipe homozigot (LL dan ll), dan bahwa batang panjang (LL) lebih lebih banyak didominasi daripada batang pendek (ll).
Persilangan monohibrid, atau pemuliaan flora kacang bertangkai panjang dengan flora kacang ercis bertangkai pendek, memungkinkan para ilmuwan, ibarat Gregor Mendel, untuk memilih dominasi batang panjang atau batang pendek. Persilangan monohibrid juga memungkinkan para ilmuwan untuk mengevaluasi bagaimana keturunan heterozigot mengekspresikan gen yang mereka warisi.
Seperti disebutkan sebelumnya, pemuliaan flora kacang bertangkai panjang dengan flora kacang ercis bertangkai pendek menghasilkan keturunan yang semuanya mempunyai genotipe heterozigot (Ll). Karena batang panjang dominan, semua keturunan akan mempunyai fenotipe bertangkai panjang. Dalam istilah yang berbeda, dan sebagaimana dimodelkan oleh rujukan kacang ercis Gregor Mendel yang mengamati keturunan dari persilangan monohibrid memungkinkan penentuan genotip lebih banyak didominasi dan, dengan ekstensi, fenotipe dominan.
Penyakit Huntington
Penyakit Huntington ialah kondisi degeneratif progresif yang terjadi pada 4 sampai 15 dari setiap 100.000 orang di Amerika Serikat. Karena tidak ada obatnya, itu ialah eksekusi mati bagi mereka yang didiagnosis. Sementara sedikit yang diketahui wacana kondisi ini, hebat genetika yakin bahwa itu diwariskan melalui gen dominan.
Pada tingkat yang paling sederhana, persilangan monohibrid dipakai untuk memilih sifat genetik penyakit Huntington. Setiap orang yang membawa gen yang berjulukan Huntingtin, gen yang bertanggung jawab atas komplikasi. Dengan informasi ini, para ilmuwan memasangkan gen Huntingtin dari individu yang homozigot lebih banyak didominasi untuk kondisi (HH) dengan gen Huntingtin dari individu yang resesif homozigot untuk kondisi (hh).
Meskipun rujukan ini sangat dirangkum, kesannya tetap bahwa semua keturunan dari persilangan membawa alel lebih banyak didominasi untuk penyakit Huntington. Sementara eksperimen ini, kalau dilakukan pada manusia, akan membawa informasi duka bagi orang bau tanah dan anak, itu juga akan menyoroti sifat lebih banyak didominasi dari penyakit tersebut.
Mengkonfirmasi Karakter Dominan
Kita telah membahas bagaimana para ilmuwan memakai persilangan monohibrid untuk memilih alel lebih banyak didominasi dari genotipe. Namun, persilangan monohibrid antar individu homozigot seringkali hanya langkah pertama. Persilangan heterozigot, di mana kedua orang bau tanah membawa alel lebih banyak didominasi dan alel resesif, membantu mengkonfirmasi apakah suatu sifat lebih banyak didominasi atau resesif.
Model untuk langkah kedua ini sangat ibarat dengan proses yang diikuti Gregor Mendel, dengan kacang ercis. Dengan memakai panjang batang sebagai contoh, ilmuwan membiakkan dua orang bau tanah yang mempunyai batang panjang, dengan genotipe Ll. Dalam skenario yang ideal, satu dari setiap empat anak mereka akan membawa genotipe ll, dan dengan demikian mempunyai batang pendek. Karena batang panjang lebih sering terjadi daripada batang pendek di iterasi kedua ini, para ilmuwan sanggup secara masuk akal memilih batang panjang ialah sifat dominan.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com