Pengertian Prasangka
Dalam ilmu sosiologi, prasangka dibahas dalam bidang yang begitu khusus. Prasangka diartikan sebagai pikiran yang mempunyai kecenderungan yang ke arah negatif, sehingga dalam ilmu sosiologi pun dampak yang ditimbulkan dari prasangka ini berupa dampak yang cenderung negatif pula.
Dengan demikian, dampak yang sanggup ditimbulkan dari suatu perilaku prasangka yang dilihat dari sudut pandang sosiologi ini sanggup dibagi menjadi dua jenis, yaitu dampak yang menciptakan orang lain menaruh perhatian dan dampak perilaku negatif yang sanggup dikeluarkan alasannya dorongan dari prasangka jelek yang dimiliki.

Dampak pertama maksudnya ialah saat seseorang berprasangka negatif terhadap orang lain dan prasangka tersebut benar-benar terjadi, maka seseorang tersebut akan menerima perhatian lebih dari orang di sekitarnya alasannya apa yang diprasangkakan benar-benar terjadi.
Sedangkan dampak yang jenis kedua ialah saat seseorang mempunyai prasangka buruk, maka nantinya perilaku yang akan ditampakkan akan cenderung perilaku negatif pula baik secara sadar maupun tidak.
Contoh Prasangka
Contoh perilaku prasangka yang dilihat dari ilmu sosiologi bekerjsama ada banyak di sekitar kita. Sederhananya ialah saat ada seseorang yang merasa bahwa dirinyalah yang paling baik di antara yang lain.
Sehingga ia cenderung menilai orang-orang tertentu dengan evaluasi yang rendah dan menjadikan dirinya mempunyai perilaku yang berbeda dengan perilaku yang diberikannya pada orang kebanyakan. Sikap ini sanggup terlihat dan sanggup juga tidak.
Hal yang ditimbulkan pun tidak selalu berupa perilaku yang berbeda, tetapi sanggup juga hanya sebatas pada pikiran saja sehingga tidak hingga mempengaruhi perilaku yang diberikannya. Contoh lain adalah adanya orang-orang yang sudah mempunyai kesan jelek terhadap orang lain hanya alasannya orang tersebut merupakan salah satu anggota kelompok yang tidak disukai.
Contoh ibarat ini sudah aneka macam ditemukan dalam kehidupan berkelompok maupun berorganisasi. Sikap prasangka sudah sepatutnya untuk dihindari sejauh-jauhnya semoga menjadikan kehidupan lebih nyaman dan damai.
Tidak hanya itu saja, tetapi juga sebagai upaya untuk mengontrol emosi diri terhadap evaluasi untuk orang lain.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com