Wednesday, August 30, 2017

√ Administrasi Pendidikan Dan Perubahan


I.     Pendahuluan

Suatu aktivitas pendidikan ditunjang oleh banyak sekali faktor, baik akademik maupun non akademik. Faktor akademik yaitu  kurikulum yang disusun dan disampaikan dengan baik, proses pembelajaran yang menimbulkan mahasiswa sebagai pusatnya, lingkungan pembelajaran yang nyaman, penelitian dan publikasi, serta pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Faktor non-akademik menyangkut kepemimpinn, pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, sarana  dan prasarana, pengelolaan organisasi, sistem informasi, penjaminan mutu, kegiatan mahasiswa dan pengembangan karir.
Faktor keberhasilan dari suatu aktivitas pendidikan baik faktor akademik maupun non akademik ditentukan oleh administrasi pendidikan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Terpenuhi atau tidaknya standar yang telah ditetapkan sanggup dilihat dari ratifikasi institusi pendidikan. Makalah ini membahas mengenai analisis persoalan administrasi yang berkaitan dengan pengorganisasian institusi, kepemimpinan, pengelolaan sumber daya pendidikan dan pengembangan administrasi pendidikan.1

II.  Manajemen Pendidikan
Manajemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai definisi penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; pemimpin yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi.2 Berdasarkan definisi di atas, terdapat dua komponen penting dalam administrasi yaitu pengelolaan sumber daya dan fungsi kepemimpinan dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Institusi pendidikan merupakan suatu organisasi yang dalam pengelolaannya perlu manajemen. Fakultas kedokteran sebagai penyelenggara aktivitas studi pendidikan kedokteran dan profesi dokter, dalam manajemennya perlu pemimpin yang memahami kepemimpinan dalam pendidikan, pelayanan kesehatan, administrasi pendidikan tinggi, administrasi penjaminan mutu dan prosedur pendanaan sehingga dalam pengelolaannya baik dan memenuhi standar.3,4
2.1  Kepemimpinan dalam Organisasi Pendidikan
Kepemimpinan ialah kemampuan seseorang untuk menghipnotis orang lain semoga berhubungan sesuai dengan planning demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.5,6 Kepemimpinan merupakan dasar dari pendidikan kedokteran. Kepemimpinan dalam pendidikan kedokteran merupakan kunci penting untuk melahirkan dokter yang profesional.3,4,7,8
Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya bersama untuk menggerakkan semua sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi. Sumber daya sanggup digolongkan menjadi dua pecahan besar yaitu sumber daya insan dan non manusia. Dalam forum pendidikan, khususnya fakultas kedokteran, sumber daya insan merupakan unsur terpenting, sehingga untuk mencapai kesuksesan suatu organisasi perlu mengelola dengan baik sumber daya manusianya serta kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja. 5,6,7
Kehidupan suatu organisasi sangat bergantung pada kiprah seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif ialah kepemimpinan yang mapu menumbuhkan dan menyebarkan perjuangan kerjasama serta memelihara iklim yang aman dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik ialah kepemimpinan yang sanggup mengintegrasikan orientasi kiprah dengan orientasi relasi manusia. 4,8

2.2  Manajemen dalam Organisasi Pendidikan
Tugas kepemimpinan pendidikan dipengaruhi oleh banyak sekali perubahan teori dan metode pembelajaran dan konsep perkembangan psikologis mahasiswa sebagai 4dukt learner. Perubahan dan pengembangan kurikulum juga menuntut adanya kiprah kepemimpinan dalam pengelolaannnya.3,8
Pengelolaan pada sumber daya manusia, pemimpin menunjukkan kiprah sesuai dengan kualifikasi, dan menunjukkan uraian kiprah sesuai dengan kualifikasinya. Manajemen sumber daya insan khususnya dalam pendidikan tinggi,merupakan suatu proses yang terdiri dari:7,8,9
a.       Perekrutan sumber daya manusia
b.      Seleksi sumber daya manusia
c.       Pengembangan, dan penggunaan sumber daya manusia
Proses ini bertujuan untuk meningkatkan bantuan sumber daya insan dalam hal ini dosen, tenaga administratif dan tenaga non administratif dalam organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses perencanaan, pengoraganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, dan informasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Dalam pengkajian permasalahan yang muncul dalam organisasi pendidikan sanggup dianalisis dari unsur sumber daya tersebut.8,9

III.   Manajemen Kendali Mutu
Pendidikan yang bermutu direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk pendidikan tinggi, dengan persaingan global dikala ini, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan internal menyangkut banyak sekali hal yang memilih kesuksesan aktivitas pendidikan.1
Masalah yang ada di setiap institusi tentu berbeda, mulai dari persoalan kurikulum, pengelolaan sumber daya, pengaturan jadwal, kepemimpinan, dana, lulusan dan sarana prasarana. Dalam menilai suatu masalah, bisa saja persoalan yang ada di permukaan atau bisa dinilai dari luar, bukan merupakan akar permasalahan sebenarnya, dan bisa juga persoalan tersebut saling terkait dan saling menghipnotis satu sama lain. Oleh sebab itu, perlunya pengelolaan persoalan secara komprehensif, semoga penyelesaian bukan berfokus pada persoalan yang muncul tetapi pada akar masalah.1
Penjaminan mutu (quality assurance) pendidikan tingggi di perguruan tinggi sanggup dilakukan dengan banyak sekali model administrasi kendali mutu. Salah satu model yang sanggup dipakai ialah model PDCA (plan, do, check, action) yang akan menghasilkan pengembangan mutu yang berkelanjutan. Model PDCA akan membentuk suatu siklus untuk meningkatkan mutu pendidikan secara terus menerus semoga sanggup memuaskan stakeholder.1,10,11
Salah satu cara penilaian terhadap proses pembelajaran dan pengajaran dilakukan melalui observasi maupun survei untuk mengetahui balasan stakeholder atas proses dan layanan yang diterima. Evaluasi pembelajaran dilakukan bukan hanya bersifat substantive, namun juga menyangkut administrasi yang di dalamnya termasuk kurikulum, dosen, akomodasi penunjang pembelajaran, teknologi serta layanan staf pendukung. 11,12
Hasil pengukuran diperlukan sanggup menjadi salah satu indikator implementasi standar mutu yang dilaksanakan. Di samping itu, melalui pengukuran tersebut, sanggup diperbaiki kinerja institusi terkait (unit kerja, fakultas, departemen, dan aktivitas studi) dalam rangka pejaminan kualitas yang berkelanjutan. Agar hasil pengukuran  dapat menunjukkan makna dalam peningkatan kualitas, maka perlu diatur prosedur tindak-lanjutnya. Melalui prosedur yang benar, diperlukan hasil diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.1,10,11
Di dalam tahap “check” pada administrasi kendali mutu berbasis PDCA, terdapat titik-titik kendali mutu (quality check-points) di mana setiap pelaksana pendidikan tinggi harus mengaudit hasil pelaksananaan tugasnya dengan standard mutu yang telah ditetapkan. Misalnya, tes formatif pada pertengahan modul, merupakan titik kendali mutu dalam proses pembelajaran, yang dilakukan untuk mengaudit apakah standar mutu pembelajaran yang telah dirumuskan  dalam bentuk indikator telah sanggup dicapai.11
Apabila hasil audit positif, dalam arti telah mencapai standar mutu ibarat yang dirumuskan dalam indikator keberhasilan, maka dalam proses perencanaan atau plan  berikutnya standar mutunya ditingkatkan. Bila kesannya negatif, artinya indikator keberhasilan tidak sanggup dicapai, maka perlu dilakukan tindakan atau action, semoga standar mutu yang telah ditetapkan sanggup dicapai.11
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, pihak organisasi pendidikan harus melaksanakan atau memutuskan perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan bagi tercapainya upaya penjaminan administrasi mutu. Organisasi pendidikan perlu membuat dan mengembangkan:1
  •        Budaya dan suasana akademik yang kondusif
  •    Komitmen institusi menggambarkan citacita yang ingin dicapai dengan dikontrol oleh administrasi mutu
  •      Dukungan dan pengelolaan sumber daya yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu
  •       Dukungan sarana dan prasarana yang memadai
  •      Kerjasama dengan banyak sekali pihak dalam rangka meningkatkan kemapuan dan kreativitas para mahasiswa
  •      Merealisasikan kesempatan-kesempatan yang tersedia dalam bidang penelitian dan dedikasi untuk menunjang wawasan.






Sumber http://mynewjornal.blogspot.com