ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Modul ini berisi panduan biar Saudara sanggup menangani pasien dengan duduk perkara keperawatan harga diri rendah baik dengan memakai pendekatan secara individual maupun kelompok. Modul ini juga menunjukkan panduan dalam menunjukkan asuhan keperawatan kepada keluarga pasien dengan harga diri rendah. Selamat mempelajari modul ini.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini saudara dibutuhkan bisa :
- Mengkaji data yang terkait duduk perkara harga diri rendah
2. Menetapkan diagnosa keperawatan menurut data yang dikaji
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
- Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani duduk perkara harga diri rendah
- Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
B. PENGKAJIAN
Harga diri rendah ialah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akhir penilaian negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Berikut ini ialah tanda dan gejala harga diri rendah :
· Mengkritik diri sendiri
· Perasaan tidak mampu
· Pandangan hidup yang pesimis
· Penurunan produktifitas
· Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data di atas, saudara sanggup juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada bunyi lemah.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau investigasi fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat sanggup menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien sebagai berikut:
|
- TINDAKAN KEPERAWATAN
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi duduk perkara pasien dengan harga diri rendah ialah memutuskan beberapa tindakan keperawatan.
1. Tindakan keperawatan pada pasien :
a. Tujuan :
1) Pasien sanggup mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2) Pasien sanggup menilai kemampuan yang sanggup digunakan
3) Pasien sanggup menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien sanggup melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien sanggup menyusun agenda untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dilatih
b. Tindakan keperawatan :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien sanggup mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya , perawat sanggup :
· Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien menyerupai kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
· Beri kebanggaan yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang sanggup digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara sanggup :
· Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih sanggup dipakai ketika ini.
· Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
· Perlihatkan respon yang aman dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang sanggup dilakukan ialah :
· Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang sanggup dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
· Bantu pasien memutuskan kegiatan mana yang sanggup pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan pinjaman minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan pola cara pelaksanaan kegiatan yang sanggup dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara sanggup melakukan:
· Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
· Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
· Berikan dukungan dan kebanggaan pada setiap kegiatan yang sanggup dilakukan pasien.
5) Membantu menyusun agenda pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara sanggup melaksanakan hal-hal berikut :
· Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
· Beri kebanggaan atas kegiatan/kegiatan yang sanggup dilakukan pasien setiap hari
· Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
· Susun agenda untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya sesudah pelaksanaan kegiatan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih sanggup digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun agenda pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam planning harian
Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap wacana kemampuan dan kegiatan yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T dilakukna di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa usang ? Bagaimana kalau 20 menit ?
Kerja :
” T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, manis sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki “.
” T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih sanggup dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan daerah tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau kini kita latihan merapihkan daerah tidur T”. Mari kita lihat daerah tidur T. Coba lihat, sudah rapihkah daerah tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan daerah tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, kini kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya manis !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, kemudian sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” T sudah bisa merapihkan daerah tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) kalau diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
Terminasi :
“Bagaimana perasaan T sesudah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan daerah tidur ? Yach, T ternyata banyak mempunyai kemampuan yang sanggup dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan daerah tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini sanggup dilakukan juga di rumah sesudah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T. Mau berapa kali sehari merapihkan daerah tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang bisa dilakukan di rumah sakit selain merapihkan daerah tidur? Ya bagus, basuh piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
SP 2 Pasien: Melatih pasien melaksanakan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
Orientasi :
“Assalammua’laikum, bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan daerah tidur sore kemarin/ Tadi pag? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, kini kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
Kerja :
“ T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., T bisa memakai air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan daerah sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, kemudian buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke daerah sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan memakai sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah simpulan disabuni, bilas dengan air higienis hingga tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah higienis tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba T yang melakukan…”
“Bagus sekali, T sanggup mempraktekkan basuh pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
Terminasi :
”Bagaimana perasaan T sesudah latihan basuh piring ?”
“Bagaimana kalau kegiatan basuh piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali sesudah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, sesudah merapihkan daerah tidur dan basuh piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
”Mau jam berapa ? Sama dengan kini ? Sampai jumpa ”
Latihan sanggup dilanjutkan untuk kemampuan lain hingga semua kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.
2. Tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga dibutuhkan sanggup merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dilatih dan menunjukkan kebanggaan atas keberhasilan pasien
4) Keluarga bisa menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan duduk perkara yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga wacana harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah menyerupai yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun planning kegiatan pasien di rumah
SP 1 Keluarga : Mendiskusikan duduk perkara yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan wacana pengertian, tanda dan tanda-tanda harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
Orientasi :
“Assalammu’alaikum !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap wacana cara merawat T? Berapa usang waktu Bp/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
Kerja :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui wacana duduk perkara T”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan menyampaikan dirinya ialah orang paling udik sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu mempunyai duduk perkara harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus menerus menyerupai itu, T bisa mengalami duduk perkara yang lebih berat lagi, contohnya T jadi aib bertemu dengan orang lain dan menentukan mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa duduk perkara T sanggup menjadi duduk perkara serius, maka kita perlu menunjukkan perawatan yang baik untuk T”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, beliau juga menyampaikan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)
” T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan daerah tidur dan basuh piring. Serta telah dibentuk jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu sanggup mengingatkan T untuk melaksanakan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa menunjukkan kebanggaan biar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan T. Jika duduk perkara harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu sanggup membawa T ke puskesmas”
”Nah bagaimana kalau kini kita praktekkan cara menunjukkan kebanggaan kepada T”
”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah beliau lakukan kemudian berikan kebanggaan yang yang mengatakan: Bagus sekali T, kau sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu sesudah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi T dan bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sanggup menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan menyerupai itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi kebanggaan eksklusif kepada T”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan duduk perkara harga diri rendah eksklusif kepada pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu menyerupai yang kita pelajari dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya eksklusif kepada T.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui T”
Kerja:
”Assalamu’alaikum T. Bagaimana perasaan T hari ini?”
”Hari ini saya tiba bersama orang renta T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang renta T juga ingin merawat T biar T cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, kini Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu menunjukkan kebanggaan terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien menyerupai yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan T sesudah berbincang-bincang dengan Orang renta T?”
”Baiklah, kini saya dan orang renta T ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melaksanakan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu sesudah kita latihan tadi?”
« «Mulai kini Bapak/Ibu sudah bisa melaksanakan cara merawat tadi kepada T »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melaksanakan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama menyerupai sekarang Pak/Bu »
« Assalamu’alaikum »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
”Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan agenda Tselama di rumah”
”Berapa usang Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
Kerja:
”Pak/Bu ini agenda kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua sanggup dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, agenda yang telah dibentuk selama T dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik agenda kegiatan maupun agenda minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut ialah sikap yang ditampilkan oleh T selama di rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau menunjukkan sikap membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini agenda kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini surat tumpuan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada tanda-tanda yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
E. EVALUASI
1. Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH
Nama pasien: ...........................
Ruangan: ..................................
Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisisan:
1. Berilah tanda (V) kalau pasien bisa melakuykan kemampuan dibawah ini
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
No | Kemampuan | Tanggal | ||||||
| | | | | | | ||
A | Pasien | | | | | | | |
1 | Menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki | | | | | | | |
2 | Menilai kemampuan yang masih sanggup dipakai | | | | | | | |
3 | Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan | | | | | | | |
4 | Melatih kemampuan yang telah dipilih | | | | | | | |
5 | Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih | | | | | | | |
6 | Melakukan kegiatan sesuai agenda | | | | | | | |
B | Keluarga | | | | | | | |
1 | Menjelaskan pengertian serrta tanda-tanda orang dengan harga diri rendah | | | | | | | |
2 | Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah (memberikan pujian, menyediakan kemudahan untuk pasien, dan melatih pasien melaksanakan kemampuan) | | | | | | | |
3 | Mampu mempraktekkan cara merawat pasien | | | | | | | |
4 | Melakukan follow up sesuai rujukan | | | | | | | |
2. Kemampuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Ruangan: .................................
Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan memakai instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
No | Kemampuan | Tanggal | ||||||
| | | | | | | ||
A | Pasien | |||||||
| SP I p | | | | | | | |
1 | Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien | | | | | | | |
2 | Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih sanggup digunakan | | | | | | | |
3 | Membantu pasien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien | | | | | | | |
4 | Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih | | | | | | | |
5 | Memberikan kebanggaan yang masuk akal terhadap keberhasilan pasien | | | | | | | |
6 | Menganjurkan pasien memasukkan dalam agenda kegiatan harian | | | | | | | |
| Nilai SP I p | | | | | | | |
| SP II p | | | | | | | |
1 | Mengevaluasi agenda kegiatan harian pasien | | | | | | | |
2 | Melatih kemampuan kedua | | | | | | | |
3 | Menganjurkan pasien memasukkan dalam agenda kegiatan harian | | | | | | | |
| Nilai SP II p | | | | | | | |
B | Keluarga | |||||||
| SP I k | | | | | | | |
1 | Mendiskusikan duduk perkara yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien | | | | | | | |
2 | Menjelaskan pengertian, tanda dan tanda-tanda harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya | | | | | | | |
| Nilai SP I k | | | | | | | |
3 | Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah | | | | | | | |
| SP II k | | | | | | | |
1 | Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah | | | | | | | |
2 | Melatih keluarga melaksanakan cara merawat eksklusif kepada pasien harga diri rendah | | | | | | | |
| Nilai SP II k | | | | | | | |
| SP III k | | | | | | | |
1 | Membantu keluarga menciptakan jadual kegiatan di rumah termasuk minum obat (discharge planning) | | | | | | | |
2 | Menjelaskan follow up pasien sesudah pulang | | | | | | | |
| Nilai SP III k | | | | | | | |
| Total nilai: SP p + SP k | | ||||||
| Rata-rata | |
- DOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pendokumentasian dilakukan dengan memakai format yang telah
dibuat.
Latihan 4 : Dokumentasikan hasil pengkajian saudara pada pasien dengan duduk perkara Harga diri rendah memakai format yang sudah disediakan
Berikut ini ialah pola pendokumentasian pasien harga diri rendah :
Coba saudara dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien harga diri rendah memakai format yang sudah disediakan
Berikut ini ialah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah : a. Keluhan utama :…………………………………….. b. Pengalaman masa kemudian yang tidak menyenangkan………………….. c. Konsep diri - Gambaran diri - Ideal diri - Harga diri - Identitas - Peran Jelaskan :........................................................................... Masalah keperawatan :...................................................... d. Alam perasaan [ ] Sedih [ ] Putus asa [ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan Jelaskan :…………………………………. Masalah keperawatan :……………………. e. Interaksi selama wawancara [ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Praktis tersinggung [ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga Jelaskan :……………………………………. Masalah keperawatan :……………………… f. Penampilan : Jelaskan :………………………………….. Masalah keperawatan :…………………….. |
G. Terapi Aktivitas Kelompok
TAK untuk pasien harga diri rendah berbentuk TAK Stimulasi Persepsi yang terdiri dari:
· Sesi I: identifikasi hal positif diri
· Sesi II: melatih positif pada diri
H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini sanggup diberikan dengan melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini sanggup dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format penilaian untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
Sumber http://macrofag.blogspot.com