Saturday, September 16, 2017

12 Penyebab Terjadinya Siklon Tropis Dan Proses Pembentukannya

 sebagian kawasan di Pulau Jawa mengalami gangguan iklim yang disebabkan oleh adanya perger 12 Penyebab Terjadinya Siklon Tropis dan Proses PembentukannyaBeberapa waktu lalu, sebagian kawasan di Pulau Jawa mengalami gangguan iklim yang disebabkan oleh adanya pergerakan angin tropis yang mengakibatkan adanya siklon. Angin siklon ini oleh para hebat meteorologi dinamakan siklon tropis dan di beberapa kawasan siklon tropis ini dinamai dengan sebutan nama-nama bunga, menyerupai siklon dahlia dan lain sebagainya.


Menurut klarifikasi dari BMKG, siklon tropis merupakan salah satu gangguan meteorologi yang disebabkan lantaran adanya titik bertekanan rendah di lautan yang mengakibatkan adanya badai dengan kekuatan yang besar dengan kecepatan rata-rata sebesar 150 hingga 200 km per jam. Secara teknis, siklon tropis diartikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum ± 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.


Lebih lanjut, siklon tropis mempunyai empat karakteristik dalam daur hidupnya. Hal ini dimulai dari proses pembentukan hingga memudarnya siklon tropis. Berikut ini disajikan empat proses pembentukan siklon tropis, yaitu:



  1. Tahap Formasi


Pada tahapan pertama ini, siklon tropis ditandai dengan adanya turbulensi di lapisan atmoster. Berdasarkan pengamatan gambaran satelit cuaca, turbulensi atau gangguan udara ini ditunjukkan dengan adanya pembentukan awan-awan kumulonimbus di area konventif. Di area ini selanjutnya mulai muncul ujung sirkulasi perawanan yang berbentuk spiral.



  1. Tahap Pra-Sempurna


Di tahapan kedua ini, pembentukan awan melingkar yang berbentuk spiral sudah mulai berpengaruh atau wilayah ini sudah berbentuk relatif bulat. Peningkatannya ditandai dengan tekanan udara permukaan yang turun mencapai kurang dari 1000 mb secara simulan dan kecepatan angin maksimum yang meningkat ialah sebesar ≥ 34 knot atau 63 km/jam. Kecepatan angin dengan kecepatan maksimum sudah berpusat di cincin-cincin yang mengelilingi sentra sirkulasi siklon. Dan, pada tahapan ini mata siklon sudah mulai nampak terlihat.



  1. Tahap Sempurna


Pada tahapan ketiga ini, siklon tropis sudah terbentuk secara tepat dan cenderung stabil. Di potongan sentra siklon, tekanan udaranya sangat minimal dan di sekililing sentra siklon kecepatan angin sangat maksimal dan berputar secara konstan. Secara perlahan, sentra sirkulasi siklonik dan area yang mempunyai kecepatan angina maksimal sudah meluas dan menunjukkan kondisi perawanan yang teratur dan lebih simetris. Selain itu, mata siklon sudah nampak dengan mata telanjang pada ketika siklon tropis sudah semakin kuat. Siklon tropis ini ditandai dengan area dengan suhu paling hangat di tengah-tengah sistem perawanan yang mempunyai angin permukaan yang hening dan dikelilingi oleh dinding perawanan konvektif tebal di sekelilingnya. Tahapan tepat ini biasanya hanya bisa bertahan selama kurang lebih 24 jam sebelum masuk ke tahap pelemahan.



  1. Tahap Pelemahan


Pada potongan terakhir siklus hidup siklon tropis ini, sentra siklon yang mempunyai suhu hangat sudah mulai menghilang dan tekanan udara mulai meningkat dan area dengan kecepatan angin maksimum sudah meluas dan melebar menjauh dari sentra siklon. Tahap pelemahan sanggup terjadi dengan cepat jikalau siklon tropis melalui wilayah yang tidak mendukung bagi pertumbuhannya, menyerupai pada ketika siklon tropis mulai memasuki wilayah perairan dengan garis lintang yang tinggi atau berada di kawasan kutub dengan suhu muka bahari yang hambar atau masuk ke daratan. Hal ini sanggup ditunjukkan dari gambaran satelit cuaca bahwa area konvektif pada siklon tropis sudah berkurang dan turbulensi perawanan mulai menghilang secara perlahan.


Dari empat tahapan tersebut diatas maka, proses penyebab terjadinya siklon tropis sanggup di jelaskan sebagai berikut ini:



  1. Terjadi di kawasan dengan iklim tropis dimana suhu udara sangat hangat dan basah;

  2. Terjadi di kawasan perairan dengan suhu muka bahari (sst) yang cukup panas ialah dengan suhu > 26˚C;

  3. Parameter Gaya Coriolis harus lebih besar dari nilai minimum yang terdapat pada garis lintang 5˚ di belahan bumi bagia.n utara dan selatan;

  4. Adanya pergeseran angin vertikal yang lemah didalam arus troposferik yang tebal;

  5. Adanya asupan energi dari konvergensi arus udara secara terus menerus untuk pembentukan siklon tropis;

  6. Memerlukan adanya kelembaban udara pada lapisan troposfer menegah yang cukup besar;

  7. Terjadi di kawasan perairan dengan kedalaman lebih dari 60 meter;

  8. Kondisi lapisan atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus;

  9. Lapisan atmosfer yang relatif lembab dengan ketinggian sekitar 5 km di atas permukaan laut;

  10. Lokasi pembentukan siklon tropis haruslah berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari garis khatulistiwa;

  11. Terjadinya turbulensi atau gangguan di lapisan atmosfer yang bersahabat dengan permukaan bumi ialah berupa angin yang berpusar dan disertai dengan sirkulasi angin;

  12. Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian yang tidak terlalu besar lantaran perubahan kondisi angin yang besar akan mengakibatkan pembentukan siklon tropis yang tidak sempurna.


Selain sebab-sebab tersebut di atas, siklon tropis yang terjadi belakangan ini disinyalir mempunyai kaitan yang berpengaruh dengan pemanasan global atau global warming yang mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi cukup umur ini dan mencairnya lapisan es di kawasan kutub. Selain itu, berkurangnya lapisan ozon juga menjadi pemicu semakin seringnya muncul siklon-siklon yang lain di beberapa belahan bumi. Hal  ini menyerupai yang diungkapkan oleh Anthes et al (2006) menurut pengamatan mereka akhir-akhir ini yang menyatakan adanya peningkatan intensitas siklon tropis akhir adanya pemanasan global.


Lebih lanjut, Knutson dan Tuleya (2004) mengungkapkan bahwa adanya peningkatan intensitas siklon terjadi lantaran dua elemen iklim ialah kecepatan angin dan curah hujan yang sangat erat berkaitan dengan jumlah, lintasan, dan intensitas siklon tropis. Perubahan suhu muka bahari yang berada di empat kawasan lautan yang menjadi sentra terjadinya siklon tropis, ialah Samudera Pasifik Barat Laut, Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik Timur Laut, dan Samudera Hindia, mempunyai suhu yang sangat bervariasi, sekitar 0,8 °C hingga hingga 2,4°C. Adanya variasi perubahan suhu muka bahari di ke-empat kawasan samudera ini menghasilkan peningkatan rata-rata sebesar 6% terhadap kecepatan angin maksimum dalam sistem siklon tropis.


Demikianlah klarifikasi mengenai penyebab terjadinya siklon tropis agar bermanfaat dan sanggup menjadi contoh dalam mencegah atau mencurigai terjadinya siklon tropis.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com